Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU

Abstrak. Kata kunci : aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

ISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No. 1 Juni 2011

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

2. Pendidikan Geografi, FKIP Unsyiah, 3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

BAB III METODE PENELITIAN

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

PROSIDING ISBN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA KIT LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan-pesan penerangan, bukan desain untuk tujuan. untuk digunakan menjadi alat penyampaian pesan-pesan pembelajaran.

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Segiempat

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBANTU CD TUTORIAL PADA MATAKULIAH FISIKA DASAR I MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani Igak

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Abstrak. Kata kunci: pendekatan matematika realistik, metode proyek

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA PADA MATA KULIAH MENGGAMBAR CAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB III METODE PENELITIAN

IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 3 No.2, ISSN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pembelajaran yang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU Dedy Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun Email : dedyham@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa pada konsep getaran dan gelombang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B yang berjumlah 41 orang. Data yang diperoleh dari tes dan lembar observasi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian (a) hasil belajar siswa terdiri dari aspek pemahaman konsep dan aspek kinerja ilmiah. Untuk aspek pemahaman konsep pada siklus I dengan nilai rata-rata 70,09 dan ketuntasan belajar 87,80% (tuntas), pada siklus II dengan nilai rata-rata 73,85 dan ketuntasan belajar 97,56% (tuntas). Sedangkan pada aspek kinerja ilmiah pada siklus I dengan skor rata-rata 12,50 dalam kategori cukup dan pada siklus II dengan skor rata-rata 13,37 dalam kategori baik. (b) aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus I dengan skor rata-rata sebesar 33 dalam kategori baik, pada siklus II sebesar 37,5 dalam kategori baik. Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar. 1. Pendahuluan Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan pembaharuan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, pengadaan buku ajar, serta melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. Pembaharuan itu dilakukan untuk seluruh bidang studi, termasuk mata pelajaran fisika. Meskipun demikian beberapa masalah pendidikan masih banyak dijumpai seperti rendahnya nilai siswa dan standar ketuntasan yang masih belum tercapai. Hasil wawancara dengan guru fisika kelas VIII B SMP Negeri 5 Kota Bengkulu ditemukan bahwa nilai rata-rata ujian siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2008/2009 pada mata pelajaran fisika adalah 57 (skala 100) dan hanya 58 % siswa yang memperoleh nilai di atas standar ketuntasan. Standar ketuntasan untuk SMP Negeri 5 Kota Bengkulu mengidealkan 85% dari siswa di kelas memperoleh nilai 60. Data ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ujian siswa tersebut masih belum mencapai target yang diharapkan. 1

2 Masih rendahnya nilai fisika siswa dan standar ketuntasan yang belum tercapai tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah rendahnya minat dan motivasi belajar siswa, serta ketidakaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kesulitan siswa ini juga berkaitan dengan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Faktor guru yang kurang bervariasi dalam menyajikan materi pelajaran fisika dan belum digunakannya model dan media pembelajaran yang bervariatif dan menyenangkan menyebabkan siswa tidak menyukai mata pelajaran fisika. Berdasarkan kondisi ini, maka perlu dilakukan proses kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar fisika. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran yang tidak terpusat pada guru. Model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa agar saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipresentasikan guru. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa adalah penggunaan media pembelajaran yang menyenangkan. Media komputer adalah media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan komputer dengan dukungan perangkat lunak (software) meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. Software Microsoft Office Power Point 2007 (Power Point 2007) dapat digunakan dalam menyajikan materi pelajaran oleh guru fisika karena dapat memvisualisasikan konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak sehingga materi lebih mudah dipahami oleh siswa. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial, dan saling mengambil tanggung jawab. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan saling belajar satu sama lainnya. STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru mulai menggunakan model pembelajaran kooperatif. 2

3 Guru yang menggunakan STAD, mengacu kepada belajar kelompok siswa. Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan siswa dengan latar belakang suku, agama yang berbeda. Adapun urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagaimana terlihat pada tabel 1 (Supriyati, Anitah, 2007 : 10.16-10.17). Tabel 1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD FASE-FASE Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan PERILAKU GURU Menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa belajar Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok STAD diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran yang diikuti dengan pemberian motivasi belajar terhadap siswa. Setelah itu guru menyajikan bahan pelajaran (presentasi kelas) dengan menggunakan media pembelajaran seperti media audio, visual, atau audio-visual. Penjelasan materi pelajaran dilakukan dengan pola induktif, yaitu dimulai dari fakta hingga menemukan konsep. Penyajian informasi berfungsi untuk mengarahkan siswa untuk melakukan eksperimen atau diskusi. Selanjutnya, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas anggota yang heterogen kemudian siswa bekerja dalam tim mereka dengan dipandu oleh lembar kerja siswa atau lembar diskusi siswa untuk menuntaskan materi pelajaran. Kerja tim merupakan ciri terpenting dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal itu dikarenakan keberhasilan tim dapat dicapai apabila seluruh anggota tim belajar tentang tujuan-tujuan yang sedang dipelajarinya. Kerja tim tersebut belum dianggap selesai bila seluruh anggota tim belum tuntas menguasai bahan yang dipelajari. Dalam kerja tim, setiap tim 3

4 mendapat bimbingan dari guru. Setelah siswa selesai dalam kerja tim, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka dan selanjutnya siswa akan diberikan tes secara individual atau tes siklus. STAD diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada tim dimana skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim. Adapun cara pemberian skor peningkatan individu dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Skor Peningkatan Individu No Skor Kuis Skor Peningkatan 1 Sempurna tidak memandang berapapun skor 30 poin dasar 2 Lebih dari sepuluh poin di atas skor dasar 30 poin 3 Skor dasar sampai sepuluh poin di atas skor 20 poin dasar 4 Sepuluh poin di bawah sampai satu poin di 10 poin bawah skor dasar 5 Lebih dari sepuluh poin di bawah skor dasar 0 poin Setelah kegiatan penghitungan skor peningkatan individu selesai, langkah selanjutnya adalah pemberian penghargaan kepada kelompok. Penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan poin individu yang diperoleh. Sedangkan poin kelompok diperoleh dari total skor peningkatan individu dibagi banyaknya anggota kelompok. Berdasarkan poin peningkatan yang diperoleh, terdapat tiga tingkat penghargaan kelompok yaitu : (1) Kelompok dengan poin rata-rata 15, sebagai kelompok baik, (2) Kelompok dengan poin rata-rata 20, sebagai kelompok hebat, (3) Kelompok dengan poin rata-rata 25, sebagai kelompok super (Widada dan Herawati, 2007 : 25,27). 2.2 Komputer sebagai Media Pembelajaran Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mencakup tutor, tutee dan tools dalam implementasi dan aplikasi bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri. 4

5 Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi. Beberapa bentuk penggunaan media komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi: (1) Penggunaan Multimedia Presentasi, (2) CD Multimedia Interaktif, (3) Video Pembelajaran. 3. Metodologi Penelitian 3.1 Jenis, Waktu, Tempat dan subjek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2006 : 13). Pada penelitian ini media komputer digunakan dalam penyampaian konsep Getaran dan Gelombang untuk memvisualisasi konsep-konsep fisika yang sifatnya abstrak pada subjek yang telah ditentukan. Sedangkan untuk pencapaian hasil belajar hanya akan dilakukan peningkatan kemampuan yang meliputi pengetahuan (C 1 ), pemahaman (C 2 ), dan penerapan (C 3 ). Penelitian dilaksanakan dari tanggal 4 Maret 2009 sampai dengan 17 Maret 2009 di ruangan laboratorium fisika SMP Negeri 5 Bengkulu. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII B semester 2 SMP Negeri 5 Kota Bengkulu tahun ajaran 2008/2009, berjumlah 41 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. 3.2 Teknik Analisis Data 1. Tes Tes diolah secara deskriptif dan dianalisis dengan menggunakan persamaan nilai rata-rata kelas, daya serap siswa, persentase ketuntasan belajar dan nilai akhir tiap siklus. Nilai rata-rata kelas ( x ) dihitung dengan menggunakan persamaan (Sudjana, 1989:109): 5

6 dimana x x (1) N x adalah jumlah nilai seluruh siswa dan N adalah jumlah siswa. Daya serap siswa (DS) dihitung dengan menggunakan persamaan (Depdikbud, 1995 : 33) : NS DS S Ni (2) dimana NS adalah jumlah nilai seluruh siswa, Ni adalah nilai ideal dan S adalah jumlah peserta tes. Berdasarkan kegiatan belajar mengajar yang telah disepakati dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMP Negeri 5 Kota Bengkulu, menyatakan ketuntasan belajar untuk individu : jika siswa mendapat nilai 60 dan untuk kelompok : jika 85 % siswa mendapat nilai 60. Persentase ketuntasan belajar (KB) dihitung dengan menggunakan persamaan (Depdikbud, 1995 : 33) : n KB 100% (3) n dimana n adalah jumlah siswa yang mendapat nilai 60 dan n adalah jumlah peserta tes. 2. Kinerja Ilmiah Indikator penilaian kinerja ilmiah adalah sebagai berikut : Isi laporan benar, kesimpulan sesuai dengan tujuan : 86 100. Isi laporan benar, kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan : 70 85. Isi laporan salah, kesimpulan sesuai dengan tujuan : 56 69. Isi laporan salah, kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan : 0 55. 3. Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi. Skor pengamatan aspek yang diamati pada lembar observasi siswa adalah baik (skor 3), cukup (2) dan kurang (1). 6

7 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pemahaman Konsep Hasil belajar siswa pada aspek pemahaman konsep diperlihatkan pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Pemahaman Konsep No Deskripsi Data Hasil Belajar Nilai Siklus I Siklus II 1 Skor rata-rata 70,09 73,85 2 Daya serap (%) 70,09 73,85 3 Ketuntasan belajar (%) 87,80 97,56 Tabel 3 diatas menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada aspek pemahaman konsep dimana skor rata-rata yaitu 70,09 pada siklus I meningkat menjadi 73,85 pada siklus II. Daya serap siswa sebesar 70,09% pada siklus I meningkat menjadi 73,85% pada siklus II, dan ketuntasan belajar sebesar 87,80% (tuntas) pada siklus I meningkat menjadi 97,56% (tuntas) pada siklus II. Pada siklus II hasil belajar siswa lebih baik dari siklus sebelumnya. 4.2 Kinerja Ilmiah Hasil belajar siswa pada aspek kinerja ilmiah diperlihatkan pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Kinerja Ilmiah No Siklus Skor Rata-rata Kriteria 1 I 12,50 Cukup 2 II 13,37 Baik Tabel 4 memperlihatkan terjadi peningkatan skor kinerja ilmiah siswa. Skor rata-rata pada siklus I adalah 12,50 (skor maksimum 24) sedangkan skor rata-rata pada siklus II adalah 13,37. Ada beberapa kinerja ilmiah yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa, yaitu: pada aspek melakukan percobaan, pada siklus I terdapat satu kelompok yang termasuk kategori cukup dan dua kelompok yang termasuk kategori kurang, hal itu di karenakan siswa belum merasa satu tim sehingga ada anggota kelompok yang tidak aktif dalam melaksanakan percobaan. Pada siklus II, hanya satu kelompok yang berada pada kategori cukup. Peningkatan ini disebabkan anggota kelompok sudah merasa memiliki tanggung jawab terhadap tim nya. 7

8 4.3 Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi siswa diperlihatkan pada tabel 5. Tabel 5. Aktivitas Belajar Siswa No Siklus Skor Rata-rata Kriteria 1 I 33,0 Baik 2 II 37,5 Baik Berdasarkan data pada tabel 5 diatas terlihat peningkatan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan skor rata-rata 33 (skor maksimum 39) termasuk dalam kriteria baik. Walaupun aktivitas belajar siswa dalam kategori baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam proses belajar mengajar. Pada tahap penyajian informasi, meskipun siswa tertarik dan antusias melihat tampilan animasi dan gambar yang disampaikan oleh guru namun hanya 50% siswa mencatat poin-poin penting yang disampaikan guru melalui media berbasis software PowerPoint. Hal itu disebabkan siswa merasa sudah memiliki buku pegangan sehingga tidak perlu mencatat lagi. Pada siklus II, skor rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 37,5 dan termasuk dalam kriteria baik. Peningkatan ini disebabkan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan karena guru telah memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada proses belajar mengajar sebelumnya. Selain itu peningkatan aktivitas belajar siswa ini disebabkan karena siswa aktif dalam setiap langkah pembelajaran dan adanya kerjasama dalam tim. Berdasarkan uraian di atas, aktivitas belajar siswa selama pembelajaran melalui penerapan model kooperatif tipe STAD dengan Microsoft PowerPoint mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan siswa lebih aktif dalam setiap langkah pembelajaran dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru melainkan membuktikan sendiri teori yang mereka terima dari guru melalui eksperimen. Selain itu, dengan penggunaan PowerPoint maka materi pelajaran yang disampaikan menjadi lebih menarik dengan adanya variasi-variasi gerakan objek dan adanya video yang ditampilkan sehingga siswa lebih tertarik dalam menerima informasi pelajaran. 8

9 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Microsoft PowerPoint dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Bengkulu. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas belajar siswa pada masing-masing siklus. Skor rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 33 dengan kategori baik pada siklus I meningkat menjadi 37,5 dengan kategori baik pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas dan kinerja ilmiah siswa. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 70,09 meningkat pada siklus II menjadi 73,85. Pada aspek kinerja ilmiah siswa, skor rata-rata pada siklus I sebesar 12,50 dalam kategori cukup meningkat menjadi 13,37 dalam kategori baik pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. 1989. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidian. Jakarta : PT. Bumi Aksara Depdikbud. 1995. Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdikbud Hidayat, Jufriady. 2008. Penggunaan Microsoft Power Point atau Camtasia sebagai Media Pembelajaran TIK. http://media.diknas.go.id. Diakses tanggal 2 Mei 2008 Razaq, Abdul. 2007. Belajar Sendiri Microsoft Office PowerPoint 2007. Yogyakarta : Indah Surabaya Sudjana.1989. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Supriyati, Yetti dan Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajaran Fisika. Jakarta : Universitas Terbuka Widada, Wahyu dan Herawati, Dewi. 2007. Implementasi RME, CMP, dan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika. Bengkulu : Universitas Muhammadiyah Bengkulu 9