TANAH BEKAS HAK ERFPACHT PERKEBUNAN MILIK WARGA ASING BELANDA YANG DITEMPATI RAKYAT. Oleh: Achmad Bahroni, SH, MH. *) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN TANAH BEKAS HAK ERFPACHT PERKEBUNAN MILIK WARGA ASING BELANDA YANG DITEMPATI RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu bagian dari pemenuhan kebutuhan manusia

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

BAB III PELAKSANAAN KONVERSI TANAH ATAS HAK BARAT OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

STATUS KEPEMILIKAN TANAH HASIL KONVERSI HAK BARAT BERDASARKAN UU NO. 5 TAHUN 1960

BAB I PENDAHULUAN. (pendukung mata pencaharian) di berbagai bidang seperti pertanian, perkeb unan,

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

HAK MILIK DAN HAK GUNA USAHA (Menurut UUPA)

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan lahan pertanahan.

Lex Administratum, Vol. V/No. 6/Ags/2017

PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI SECARA SPORADIK MELALUI PENGAKUAN HAK. Oleh Bambang Eko Muljono Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan ABSTRAK

Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.

BAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius

BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

Kata Kunci : Konversi, hak tanah

BAB I PENDAHULUAN (UUPA) adalah hukum agraria penjajahan yang mempunyai sifat

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN PENERAPAN ASAS PUBLISITAS DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KEPAHIANG.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam arti hukum, tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hukum adat. Setelah Indonesia merdeka Indonesia merupakan negara hukum yang

PERSOALAN AREAL PERKEBUNAN PADA KAWASAN KEHUTANAN. - Supardy Marbun - ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan Rijksblad Kasultanan Nomor 16 Tahun 1918 juncto Nomor 23. Tahun 1925 adalah tanah Sri Sultan sebagai penguasa Kasultanan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

PENDAFTARAN TANAH RH

BAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah

BAB I PENDAHULUAN. tanah terdapat hubungan yang erat. Hubungan tersebut dikarenakan. pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

SKRIPSI PENYELESAIAN TERHADAP SERTIFIKAT HAK MILIK (OVERLAPPING) OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah sumber daya alam terpenting bagi bangsa Indonesia untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PERJANJIAN JAMINAN DALAM HUKUM POSITIF. Istilah jaminan dalam peraturan perundang-undangan dapat dijumpai

PEMBERIAN HAK GUNA USAHA DAN HAK GUNA BANGUNAN : PROSES, SYARAT-SYARAT, HAK DAN KEWAJIBAN

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

TANGGUNG JAWAB BPN TERHADAP SERTIPIKAT YANG DIBATALKAN PTUN 1 Oleh : Martinus Hadi 2

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BRAWIJAYA S I L A B I

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. sebut tanah, selain memberikan manfaat namun juga melahirkan masalah lintas sektoral

HUKUM AGRARIA. Pengertian Hukum Agraria dan Hukum Tanah. Dalam Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

KEPASTIAN HUKUM SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997

BAB II PENGATURAN HAK PENGELOLAAN ATAS TANAH NEGARA. Istilah hak pengelolaan pertama kali muncul pada saat diterbitkan

KAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

POLITIK HUKUM PERTANAHAN BAGI WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UU NOMOR 5 TAHUN 1960

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Di dalam UUPA terdapat jiwa dan ketentuan-ketentuan yang harus dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk dikelola, digunakan, dan dipelihara sebaik-baiknya sebagai sumber


BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan modal dasar pembangunan, serta faktor penting. dalam kehidupan masyarakat yang umumnya menggantungkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gorontalo. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah pertama, melakukan observasi

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai atau dimiliki oleh orang perorangan, kelompok orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sumber daya

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

PENYIMPANGAN DALAM PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH. Urip Santoso Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1960 TENTANG PENGUASAAN BENDA-BENDA TETAP MILIK PERSEORANGAN WARGA NEGARA BELANDA

HUKUM AGRARIA NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1956 TENTANG PERATURAN-PERATURAN DAN TINDAKAN-TINDAKAN MENGENAI TANAH-TANAH PERKEBUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

PEMANDANGAN UMUM. UUPA mulai berlaku pada tanggal 24 September Undang-undang ini

PENDAFTARAN HAK PAKAI ATAS TANAH

Pertemuan ke-2 GARIS-GARIS BESAR PERKEMBANGAN HUKUM TANAH DI INDONESIA. Dosen : Dr. Suryanti T. Arief SH.,MBA.,MKn

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dan Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Ilmu Hukum. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga, dipelihara, dan

SKRIPSI PENYELESAIAN TERHADAP SERTIFIKAT HAK MILIK (OVERLAPPING) OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, ruang angkasa, dan segala kekayaan alam yang terkandung di

Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014. PERALIHAN HAK ATAS TANAH WARISAN 1 Oleh: Chindy F. Lamia 2

BAB 2 ISI 2.1. Hukum Tanah Nasional

Upik Hamidah. Abstrak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 Tentang : Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah

BAB II KEWENANGAN PEMERINTAH DALAM PENGUASAAN TANAH MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Berbicara masalah hidup manusia, berarti juga berbicara masalah tanah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat investasi yang sangat menguntungkan. Keadaan seperti itu yang

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

MODEL PENATAAN YURIDIS TANAH TERLANTAR (STUDI KASUS TANAH-TANAH TERLANTAR DI KABUPATEN MALANG)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah persoalan hak atas tanah. Banyaknya permasalahan-permasalahan

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH, HAK MILIK ATAS TANAH, DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. berlindung dan melanjutkan kehidupannya. Sejalan dengan bertambahnya

Transkripsi:

TANAH BEKAS HAK ERFPACHT PERKEBUNAN MILIK WARGA ASING BELANDA YANG DITEMPATI RAKYAT Oleh: Achmad Bahroni, SH, MH. *) Abstrak Tanah Bekas Hak Erfpacht Perkebunan Milik Warga Asing Belanda yang ditempati rakyat merupakan tanah Negara atau disebut tanah bekas hak-hak Barat, yang dulu pernah dihaki oleh Warga Asing Belanda, sejak dikeluarkan UUPA No. 5 Tahun 1960 tanggal 24 September 1960 sampai dengan tahun sekarang, tanah semacam ini sering menimbulkan sengketa antara bekas pemegang hak dengan rakyat yang menempatt. Persoalan yang mendasar adalah, banyak dikeluarkan Peraturan Hukum Tanah Nasional yang tumpang tindih, sedangkan UUPA No 5 tahun 1960 kurang tegas dalam menjelaskan, menjabarkan makna dan substansi tanah bekas hak-hak barat, sehingga timbul pendudukan tanah oleh rakyat tanpa mendapat izin atau persetujuan dari pemiliknya/kuasanya. Kata Kunci, UUPA No. 5 Tahun 1960 dan Hukum Tanah Nasional bekas Tanah Hak-hak Barat. A. Tatar Belakang Permasalahan Tanah memiliki nilai ekonomis yang sangat pentimg bagi kehidupan seseorang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, bahkan di dalam masyarakat tertentu, seperti di Bali, Minangkabau, Jawa dan Iain-lain, tanah juga memiliki nilai religius magis yang sangat kuat dan tanah selalu diperjuangkan sampai titik darah penghabisan, dalam pepatah Jawa dikatakan "sadumuk batuk sanyari bumi, den tohipetti", Pepatah ini menggambarkan tentang bagaimana berharganya tanah bagi masayarakat jawa, baik secara individu al maupun dalam kedudukanya sebagai anggota masyarakat. Sehubungan dengan pentingnya tanah, sering menimbulkan permasalahan, hal ini disebabkan karena belum adanya landasan hukum pertanahan yang jelas, untuk mendasari hak penguasaan, pendudukan dan pengelolaan hak atas tanah yang berasal dari, *) Dosen Fakultas Hukum Universitas Kadiri bekas hak erfpacht milik warga asing Belanda. Sejak terbitnya UUPA No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, Pemerintah berusaha untuk melakukan uniiikasi dan kodivikasi hukum pertanahan, dengan harapan dapat mewujudkan keadilan dan kepastian hukum, atau setidak-setidaknya dapat mengurangi permasalahan tanah, karena sampai saat ini permasalahan tanah juga belum kunjung selesai, bahkan seiring dengan era reformasi memberikan kesempatan kepada settap orang untuk memperumyakan hak-haknya kepada negara untuk mendapatkan tanah. UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) menentukan bahwa, Bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, kalimat dikuasai negara, hendaknya tidak diartikan negara sebagai pemilik sumber daya 9

agraria atas tanah, melainkan hanya memberikan wewenang kepada negara untuk mengatur 3 (tiga) hal sebagaimana disebutkan di dalam ketentuan UUPA Pasal 2 ayat (2) mengenai: a. hubungan hukum antara negara dengan tanah a. masyarakat hukum adat dengan tanah ulayatnya b. hubungan hukum perorangan dengan tanah, tiga hal negara untuk mengatur tersebut, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan hubungan yang bersifat "tritunggal". 1 Tanah Hak Erfpacht Bekas Perkebunan warga asing Belanda saat ini, disamping ada yang ditempati rakyat, juga ada yang sudah menjadi perkampungan penduduk, dan bahkan ada yang menjadi kekuasaan pemerintah daerah 2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan sebagaimana dipaparkan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah: Bagaimana nasip rakyat yang menempati tanah bekas hak erfpacht milik Warga Asing Belanda dan Bagaimana statusnya terhadap bekas pemegang hak? C. Tujuaa Penelitian Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran pada pengembangan ilmu hukum, khususnya di bidang hukum tanah nasional yang terkait dengan, tanah erfpacht bekas hak barat milik warga asing Belanda yang ditempati rakyat, untuk dapat diajukan sertifikat hak milik atas nama rakyat, dan yang dapat diajukan sertifikat hak guna usaha atas nama bekas pemegang hak. D. Metode Penelitian Penelitian karya ilmiah ini menggunakan fakta impiris sebagai sample dan hukum normatif, yang dalam wujudnya sebagai norma yang harus ditaati dalam masyarakat, seperti tertuang dalam peraturan perundang-undangan mulai dari Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan Pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri sampai Peraturan Daerah. ' Harsono Boedi, Undang Undang Pokok Agraria Sejarah Pennyusunan fsi dan Pelaksanaannya Hukum Agraria Indonesia, Djambaran Jakarta 1968. 2 Penguasaan berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 86 Tahun 1958 LN. 1958 No. 162 tentang Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda E. Hasil dan Pembahasan Hak erpacht atau disebut dengan Istilah hak guna usaha merapakan hak atas tanah yang berasal dari hak barat, dalam hal 3ni kata hak erpacht dibawa oleh bangsa Belanda ketika menjajab Indonesia. Oleh karena itu pengaturanya juga ditempatkan di dalam hukum barat, jenis hak ini tidak dijelaskan secara rinci dalam hukum tanah di Indonesia yang bersumber pada hukum adat, setelah Indoensia merdeka bangsa Belanda sebagai penjajah kembali lagi ke negaranya, maka banyak harta benda* yang ditinggalkan. Hak erjpacht adalah "hak usaha suatu hak kebendaan untuk menikmati sepenuhnya akan kegunaan suatu barang tak bergerak milik orang lain, dengan kewajiban akan membayar upeti tahunan kepada sipemilik sebagai pengakuan akan kepemilikannya, baik berupa uang, baik berupa hasil atau 3 pendapatan". Mendasarkan pada rumusan ketentuan dalam pasal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hak erpacht merupakan hak untuk mengusahakan barang milik orang lain dengan membayar sejumlah uang kepada pemiliknya. 11

Tanah hak erfpacht bekas perkebunan bangsa Belanda ini, diatur dalam undang-undang dan peraturan sebagai berikut: I). Undang Undang RI Nomor 28 Tahun 1956 tentang Pengawasan Terhadap Pemindahan Hak Atas Tanah-tanah Perkebunan : Pasal 1 ayat (1), dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Undang Undang Nomor 24 tahun 1954 dan peraturan- peraturan lainnya, maka setiap perbuatan yang berwujut pemindahan hak dan setiap serah pakai buat lebih dari satu tahun mengenai tanah-tanah a) Erfpach b) Eigendom dan hak-hak kebendaan lainnya atas tanah untuk perkebunan dari bangsa Belanda dan bangsa asing lainnya serta dari badan-badan hukum, hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri Kehakiman dengan persetujuan Menteri Pertanian. Pasal 3 yang dimaksud dengan " serah pakai " ialah semua perbuatan yang berwujud pemindahan resiko untung rugi pemakaian tanah perkebunan kepada orang lain, kecuali yang berwujud pemindahan hak. Pasal 4 ayat (4) Tanah perkebunan yang haknya dibatalkan menurut ketentuan pasal ini sejak tanggal surat keputusan pembatalannya menjadi tanah negara bebas dari semua hak-hak pihak ketiga yang membebaninya. 2). Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 1956 tentang Peraturan Peraturan dan Tindakan-tindakan Mengenai Tanah-tanah Perkebunan : Pasal 1 menentukan bahwa, hak hak erfpach guna perusahaan kebun ( selanjutnya dalam Undang Undang ini disebut hak-hak erfpach) yang pada mulainya berlakunya Undang Undang ini sudah habis waktunya atau didalam satu tahun akan habis waktunya, sedang keadaan perusahaannya adalah sedemikian rupa hingga, menurut pertimbangan Menteri Pertanian tidak raungkin diusahakan kembali secara layak, tidak akan dipetpanjang atau diperbaharui. Pasal 2 dengan tidak mengurangi ketentuan dalam pasal 1 diatas hak erfpach yang pada mulainya berlakunya Undang Undang ini keadaan perusahaannya adalah sedemikian rupa, hingga menurut pertimbangan Menteri Pertanian tidak diusahakan secara layak, atau karena alasan alasan yang tidak dapat dibenarkan oleh Menteri Pertanian»belum diusahakan kembali, dibatalkan oleh Menteri Agraria. 3). Peraturan Pemerintah RI Nomor 35 tahun 1956 tentang Pengawasan terhadap pemindahan hak atas tanab-tanah perkebunan konsesi: Pasal 1 menentukan, dengan tidak mengurangi ketentuan ketentuan dalam peraturan peraturan dan akte konsesi yang bersangkutan maka setiap perbuatan yang berwujud pemindahan hak dan setiap serah pakai mengenai tanah tanah konsensi untuk perkebunan dari bangsa Belanda dan bangsa asing lainnya serta dari badan badan hukum hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Pertanian. Pasal 4 Semua perbuatan yang dimaksud dalam pasal 1 yang dilakukan tanpa persetujuan pejabat tersebut dalam pasal itu dengan sendirinya batal menurut hukum, dan dapat dijadikan alasan untuk membatalkan hak atas tanah yang bersangkutan. 4). Undang Undang Nomor 86 Tahun 1958 LN. 1958 No. 162 tentang Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda. Pasal 1 menentukan, Perusahaan Perusahaan milik Belanda yang berada diwilayah RI yang ditetapkan dengan peraturan Pemerintah dikenakan Nasionalisasi dan dinyatakan menjadi milik penuh dan bebas negara RI. Pasal 2 ayat 1 menentukan, Kepada pemilik pemilik perusahaan perusahaan tersebut dalam pasal 1 diatas diberi ganti kerugian yang besarnya ditetapkan oleh sebuah panitia yang anggota anggotanya ditunjuk oleh pemerintali. Tanah Hak erfpacht ini biasa dipergunakan oleh pemegang hak untuk keperluan penguasaan tanah-tanah hutan. Untuk itu pemegang hak guna usaha diberi 12

jangka waktu dengan batas yang seimbang dengan hak pemiliknya, biasanya selama 75 tahun hingga 99 tahun. Hak erfpacht dapat berakhir haknya dengan matinya jangka waktu pemegang hak, karena jangka waktunya lama hak erfpacht digunakan untuk perusahaan perkebunan besar atau pembukaan tanah yang masih belukar. Terjadinya tanah perkebunan hak erfpacht atau disebut Hak guna usaha karena penetapan dari Pemerintah. 4 Berakhimya perkebunan hak erfpacht/hak guna usaha karena: a. jangka waktunya berakhir. b. dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhi. c. dilepas oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir. d. dicabut untuk kepentingan umum. e. ditelantarkan. f. tanahnya musnab, g. ketentuan dalam pasal 30 ayat 2. 5 Berdasarkan penjelasan tersebut diatas bagi rakyat yang metvempati tanah bekas hak erfpacht milik bangsa asing Belanda yang sudah berakir haknya dapat mengajukan permohonan hak, ditujukan kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional setempat 6, Pemohon sebelum mengajukan permohonan hak harus menguasai tanah yang dimohon dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik, apabila tidak ada bukti tertulis cukup dibuktikan dengan penguasaan fisik selama 20 tahun secara terus menerus dan diperoleh dengan etikat baik. 7 Permohonan hak dilakukan dengan cara, pemohon datang di Kantor BPN setempat untuk membeli blanko permohonan pengukuran dan blanko permohonan Sertifikat hak milik untuk yang pertama kali, berikutnya petugas BPN datang ke lokasi fisik bidang tanah untuk melakukan pengukuran, setelah pengukuran selesai dilakukan oleh petugas ukur dari BPN, diadakan pembentukan Tim Peneliti tanah/panitia A, setelah Tim peneliti tanah Panitia A selesai dilaksanakan dengan catatan tidak ada masalah dalam sidang Panitia A, berikutnya Kepala BPN menerbitkan Surat Keputusan pemberian hak milik atas nama pemohon, lebih lanjut pemohon mengajukan ke Ioket pendaftaran tanah untuk mendaftarkan Sertifikat hak milik yang dilampiri Surat keputusan pemberian hak tersebut, dalam waktu tidak terlalu lama Kepala BPN setempat, menerbitkan Sertifikat hak milik atas nama pemohon selaku pemegang hak atas tanah. Bagi Bekas pemegang hak yang masih mempunyai saham-saham Perusahaan Perkebunan bekas hak Erpfaccht, dapat mengajukan pembaharuan hak kepada Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional setempat, selama masih ada milik bekas pemegang berupa, tanaman dan bangunan yang melekat diatas tanah, karena menikmati hak perdata tidaklah tergantung pada hak kenegaraan. 8 F. Kesimpulan. 1). Tanah Bekas hak erfpacht perkebunan Milik Warga Asing Belanda yang ditempati rakyat, merupakan tanah Negara, dapat diterbitkan Sertifikat hak Milik atas nama rakyat yang menempati tanah secara terus menerus dan dengan etikat baik, 9 apabila bekas pemegang hak raengajukan pembaharuan Sertifikat hak Guna Usaha, bekas pemegang hak harus memberikan 13

ganti rugi yang layak kepada rakyat yang menempati tanah, dan rakyat tidak dibenarkan untuk dituntut uang sewa, karena rakyat menempati tanah Negara, karena penggunaan tanah Negara harus berpihak kepada kesejahteraan rakyat secara adil. x Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak atas Tanah 7 Pasal 24 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, sebagai hasil penyempurnaan reformasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 8 Pasal 1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata/BW. 9 Lihat Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendqftarcm tanah 2) Tanah Bekas hak erfpacht perkebunan Milik Warga Asing Belanda, apabila tidak ditempati rakyat dan tidak menjadi perkampungan penduduk dapat menjadi aset kekayaan Negara dalam pengelolaan dan tanggung jawab Pemerintah Daerah setempat. G. Saran 1) Kepada Kepala BPN setempat, apabila menerima pengajuan permohonan hak atas tanah bekas hak erfpacht dari rakyat yang menempati tanah, mohon untuk tetap diproses permohoan haknya dengan kehati hatian, dan sebelum menerbitkan Surat Keputusan Pemeberian hak, terlebih dahulu harus diumumkan ke media masa, untuk menghindari gugatan dari bekas pemegang hak. 2) Kepada Kepala Kantor BPN dan Kepala Kelurahan /Kepala Desa yang wilayahnya terdapat tanah bekas hak erfpacht hak-hak barat, dapat diadakan program Prona Ajudikasi penerbitan Sertifikat massal, apabila tanahnya sudah menjadi perkampungan penduduk. DAFTAR BACAAN Buku Adrian Sutedi, Tinjauan hukum pertanahan Cet. pertama 2009 PT. Pradnya Pertama Jakarta. Bakri Muhammad, Hak menguasai tanah oleh Negara ( Paradigma baru untuk Reformasi Agraria) Citra Media Yogyakarta 1994 B.F. Sihombing, Evaluasi kebijakan Pertanahan dalam hukum tanah Indonesia, Gunung agung Jakarta. Harsono Boedi, Hukum Agraria Indonesia bagian Pertama Jilid I Cetakan ke 4 Djambaran Jakarta. 1975. CST, Kansil, Modul hukum Perdata, Get, III PT. Praditnya Paramita Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Efenndy Parangin, Praktek Pengurusan Sertifikat hak atas tanah CV, Raja Wali Jakarta. Harsono Boedi, Hukum Agraria Indonesia himpunan Peraturan-Peraturan hukum tanah, Djambtan, Jakarta 1981. Himpunan Peraturan perundang undangan 3 Lihat Pasal 720 W/KitabUndang-Undang bidang hak atas tanah Badan Hukum Perdata pertanahan Nasional Proyek 4 Pasal 31 UUPA No. 5 Tahun 1960 5 pengembangan hukum pertanahan Pasal 34 UUPA No. 5 Tahun I960 6 Pasal 4 Peraturan Menteri Negara 2003. Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (PMNA/KBPN) Nomor 3 Tahun 1999 tentang Hans Kelsen, Teori hukum murni, dasar 14

dasar ilmu hukum normatip, sebagai ilmu hukum impirik -diskreptip, Sumardi ( alih bahasa ) Rimdi Pres Jakarta. H. Ali Achmad Chomsah, Hukum Agraria Pertanahan di Indonesia Cet I 2004 Tiem Prestasi Pusta Karya Jakarta. Moh. Mahfud, MD, Politik hukum di Indonesia PT.taka LP3ES Indonesia, Jakarta 1998 R. Soehadi, Penyelesaian sengketa tentang Tanah Sesudah Berlakunya UUP A, Karya Anda Surabaya. Soebekti, Pokok Pokok Hukum Perdata, Cet, 29 PT, Intermasa Jakarta. 15

16