Metode Pengumpulan Data Komponen Lingkungan Metode Analisis Dampak Lingkungan Metode dan Teknik Indentifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi Dampak
Mengetahui komponen dan parameter lingkungan yang diukur pada kegiatan AMDAL Mengerti metode pengukuran dan analisis data lingkungan yang digunakan pada kegiatan AMDAL
Komponen VS Parameter Komponen lingkungan dalam AMDAL Abiotic (Geofisik kimia) Biotic Culture (Sosial Budaya dan Kesehatan Masyarakat) Ada berapa banyak komponen dan parameter?? Leopold 88 komponen Battelle and Colombus 4 komponen, 17 sub kategori dan 78 paramater Canter and Hill 4 kategori, 15 sub kategori, 63 parameter
Parameter : suhu, kelembaban, curah hujan, jumlah hari hujan, dan kecepatan dan arah angin Pengumpulan data iklim : menghimpun data sekunder yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi/Klimatologi yang terdekat yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan hasil survei Waktu data : rata-rata bulanan dengan rentang waktu 5 tahun terakhir. Analisis Data : dianalisis secara deskriptif. Data arah dan kecepatan angin diilustrasikan dalam gambar wind rose.
Contoh Windrose
Parameter No. Parameter Metode Analisis Alat Analisis 1 Sulfur Dioksida (SO 2 ) Pararosanilin Spektrofotometer 2 Karbon monoksida (CO) NDIR NDIR Analyzer 3 Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Saltzman Spektrofotometer 4 Oksidan (O 3 ) Chemiluminescent Spektrofotometer 5 Hidrokarbon (HC) Flame Ionization Gas Chromatography 6 Partikel <10µm (PM10) Gravimetrik Timbangan Analitik Kuantitatif, Dust Sampler 7 Debu Gravimetrik Timbangan Analitik Kuantitatif, Dust Sampler Data kualitas udara merupakan data primer yang diperoleh dari pengukuran di lapangan Waktu data : Ambient Air Quality Analisis : membandingkan antara data yang diperoleh hasil sampling dan analisis laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Kep Men LH No.50 tahun 1996.
Dust sampler Impinger air sampling
Parameter No. Parameter Metode Analisis Fisika 1 Kecerahan Visual 2 Kekeruhan Turbidimetrik 3 Padatan Tersuspensi Total Gravimetrik 4 Suhu Termometri 5 Lapisan Minyak Pengamatan visual Kimia 1 ph Elektrometrik 2 Salinitas Elektrometrik/refraksi 3 Oksigen terlarut (DO) Potensiometrik 4 BOD 5 Titrimetrik/Potensiometrik Inkubasi 5 Ammonia Total (NH 3 -N) Spektrofotometrik 6 Fosfat (PO 4 -P) Spektrofotometrik 7 Nitrat (NO 3 -N) Spektrofotometrik 8 Minyak dan Lemak Spektrofluorimetrik 9 Raksa (Hg) Spektrofotometrik Serapan Atom 10 Krom (Cr) Spektrofotometrik Serapan Atom 11 Arsen (As) Spektrofotometrik Serapan Atom 12 Kadmium (Cd) Spektrofotometrik Serapan Atom 13 Tembaga (Cu) Spektrofotometrik Serapan Atom 14 Timbal (PB) Spektrofotometrik Serapan Atom 15 Seng (Zn) Spektrofotometrik Serapan Atom 16 Nikel (Ni) Spektrofotometrik Serapan Atom Biologi 1 Plankton Sel. Hitung Sedwick-Rafter
Pengumpulan data :merupakan data primer yang diperoleh dari pengukuran di lapangan Waktu : kondisi perairan sesaat yang mewakili satu musim pada waktu pengambilan sampel. Parameter kualitas air laut yang akan dianalisis sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut (Lampiran 3. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut).
Gelombang Pengumpulan data gelombang diperoleh dari data sekunder Pasut Pengumpulan data pasang surut diperoleh dari data sekunder Arus Pengumpulan data arus diperoleh dari data sekunder hasil survei Batimetri Pengumpulan data batimetri diperoleh dari data sekunder hasil survei. Data tersebut selanjutnya diverifikasi dengan data dari Dishidros TNI AL.
Parameter : Fitoplankton dan zooplankton, nekton Pengumpulan data : data primer yang diperoleh dari pengukuran di lapangan (survei dan wawancara) Waktu : kondisi perairan sesaat yang mewakili satu musim pada waktu pengambilan sampel
Analisis Data Kelimpahan plankton Yaitu jumlah sel plankton jenis ke-i pada volume air tertentu A Oi Op Vt 1 Vo Vs n p dimana; A = kelimpahan plankton (individu/liter atau individu/m 3 ) O i = luas gelas penutup (mm 2 ) O p = luas satu lapang pandang (mm 2 ) V t = volume air contoh yang tersaring (ml) V o = volume satu tetes air contoh (ml) V s = volume air sampel yang tersaring dengan jaring plankton (liter atau m 3 ) n = jumlah plankton pada seluruh lapang pandang p = jumlah lapang pandang yang diamati
Indeks keanekaragaman H = n i=1 ni N ln ni N dimana; H = indeks Keanekaragaman ni = jumlah individu jenis ke-i N = jumlah total individu Nilai indeks keanekaragaman ini kemudian dikelompokkan secara empiris menjadi: Normal/murni = H > 4,6 Tercemar ringan = 4 < H 4,6 Tercemar sedang = 3 < H 4 Tercemar berat = 1,5 < H 3 Azoic = 0 < H 1,5
Indeks Keseragaman Nilai indeks keseragaman dalam suatu komunitas menunjukkan tingkat kesamaan kondisi ekologi antar masing-masing jenis plankton. Indeks ini dihitung dengan menggunakan rumus: E H' Hmaks Dimana; E = Indeks Keseragaman H = Indeks Keanekaragaman H maks = Indeks keseragaman maksimum yang sama dengan log 2 S, dimana S adalah jumlah jenis (plankton) Apabila nilai E mendekati 1, maka sebaran individu-individu antar jenis (species) relatif merata. Tetapi jika nilai E mendekati 0, maka sebaran individu antar jenis sangat tidak merata.
Indeks Dominansi Untuk melihat seberapa besar tingkat pendominasian pada sebuah komunitas oleh suatu jenis plankton tertentu. C ni/n 2 dimana; C = indeks dominansi ni = jumlah individu jenis ke-i N = jumlah total individu Interpretasi data Indeks dominansi (C), bila nilai C mendekati 1 berarti ada yang mendominansi dan bila mendekati nol berarti tak ada yang mendominansi.
Parameter
No Aspek Studi Jenis Data Alat Pengumpul Data 1. Kependudukan (demografi) a. Jumlah penduduk Sekunder Dokumentasi b. Kepadatan Penduduk Sekunder Dokumentasi c. Perkembangan Penduduk Sekunder Dokumentasi 2. Sosial Ekonomi a. Kesempatan Kerja Primer Kuesioner b. Mata Pencaharian Sekunder/Primer Dokumentasi/ Kuesioner c. Pendapatan dan Pengeluaran Penduduk Primer Kuesioner d. Kegiatan Usaha Perikanan Sekunder Dokumentasi/ Wawancara e. Sistem Pranata (kelembagaan) Sosial Ekonomi Nelayan Sekunder/Primer Dokumentasi/ Wawancara/ Kuesioner f. Sarana dan Prasarana Perekonomian Sekunder Dokumentasi 3. Sosial Budaya a. Adat Istiadat Penduduk, Norma, Tata Nilai dan b. c. d. Sangsi yang Berlaku Pola Kebiasaan Penduduk, seperti sistem gotong royong dan tolong menolong Tingkat Pendidikan (formal dan non formal) Jenis-Jenis Budaya Setempat Sekunder/Primer/ Observasi Sekunder/Primer/ Observasi Sekunder Sekunder/Observasi/Prim er Dokumentasi/Kuesioner/ Wawancara Dokumentasi/ Kuesioner/ Wawancara Dokumentasi Dokumentasi/ Kuesioner/ Wawancara e. f. Sikap dan Persepsi Penduduk Terhadap Rencana Kegiatan Saran - Saran dan Harapan Penduduk Terhadap Rencana Kegiatan Primer Dengar Pendapat/ Kuesioner Primer Dengar Pendapat/ Kuesioner
Pengumpulan data Primer Survei Perhitungan statistik lebih spesifik, ex: kuesioner Teknik non survei Wawancara mendalam Observasi Sekunder Data dapat dibagi ke dalam aras makro (kabupaten dan kecamatan) dan aras mikro (wilayah desa/dusun, rumah tangga, dan individu).
Lembaga untuk pengumpulan data sekunder Kantor Biro Pusat Statistik Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kantor BLH Kantor Kecamatan PUSKESMAS Kantor Desa yang termasuk lokasi studi.
Metode pemilihan sampel Pemilihan anggota sampel dilakukan secara purposive karena ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil berdasarkan tujuan penelitian Pemilihan anggota sampel dilakukan terhadap penduduk yang diprakirakan terkena dampak langsung dari proyek yaitu : Penduduk terdekat dengan lokasi proyek. Tokoh masyarakat dan aparat setempat yang terkait dengan kegiatan proyek.
Penentuan jumlah sampel yang paling sesuai dengan lingkungan pemukiman penduduk di sekitar rencana wilayah studi dilakukan dengan menarik jumlah sampel secara 3 tahap dimana tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut : Sampling tahap pertama, yaitu memilih psu (primary sampling unit) Sampling tahap kedua, yaitu memilih unit elementer yang ada dalam psu yang terpilih pada sampling. Sampling tahap ketiga, yaitu memilih anggota sampel dari unit elementer yang ada dari psu yang terpilih pada sampling tahap kedua dengan menggunakan sample fraction secara berimbang.
Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang telah diketahui akan ditarik lagi menjadi sampel secara berdasarkan sample fraction yang telah ditentukan dengan rumus sebagai berikut : f m M atau m f x M dimana : f = sample fraction M = jumlah total populasi m = jumlah KK yang dijadikan anggota sampel Besarnya sample fraction (f) untuk menentukan jumlah KK yang akan dijadikan responden di masing-masing desa ditentukan secara purposive yaitu sebesar 10% untuk desa. Pertimbangan sample fraction didasarkan pada jumlah KK
(6) Metode Analisis Laju pertumbuhan penduduk r = laju Pertumbuhan Penduduk L n = logaritma natural P t = jumlah Penduduk tahun ke-n P 0 = jumlah Penduduk tahun ke-0 t = waktu antara P t dan P 0 (tahun) r LnP t/p t o Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk(Jiwa) K 2 Luas Wilayah(Km )
Rasio Beban Tanggungan P(0-14) P(56 ) RasioBeban Tanggungan 100 P(15-55) P (0-14) = jumlah penduduk usia 0-14 tahun P (15-55) = jumlah penduduk dalam usia 15-55 tahun P(56+) = jumlah penduduk dalam usia 56 tahun ke atas Rasio Jenis Kelamin Jumlahpenduduklaki - laki Rasio JenisKelamin 100 Jumlahpendudukperempuan
Terima kasih