26 III. METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENGUMPULAN DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian kuesioner dan wawanara dengan sebagian masyarakat di Kabupaten Bogor. Poin-poin pertanyaan sudah terantum dalam lembaran kuesioner. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber, seperti BAZ Kabupaten Bogor, buku, internet, dan dari hasil studi lainnya. 3.2. METODE PENARIKAN SAMPEL Sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar, atau bagian keil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010). Dalam penelitian kali ini, populasinya adalah warga Kabupaten Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan bahwa responden adalah orang yang diperkirakan sebagai wajib zakat. Menurut Santoso (2010), jumlah sampel yang dianjurkan pada analisis faktor adalah antara 50-100. Penulis mengambil sampel sebanyak 100 orang, hal ini didasari pada keterbatasan waktu, sumberdaya, dan biaya yang dihadapi oleh penulis. 3.3. VARIABEL PENELITIAN Untuk mendapatkan data primer, responden diminta untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Bagian utama yang harus diisi oleh responden dalam kuesioner adalah yang berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan membayar zakat. Faktor-faktor ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muda, et al (2006), yaitu altruisme, tingkat keimanan, utilitas, kepuasaan diri, dan faktor organisasi. Variabel-variabel yang terdapat dalam setiap faktor memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Pada faktor keimanan maka hal
27 ini berkaitan dengan perintah dari Allah tentang wajibnya berzakat, yakin adanya balasan berupa surga bagi yang melaksanakannya, dan hukuman di neraka bagi yang enggan membayar zakat (padahal ia mampu). Faktor penghargaan berkaitan dengan keuntungan yang diperoleh wajib zakat. Keuntungan ini dapat berupa sambutan yang baik dari masyarakat, atau harapan untuk mendapatkan rezeki yang lebih baik setelah berzakat. Faktor alturisme berkaitan dengan seberapa besar pengaruh tingkat keyakinan agama atau nilai moral memengaruhi individu dalam membayar zakat. Variabel yang masuk dalam faktor ini diantaranya adalah variabel seseorang membayar zakat karena ingin bersyukur kepada dan juga variabel ingin hartanya menjadi bersih dengan berzakat. Pada faktor kepuasan diri, terkandung variabel-variabel sebagai berikut: (1) Gemar meningkatkan kondisi ekonomi fakir miskin, dan (2) Ingin berupaya menjadi teladan bagi orang lain. Faktor organisasi menilai kemampuan organisasi dalam menyerap zakat dari masyarakat. Variabel-variabel yang termasuk ke dalam faktor ini diantaranya adalah tingkat keakapan organisasi zakat dalam mengumpulkan dana zakat dan menyalurkannya kembali dan organisasi zakat yang transparan dalam administrasi. Faktor-faktor beserta variabel yang terkandung di dalamnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Variabel penelitian No Faktor Variabel 1 Keimanan Sholat fardhu lima kali dalam satu hari Sholat fardhu berjamaah di mesjid Kewajiban berzakat Kemampuan menghitung zakat Rutin membaa buku agama Rutin ikut pengajian Peraya dengan semua balasan
28 Tabel 5. Variabel penelitian (lanjutan) No Faktor Variabel 2 Penghargaan Agar disebut dermawan Agar mendapat kemudahan rezeki Sambutan dari lingkungan yang baik. 3 Altruisme Perasaan iba terhadap fakir miskin Zakat sebagai upaya bersyukur Membersihkan harta Kegemaran membantu fakir miskin Perasaan bersalah jika tidak membayar zakat 4 Kepuasan diri Kegemaran meningkatkan kondisi ekonomi fakir miskin Menyadari bahwa ada hak orang lain dalam harta pribadi Berperan menjadi ontoh yang baik bagi orang lain. 5 Organisasi Tingkat keakapan organisasi zakat Organisasi zakat yang transparan Kenyamanan membayar zakat di organisasi zakat Sosialisasi melalui media massa, elektronik atau langsung Pemotongan gaji melalui institusi tempat seseorang bekerja. 3.4. METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA Proses analisis faktor menoba untuk menemukan hubungan antara sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga nantinya dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Jika pada suatu penelitian digunakan 20 variabel yang independen satu sama lain, maka dengan menggunakan alat analisis faktor, variabel-variabel tersebut dapat diringkas menjadi 5 variabel baru. Kelima variabel tersebut dinamakan faktor, yang dalam faktor tersebut terdapat variabel-variabel yang saling berhubungan satu sama lain dan menerminkan variabel-variabel aslinya. (Santoso, 2010) Fungsi utama dari teknik analisis faktor adalah sebagai berikut: (1) untuk mengurangi jumlah variabel dan (2) untuk mendeteksi struktur yang terdapat dalam hubungan antara variabel, maksudnya adalah untuk
29 mengklasifikasikan variabel. Oleh karena itu, analisis faktor juga diterapkan sebagai pereduksi data atau sebagai metode dalam mendekteksi struktur dalam variabel-variabel (istilah analisis faktor pertama kali diperkenalkan oleh Thurstone, 1931). Melalui analisis faktor dapat diketahui faktor yang unggul atau yang dominan dari beberapa variabel yang akan dipilih. Analisis faktor juga dapat membedakan variabel prioritas yang diurut berdasarkan hasil analisis tersebut. (Enas, 2011) Model analisis faktor adalah sebagai berikut: X 1 = 11 F 1 + 12 F 2 + 13 F 3 + + 1m F m + ε X 2 = 21 F 1 + 22 F 2 + 23 F 3 + + 2m F m + ε 2 X 3 = 31 F 1 + 32 F 2 + 33 F 3 + + 3m F m + ε 3 atau X p = p1 F 1 + p2 F 2 + p3 F 3 + + pm F m + ε p X X X X 1 2 3 11 21 31 p1 p 12 22 32 p2 13 23 33 p3 (p x 1) (p x m) (m x1) Keterangannya adalah sebagai berikut: 1m F1 1 2m F2 2 3m F3 3 pm Fm p X 1, X 2,, X p adalah variabel asal. F 1, F 2,, F m adalah faktor bersama (ommon fator). ij adalah bobot (loading) dari variabel asal ke-i pada faktor ke-j. ε 1, ε 2,, ε p adalah error. Hubungan antara varians variabel asal dengan varians faktor dan varians error adalah sebagai berikut: var(x i ) = varians yang dijelaskan oleh faktor untuk variabel asal ke-i + var(error) = ommunality + speifi variane
30 h 2 = i i ( ) 2 2 2 2 = i1 i2 i3 im i Besarnya bobot ij dapat diduga dengan menggunakan metode komponen utama atau dengan kemungkinan maksimum (maximum likelihood). Metode komponen utama terbagi menjadi dua metode yaitu non-iteratif dan iteratif. Nilai dugaan ij yang diperoleh dengan metode non-iteratif adalah: ij a ji j atau ij a ji j s x i untuk variabel asal yang dibakukan dan adalah bobot (loading) dari variabel asal ke-i pada faktor ke-j. uj a ji adalah koefisien variabel asal ke-i untuk komponen utama ke-j. adalah j eigen value untuk komponen utama ke-j. s x i adalah simpangan baku (standard of deviation) variabel asal ke-j. Ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi dalam analisis faktor, yaitu sebagai berikut: 1. Korelasi atau keterkaitan antar variabel harus kuat. Hal ini dapat diketahui dari nilai determinannya yang mendekati nol. Nilai determinan dari matriks korelasi yang elemen-elemennya mempunyai matriks identitas akan memiliki nilai determinan sebesar satu. 2. Indeks perbandingan jarak antara koefisien dengan koefisien korelasi parsialnya seara keseluruhan harus keil. Hal ini dapat diidentifikasi dengan nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). KMO adalah salah satu indeks perbandingan jarak antara koefisien dengan koefisien korelasi parsialnya seara keseluruhan. Nilai KMO harus 0,5 agar analisis faktor dapat dilakukan. Selain dengan KMO juga digunakan Measure of Sampling Adequay (MSA). Syarat analisis faktor dapat dilakukan adalah memiliki nilai
31 MSA 0,5. Jika ada variabel yang memiliki nilai MSA < 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu. Pada penelitian kali ini, data yang dianalisis terdiri dari beberapa variabel yang diduga dapat memengaruhi seseorang untuk membayar zakat. Penelitian ini menggunakan skala likert agar data kualitatif dapat dikuantitatifkan, skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari variabel instrumen yang menggunakan skala likert terdiri dari lima tingkat, yaitu sangat setuju, setuju, ukup setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Kelima penilaian tersebut diberi skor sebagai berikut: 1. Jawaban sangat setuju diberi skor 5 2. Jawaban setuju diberi skor 4 3. Jawaban ukup setuju diberi skor 3 4. Jawaban tidak setuju diberi skor 2 5. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1 Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis faktor dengan software SPSS versi 17 adalah sebagai berikut: 1. Uji kelayakan data dengan melihat nilai indeks Kaiser Meyer-Olkin (KMO), agar dapat dilihat kelayakan data tersebut untuk penelitian. 2. Melihat jumlah faktor yang terbentuk pada tabel total variane explained. 3. Melihat faktor-faktor apa saja yang masuk ke dalam suatu faktor pada tabel rotated omponent matrix berdasarkan fator loading terbesar.