ANALISA EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR 4 TAK BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN ZAT ADITIF

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN.

Surya Didelhi, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 23-28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

Studi Eksperimental Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium dengan Prestone 0 to 60 Octane Booster terhadap Performance Motor 4 Langkah

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTALITE TERHADAP EMISI GAS BUANG UNTUK KENDARAAN RODA DUA 100 CC

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY)

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Akselerasi Dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

PENGARUH PEMAKAIAN MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN JENIS DAIHATSU HIJET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETANOL

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

Pengaruh Penggunaan Octane Booster Terhadap Emisi Gas Buang Mesin Bensin Empat Langkah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

: exhaust gas emissions of CO and HC, electric turbo, modified of air filter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA MESIN STUDI EKSPERIMEN PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002

ANALISA PENGARUH PENGATURAN VOLUME BIOETHANOL SEBAGAI CAMPURAN BAHAN BAKAR MELALUI MAIN JET SECARA INDEPENDENT TERHADAP EMISI PADA MESIN OTTO

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

ANALISIS KOMPOSISI GAS BUANG AKIBAT PERUBAHAN MAIN JET NOZZLE PADA SISTEM KARBURATOR MESIN


Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTAMAX 92 TERHADAP DAYA DAN EMISI GAS BUANG PADA HONDA VARIO TECHNO 125

Julius Hidayat, Agus Suyatno,Suriansyah, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 23-29

INFO TEKNIK Volume 5 No. 1, Juli 2004 (18-25)

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

APLIKASI TEKNOLOGI INJEKSI BAHAN BAKAR ELEKTRONIK (EFI) UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR. Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

SKRIPSI PENGARUH VARIASI RASIO KOMPRESI DAN PENINGKATAN NILAI OKTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN CATALYTIC CONVERTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR YAMAHA Rx-King TAHUN PEMBUATAN 2006

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

JURNAL ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN ZAT CAMPHOR PADA BAHAN BAKAR PREMIUM TERHADAP KINERJA MESIN MOTOR BENSIN (SUPRA X 125)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

Analisa Pengaruh Penggunaan Sensor Oksigen Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang CO Dan HC

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gas nitrogen dan oksigen serta gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Diantara

KAJI EKSPERIMENTAL GEET REACTOR SEBAGAI PENGGANTI KARBURATOR DALAM UPAYA PERBAIKAN KADAR EMISI GAS BUANG MOTOR SATU SILINDER 4-TAK

Transkripsi:

ANALISA EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR 4 TAK BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN ZAT ADITIF Siswantoro, Lagiyono, Siswiyanti Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Penggunaan kendaraan bermotor semakin bertambah dengan pesat, begitu pula emisi gas buang yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar emisi gas buang dari kendaraan bermotor. Salah satu inovasi yang dapat diambil adalah penambahan zat aditif dengan. Untuk melihat pengaruh campuran dengan variasi penambahan zat aditif terhadap emisi gas buang yang dihasilkan dilakukan pengujian empat jenis bahan bakar yaitu tanpa zat aditif, campuran dengan zat aditif 5 ml, 7 ml dan 9 ml. pengujian dilakukan pada motor Yamaha Vega. Hasil pengujian menunjukan bahwa penambahan zat aditif menurunkan kadar emisi gas buang CO sebesar 1.402 %, kadar HC sebesar 32.8 ppm, dan mengalami peningkatan kadar CO2 sebesar 0.333 %, kadar O2 sebesar 1.407 % dari kadar rata rata emisi gas buang yang menggunakan tanpa zat aditif, menggunakan campuran dengan zat aditif 5 ml,7 ml dan 9 ml. Disini diperoleh penurunan dan peningkatan kadar emisi gas buang yang paling baik pada penggunaan campuran dengan zat aditif 9 ml untuk penurunan kadar CO, HC dan peningkatan kadar O2, serta peningkatan kadar CO2 pada penggunaan campuran dengan zat aditif 7 ml. Kata kunci : Emisi gas buang,, zat adit PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang kehidupan manusia selama ini menimbukan efek negatif terhadap kualitas udara. Gas buang kendaraan bermotor mengandung zat-zat yang berbahaya antara lain, karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx), dan partikulat (PM10). Bensin (gasoline) merupakan jenis bahan bakar cair yang digunakan dalam proses pembakaran pada motor bakar. Bensin yang dijual di pasaran merupakan campuran sejumlah produk yang dihasilkan dari berbagai proses. Salah satu sifat yang harus dimiliki dari bensin adalah Octane Number dari bahan bakar tersebut. Angka oktan adalah angka yang menunjukan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar spontan sebelum terkena percikan api dari busi, jadi semakin tinggi angka oktannya maka semakin lama bensin itu terbakar spontan. Bahan bakar harus mempunyai Octane Number yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh motor. Motor dengan perbandingan kompresi yang lebih tinggi memerlukan angka oktan yang lebih tinggi juga untuk mengurangi knocking. Untuk menaikan octane number dari suatu bahan bakar biasa diperoleh dengan memberikan TEL (Tetra Ethyl Lead), Methanol, 75

Ethanol atau dengan memberikan zat aditif penambah oktan. Kesadaran akan masalah pencemaran dalam dasa warsa terakhir ini menyebabkan beberapa negara termasuk Indonesia membatasi penggunaan senyawa timbal dalam bahan bakar, walaupun senyawa TEL senyawa ini sangat diandalkan sebagai aditif peningkat angka oktan. B. Perumusan Masalah Dari uraian materi diatas maka didapatkan perumusan masalah dari percobaan yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut : 1) Bagaimana emisi gas buang pada bahan bakar yang dihasilkan pada kendaraan bermotor sebelum dilakukan penambahan zat aditif? 2) Bagaimana emisi gas buang pada bahan bakar yang dihasilkan pada kendaraan bermotor setelah dilakukan penambahan zat aditif? 3) Apakah terjadi penurunan dan peningkatan kadar emisi gas buang setelah menggunakan zat aditif yang paling baik? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui kadar emisi gas buang yang dihasilkan pada bahan bakar tanpa menggunakan zat aditif. 2) Untuk mengetahui kadar emisi gas buang yang dihasilkan pada bahan bakar setelah dilakukan penambahan zat aditif. 3) Untuk mengetahui terjadinya penurunan dan peningkatan kadar emisi gas buang setelah dilakukan percampuran dengan zat aditif yang paling baik. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini diantaranya : 1) Memberikan pengetahuan tentang emisi gas buang dan analisa campuran bahan bakar dengan variasi penambahan zat aditif. 2) Memberikan wawasan secara luas kepada peneliti dan pemerhati maupun kalangan industri otomotif tentang penyempurnaan komposisi bahan bakar terhadap emisi gas buang. 3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut. 1. LANDASAN TEORI Zat aditif merupakan bahan bakar yang ditambahkan pada bahan bakar kendaraan bermotor, baik mesin bensin maupun mesin diesel. Zat aditif sering disebut juga Fuel Vitamin. Zat aditif digunakan untuk memberikan peningkatan sifat dasar tertentu yang telah dimilikinya seperti anti detonasi bensin untuk bahan bakar mesin bensin dan pesawat terbang. Kebutuhan zat aditif pada masa sekarang telah meningkat dengan pesat dikarenakan perubahan komposisi bensin yang timbul oleh karena tiga alasan utama, yaitu: 1) Perubahan harga minyak. 2) Persyaratan gas buang kendaraan. 3) Persyaratan konsumsi bahan bakar. Aditif octane booster merupakan suatu komponen dari senyawa yang digunakan untuk meningkatkan angka oktan dari bahan bakar sekaligus sebagai komponen anti ketuk. Komponen yang digunakan untuk antiketuk saat ini adalah Tetra Ethyl Led (TEL), Pb(C 2 H 5 ) 4. 76

Manfaat Zat Aditif Adapun manfaat dari zat aditif untuk meningkatkan performansi mesin mulai dari durabilitas, akselerasi sampai power mesin. A. Motor Bensin Motor bensin yang menggerakan mobil penumpang, truk, sepeda motor, skuter dan jenis kendaraan yang lainnya, saat ini merupakan perkembangan dan perbaikan mesin yang sejak semula dikenal dengan motor Otto. Prinsip kerja motor 4 langkah : 1) Langkah isap 2) Langkah Kompresi 3) Langkah ekspansi/usaha 4) Langkah Buang B. Emisi Gas Buang Emisi gas buang merupakan polutan yang mengotori udara yang dihasilkan oleh gas buang kendaraan. Gas buang kendaraan yang dimaksud disini adalah gas sisa proses pembakaran yang dibuang ke udara bebas melalui saluran buang kendaraan. Terdapat emisi pokok yang dihasilkan kendaraan. Hidro karbon (HC) Senyawa Hidro karbon (HC), terjadi karena bahan bakar belum terbakar tetapi sudah terbuang bersama gas buang akibat pembakaran kurang sempurna dan penguapan bahan bakar. Senyawa hidro karbon (HC) dibedakan menjadi dua yaitu bahan bakar yang tidak terbakar sehingga keluar menjadi gas mentah, serta bahan bakar yang terpecah karena reaksi panas berubah menjadi gugusan HC lain yang keluar bersama gas buang. Senyawa HC akan berdampak terasa pedih di mata, mengakibatkan tenggorokan sakit, penyakit paru-paru dan kanker. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO), tercipta dari bahan bakar yang terbakar sebagian akibat pembakaran yang tidak sempurna ataupun karena campuran bahan bakar dan udara yang terlalu kaya (kurangnya udara). CO yang dikeluarkan dari sisa hasil pembakaran banyak dipengaruhi oleh perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang dihisap oleh mesin, untuk mengurangi CO perbandingan campuran ini harus dibuat kurus, tetapi cara ini mempunyai efek samping yang lain, yaitu NOx akan lebih mudah timbul dan tenaga yang dihasilkan mesin akan berkurang. CO sangat berbahaya karena tidak berwarna maupun berbau, mengakibatkan pusing, mual. Nitrogen Oksida (NOx) Nitrogen Oksida (NOx), merupakan emisi gas buang yang dihasilkan akibat suhu kerja yang tinggi. Udara yang digunakan untuk pembakaran sebenarnya mengandung unsur Nitrogen 80%. Senyawa HC, CO, dan NOx merupakan gas beracun yang terdapat dalam gas bekas kendaraan, sedangkan gas bekas kendaraan sendiri umumnya terdiri dari gas yang tidak beracun seperti N2 (Nitrogen), CO2 (gas karbon) dan H2O (uap air). Komposisi dari gas buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin adalah 72% N2, 18,1% CO2, 8,2% H2O, 1,2% Gas Argon (gas mulia), 1,1% O2, dan 77

1,1% gas beracun yang terdiri dari 0,13% NOx, 0,09% HC, dan 0,9% CO. Gas buang yang beracun merupakan sebagian kecil dari volume gas bekas kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara. 2. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah didasarkan pada ciri - ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Kemudian untuk metede pengambilan data pada penelitian ini digunakan adalah metode komperatif yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. B. Waktu dan Tempat Penelitian Pada proses penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Pembuatan sampel dan pengujian sampel dilakukan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat jl. Semeru No.3 Tegal Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2012. C. Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Variabel bebas Variabel bebas atau indipendent variable adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah variasi penambahan zat aditif 5 ml, 7 ml dan 9 ml pada bahan bakar. 2) Variabel terikat Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah emisi gas buang dari variasi penambahan zat aditif dengan. D. Instrumen Penelitian 1) Bahan Penelitian Bahan utama penelitian ini adalah tanpa zat aditif, campuran dengan zat aditif 5 ml, 7 ml dan 9 ml sebagai bahan bakar serta sepeda motor Yamaha Vega. 2) Alat Alat - alat yang digunakan adalah gelas ukur, Tachometer, unit Gas Analyzer, kunci pas, kunci ring, kunci L, obeng, tang, palu, kertas amplas dan lain sebagainya. 3) Prosedur Penelitian Langkah - langkah pengujian kadar emisi gas buang kendaraan bermotor dilakukan menggunakan bahan bakar tanpa menggunakan zat aditif dan variasi penambahan zat aditif 5 ml, 7 ml dan 9 ml berdasarkan urutan sebagai berikut : a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini. b. Menyiapkan bahan bahan bakar didalam gelas ukur yang akan dicampurkan dengan zat aditif antara lain : 1) Percampuran yang pertama adalah 5 ml zat aditif dicampurkan dengan 1 liter. 2) Percampuran yang kedua adalah 7 ml zat aditif 78

dicampurkan dengan 1 liter. 3) Percampuran yang ketiga adalah 9 ml zat aditif dicampurkan dengan 1 liter. c. Siapkan alat uji yaitu Gas Analyzer untuk melalakukan pengujian emisi gas buang. d. Sebelum dilakukan pengujian emisi gas buang kendaraan sebaiknya mesin kendaraan dipanaskan dan menyetel putaran stasioner/idle (1500 rpm).adapun cara pemakaian alat uji emisi gas buang adalah sebagai berikut : 1) Hubungkan alat uji emisi gas buang (Gas Analyzer) ke sumber listrik kemudian nyalakan, tunggu sampai beberapa saat (± 6 menit)untuk proses pemanasan alat uji. 2) Setelah proses pemanasan selesai akan timbul tulisan Gas Ready. 3) Masukan exhaust probe ke dalam saluran pembuangan (knalpot) dan tekan tombol Enter. 4) Amatilah pembacaan CO, HC, CO2, dan O2. 5) Untuk mencetak hasil pengukuran tekan tombol Print. 6) Untuk menghentikan proses pengukuran lepas exhaust probe dari saluran pembuangan (kanlpot) dan tekan tombol Esc. 7) Tekan tombol Zero untuk membuang gas bekas yang sudah masuk kedalam unit mesin Gas Analyzer, setelah mengukur satu pengujian. 8) Tekan tombol Purge sama dengan yang dilakukan pada nomor 7, tetapi setelah melakukan beberapa kali pengujian. e. Lakukan pengujian masing masing variasi sebanyak 3 kali untuk mendapatkan hasil rata - rata emisi gas buang. 3) HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Senyawa utama yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor antara lain karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hidro karbon, berbagai senyawa nitrogen oksida (NOx), senyawa karbon dioksida dan partikel partikel yang keluar dari gas buang. Semakin banyaknya penggunaan kendaraan maka emisi gas buang yang dikeluarkan akan menjadi semakin tidak terkendali. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan inovasi dalam penggunaan zat aditif pada bahan bakar menjadi sangat penting dalam rangka mengurangi emisi gas buang. Mengurangi emisi gas buang. Penambahan penggunaan zat aditif dalam bahan bakar yang akan ditunjukan agar dapat mengurangi kadar senyawa CO, HC, CO2 dan senyawa lainnya, menjadikan alternatif dari sekian banyak cara dikarenakan perubahan komposisi bensin yang timbul oleh beberapa alasan yang salah satunya adalah persyaratan gas buang kendaraan, terutama untuk mengurangi senyawa karbon monoksida (CO), hidro 79

Kadar CO (%) karbon (HC), karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) pada kendaraan bermotor. Data hasil pengukuran kadar dari emisi gas buang tanpa zat aditif, 1 liter dengan penambahan zat aditif 5 ml, 1 liter dengan penambahan zat aditif 7 ml dan 1 liter dengan penambahan zat aditif 9 ml menggunakan alat uji Gas Analyzer dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 kadar CO dalam emisi gas buang 3 2,8 2,6 2,4 2,2 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 CO dengan Putaran 3500 4000 4500 5000 5500 Putaran (rpm) dengan 5 ml zat aditif dengan 7 ml zat aditif dengan zat adtif 9 ml Put (rpm) 3500 4000 4500 5000 5500 Percobaan Kadar CO (%) dengan zat aditif 5 ml 7 ml 9 ml 1 3.25 2.06 1.34 0.12 2 3.38 1.00 1.26 0.13 3 2.06 2.00 1.40 0.20 Rata - rata 2.90 1.69 1.33 0.15 1 2.23 0.12 1.00 0.11 2 2.97 0.13 0.13 0.09 3 3.00 0.20 0.11 0.10 Rata - rata 2.75 0.15 0.41 0.10 1 2.81 1.24 0.17 1.28 2 2.85 1.00 0.11 1.28 3 2.79 0.13 0.11 1.50 Rata - rata 2.82 0.79 0.13 1.35 1 0.13 0.60 0.75 0.09 2 0.37 1.64 0.56 0.67 3 0.08 0.34 0.83 0.52 Rata - rata 0.19 0.86 0.71 0.42 1 0.47 0.50 0.25 0.11 2 1.65 0.11 0.28 011 3 1.66 0.19 0.27 0.09 Rata - rata 1.26 0.27 0.27 0.10 Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan alat uji gas analyzer kadar CO terendah terjadi saat menggunakan campuran zat aditif 9 ml dengan pada saat putaran 2500 rpm yaitu 0.09 %, sedangkan kadar CO tertinggi saat menggunakan pada putaran 5500 rpm yaitu sebesar 2.73 %. Perbandingan kadar karbon monoksida (CO) yang terdapat dalam gas buang masing masing pengujian dapat dilihat pada gambar : Gambar 2 Grafik Kadar Karbon Monoksida (CO) dengan Putaran. Putaran (rpm) 3500 4000 4500 5000 5500 Percobaan Kadar HC (ppm) dengan zat aditif 5 ml 7 ml 9 ml 1 181 161 138 127 2 188 122 147 140 3 161 121 139 121 Rata - rata 171 128 141 121 1 137 127 122 84 2 159 140 117 148 3 156 121 113 107 Rata - rata 151 121 118 113 1 131 116 75 93 2 132 122 112 93 3 126 117 126 103 Rata - rata 130 117 104 96 1 117 96 84 84 2 127 108 90 86 3 136 101 95 84 Rata - rata 127 102 90 85 1 108 84 72 61 2 111 113 80 65 3 105 67 75 81 Rata - rata 108 88 76 69 80

Kadar CO2 (%) Kadar HC (ppm) 180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115 110 105 100 95 90 85 80 75 70 65 60 HC dengan Putaran 3500 4000 4500 5000 5500 Putaran (rpm) dengan 5 ml zat aditif dengan 7 ml zat aditif dengan 9 ml zat adtif Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan alat uji gas analyzer kadar CO2 terendah terjadi saat menggunakan tanpa zat aditif pada putaran 3500 dan campuran zat aditif 9 ml dengan pada saat putaran 5500 rpm yaitu 3.8 %, sedangkan kadar CO2 tertinggi saat menggunakan campuran zat aditif 5 ml pada putaran 4500 rpm yaitu sebesar 7.2 %. Perbandingan kadar karbon dioksida (CO2) yang terdapat dalam gas buang masing masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3 Grafik Kadar Hidro Karbon (HC) dengan Putaran Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan alat uji gas analyzer kadar HC terendah terjadi saat menggunakan campuran zat aditif 9 ml dengan pada saat putaran 5500 rpm yaitu 69 ppm, sedangkan kadar HC tertinggi saat menggunakan pada putaran 3500 rpm yaitu sebesar 171 ppm. Tabel 4.3 Kadar CO2 dalam Emisi Gas Buang Put (rpm) 3500 4000 4500 5000 5500 Uji Kadar CO2 (%) dengan zat aditif 5 ml 7 ml 9 ml 1 5.8 6.0 5.9 5.9 2 5.6 6.5 6.0 6.0 3 6.0 6.1 6.0 6.1 Rata - rata 5.8 6.2 5.9 6.0 1 6.0 5.9 6.5 6.8 2 5.5 6.0 7.4 5.6 3 5.6 6.1 6.5 6.4 Rata - rata 6.0 6.0 6.8 6.2 1 6.0 6.9 7.0 7.0 2 6.1 6.5 6.1 7.0 3 5.9 7.4 6.1 7.5 Rata - rata 6.0 6.9 6.5 7.2 1 7.4 6.0 6.5 6.1 2 6.5 6.6 7.0 6.4 3 4.0 6.5 7.5 6.4 Rata - rata 6.0 6.4 7.0 6.3 1 6.9 6.9 6.8 6.1 2 6.6 6.5 6.9 6.0 3 6.6 6.6 7.1 5.3 Rata - rata 6.7 6.7 6.9 5.8 7,5 7,4 7,3 7,2 7,1 6,9 7 6,8 6,7 6,6 6,5 6,4 6,3 6,2 6,1 5,9 6 5,8 5,7 5,6 5,5 CO2 dengan Putaran 3500 4000 4500 5000 5500 Putaran (rpm) Gambar 4 Grafik Kadar Karbon Dioksida (CO2) dengan Putaran dengan 5 ml zat adtif dengan 7 ml zat adtif dengan 9 ml zat adtif Dari hasil pengujian yang dilakukan menggunakan alat uji gas analyzer kadar O2 terendah terjadi saat menggunakan tanpa zat aditif pada saat putaran 4500 rpm yaitu 8..82 %, sedangkan kadar O2 tertinggi saat menggunakan campuran zat aditif 5 ml dengan pada putaran 3500 rpm, saat menggunakan campuran zat aditif 7 ml dengan pada putaran 4500 rpm dan saat menggunakan campuran zat aditif 9 ml dengan pada putaran 3500 rpm yaitu sebesar 12.04 %. Perbandingan kadar oksigen (O2) yang terdapat dalam gas buang masing- masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : 81

Kadar O2 (%) Kadar Kandungan CO, HC, CO2 dan O2 12,5 12,3 12,1 11,9 11,7 11,5 11,3 11,1 10,9 10,7 10,5 10,3 10,1 9,9 9,7 9,5 9,3 9,1 8,9 8,7 8,5 3500 4000 4500 5000 5500 Putaran Gambar 5 Grafik Kadar Oksigen dengan Putaran Tabel. Kadar Emisi Gas Buang Rata - Rata No Pengujian Kadar kandungan emisi gas buang CO (%) HC (ppm) CO2 (%) O2 (%) 1 1.984 137.4 6.1 9.748 2 5 ml 0.752 111.2 6.44 10.658 3 7 ml 0.57 105.8 6.62 10.802 4 9 ml 0.424 96.8 6.3 11.206 A. Pembahasan O2 dengan Putaran dengan 5 ml zat adtif dengan 7 ml zat adtif dengan 9 ml zat adtif Berdasarkan dari hasil pengujian yang dilakukan yaitu tanpa penambahan zat aditif, dengan penambahan 5 ml, 7 ml dan 9 ml zat aditif dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar karbon monoksida (CO), hidro karbon (HC), karbon dioksida (CO2) dan kadar oksigen (O2) mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 140 135 130 125 120 115 110 105 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 109,748 10,658 10,802 11,206 5 1,984 6,1 6,44 6,64 6,3 0 0,752 0,57 0,424 +5 +7 +9 ml zat aditif ml zat adtif ml zat aditif Bahan Bakar Gambar 6 Grafik Pengujian Kandungan Emisi Gas Buang Pada penggunaan bahan bakar kandungan CO, HC sangat tinggi yaitu 1.984 %, 137.4 ppm dan CO2, O2 terendah terjadi disini yaitu 6.1 %, 9.748 %, yang selanjutnya dilakukan pengujian campuran 5 ml zat aditif dengan didapatkan penurunan yang sangat drastis yaitu untuk kadar CO sebesar 0.752 %, kadar HC sebesar 111.2 ppm, kadar dan CO2, O2 meningkat menjadi sebesar 6.44 %, 10.658 % yang berarti kadar CO telah berkurang 1.232 %, kadar HC berkurang sebesar 26.2 ppm dan kadar CO2 meningkat menjadi 0.32%, peningkatan O2 sebesar 0.91 %. Pada pengujian campuran 7 ml zat aditif dengan pada kadar CO dan HC terjadi penurunan yaitu 0.812 % dan 5,4 ppm, disini juga terjadi peningkatan CO2 dan O2 yaitu sebesar 0.18 % dan 0.315 % dari emisi gas buang yang menggunakan campuran 5 ml zat aditif dengan. Data pada tabel menunjukan CO 0.57 %, HC 105.8 ppm, 56.62 % CO dan 10.802 % O2, serta pada pengujian yang terakhir yaitu campuran 9 ml zat aditif dengan data pada tabel menunjukan CO sebesar 0.424 %, HC sebesar 96.8 ppm, CO2 sebesar 82 CO HC CO2 O2

6.3 % dan O2 sebesar 11.206 % didapat pula penurunan kadar emisi gas buang CO sebesar 1.378 %, HC sebesar 35.4 ppm, CO2 sebesar 0.02 % dan mengalami peningkatan O2 sebesar 1.314 % dari emisi gas buang yang menggunakan campuran 5 ml dan 7 ml zat aditif dengan. Pada murni kadar emisi dalam gas buang menunjukan adanya bahan bakar yang tidak terbakar sehingga dengan ditambahkannya zat aditif pada menyebabkan saluran bahan bakar menjadi bersih ini akan mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar lebih mudah terbakar serta mengakibatkan pembakaran menjadi lebih sempurna. Ditinjau dari emisi gas buang yang dihasilkan campuran dengan zat adtif menghasilkan emisi gas buang yang baik. Berdasarkan data yang dihasilkan campuran dengan zat aditif memiliki prosentase penurunan kadar emisi gas buang. Hal ini membuktikan lebih sempurnanya pembakaran pada campuran zat aditif dengan, dengan kata lain penambahan zat aditif dengan menghasilkan emisi gas buang yang lebih ramah lingkunngan dibandingkan dengan penggunaan. 4) KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pengolahan data setelah dilakukan penelitian yaitu Terjadi penurunan kadar emisi gas buang yang diujikan yaitu kadar CO, kadar HC, dan peningkatan Kadar CO2, Kadar O2 dari pengunaan tanpa campuran zat aditif dibandingkan pengunaan dengan campuran 5 ml, 7 ml dan 9 ml zat aditif, maka didapat kesimpulan : A. Dari hasil pengujian kadar emisi gas buang yang dihasilkan dengan menggunakan tanpa menggunakan zat aditif antara lain kadar CO sebesar 1.984 %, kadar HC sebesar 137.4 ppm, kadar CO2 sebesar 6.1 % dan kadar O2 sebesar 9.748 %. B. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan untuk penggunaan dengan campuran zat aditf diperoleh kadar emisi gas buang antara lain : 1) Pada penggunaan dengan campuran 5 ml zat aditif mengalami penurunan kadar CO sebesar 1.232 %, kadar HC berkurang menjadi 26.2 ppm dan kadar CO2 meningkat menjadi 0.34 %, terjadi pula peningkatan O2 sebesar 0.91 %. 2) Pada penggunaan dengan campuran 7 ml zat aditif terjadi penurunan pada kadar CO, HC yaitu 0.182 % CO, 5.4 ppm HC dan disini terjadi peningkatan 0.18 % CO2, O2 sebesar 0.144 % dari emisi gas buang yang menggunakan dengan campuran 5 ml zat aditif. 3) Pada penggunaan dengan campuran 9 ml zat aditif didapat pula penurunan kadar emisi gas buang CO sebesar 1.378 %, HC sebesar 35.2 ppm, CO2 sebesar 0.02 % dan O2 mengalami peningkatan sebesar 1.314 % dari kadar emisi gas buang yang menggunakan dengan campuran 5 ml dan 7 ml zat aditif. 4) Kadar emisi gas buang rata - rata yang dihasilkan yaitu terjadi penurunan pada kadar CO sebesar 1.402 %, kadar HC sebesar 32.8 ppm dan terjadi pula peningkatan kadar CO sebesar 0.333 %, O sebesar 1.407 %. 83

C. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terjadi penurun yang paling baik untuk kadar CO, HC pada penggunaan dengan campuran zat aditif 9 ml dan peningkatan yang paling baik untuk 5) DAFTAR PUSTAKA kadar CO2 pada penggunaan dengan campuran zat aditif 7 ml, untuk kadar O2 pada penggunaan dengan campuran zat aditif 9 ml. Anonim. 2006. Penambahan Aditif Pada. [Cited 2011 Juni 20]. Available from : URL : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak /1204/31/otokir/jama2.htl Anonim. 2009. Peningkatan Unjuk Kerja Motor Bensin Empat Langkah. [Cited 2011 Juni 21]. Available from : URL : http://puslit petra ac.id./journalist/mechanical Anonim. 2010. [Cited 2011 Juni 21]. Available from : URL : http://www.pertamina.com.ac/aword_bumn.html Anonim. 2010. STP Octane Booster. [cited 2011 Juni 18]. Available from : URL : http://www.stp.com/tfaq.html Arends, BPM. dan Barenschot, H. 1980. Motor Bensin. Erlangga, Jakarta. Arismunandar, W. 2002. Motor Bakar Torak. Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung. Cengel. Yunus, A. and Boles. M.A. 1994. Thermodynamics An Engineering Approach. Edisi II, New York. Edi dan Sigar. 1998. Buku Pintar Otomotif. Penerbit Pustaka Dela Pratasa. Jakarta. Kirk, E.R. and Othmer, F.D. 1981. Encyclopedia Of Chemical Technologi, Third Edition. New York : John Wiley. Maleev, V. L. 1983. Internal Combustion Engines, 2 nd Edition. Singapore : Fang & San Printes Pte, Ltd. Saepudin, A. 2004. Prosiding Konferensi Nasional Tenaga Listrik dan Mekatronik Ke-1. Jakarta Saragih, H.R. 2010. Studi Eksperimental Performansi Motor Otto dengan Zat Aditif Berbentuk Cair. Universitas Sumatra Utara. Soenarta, N. dan Shoichi, F. 1987. Motor Serba Guna. Cetakan Kedua. PT Pramidya Paramita. Jakarta. Sukidjo, FX. 2008. Jurnal Media Teknik No. 2. Tahun XXX Edisi Mei ISSN. Yogyakarta. Wardan S. 1989. Teori Motor Bensin. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. Wartawan, L. Anton. 1997. Bahan Bakar Bensin Otomotif. Penerbit Universitas Trisakti.Jkt. 84