BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. sesuatu yang berkenaan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. gejala, baik statistik deskriptif maupun statistik infrensial. Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Siswa-siswi SMP N 1 Besitang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penilitian, (b)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. ini, maka dalam bab ini akan diuraikan mengenai : (a) identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu penelitian yang prosesnya banyak menggunakan angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 2. Variabel bebas : Pola asuh overpotective

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (C). Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel (D). Metode. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai metode penelitiannya. Adapun pembahasan dalam metode penelitian ini. A. Tipe Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian untuk membahas masalah-masalah yang dihadapinya dengan terlebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif ada tiga yaitu : eksperimen, survei, dan content analysis. Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variable Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan. Suatu penelitian akan memberi hasil dan kesimpulan yang benar bila

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SMP Negeri 5 Stabat. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 1992). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas : Persepsi terhadap Interaksi Sosial dalam Facebook 2. Variabel tergantung : Cemburu pada pasangan B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2010). Adapun definisi dari variabel - variabel penelitian ini adalah: 1. Persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook Persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook adalah proses penilaian seseorang yang bersifat subjektif dalam memperoleh, memperhatikan dan menafsirkan informasi yang dilihat secara selektif dalam interaksi sosial yang dilakukan pasangannya melalui situs jejaring sosial Facebook. Persepsi terhadap Interaksi sosial dalam Facebook dalam penelitian ini diungkap menggunakan

29 skala yang disusun oleh peneliti, berdasarkan aspek-aspek persepsi dari teori Walgito (2003) yaitu pikiran, perasaan, dan situasi sosial. Semakin tinggi skor pada skala persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook ini menunjukkan semakin positif persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook dan sebaliknya semakin rendah skor pada skala persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook menunjukkan semakin negatif persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook. 2. Cemburu pada pasangan Cemburu pada pasangan adalah perasaan terancam oleh kehadiran pihak ketiga dan takut kehilangan dalam suatu hubungan romantis. Data tentang cemburu ini diungkap dengan menggunakan skala yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek cemburu dari teori yang dikemukakan Pines (1998) yaitu pikiran, emosi dan perilaku. Semakin tinggi skor pada skala cemburu ini menunjukkan semakin tinggi cemburu yang dirasakan subjek dan sebaliknya semakin rendah skor pada skala cemburu menunjukkan semakin rendah cemburu yang dirasakan subjek. C. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain.

30 Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu (Azwar, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah siapa saja yang memiliki pasangan yang menggunakan situs jejaring sosial Facebook sebagai salah satu sarana untuk berinteraksi. Yang dimaksud pasangan yaitu subjek yang menyatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk berpacaran dan memiliki pasangan yang dalam sehari waktu yang digunakan untuk membuka Facebook minimal 1 jam, minimal sekali update status dan telah memiliki Facebook minimal 2 bulan. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Surakarta. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi (Hadi, 2000). Sampel merupakan bagian dari populasi, tentulah harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Incidental Sample dengan ciri-ciri : a. Subjek yang menyatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk berpacaran, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. b. Usia 17 24 tahun. c. Memiliki pasangan yang dalam sehari waktu yang digunakan untuk membuka Facebook minimal 1 jam, minimal sekali update status dan telah memiliki Facebook minimal 2 bulan. d. Bertempat tinggal di wilayah Kota Surakarta.

31 3. Teknik sampling Teknik pengambilan sampel pada hakikatnya adalah cara-cara untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi, hal ini dapat dicapai kalau diperoleh sampel yang representatif yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya (Suryabrata, 1992). Untuk memperoleh data subjek yang sesuai dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sudah ditentukan sebelumnya maka Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Incidental Non Random Sampling. Purposive berarti pemilihan subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang dipandang mempunyai hubungan erat yaitu : a. Subjek yang menyatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk berpacaran, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. b. Usia 17 24 tahun. c. Memiliki pasangan yang dalam sehari waktu yang digunakan untuk membuka Facebook minimal 1 jam, minimal sekali update status dan telah memiliki Facebook minimal 2 bulan. d. Bertempat tinggal di wilayah Kota Surakarta. Incidental yaitu sampling kebetulan, dalam teknik sampling ini yang dijadikan anggota sampel adalah apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai peneliti sesuai ciri-ciri yang telah ditentukan.

32 D. Metode pengumpulan data Menurut Azwar (2010), metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian bertujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Arikunto (2006) mengatakan bahwa metode tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Suryabrata (1992), menjelaskan bahwa untuk menentukan kualitas data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitiannya, karena itu alat pengambil data itu harus mendapatkan penggarapan yang cermat. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala. Skala sebagai alat ukur psikologi sebagaimana dikemukakan oleh Azwar (2009), yaitu : a. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur, melainkan indikator-indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. b. Atribut psikologi diungkap secara tidak langsung melalui indikatorindikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem. c. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguhsungguh, hanya saja jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula. 1. Skala persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook Skala persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook ini disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek persepsi dari teori yang dikemukakan oleh Walgito (2003) yaitu pikiran, perasaan, dan situasi sosial.

33 Tabel 1. Rancangan Skala Persepsi terhadap Interaksi Sosial dalam Facebook No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Favorable Unfavorable 1. Pikiran 3, 6, 21, 23, 26, 29, 31 14, 22, 27, 30, 34, 37, 38 14 2. Perasaan 1, 11, 15, 24, 25, 28 4, 7, 16, 17, 18, 35, 36 13 3. Situasi Sosial 2, 5, 9, 10, 12, 20, 40 8, 13, 19, 32, 33, 39 13 Jumlah 20 20 40 Metode yang digunakan dalam penyusunan skala ini menggunakan empat kriteria jawaban. Jawaban subjek bergerak dari nilai satu sampai dengan empat, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Skala disusun dalam dua jenis aitem, yaitu yang mendukung pernyataan atau favorable dan aitem yang tidak mendukung pernyataan atau unfavorable. a. Pernyataan yang mendukung atau favorable adalah ketika jawaban subjek searah dengan variabel yang hendak diukur atau diteliti, diberikan nilai 4, 3, 2, 1. Pernyataan yang sangat sesuai (SS) diberi nilai atau skor 4, sesuai (S) nilainya 3, tidak sesuai (TS) nilainya 2, sangat tidak sesuai (STS) nilainya 1. b. Pernyataan yang tidak mendukung atau unfavorable adalah ketika jawaban subjek tidak searah dengan variabel yang hendak diukur atau diteliti, diberikan nilai 1, 2, 3, 4. Pernyataan yang sangat sesuai (SS) diberi nilai atau skor 1, sesuai (S) nilainya 2, tidak sesuai (TS) nilainya 3, sangat tidak sesuai (STS) nilainya 4.

34 2. Skala cemburu pada pasangan Skala cemburu pada pasangan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek cemburu yang dikemukakan oleh Pines (1998) yaitu pikiran, emosi dan perilaku. Tabel 2. Rancangan Skala Cemburu pada pasangan No. Aspek Nomor Aitem Jumlah Favorable Unfavorable 1. Pikiran 3, 6, 15, 24, 28, 29, 34 14, 16, 22, 30, 33, 39 13 2. Emosi 1, 5, 8, 11, 20, 21, 32 4, 7, 10, 13, 19, 31, 35 14 3. Perilaku 12, 23, 26, 27, 36, 37 2, 9, 17, 18, 25, 38, 40 13 Jumlah 20 20 40 Metode yang digunakan dalam penyusunan skala ini menggunakan empat kriteria jawaban. Jawaban subjek bergerak dari nilai satu sampai dengan empat, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Skala disusun dalam dua jenis aitem, yaitu yang mendukung pernyataan atau favorable dan aitem yang tidak mendukung pernyataan atau unfavorable. a. Pernyataan yang mendukung atau favorable adalah ketika jawaban subjek searah dengan variabel yang hendak diukur atau diteliti, diberikan nilai 4, 3, 2, 1. Pernyataan yang sangat sesuai (SS) diberi nilai atau skor 4, sesuai (S) nilainya 3, tidak sesuai (TS) nilainya 2, sangat tidak sesuai (STS) nilainya 1. b. Pernyataan yang tidak mendukung atau unfavorable adalah ketika jawaban subjek tidak searah dengan variabel yang hendak diukur atau diteliti, diberikan nilai 1, 2, 3, 4. Pernyataan yang sangat sesuai (SS) diberi nilai atau skor

35 1, sesuai (S) nilainya 2, tidak sesuai (TS) nilainya 3, sangat tidak sesuai (STS) nilainya 4. E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Hadi (2000) mengatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang berarti mampu mengungkapkan apa yang hendak diungkapkan dan mengukur secara tepat apa yang hendak diukur. Hadi (2004), validitas adalah kejituan, ketepatan atau kekenaan pengukuran mengungkapkan gejala atau bagian-bagian gejala yang hendak diukur dan ketelitian, kesaksamaan atau kecermatan pengukuran dapat menunjukkan status atau keadaan gejala yang diukur dengan sebenarnya. Jadi ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas yaitu kejituan dan ketelitian. Uji validitas perlu dilakukan untuk mengetahui validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Disamping itu juga dengan melakukan uji validitas dapat diketahui jumlah aitem yang valid dan gugur sehingga apabila jumlah aitem yang gugur lebih banyak peneliti dapat melakukan perbaikan pada instrumen alat ukur yang digunakan. Pengolahan dilakukan sedikitnya dalam dua proses. Proses yang pertama adalah menghitung korelasi antara skor butir (X) dengan skor kompositnya, skor faktor (Y) melalui rumusan tangkar (product moment). Proses kedua adalah menghitung korelasi bagian-total melalui rumus korelasi bagian-total (part-whole

36 correlation). Teknik yang digunakan unuk mengukur yaitu Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Hadi, 2000) : r ² ² ² ² Keterangan : r : Koefisien korelasi antara skor aitem dengan skor total aitem. XY : Jumlah hasil perkalian antara skor tiap aitem dengan skor total aitem. X : Jumlah skor tiap aitem. Y : Jumlah skor total. X² : Jumlah kuadrat skor aitem. Y² : Jumlah kuadrat skor total aitem. N : Jumlah subyek penelitian. Untuk menghindari over estimate atau kelebihan bobot karena masuknya skor aitem ke dalam skor total maka perlu dikoreksi dengan menggunakan teknik korelasi Part Whole (Hadi, 2000) : r r SB SB V V 2 r SB SB Keterangan : r : Korelasi bagian total Part Whole. r xy : Korelasi momen tangkar. SB x : Simpangan baku bagian (butir). SB y : Simpangan baku total (komposit). V : Variansi bagian (butir). V : Variansi total. 2 : Bilangan konstanta. 2. Reliabilitas

37 Azwar (2007), reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Hadi (2000) mengatakan reliabilitas dilakukan untuk melihat andal atau tidaknya suatu alat ukur apabila diadakan pengamatan ulang hasilnya tetap atau stabil seperti yang diungkapkan semula. Penelitian ini menggunakan analisis varians Hoyt dalam menentukan reliabilitas (Hadi, 2000). Adapun rumus teknik analisis varians adalah : Keterangan : : Korelasi keandalan Hoyt. : Variansi subyek. : Variansi ralat / Variansi residu. 1 : Bilangan konstanta. Kelebihan dari teknik Hoyt (Hadi, 2000) yaitu: 1 / a. Dapat digunakan untuk butir-butir dikotomi dan non dikotomi. b. Tidak lagi terikat butir-butir yang tingkat kesukarannya seimbang atau hampir seimbang. c. Dapat digunakan untuk menguji tes ataupun angket. d. Jika ada jawaban yang kosong kasusnya dapat digugurkan. Perhitungan reliabilitas skala dihitung dengan menggunakan bantuan jasa program komputer paket SPS. 2000 (Seri Program Statistik) Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta, Indonesia, versi IBM/IN: Hak cipta (c) 2005, Di Lindungi Undang-Undang.

38 F. Metode Analisis Data Analisis data adalah cara seorang peneliti dalam mengolah data yang terkumpul sehingga dari hasil tersebut peneliti akan mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Hadi (2004) menyatakan statistik adalah caracara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisis data penelitian yang berwujud angka-angka. Lebih jauh daripada itu, statistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan yang benar dan untuk mengambil keputusan yang baik. Teknik data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah teknik Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Hadi, 2000) yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Distribusi nilai variabel yang diteliti membentuk distribusi normal atau setidak-tidaknya mendekati normal. b. Menguji korelasi antara dua variabel sinambung (interval atau rasio) dengan asumsi bahwa korelasi itu bersifat linier garis lurus. c. Memerlukan hanya dua masukan utama yaitu nomor-nomor rekaman dari variabel yang akan dicari korelasinya, variabel yang satu disebut variabel bebas X dan satunya lagi variabel terikat Y. Alasan peneliti menggunakan korelasi Product Moment yaitu : a. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook dengan cemburu pada pasangan.

39 b. Untuk mengetahui peranan variabel persepsi terhadap interaksi sosial dalam Facebook dengan cemburu pada pasangan. Adapun teknik rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Hadi, 2000) yaitu : Keterangan: r xy r ² ² ² ² : Koefisien korelasi antara Persepsi terhadap Interaksi sosial dalam Facebook dengan Cemburu pada pasangan. X : Jumlah skor X (Persepsi terhadap Interaksi sosial dalam Facebook). Y : Jumlah skor Y (Cemburu pada pasangan). XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X (Persepsi terhadap Interaksi sosial dalam Facebook) dan Y (Cemburu pada pasangan) semua subyek. N : Jumlah subyek. Perhitungan korelasi antara variabel Persepsi terhadap Interaksi sosial dalam Facebook dengan Cemburu pada pasangan akan dihitung menggunakan bantuan jasa program komputer paket SPS. 2000 (Seri Program Statistik) Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta, Indonesia, versi IBM/IN: Hak cipta (c) 2005, Di Lindungi Undang-Undang.