Pengaturan Tata Kelola Gas Bumi dalam UU Migas dan Kesesuaiannya dengan Konstitusi

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

Desain Tata Kelola Kelembagaan Hulu Migas Menuju Perubahan UU Migas Oleh: Wiwin Sri Rahyani * Naskah diterima: 13 April 2015; disetujui: 22 April 2015

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 65/PUU-X/2012 Tentang Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi Oleh Negara

I. PEMOHON Serikat Pekerja PT. PLN, selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Mohammad Yusuf Hasibuan Reiza Aribowo

Brief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil

Pembentukan Badan Usaha Milik Negara Khusus (Bumn-K) Untuk Pengelolaan Minyak Dan Gas Bumi, Tepatkah? Oleh : Muhammad Yusuf Sihite *

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN BP MIGAS

DPD RI, BUBARKAN ATAU BENAHI?? Oleh: Moch Alfi Muzakki * Naskah diterima: 06 April 2016; disetujui: 15 April 2016

KONSOLIDASI PENGUATAN PEMERINTAH MELALUI PERBAIKAN TATA KELOLA MIGAS

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 001/PUU-I/2003

BAB V PENUTUP. Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang

Konstitusionalisme SDA Migas. Zainal Arifin Mochtar Pengajar Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 17/PUU-XIV/2016 Kewenangan Daerah dan Penyediaan Tenaga Listrik

PEDOMAN PELAKSANAAN PASAL 51 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN. Peranan negara dalam kegiatan ekonomi dapat diwujudkan dengan

FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM)

LAPORAN. Kajian Pendalaman. Perkara Nomor 12/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 111/PUU-XIII/2015 Kekuasaan Negara terhadap Ketenagalistrikan

ASAS HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG UNDANG-UNDANG MIGAS DAN KETENAGALISTRIKAN *

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN

KEPUTUSAN KOMISI NO. 89/2009. Tentang Pengaturan Monopoli Badan Usaha Milik Negara

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 063/PUU-II/2004

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA KEDAULATAN ENERGI

PSE UGM YOGYAKARTA, 25 AGUSTUS 2014

Kelembagaan Ekonomi di Indonesia (Ekonomi Pancasila, Ekonomi Kerakyatan)

PENGUJIAN UU TERHADAP UUD. Riana Susmayanti, SH. MH

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA EKSEMINASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 42/PUU-X/2012 Tentang Penentuan Harga BBM Bersubsidi

POSITION PAPER TATA KELOLA MIGAS NASIONAL MERAH PUTIH SESUAI UUD Mantan Pertamina (Kelompok Poverep) April 2013

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

MELIHAT 10 TAHUN PERJALANAN UU MIGAS DIKAITKAN DENGAN INISIATIF RUU MIGAS

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 42/PUU-X/2012 Tentang Penentuan Harga BBM Bersubsidi

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. 1 Oleh karena itu, pencaharian bertani dan berkebun, 2

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XIV/2016 Pembatalan Perda Oleh Gubernur dan Menteri

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

The Judicial Activism of Constitutional Court in Practice of Unbundling System on Article 33 of the Constitution. By: Ferin Chairysa

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 010/PUU-IV/2006 Perbaikan Tgl 13 Juni 2006

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PENUTUP. UU Migas adalah UU yang lahir disebabkan, karena desakan internasional dalam

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

EKSISTENSI DAN PROSPEK UUPA SEBAGAI PERATURAN DASAR AGRARIA NASIONAL

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

DASAR HUKUM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 87/PUU-XIII/2015 Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Bidang Ketenagalistrikan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

SOSIALISASI PERLINDUNGAN KONSUMEN MIGAS

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang. kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDA PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 85/PUU-XI/2013, TGL 18 FEBRUARI 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 4/PUU-XIII/2015 Penerimaan Negara Bukan Pajak (Iuran) Yang Ditetapkan Oleh Peraturan Pemerintah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 79/PUU-XIII/2015 Ketentuan Tidak Memiliki Konflik Kepentingan Dengan Petahana

Analisis Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Mengeluarkan Putusan Yang Bersifat Ultra Petita Berdasarkan Undang-Undangnomor 24 Tahun 2003

PENGATURAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA,

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KONSTELASI KESELAMATAN MIGAS LINGKUP PENANGANAN KESELAMATAN PADA KEGIATAN USAHA MIGAS

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XI/2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XI/2013 Tentang Penetapan Batam, Bintan dan Karimun Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 87/PUU-XIII/2015 Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Bidang Ketenagalistrikan

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 4 (2014) Copyright 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

Gas alam merupakan komoditas strategis yang menguasai hajat hidup

I.PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan bersama bangsa-bangsa dewasa ini semakin tidak mengenal batas

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA: Upaya Untuk Menata Kembali Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia Oleh: Zaqiu Rahman *

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Salah satu elemen penting penunjang pertumbuhan ekonomi adalah

LAPORAN TIM ANALISA DAN EVALUASI HUKUM HAK PENGUASAAN NEGARA TERHADAP SUMBER DAYA ALAM (UU NO. 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 35/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan DPR Dalam Pembahasan APBN dan APBN-P

PENGUJIAN UU BPJS TERHADAP UUD (Keterangan Ahli Dalam Sidang Pengujian UU BPJS di MKRI. tanggal 10 Februari 2015)

URGENSI MENYEGERAKAN PEMBAHASAN RUU KITAB HUKUM PEMILU Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 17 Juli 2016; disetujui: 15 September 2016

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

LIBERALISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis hukum kegiatan..., Sarah Salamah, FH UI, Penerbit Buku Kompas, 2001), hal. 40.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XVI/2018 Pengendalian Impor Komoditas Perikanan dan Garam

BAB I PENDAHULUAN. hukum dikenal adanya kewenangan uji materiil (judicial review atau

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 136/PUU-XIII/2015 Pembagian Hak dan Kewenangan Pemerintah Kabupaten Dengan Pemerintah Pusat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

Transkripsi:

Pengaturan Tata Kelola Gas Bumi dalam UU Migas dan Kesesuaiannya dengan Konstitusi Mailinda Eka Yuniza, S.H., LL.M PSE-UGM Yogyakarta, 25 Agustus 2014

TATARAN PENGELOLAAN ENERGI TATARAN (Domain) KONSTITUSI-LEGISLASI-REGULASI PROGRAM KEBIJAKAN Negara (MPR) KONSTITUSI UUD 1945 Usulan Amandemen PLATFORM POLITIK PRESIDEN (SBY) DPR dan Pemerintah LEGISLASI ENERGI UU BIDANG ENERGI RUU PROGRAM KABINET INDONESIA BERSATU (Pelaksanaan Platform) Pemerintah REGULASI ENERGI PERATURAN PEMERINTAH PERPRES PERMEN PUBLIK RPP PROGRAM SEKTOR ENERGI Melaksanakan KEN Menyiapkan Menyiapkan Legislasi Regulasi Energi Melaksanakan Regulasi Energi KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL (KEN)

REGULASI TATA KELOLA GAS BUMI DI INDONESIA Pengaturan gas di Indonesia berakar dari ketentuan Konstitusi yaitu Pasal 33 UUD 1945. Selanjutnya gas diatur melalui beberapa peraturan perundang-undangan di bawah UUD 1945 seperti: Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi (UU 22/2001 Tentang Migas), Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (PP35/2004), Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (PP36/2004), peraturan perundang-undangan lainnya yang merupakan perubahan dari peraturan perundang-undangan tersebut dan juga peraturanperaturan pelaksanaan

UU No 22 Tahun 2001 Tentang Migas Terdiri dari 14 bab dan 67 Pasal Dikeluarkan hampir bersamaan dengan UU Ketenagalistrikan, diajukan Judical Review ke MK hampir bersamaan dengan JR terhadap UU Ketenagalistrikan Ditengarai sarat akan pesan liberalisasi: Migas bukan sebagai komoditi strategis, melainkan sebagai komoditi pasar, Penetapan harga sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar Unbundling secara vertikal antara kegiatan hulu dan hilir

hakikat pengelolaan gas bumi menurut konstitusi Gas merupakan salah satu cabang produksi yang penting bagi negara dan oleh karena itu pengelolaannya tunduk ke dalam pengaturan Pasal 33 UUD 1945 Berdasarkan Ps 33 (2) dan (3), dikuasai oleh negara dan sebesar-besar kemakmuran rakyat menjadi kunci terkait pengelolaan gas di Indonesia.

Penjelasan Pasal 33 UUD 1945 penjelasan Pasal 33 UUD 1945 menyatakan:... Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai Negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasnya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh di tangan orang seorang.. Jika ditafsirkan secara eksesif dapat dikatakan bahwa pengelolaan sumber daya yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus bertujuan menyejahterakan rakyat dan menghindari liberalisasi mengingat dalam liberalisasi ada kemungkinan orang seorang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindas.

Putusan MK terkait pengujian UU Nomor 20 Tahun 2002 Tentang Ketenagalistrikan Penguasan Negara haruslah dapat memberikan ketersediaan yang cukup, distribusi yang merata dan terjangkaunya harga bagi orang banyak. Liberalisasi? Mekanisme Pasar -- kompetisi --- harga lebih murah MK berpendapat bahwa keyakinan mekanisme pasar adalah model terbaik dan secara otomatis dapat memenuhi tiga unsur yang terkandung dalam penguasaan Negara adalah sebuah penyederhanaan logika yang jauh dari kenyataan. Karena hal tersebut barulah dapat dicapai dengan adanya mekanisme pasar yang sempurna dan hal tersebut sangatlah sulit untuk dicapai.

Putusan MK terkait pengujian UU Nomor 20 Tahun 2002 Tentang Ketenagalistrikan kata dikuasai oleh Negara haruslah dimaknai: kebijakan (beleid) dan tindakan pengurusan (bestuursdaad), pengaturan (regelendaad), pengelolaan (beheersdaad) dan pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Putusan MK terkait pengujian UU Nomor 20 Tahun 2002 Tentang Ketenagalistrikan Unbundling: Pemisahan jenis Usaha (mis: hulu-hilir) Unbundling: mereduksi makna dikuasai oleh Negara untuk cabang cabang produksi yang penting yang menguasai hajat hidup orang banyak karena merupakan suatu pembatasan dan penyempitan kewenangan atau kekuasaan Negara dalam menguasai listrik sebagai cabang produksi penting Negara.

Putusan MK terkait pengujian UU Nomor 20 Tahun 2002 Tentang Ketenagalistrikan Selain itu, konsep unbundling ini diyakini hanya memicu para pihak-pihak swasta yang hanya ingin memanfaatkan usaha listrik di bidang tertentu (Free Rider).

Putusan MK terkait pengujian UU Nomor 20 Tahun 2002 Tentang Ketenagalistrikan Di akhir putusannya dinyatakan secara gamblang bahwa konsep unbundling yang menajadi jantung dalam UU Ketengalistrikan ini, UU No 20 Tahun 2002, menjadi sebuah penyakit besar yang melawan konstitusi dan oleh karena itu, dalam rangka penyelamatan, perlindungan dan pengembangan lebih lanjut BUMN atau PLN sebagai aset Negara dan bangsa agar lebih sehat yang selama ini telah berjasa memberikan pelayanan kelistrikan, mahkamah memutuskan bahwa konsep Unbundling bertentangan dengan dasar Negara yang tertulis dalam pasal 33 UUD 1945.

Bandingkan dengan UU Migas Indonesia : No precedent -- yes Tipikal usaha gas = listrik = padat modal Baik Unbundling pada UU Ketenagalistrikan dan UU Migas (dan turunannya) telah mempersempit dan mereduksi hak menguasai negara Unbundling dalam UU Migas = Tidak Dibatalkan MK

Kesesuaian UU Migas dengan Konstitusi Telah dilakukan Judicial Review oleh MK terkait UU Migas (telah dilakukan 4 kali JR terhadap UU Migas) Dalam putusan MK no 002/PUU.V/2007, MK mengabulkan sebagian permohonan pemohon. MK berusaha menjaga agar tidak terjadi reduksi yang nyata terhadap hak menguasai negara.

Kesesuaian UU Migas dengan Konstitusi Pasal 12 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 menyatakan, Menteri menetapkan Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang diberi wewenang melakukan kegiatan usaha Eksplorasi dan Eksploitasi pada Wilayah Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). Para pemohon review mendalilkan bahwa keberadaan pasal ini akan memberikan kesempatan kepada perusahaan migas asing untuk menguasai industri migas nasional. Terkait hal tersebut, menurut Mahkamah Konstitusi kita harus kembali kepada konsep bahwa hak menguasai negara (penguasaan terhadap SDA) hanya boleh dilakukan oleh pemerintah dan tidak dapat didelegasikan kepada selain pemerintah. Oleh karena itu, pelimpahan kewenangan oleh pemerintah kepada Badan Usaha atau Badan Usaha Tetap adalah salah

Kesesuaian UU Migas dengan Konstitusi Pasal 22 ayat (1): Penentuan pagu atas (25%) dalam pembagian hasil produksi minyak dan gas dihapus. Hal ini menunjukkan bahwa MK concern bahwa produksi Migas harus diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Pasal 28 (2) dan (3) yang menyerahkan penentuan harga pada mekanisme pasar dan memberikan tanggung jawab pemerintah kepada gol masy ttt dinyatakan bertentangan dengan konsep demokrasi ekonomi. MK menyatakan bahwa harga harus ditetapkan pemerintah

Kesesuaian UU Migas dengan Konstitusi Melihat ketiga poin yang dibatalkan MK tsb nampak bahwa semangat liberalisasi dlm UU Migas cukup kuat. Semangat liberalisasi tersebut semakin kuat dengan masuknya konsep unbundling. Dalam review tsb sebenarnya sempat dibawa konsep unbundling. Namun hal ini ditolak oleh MK karena dalam memahami Ps 10 UU Migas harus dilihat tujuannya untuk menghindari monopoli yg dapat merugikan rakyat. Namun, BUMN harus mendapat prioritas sehingga penguasaan negara diharapkan menjadi lebih kuat Dalam Putusan MK No.36/PUU.X/2012, MK memutuskan pembubaran BP Migas.

Putusan MK No.36/PUU.X/2012 Membatalkan 9 pasal dlm UU 22/01, antara lain Ps 1 angka 23, Ps 4 (3), 41(2), 44, 45, 48 (1), 59 huruf a,61 dan 63. Review diajukan oleh 30 tokoh dan 12 ormas Ada 6 isu utama yang diajukan, a.l: kedudukan BP Migas, KKS, Unbundling, frase melalui persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan

Fakta Gas = Listrik - perisable -- harus segera dikirim ke konsumen stlh di produksi Gas bsft perisable - karakteristik geografis Indonesia yang menggambarkan terdistribusinya lokasi penghasil gas dan pengguna gas memberikan tantangan tersendiri yang tidak dihadapi oleh negara lain. Gas -- digunakan industri vital ex: pupuk, listrik dan migrasi BBM ke gas Bagi Indonesia, gas merupakan salah satu sumber energi kedua terbesar (24%) setelah minyak bumi (47%). Alternatif energi lain seperti nuklir dan renewable belum berkembang

Kesimpulan UU Migas terutama terkait penerapan unbundling dan open acces sangat sarat terhadap pesan liberalisme. Penerapan unbundling di UU Ketenagalistrikan dibatalkan oleh MK Beberapa ketentuan pokok di UU Migas dibatalkan oleh MK Kehadiran UU Migas yang baru yang sesuai dengan pesan Ps 33 UUD 1945 sangatlah dibutuhkan