Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA PROSES INJEKSI SURFAKTAN

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS

Study Peningkatan Oil Recovery Pada Injeksi Surfaktan-Polimer Pada Batuan Karbonat

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI KETERBASAHAN BATUAN PADA RESERVOIR YANG MENGANDUNG MINYAK PARAFIN PADA PROSES IMBIBISI

KAJIAN AWAL LABORATORIUM MENGENAI VISKOSITAS POLIMER TERHADAP PENGARUH SALINITAS, TEMPERATUR DAN KONSENTRASI POLIMER (Laboratorium Study)

STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL FLOODING DI LAPANGAN LIMAU

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

KARAKTERISASI SURFAKTAN POLIMER PADA SALINITAS PPM DAN SUHU 85 C

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Pengaruh Konsentrasi Surfaktan dan Permeabilitas pada Batuan Sandstone terhadap Perolehan Minyak dalam Proses Imbibisi (Laboratorium Study)

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI GAS CO 2 DAN SURFAKTAN SECARA SEREMPAK

KELAKUAN FASA CAMPURAN ANTARA RESERVOAR-INJEKSI-SURFAKTAN UNTUK IMPLEMENTASI ENHANCED WATER FLOODING

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PERSIAPAN CORE SINTETIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PROBLEM OPEN-ENDED OSN PERTAMINA 2014 BIDANG KIMIA

ANALYSIS OF CEMENT QUANTITY IN RESERVOIR ROCK TO OIL RECOVERY THROUGH IMBIBITION PROCESS WITH NON-IONIC SURFACTANT (LABORATORY STUDY)

KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

BAB I PENDAHULUAN. baku baru yang potensial. Salah satu bahan yang potensial untuk pembuatan surfaktan adalah

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengurasan minyak tahap lanjut

INJEKSI POLIMER DENGAN PENGARUH JENIS POLIMER,KONSENTRASI DAN SALINITAS BRINE PADA RECOVERY FACTOR MINYAK (Laboratorium Study)

PENGARUH PENAMBAHAN SUMUR TERHADAP FAKTOR PEROLEHAN PADA MODEL RESERVOIR 3D DENGAN METODE INJEKSI SURFAKTAN BERPOLA 5-TITIK TUGAS AKHIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR

STUDI PENENTUAN RANCANGAN FLUIDA INJEKSI KIMIA

PENGARUH ADSORPSI STATIK BATUAN RESERVOIR MINYAK TERHADAP VISKOSITAS POLIMER POLYACRYLAMIDE. Edward ML Tobing

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan Perolehan Minyak Menggunakan Surfactant-Polymer Flooding

MEKANIKA RESERVOIR SKS : 2

Pengaruh Konsentrasi Surfaktan Anionik Terhadap Salinitas Optimum dalam Mikroemulsi Spontan dengan Sample Minyak Lapangan M. Ratna Widyaningsih

KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA

ANALISIS PENGARUH INJEKSI POLYMER HEC AM TERHADAP PEROLEHAN MINYAK (STUDI LABORATORIUM) Oleh Ryanty Sari Yuliana * Prof.Dr.Ir.Septoratno Siregar **

II. TINJAUAN PUSTAKA

Oleh Mochamad Fajar Sany * Ir. Leksono Mucharam M.sc., Ph.D. **

Optimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir

Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK

Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

PEMODELAN ENHANCED OIL RECOVERY LAPANGAN S DENGAN INJEKSI KOMBINASI SURFACTANT DAN POLYMER. Tugas Akhir. Oleh: ELDIAS ANJAR PERDANA PUTRA NIM

THERMAL FLOODING. DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI LABORATORIUM PENGARUH INJEKSI POLIMER CMC-AM TERHADAP PEROLEHAN MINYAK

EVALUASI PENGGUNAAN INJEKSI AIR UNTUK PRESSURE MAINTENANCE PADA RESERVOIR LAPANGAN MINYAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding

Pengaruh Penurunan Permeabilitas Terhadap Laju Injeksi Polimer Pada Lapangan Y

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RASIO MOL REAKTAN DAN LAMA SULFONASI TERHADAP KARAKTERISTIK METHYL ESTER SULFONIC (MES) DARI METIL ESTER MINYAK SAWIT

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

KAJIAN DYNAMIC CORE ADSORPTION TEST PADA PROSES OIL WELL STIMULATION MENGGUNAKAN SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT BERBASIS MINYAK SAWIT

EVALUASI KINERJA RESERVOIR DENGAN INJEKSI AIR PADA PATTERN 8 LAPANGAN TQL

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

BAB II INJEKSI UAP PADA EOR

PERCOBAAN II PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN A. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 2.

NOVIA RITA Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Abstrak.

PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.Permono. Ajar Membuat detergen bubuk, Penebar swadaya. Jakarta.

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR

TUGAS AKHIR. Oleh: Ekasih Pardomuan NIM

Pengaruh Permeabilitas dan Konsentrasi Polimer terhadap Saturasi Minyak Sisa pada Injeksi Polimer

KIMIA FISIKA HIDROKARBON NOMOR KODE/SKS : / 2 SKS MKA Terkait: PRAKTIKUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR (1 SKS)

KINERJA SURFAKTAN METIL ESTER SULFONAT (MES) SEBAGAI OIL WELL STIMULATION AGENT AKIBAT PENGARUH SUHU, LAMA PEMANASAN, DAN KONSENTRASI ASAM (HCl)

SINTESIS METIL ESTER SULFONAT MELALUI SULFONASI METIL ESTER MINYAK KEDELAI UNTUK APLIKASI CHEMICAL FLOODING

TUGAS FISIKA FARMASI TEGANGAN PERMUKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN PADA PIPA MINYAK BERSIFAT PARAFFINIC WAX DARI LAPANGAN X (STUDI LABORATURIUM DAN SIMULASI)

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

APLIKASI SURFAKTAN DARI MINYAK SAWIT UNTUK PEMBUANGAN DEPOSIT WAX PADA PERFORASI DAN SISTEM PIPA SUMUR PRODUKSI (STUDI KASUS SUMUR MINYAK XP)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST PADA SUMUR X LAPANGAN Y DENGAN METODE HORNER MANUAL DAN ECRIN 4.

Muhammad Afif Ikhsani

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :

Kata kunci : Surfaktan, dipping Reservoir, Injeksi Berpola Lima Titik, oil wet, Tegangan Antar Muka

Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERKIRAAN VOLUME GAS AWAL DI TEMPAT MENGGUNAKAN METODE VOLUMETRIK PADA LAPANGAN POR

Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangangan Pabrik HPAM dari Monomer Acrylamide Kapasitas ton/tahun

EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN

ISBN

Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D

BAB II GELOMBANG ELASTIK DAN EFEK VIBRASI

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. merupakan limbah yang berbahaya, salah satunya adalah limbah oil sludge yang

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009

Transkripsi:

STUDI LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA INJEKSI SURFAKTAN DENGAN KADAR SALINITAS AIR FORMASI YANG BERVARIASI Tommy Viriya dan Lestari Abstrak Metode EOR merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatan perolehan minyak dengan menggunakan energi dari luar reservoir. Salah satu metode EOR yang digunakan adalah injeksi surfaktan yang termasuk jenis chemical flooding. Surfaktan digunakan untuk memproduksi minyak yang terjebak dalam pori batuan dengan mengurangi tegangan permukaan antara minyak dan air yang terdapat dalam pori batuan, sehingga akan menigkatkan Recovery Factor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja surfaktan adalah kadar salinitas air formasi. Pada penelitian ini akan dibuktikan apakah memang kadar salinitas air formasi mempengaruhi kerja surfaktan dan seberapa jauh pengaruhnya. Hasil yang didapat pada kajian ini bahwa memang benar kadar salinitas air formasi akan mempengaruhi kerja surfaktan dimana RF terkecil dihasilkan oleh larutan dengan kadar salinitas terkecil dan konsentrasi surfaktan terkecil sedangkan RF terbesar dihasilkan oleh larutan dengan kadar salinitas terkecil dan konsentrasi surfaktan terbesar. Pendahuluan Salah satu metode EOR yang cukup sering digunakan untuk menigkatkan perolehan minyak adalah dengan injeksi Surfaktan yang termasuk kategori chemical flooding dalam EOR..Injeksi Surfaktan mampu menurunkan tegangan permukaan antar muka minyak air (IFT) sehingga minyak tersisa yang terperangkap dalam reservoir dapat didesak keluar. Tingginya kadar salinitas dalam air formasi akan menyebabkan penurunan tegangan antar muka minyak air tidak efektif lagi. Karakteristik Batuan Reservoir Secara umum karakteristik batuan reservoir adalah sifat yang dimiliki oleh batuan reservoir yaitu porositas, permeabilitas, dan saturasi. Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang yang kosong terhadap volume total batuan dari suatu batuan. Permeabilitas adalah kemampuan dari batuan berpori untuk mengalirkan fluida tanpa merusak partikel pembentuk dan kerangka batuan tersebut. Saturasi fluida dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar volume pori-pori batuan yang dapat terisi oleh fluida reservoir. Karakteristik Fluida Reservoir Sifat fisik fluida sangat mempengaruhi proses pendesakan fluida. Untuk itu perlu diketahui parameter-parameter yang terkait dengan fluida reservoir, seperti: densitas dan viskositas fluida. Densitas didefinisikan sebagai berat suatu zat per unit volume zat tersebut. Viskositas didefinisikan sebagai gaya dalam Dyne pada unit luas dari dua bidang horizontal dimana salah satu diam dan yang lain bergerak. Surfaktan Surfaktan merupakan nama lain dari Surface Active Agent, berupa senyawa organik yang bersifat amphipilic, yang artinya memiliki gugus polar (hidrofilik) dan gugus non polar (lipofilik) sekaligus dalam satu monomer. Gugus hidrokarbon pada surfaktan biasa dikenal dengan tail atau ekor, dan gugus polar disebut dengan head atau kepala. 550

Tail (chain) Head Dalam dunia perminyakan, surfaktan terutama digunakan dalam usaha peningkatan perolehan minyak untuk memproduksi minyak yang terjebak dalam pori batuan dengan mengurangi tegangan permukaan antara minyak dan air yang terdapat dalam pori batuan sehingga minyak yang terjebak di dalam pori batuan dapat lebih mudah untuk keluar. Cara kerja surfaktan dalam menurunkan tegangan antar muka, bagian yang hidrofilik akan masuk kedalam larutan polar dan bagian yang lipofilik akan masuk ke larutan yang non polar sehingga surfaktan akan menggabungkan kedua senyawa yang seharusnya tidak dapat bergabung tersebut. Salinitas Salinitas air formasi berpengaruh terhadap penurunan tegangan antar muka minyak-air oleh surfaktan. Untuk konsentrasi garam tertentu, seperti NaCl akan menyebabkan penurunan tegangan permukaan minyak-air sehingga tidak efektif lagi. Hal ini disebabkan oleh ikatan kimia yang membentuk NaCl adalah ikatan ion yang mudah terurai menjadi ion Na + dan Cl -. Begitu juga dengan molekul-molekul surfaktan di dalam air akan mudah terurai menjadi ion RSO 3 - dan H +. Konsekuensinya bila pada operasi pendesakan surfaktan terdapat garam NaCl tersebut, maka akan terbentuk HCl dan RSO 3 Na dan menjadi zat bukan aktif permukaan serta tidak dapat menurunkan tegangan antar muka minyak-air. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat lab pada umumnya kecuali beberapa alat-alat khusus seperti Viscometer Ostwald, Tensiometer Du Nuoy, dan model reservoir. Bahan-bahan yang dipakai seperti NaCl, Surfaktan AOS, aquades, dan pasir silica. Prosedur Percobaan Ada 4 tahap utama yang dilakukan, yang pertama adalah pembuatan larutan brine, pembuatan larutan surfaktan, pengukuran sifat fisik, dan tahap penginjeksian untuk mengetahui perolehan minyak. Pembuatan brine dibuat bervariasi sebesar 10000 ppm, 15000 ppm, dan 20000 ppm. Konsentrasi larutan surfaktan dibuat sebesar 0.15%. 0.50%, dan 1.00%. Hasil Penelitian Berikut merupakan hasil yang didapat untuk pengukuran densitas: DENSITAS (gr/cc) BRINE 10000 ppm 1.0592 BRINE 15000 ppm 1.0628 BRINE 20000 ppm 1.0668 551

DENSITAS (gr/cc) BRINE 10000 ppm + SF 0.15% 1.0592 BRINE 10000 ppm + SF 0.50% 1.0640 BRINE 10000 ppm + SF 1.00% 1.0740 BRINE 15000 ppm + SF 0.15% 1.0632 BRINE 15000 ppm + SF 0.50% 1.0672 BRINE 15000 ppm + SF 1.00% 1.0750 BRINE 20000 ppm + SF 0.15% 1.0680 BRINE 20000 ppm + SF 0.50% 1.0696 BRINE 20000 ppm + SF 1.00% 1.0790 Berikut merupakan hasil yang didapat untuk pengukuran viskositas: VISKOSITAS (cp) BRINE 10000 ppm 1.182 BRINE 15000 ppm 1.182 BRINE 20000 ppm 1.185 BRINE 10000 ppm + SF 0.15% 1.185 BRINE 10000 ppm + SF 0.50% 1.209 BRINE 10000 ppm + SF 1.00% 1.227 BRINE 15000 ppm + SF 0.15% 1.185 BRINE 15000 ppm + SF 0.50% 1.209 BRINE 15000 ppm + SF 1.00% 1.230 BRINE 20000 ppm + SF 0.15% 1.191 BRINE 20000 ppm + SF 0.50% 1.215 BRINE 20000 ppm + SF 1.00% 1.230 Berikut merupakan hasil yang didapat untuk pengukuran tegangan permukaan: TEGANGAN PERMUKAAN (dyne/cm) BRINE 10000 ppm 36.83 BRINE 15000 ppm 36.77 BRINE 20000 ppm 36.73 BRINE 10000 ppm + SF 0.15% 34.67 BRINE 10000 ppm + SF 0.50% 31.67 BRINE 10000 ppm + SF 1.00% 29.70 BRINE 15000 ppm + SF 0.15% 35.53 BRINE 15000 ppm + SF 0.50% 33.97 BRINE 15000 ppm + SF 1.00% 32.07 BRINE 20000 ppm + SF 0.15% 36.20 BRINE 20000 ppm + SF 0.50% 35.60 BRINE 20000 ppm + SF 1.00% 34.60 552

Berikut adalah rangkuman recovery factor yang didapat dari tiap injeksi Larutan: RECOVERY FACTOR (%) BRINE 10000 PPM + SF 0.15% 53.33 BRINE 10000 PPM + SF 0.50% 57.28 BRINE 10000 PPM + SF 1.00% 57.62 BRINE 15000 PPM + SF 0.15% 50.95 BRINE 15000 PPM + SF 0.50% 52.26 BRINE 15000 PPM + SF 1.00% 54.10 BRINE 20000 PPM + SF 0.15% 48.56 BRINE 20000 PPM + SF 0.50% 49.05 BRINE 20000 PPM + SF 1.00% 49.62 Pembahasan Pada densitas, peningkatan kadar salinitas akan meningkatkan nilai densitas, penambahan konsentrasi dari surfaktan juga meningkatkan nilai densitas. Pada viskositas, perubahan kadar salinitas tidak terlalu mempengaruhi viskositas, konsentrasi surfaktan mempengaruhi nilai viskositas, semakin tinggi konsentrasi, semakin meningkat nilai viskositas. Pada tegangan permukaan, perubahan kadar salinitas tidak banyak berpengaruh terhadap tegangan permukaan. Konsentrasi surfaktan sangat mempengaruhi tegangan permukaan dimana makin tinggi konsentrasi surfaktan, makin menurun tegangan permukaan larutan, tetapi, larutan dengan kadar salinitas yang rendah, penurunan tegangan permukaan dengan penambahan konsentrasi surfaktan turun lebih efisien dibandingkan dengan larutan lain yang kadar salinitasnya lebih tinggi. Pada perolehan RF, semakin tinggi konsentrasi surfaktan maka semakin tinggi RF yang bisa dihasilkan, tetapi RF pada larutan salinitas tinggi tidak seefisien larutan yang memiliki salinitas rendah. Kesimpulan 1. Surfaktan AOS adalah jenis surfaktan anionik yang sering digunakan dalam penginjeksian surfaktan karena lebih efektif jenis surfaktan lainnya. 2. Besarnya densitas mengalami kenaikan seiring meningkatnya kadar salinitas brine dan konsentasi surfaktan. 3. Viskositas tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kadar salinitas brine tetapi konsentrasi surfaktan akan mempengaruhi viskositas dimana semakin tinggi konsentrasi surfaktan maka nilai viskositas juga akan menigkat. 4. Tegangan permukaan tidak banyak dipengaruhi oleh kadar salinitas brine tetapi nilai tegangan permukaan akan turun apabila ditambahkan surfaktan dan bila konsentrasi surfaktan ditingkatkan. 5. Tingginya kadar salinitas air formasi akan mempengaruhi kerja dari surfaktan dalam menurunkan tegangan permukaan sehingga minyak sisa yang bisa didesak saat penginjeksian akan tidak optimal. 6. Semakin tinggi salinitas brine, semakin kecil RF yang dihasilkan, peningkatan konsentrasi surfaktan memang akan menaikkan nilai RF tapi tidak akan optimal apabila salinitasnya terlalu tinggi. Daftar Pustaka 553

Adim, Herlan. Pengetahuan Dasar Mekanika Reservoir. Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Trisakti, Jakarta. 1991. Adim, Herlan, Msc. Petunjuk Analisa Sifat Fisik Batuan. Laboratorium Petrofisika, LEMIGAS. Jakarta. 1975. Ahmed Tarek. Reservoir Engineering Handbook Second Edition. Gulf Professional Publishing. Texas, United States. 2001. Amyx, J.W ; Bass, D.M.Jr, and Whiting, R.L. Petroleum Reservoir Engineering. McGraw- Hill Book Co.Inc, New York City. 1960. Craft, B.C. Applied Petroleum Reservoir Engineering. Prentice-Hall. 1959, hal 101. Donaldson, Erle. Enhanced Oil Recovery I Fundamental and Analysis. Elseiver Science Publisher. Amsterdam. 1985. Green, Don, Walter. Enhanced Oil Recovery. SPE of AIMEE. Texas, USA. 1998, hal 240-272. Lestari, dkk. Kimia Fisika Hidrokarbon. Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Trisakti, Jakarta. 1989. Siregar, Septoratno. Teknik Peningkatan Perolehan. Jurusan Teknologi Perminyakan, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung. 2000. Tiab, Djebbar. Petrophysics. Gulf Professional Publishing. Texas, United States. 2004. 554