INVESTOR PRESENTATION FY Jakarta, 14 April 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Isi. Profil Perseroan. Kinerja Operasional. Ikhtisar Keuangan. Tantangan dan Strategi Ke Depan. Lampiran

Jakarta, 5 April 2017

Jakarta, 5 April 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Daftar Isi. Profil Perseroan. Kinerja Operasional. Ikhtisar Keuangan. Tantangan dan Strategi Ke Depan. Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. hanya perusahaan jasa tapi juga perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.

Laba Bersih Kuartal AGII Naik Lebih Dari 10% Year-On-Year dengan total melebihi Rp 30 miliar

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

PAPARAN PUBLIK 16 Juni PT Sierad Produce Tbk Gedung Plaza City View Lt. 1 Jl. Kemang Timur no. 22 Jakarta 12510

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN 2018 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk

Laba Bersih AGII Tahun 2017 Naik 52% di atas Rp 90 miliar,

PT SIERAD PRODUCE TBK

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

PROFIL PERSEROAN. Visi. Misi

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah ketika diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

BAB III METODE PENULISAN. Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data yang relevan dengan

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

Corporate Secretary PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Public Expose Material Bahasa.pdf. Public Expose Material English.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dan merek dagang yang berbeda, khususnya ayam olahan di pasaran.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

Analisis SWOT PT.Japfa Comfeed Indonesia

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Komoditas ayam broiler merupakan primadona dalam sektor peternakan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi yang tumbuh semakin pesat merupakan harapan bagi

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya. Daging dan

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan adalah bagian dari agribisnis yang mencakup usaha-usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

fax : + 62 PT 2010 mencata logam timah di LME Selama terendah ton. Produksi bijih timah tercatat halaman 1 dari 7

BAB I PENDAHULUAN. efetivitas rantai pemasok. Menurut Wulandari (2009), faktor-faktor yang

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. mata investor. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC)

PENGANTAR. Latar Belakang. Peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

BAB I PENDAHULUAN. perternakan. Alam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. Public Expose 23 Mei 2017

DITOPANG BISNIS MODEL YANG KOKOH, ADARO ENERGY BUKUKAN LABA INTI SEBESAR US$148 JUTA Pasar batubara masih menghadapi periode yang penuh tantangan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dampak globalisasi di Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Periode Berjalan Pada 30 September 2011 sebesar Rp 860 Miliar

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI SUBSEKTOR PETERNAKAN 1)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan pada subsistem budidaya (on farm) di Indonesia

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tinjauan Pasar Daging dan Telur Ayam. Informasi Utama :

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan. Berbisnis

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dewasa ini, maka persaingan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI. Edisi Kedua

Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Unpad KEBIJAKAN DALAM INDUSTRI TERNAK NON RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pada perusahaan manufaktur. Pemerintah terus berupaya

Transkripsi:

INVESTOR PRESENTATION FY 2014 Jakarta, 14 April 2015

Daftar Isi Profil Perseroan Kinerja Operasional Ikh3sar Keuangan Tantangan dan Strategi Ke Depan Lampiran 2

Profil Perseroan

Sekilas Japfa Tbk Perusahaan agribisnis terintegrasi vertikal Salah satu pelaku usaha perunggasan yang terbesar di Indonesia dengan penjualan bersih sebesar Rp. 24,5 Triliun dan EBITDA sebesar Rp. 1,8 Triliun pada tahun 2014. Diversifikasi usaha strategis dibidang budidaya perairan dan penggemukan sapi. Tercatat di BEI lebih dari 20 tahun dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp.10,1 triliun per tanggal 31 Desember 2014. Fokus di Indonesia, pasar pangan berprotein hewani dengan potensi pertumbuhan yang Rnggi. Pemimpin pasar dan tingkat pertumbuhan yang tinggi Berhasil mempertahankan pangsa pasar yang Rnggi selama lebih dari 30 tahun. Skala ekonomis usaha yang memberikan keunggulan dalam efisiensi pembelian dan harga bahan baku. Jangkauan geografis usaha yang luas, mendekatkan perseroan dengan para pelanggan dan pemasok bahan baku. Tingkat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 14% di tahun 2014. Perseroan memiliki pangsa pasar kedua terbesar untuk pakan ternak dan DOC. Fokus sebagai penyedia protein hewani terjangkau di Indonesia 4

Segmen Bisnis Yang Terintegrasi UPSTREAM MIDSTREAM DOWNSTREAM PAKAN PEMBIBITAN PETERNAKAN KOMERSIAL PEMROSESAN DIVISI PERUNGGASAN DIVISI PETERNAKAN SAPI POTONG DIVISI BUDIDAYA PERAIRAN 5

Divisi Perunggasan Penyumbang Terbesar Penjualan Bersih dan merupakan Fokus Utama Usaha Perseroan FY14 Kontribusi Penjualan Bersih Per Segmen Usaha FY13 Kon3busi Penjualan Bersih Per Segmen Usaha Divisi Perunggasan: 86% dari total Total Penjualan Bersih FY14 : Rp. 24,5 Triliun Divisi Perunggasan: 88% dari total Total Penjualan Bersih FY13 : Rp. 21,4 Triliun 6

Kinerja Operasional

Kilas Balik 2014 Pada tahun 2014, telah terjadi tekanan terhadap harga jual DOC dan ayam broiler bagi seluruh industri perunggasan di Indonesia. Ini terutama disebabkan oleh kenaikan pasokan DOC tanpa diimbangi oleh kenaikan permintaan akan ayam broiler. Seiring dengan kenaikan permintaan ayam yang stabil beberapa tahun terakhir sampai dengan tahun 2014, Japfa bersama dengan semua pemain lainnya di industri ini, telah menanamkan investasi belanja modalnya, yang berakibat pada penambahan pasokan DOC di tahun 2014. Akan tetapi, permintaan akan ayam broiler di tahun 2014 Rdak meningkat seperr yang diharapkan karena melemahnya daya beli masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Secara keseluruhan, bisnis perunggasan terintegrasi Japfa (Perseroan) di Indonesia mencatat keuntungan di tahun 2014, dimana divisi pakan (feed) menyumbang laba operasi yang stabil dan membantu mengurangi pengaruh rugi operasi dari divisi breeding (DOC) dan peternakan komersial. Dalam hal kinerja operasional, Perseroan masih merupakan salah satu pemain yang paling efisien di bidang perunggasan di Indonesia. Penurunan laba di tahun 2014 disebabkan oleh adanya dinamika pasokan pada industri perunggasan dan daya beli masyarakat secara umum. Kami tetap yakin akan prospek jangka panjang dan pertumbuhan industri perunggasan di Indonesia. 8

Ikh3sar Keuangan

Ikhtisar Keuangan PENJUALAN BERSIH (Rp. Milyar) LABA KOTOR (Rp. Milyar) EBITDA (Rp. Milyar) LABA BERSIH (Rp. Milyar) Catatan: Berdasarkan Lapkeu FY2014 Perseroan 10

Ikhtisar Keuangan JUMLAH ASET (Rp. Milyar) HUTANG/EKUITAS BELANJA MODAL (CAPEX) (Rp. Milyar) Catatan: Berdasarkan Lapkeu FY2014 Perseroan 11

Tantangan & Strategi Ke Depan

Tantangan & Strategi Ke Depan Tantangan Tantangan yang telah terjadi di tahun 2014, diperkirakan masih akan berlanjut, antara lain dalam hal pertumbuhan permintaan konsumen yang masih flat dan kelebihan pasokan (oversupply) DOC di Indonesia. Di samping itu, Rupiah juga makin melemah terhadap US Dollar di tahun 2015. Strategi Ke Depan 1. Perseroan sementara ini telah mengurangi rencana belanja modal (capex) di tahun 2015. 2. Perseroan saat ini telah mengurangi produksi DOC. 3. Perseroan terus melakukan usaha lindung nilai (hedging) dari sebagian eksposur mata uang asing dalam obligasi US Dollarnya, dalam rangka meminimalisasi pengaruh fluktuasi Rupiah terhadap US Dollar. 4. Perseroan akan fokus dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas, termasuk memperbaiki efisiensi dalam hal modal kerja. 13

Lampiran

Wilayah Kerja Perseroan Catatan: Japfa memiliki 65 peternakan pembibitan ayam dan Rdak semuanya bisa digambar di peta. 17

Terima Kasih