BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN SKPD

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2015 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Rencana Strategis (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL BAB I PENDAHULUAN

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A NG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

BUPATI MALUKU TENGGARA

keluaran ( output), hasil ( outcome), dan dampak ( impact) dari pelaksanaan rencana pembangunan.

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATACARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Tahun Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Transkripsi:

75 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN SKPD Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas. Inilah wujud keterkaitan antara Renstra SKPD dan RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas. Bab ini memastikan bahwa seluruh sasaran RPJM Kabupaten Kepulauan Anambas hendak diwujudkan oleh seluruh SKPD yang ada sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. No Indikator Kinerja Kondisi kinerja awal periode RPJMD 0 1 Target Capaian Setiap 2 3 4 5 Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 6.1 Mekanisme Perencanaan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan penyusunan peraturan pemerintah tentang tata cara penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga, Rencana Kerja Pemerintah, Rencana Kerja Kementerian/Lembaga, dan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan.

76 Rencana Pembangunan dibagi ke dalam tiga periodesasi : (1). Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) : (2). Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ; (3). Rencana Pembangunan an atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Dalam rangka mengoptimalkan peran masyarakat, maka salah satu tahapan dalam proses perencanaan adalah musyawarah perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat. RPJP memuat Visi, Misi, dan arah pembangunan untuk periode 20 tahun. RPJP lebih bersifat visioner, dan hanya memuat hal-hal yang mendasar, sehingga cukup memberi keleluasaan dalam penyusunan Rencana Pembangaunan Jangka Menengah dan an. RPJM Daerah adalah Rencana Pembangunan Daerah untuk jangka waktu 5 tahun, yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Perioritas Kepala Daerah. Dengan demikian tahap awal dari penyusunan RPJM Daerah adalah penjabaran Visi, Misi dan Program Perioritas ke dalam rancanan awal. Rancangan Awal ini dijadikan sebagai pedoman dari semua SKPD dalam menyusun Rencana Strategis. RPJM Daerah disusun dengan menggunakan Renstra SKPD dan menjadi bahan Musrenbang Jangka Menengah. Rancangan Akhir disusun dengan mengakomodasi hasil dari Musrenbang kemudian ditetapkan menjadi RPJM Daerah. Perkembangan Perencanaan Partisipatif bermula dari kesadaran bahwa kinerja sebuah prakarsa sangat ditentukan oleh semua pihak yang terkait (stakeholder) dengan prakarsa tersebut. Komitmen semua pemangku kepentingan adalah kunci keberhasilan program dan kegiatan. Dinas Komunikasi dan Informatika dalam penyusunan perencanaan akan dilaksanakan melalui siklus dan mekanisme sesuai denga ketentuan yang ditetapkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan daerah. Terkait dengan pembangunan komunikasi dan informatika, ke depan akan dilaksanakan melalui penyelenggaraan

77 Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (MUSRENBANGDA) Kabupaten Kepulauan Anambas. MUSRENBANGDA dilaksanakan bersama-sama dengan seluruh SKPD Kabupaten Kepulauan Anambas. Tujuan dari diselenggarakannya MUSRENBANGDA tersebut adalah untuk : 1) menciptakan persamaan persepsi dalam pola pembangunan daerah ; 2) menciptakan sinergi dan integrasi program dankegiatanpembangunankomunikasidaninformatika, sehingga seluruh aktifitas pembangunan komunikasi dan informatika merupakan kekuatan yang mampu mewujudkan pencapaian komunikasi dan informatika daerah Kabupaten Kepulauan Anambas ; 3) mewujudkan jaringan komunikasi dan Informatika yang mampu menjaga eksistensi Kabupaten Kepulauan Anambas, bahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 4) menjaring masukan dan pemikiran serta komitmen semua pihak dalam mendukung dan melaksanakan pembangunan komunikasi dan informatika untuk mewujudkan Masyarakat Kepulauan Anambas yang Informatif dan Sejahtera melalui penyelenggaraan Komunikasi dan Informatika yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Berasal dari konsep dan pemikiran yang dihasilkan dari MUSRENBANGDA, disusun sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan pembangunan komunikasi dan informatika daerah tahunan dan lima tahunan. Dengan pola perencanaan demikian, maka perencanaan pembangunan komunikasi dan informatika daerah oleh Dinas Komunikasi dan Informatika secara subtansi telah diperkuat dengan konsep pembangunan komunikasi dan informatika yang dilakukan oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholders). 6.2 Pemantauan dan Pengendalian Pemantauan perencanaan pembangunan terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu : 1) penyusunan rencana; 2) penetapan rencana; 3) pengendalian pelaksanaan rencana; dan 4) evaluasi pelaksanaan rencana. Kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi

78 pelaksanaan rencana merupakan bagian-bagian dari fungsi manajemen, yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keempatnya saling melengkapi dan masing-masing member umpan balik serta masukan kepada yang lainnya. Perencanaan yang telah disusun dengan baik, tidak ada artinya jika tidak dapat dilaksanakan. Setiap pelaksanaan rencana tidak akan berjalan lancar jika tidak didasarkan kepada perencanaan yang baik. Sejalan dengan itu, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan program pembangunan perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan. Pemantauan dimaksudkan untuk mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pengendalian dilakukan dengan maksud untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tindak lanjut pemantauan dan pengendalian merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan pada hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan rencana yang telah ditetapkan, antara lain :melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselerasi atas keterlambatan pelaksanaan, ataupun klarifikasi atas ketidak-jelasan pelaksanaan rencana. Dalam kontek sini, Dinas Komunikasi dan Informatika melengkapi aktifitas pemantauan melalui pelaksanaan kegiatan pengawasan program (WASGRAM) secara terpadu oleh Inspektorat Daerah Kabupaten. Kegiatan pemantauan dan pengendalian dilakukan melalui metode yang sistematis, meliputi :

79 1) Evaluasi, dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan rencana pembangunan pada masa yang akan datang. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang berbeda, yaitu : (1) evaluasi pada tahap perencanaan (ex-ante), yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan, dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya; (2) evaluasi pada tahap pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelakanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya; (3) evaluasi pada pasca pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan masukan), efektifitas (hasil dan dampak terhadap sasaran) ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan dari suatu program). 2) Laporan, merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting didalam proses pelaksanaan program dan kegiatan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat dana kurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan yang relavan. Di dalam pelaksanaannya kegiatan pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang, berkala maksudnya ialah bahwa laporan dilakukan setiap 3 bulan (triwulan), dan 6 bulan (semester) atau tahunan. Sedangkan berjenjang maksudnya ialah, bahwa laporan dilaksanakan

80 dari satu unit kerja paling bawah dalam organisasi sampai kepada pucuk pimpinan organisasi. Selain itu laporan juga harus dilakukan kepada masyarakat, baik secara aktif maupun secara pasif. Secara aktif dimaksudkan agar setiap unit organisasi menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak/elektronik, sedangkan laporan secara pasif dimaksudkan agar setiap organisasi perlu mengembangkan media penyebarluasan informasi melalui situs informasi, sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas. Untuk mendapatkan hasil yang dapat memberikan informasi secara maksimal diperlukan bentuk format pelaporan yang memadai sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan perlu dipantau secara periodic melalui mekanisme pelaporan, agar target yang telah ditetapkan dalam rencana dapat dicapai. Terkait dengan pelaksanaan laporan tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika melaksanakan system pelaporan melalui format laporan bulanan, triwulan, tahunan dan LAKIP, dilengkapi dengan sistem pengendalian melalui rapat monitoring dan evaluasi secara periodik dan bertahap. Hasil pemantauan ini dipergunakan sebagai bahan evaluasi untuk keperluan pengendalian apabila terjadi penyimpangan dari target yang telah ditetapkan. Evaluasi dan pengendalian ini dilakukan dalam bentuk rapat kerja yang diikuti oleh semua penanggungjawab kegiatan. Tidak kalah pentingnya dari keseluruhan aktifitas Dinas Komunikasi dan Informatika adalah terlaksananya kegiatan pembangunan bidang Komunikasi dan Informatika secara efektif dan akuntabel. Efektif mengandung makna bahwa hasil-hasil pembangunan tersebut mencapai sasaran yang telah ditetapkan, sedangkan akuntabel merujuk pada upaya mencapai sasaran tersebut dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan, khususnya dalam pengelolaan anggaran pemerintah untuk bidang komunikasi dan

81 informatika. Terkai dengan hal tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika telah menetapkan komitmen untuk dalam hal pengelolaan keuangan Negara memperoleh opini Wajar Tanpa Pengeculian (WTP) dari BPK-RI. Upaya kearah tersebut akan memperoleh dukungan sepenuhnya dari kegiatan bimtek Penyusunan Laporan Keuangan dan review atas laporan keuangan seluruh bidang di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika oleh Inspektorat Daerah. Upaya mencapai akuntabilitas yang tinggi akan banyak bergantung pada tingkat propesionalisme dan integritas moral dari aparatur pelaksananya. Sehubungan dengan itu, maka sesuai dengan rumusan misi yang ke-1 dari Dinas Komunikasi dan Informatika (yaitu Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme sumber daya aparatur bidang komunikasi dan informatika ). Inspektorat Daerah juga diharapkan memberikan dukungan sepenuhnya dalam hal pembinaan karakter dan budaya kerja pegawai di Lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kepulauan Anambas.