Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva

dokumen-dokumen yang mirip
DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

PENGERTIAN THYRISTOR

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Mekatronika Modul 1 Transistor sebagai saklar (Saklar Elektronik)

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR DAN SUMBER ARUS

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

OPERASI DAN APLIKASI TRIAC

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

Dioda-dioda jenis lain

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

Modul 3. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : Derina Adriani ( )

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

ANALISIS MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN METODE CYCLOCONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik

Politeknik Gunakarya Indonesia

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D

BAB III METODE PENELITIAN

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

BAB 10 ELEKTRONIKA DAYA

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB II Transistor Bipolar

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

DESAIN ALAT PENYIRAM BIBIT TANAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C52 DENGAN MELALUI SUMBER ENERGI MATAHARI

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Segitiga Daya

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

Modul Elektronika 2017

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III. Transformator

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

BAB II LANDASAN TEORI

PENERANGAN OTOMATIS DAN HEMAT ENERGI WORKSHOP EML POLITEKNIK NEGERI BATAM

PENGATUR AKSELERASI MOTOR AC SATU PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

PEMANFAATAN DAN PEMBUATAN ALAT PENYEDIAAN DAYA LISTRIK SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER 12V DC MENJADI 220V AC.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANGKAIAN PENYEARAH SETENGAH TERKENDALI TIGA FASA UNTUK PENGENDALIAN KARAKTERISTIK MOTOR ARUS SEARAH SHUNT

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

II. KAJIAN PUSTAKA

Pembuatan Inverter Untuk Air Conditioner

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN BIAS TRANSISTOR (LANJUTAN)

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Simbol Dioda.

semiconductor devices

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

THYRISTOR & SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR)

ANALISA PERENCANAAN CATU DAYA TEGANGAN DC PADA REPEATER DENGAN INPUT AC/PLN YANG MENGHASILKAN OUTPUT TEGANGAN DC STABIL

PENGONTROLAN BEBAN LISTRIK SATU FASA PADA SEMBARANG TEMPAT DENGAN MEMANFAATKAN JALA-JALA PLN

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

RANGKAIAN-RANGKAIAN PRATEGANGAN TRANSISTOR. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

Transkripsi:

Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kva Feranita, Ery Safrianti, Oky Alpayadia Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau feranitadjalil@yahoo.co.id ABSTRAK Alat penstabil tegangan satu phasa ini dirancang menggunakan thyristor yaitu triac BT 139 dan relai. Alat ini terdiri dari rangkaian kontrol dan rangkaian penstabil. Penggunaan komponen thyristor pada rangkaian penstabil ini yaitu dengan mengatu sudut penyalaannya melalui suatu rangkaian kontrol. Komponen thyristor yang digunakan, memanfaatkan sifat pemotongan gelombang sinus sehingga penstabil ini akan memberikan output yang konstan secara otomatis, bebas dari pengaruh inputnya dengan daya sebesar 1,5 kva. Alat ini diberi tegangan dengan batas tegangan input sebesar 200 225 V dan diukur hasil outputnya. Kemudian alat diberi beban lampu sebesar 40 W 150 W dan diukur arus yang mengalir pada beban. Apabila saklar Off ditekan maka alat penstabil tegangan tidak bekerja. Keyword : Fasa, kontrol, penstabil, tegangan, thyristor 1. PENDAHULUAN Pada saat ini, kita mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi ini membutuhkan sumber energi yang sangat besar. Salah satu sumber energi tersebut adalah energi listrik. Energi listrik banyak membantu untuk mempermudah kerja manusia, sehingga energi listrik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bagi konsumen listrik sebagian besar mengalami masalah terhadap penurunan tegangan listrik. Sebagai contoh tegangan listrik pada malam hari selalu akan turun karena pada malam hari pemakaian listrik sangat banyak. Dan dalam keadaan lain tegangan input bervariasi naik dengan tidak menentu. Masalah ini menjadi sangat serius jika penurunan atau variasi tegangan jala-jala listrik tersebut sudah melampaui batas batas keamanan alat-alat listrik yang tidak di lengkapi dengan alat penstabil tegangan. Dan ini biasanya sangat mengganggu dan merugikan konsumen listrik. Sebagai contoh konsumen listrik yang letaknya jauh dari pembangkit atau gardu, apabila terjadi drop tegangan transmisi pada saat beban puncak yakni pada malam hari maka akan mengganggu kerja alat-alat listrik dan alat-alat listrik tersebut tidak akan aman apabila terjadi kenaikan tegangan input yang tiba tiba. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan sebuah alat penstabil tegangan. Cara yang paling efektif untuk menstabilkan tegangan listrik, adalah dengan menggunakan sebuah komponen thyristor yang memanfaatkan sifat pemotongan gelombang sinus sehingga memberikan tegangan output yang konstan secara otomatis, bebas dari pengaruh variasi tegangan Input nya. Selain itu daya yang cukup besar sangat diperlukan. Karena penstabil tegangan yang dayanya cukup besar akan mampu banyak mensuply alat alat listrik. 2. LANDASAN TEORI Transistor dibentuk dengan menghubungkan dua buah sambungan P-N semikonduktor dalam satu ikatan. Transistor terdiri dari dua jenis, seperti transistor jenis NPN dan transistor jenis PNP. 1

RC ISSN 1907-0500 Transistor sebagai Saklar Cara yang mudah untuk menggunakan sebuah transistor adalah sebagai sebuah saklar, artinya bahwa transistor dioperasikan pada salah satu saturasi atapun titik sumbat, tetapi tidak disepanjang garis beban. Jika sebuah transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor tersebut berlaku atau berfungsi seperti sebuah saklar yng tertutup dari kolektor ke Emiter jika transistor tersumbat (CutOff ) transistor seperti sebuah saklar (switch) yang terbuka. RB Switching tertutup VCC VBE VCC Switching terbuka VCC VCE (a) Gambar 1 (a). Karakteristik Statis Transistor. (b). Garis Beban dc (Malvino, 1994) Gambar di atas menunjukkan rangkaian switching transistor. Penjumlahan tegangan di sekitar loop input memberikan : I R V V = 0 (1) I B B + BE BB V V BB BE B = (2) RB Jika arus basis lebih besar atau sama dengan I B ( sat ) titik kerja Q berada pada ujung atas dari garis beban. Dalam hal ini, transistor seperti sebuah saklar yang tertutup sebaliknya jika arus basis nol, transistor bekerja pada ujung bawah dari garis beban dan transisitor kelihatan seperti sebuah saklar yang terbuka. TRIAC Triac merupakan gabungan dari dua buah SCR yang terpasang secara parallel terbalik yang berada dalam satu kemasan serta memiliki tiga elektroda terminal yaitu MT 1, MT 2 (MT = Main Terminal ) dan gate. Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan positif saja, Triac dapat di trigger dengan memberikan tegangan positif atau negatif pada gate-nya. Triac banyak digunakan pada rangkaian pengendali dan pensaklaran. Jika MT 2 positif terhadap MT 1, maka triac dapat dihidupkan dengan memberikan tegangan positif antara gerbang G dan MT 1. Dan jika MT 2 negatif terhadap MT 1, maka triac dapat dihidupkan dengan memberikan tegangan negatif antara G dan MT 1. Setelah terkonduksi, sebuah triac akan tetap bekerja selama arus yang mengalir pada triac lebih besar dari arus penahan (I h ) walaupun arus gate dihilangkan. Satu - satunya cara untuk meng-off-kan triac adalah dengan mengurangi arus triac di bawah arus I h. Alasan memilih triac sebagai pengontrol arus bolak balik karena triac memiliki beberapa keunggulan, antara lain adalah: (Wasito, 1990) 1. Triac adalah luwes dan sederhana dalam pemakaian. 2. Banyak ragam terapannya, termasuk pengemudian daya AC. 3. Triac memungkinkan pengemudian arus yang relatif besar, dari sumber berdaya kecil 4. Tidak terjadi benturan kontak, sebab triac menggrendel setiap paruh daur tegangan bolak balik. (b) 2

5. Triac selalu membuka pada arus nol, karenanya tidak terjadi pembusuran atau kilasan tegangan oleh tegangan induksi dari beban ataupun dari jaringan listrik. Gambar 2. (a) Struktur bangunan triac. (b) Lambang triac.(wasito, 1990) Terminal MT 1 merupakan titik acuan untuk pengukuran arus dan tegangan di terminal pintu (Gate) dan terminal MT 2. 3. PEMBUATAN ALAT Blog diagram alat penstabil tegangan bolak-balik satu phasa 220 V, 50 Hz dengan thyristro menggunakan daya 1,5 KVA adalah seperti gambar 3 berikut : Jala- Jala PLN Saklar Utama R.Kontrol Trafo R. Penstabil Beban Gambar 3. Blok diagram alat penstabil tegangan bolak balik satu phasa 220 V, 50 Hz dengan Thyristor dengan daya 1,5 kva RANGKAIAN KONTROL Rangkaian kontrol adalah rangkaian yang secara otomatis akan mendeteksi apakah tegangan naik atau turun, yang berfungsi sebagai pendeteksi tegangan ialah relai 1 (R1) dan relai 2 (R2), apabila tegangan konstan R1 akan langsung bekerja sebagai tegangan umpan untuk triac yang terdapat pada rangkaian penstabil. Apabila tegangan turun relai 1 akan bekerja dan apabila tegangan naik relai 2 yang akan bekerja. Tegangan yang di lewatkan oleh relai akan masuk ke trafo kemudian dari trafo akan di teruskan ke rangkaian penstabil. 3

Gambar 4. Rangkaian Kontrol RANGKAIAN PENSTABIL Thyristor adalah komponen yang mempunyai kelebihan dari komponen-komponen lainnnya salah satunya yaitu, memanfaatkan sifat pemotongan gelombang sinus sehingga memberikan tegangan output yang konstan secara otomatis, bebas dari pengaruh variasi tegangan input nya. Dengan mengatur VR 4 arus yang masuk ke gate dapat diatur. Komponen thyristor yang di gunakan adalah triac, dengan nomor seri BT 139. Dengan menggunakan triac BT 139, memungkinkan rangkaian penstabil ini memuat daya 1.5 kva. Gambar 5. Rangkaian Penstabil (Anonim, 1990) 4

PRINSIP KERJA RANGKAIAN Dalam keadaaan normal atau tegangan input jala jala sama dengan 220 Volt. R1 akan bekerja untuk melewatkan tegangan saja sehingga tegangan output yang keluar seharga 220 Volt juga. Jika tegangan jala-jala turun dari tegangan normalnya, maka tegangan yang masuk pada rangkaian kontrol akan ikut turun dan secara otomatis R1 akan ON. Akibatnya triac ON, sehingga output kembali ke harga normalnya dan tegangan effektif beban terjaga konstan. Jika tegangan jala jala naik dari tegangan normalnya, maka tegangan pada rangkaian kontrol akan ikut naik, dan secara otomatis R2 pada rangkaian kontrol akan ON. Akibatnya Triac ON, sehingga output turun kembali ke harga normalnya dan tegangan effektif beban terjaga konstan. Berikut gambar box / kotak alat penstabil tegangan bolak balik satu phasa 220 V, 50 Hz dengan thyristor dengan daya 1, 5 kva Keterangan Gambar : Input Lampu Indikator Saklar Utama Gambar 6. Gambar alat penstabil tegangan bolak balik satu phasa 220 V, 50 Hz menggunakan thyristor dengan daya 1, 5 kva 5

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Rangkaian ini dihubungkan ke jaringan PLN melalui saklar On Off. Apabila saklar On ditekan maka rangkaian akan bekerja, kemudian alat di beri tegangan dengan batas tegangan input sebesar 200 225 V dan di ukur hasil outputnya. Kemudian alat di beri beban lampu sebesar 40W 150 W, kemudian di ukur arus yang mengalir pada beban. Apabila saklar Off ditekan maka alat penstabil tegangan tidak bekerja. Dari pengujian tegangan input dan output, maka di dapat hasil pengukuran seperti pada tabel pengukuran tegangan berikut ini : No Tegangan input (V) Tegangan output (V) 1 200 210 2 205 220 3 210 225 4 220 210 5 225 220 Tabel 1. Tabel Pengukuran Tegangan Dari pengujian Pada Beban, maka didapat hasil pengukuran seperti pada tabel pengukuran beban berikut ini. Beban Lampu (Watt) Cos Φ Tegangan (V) Input dari jala jala PLN Tegangan (V) Output Arus (A) 40 1 205 220 0,179 60 1 205 220 0,259 100 1 205 220 0.428 125 1 225 220 0,532 150 1 225 220 0,646 6. KESIMPULAN Tabel 2. Data hasil Pengukuran Beban 1. Alat Penstabil ini mempunyai 2 rangkaian pendukung yaitu, rangkaian kontrol dan rangkaian penstabil. 2. Rangkaian penstabil pada alat penstabil ini menggunakan komponen thyristor yaitu, triac BT 139 yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan. 3. Rangkaian kontrol pada alat penstabil ini berfungsi sebagai pendeteksi tegangan yang masuk, naik atau turun, kemudian menstabilkan tegangan tersebut 4. Alat ini mempunyai batas tegangan input dari 200 V 225 V, 50 Hz dan dari hasil analisa data pengukuran tegangan menghasilkan output berkisar dari 220 V ± 5 %, 50 Hz. DAFTAR PUSTAKA 1. Arnold, Von Robert. 1987. Elektronika Untuk Pendidikan Teknik. Jakarta: Pradnya Paramita. Daryanto. 2005. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara. 2. Daryanto. 2005. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara. 3. Sukisno. 1986. Elektronika Daya. Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB). 6

4. Sumisjokartono. 1988. Elektronika PraktisUntuk Pemula, Hobbyst, dan Wiraswastawan. Jakarta: Elex Media Komputindo. 5. Woollard, B. 1998. Elektronika Praktis. Jakarta: Pradnya Paramita 6. Zuhal. 1995. Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia 7