BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pariwisata menggunakan data time series dari tahun 2001 sampai dengan perpustakaan IPB, media massa, dan internet.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel (pool data).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

3. METODE. Kerangka Pemikiran

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Perdagangan, Kementrian ESDM, Badan Pusat Statistika, serta penelusuran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

5. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH, INFRASTRUKTUR, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan menggunakan data sekunder.

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai model regresi robust dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dengan geografis yang strategis dan kaya akan sumber daya alam, akan tetapi kemiskinan dan ketimpangan masih relatif tinggi. Oleh karena itu kemiskinan dan ketimpangan menjadi suatu hal yang penting dan harus segera dipecahkan bagi tercapainya masyarakat yang adil dan sejahtera. Penelitian ini akan dilakukan pada Bulan Februari hingga April 2008. 4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder. Data data yang digunakan dalam penelitian ini seperti data persentase jumlah penduduk miskin, data angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan, infrastruktur sosial, pengangguran dan beban ketergantungan. Data-data tersebut dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat, hasil penelitian terdahulu, jurnal-jurnal, fasilitas internet, dan bahan literatur lainnya untuk melengkapi data-data yang diperlukan. 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua metode analisis yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan kemiskinan, angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, daya beli, infrastruktur sosial, pengangguran, dan beban

ketergantungan hidup di Jawa Barat. Analisis deskriptif dilakukan dengan membaca tabel dan grafik untuk melihat kecenderungan yang terjadi pada data. Analisis yang digunakan untuk menjawab faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dilakukan secara kuantitatif. Data yang digunakan adalah data panel atau pooled data (pooling cross section-time series regression). Unit Cross Section yang digunakan adalah 22 Kabupaten/Kota. Unit Cross Section yang digunakan tidak 25 Kabupaten/Kota karena terdapat keterbatasan data, pada tahun 2003 wilayah Kota Banjar, Kota Cimahi, dan Kota Tasikmalaya baru dilakukan pemekaran, sehingga data-data statistik yang terkait dengan wilayah tersebut, terutama yang berkaitan dengan kependudukan belum dapat diperoleh. Unit time series yang digunakan yaitu 2003, 2004, 2005, dan 2006. Pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kemiskinan di dalam penelitian ini menggunakan program software Microsoft Excel dan E-Views 4.1. Hasil pengolahan data disajikan dalam lampiran. Kemudian untuk menjelaskan hasil analisis, dikutip beberapa bagian dan dituliskan dalam hasil dan pembahasan. 4.3.1. Spesifikasi Model Panel Data Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bab sebelumya dinyatakan bahwa dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan tidak cukup jika hanya dilihat dari sudut pandang ekonomi saja yang digambarkan oleh pengeluaran per kapita. Akan tetapi faktor sosial, pendidikan dan kesehatan, juga harus diperhitungkan sebagai faktor faktor yang mempengaruhi kemiskinan.

Berdasarkan kerangka pemikiran operasional yang telah dijelaskan sebelumnya, maka analisis data dibatasi pada delapan variabel, yaitu persentase jumlah penduduk miskin, angka harapan hidup (AHH), pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan, angka melek huruf (AMH), rata-rata lama sekolah, infrastruktur sosial, Angka beban ketergantungan hidup, dan pengangguran. Angka harapan hidup merupakan variabel yang menggambarkan derajat kesehatan masyarakat. Dihipotesiskan bahwa angka harapan hidup (AHH) berhubungan negatif terhadap tingkat kemiskinan. Semakin tinggi angka harapan hidup, mengindikasikan bahwa derajat kesehatan masyarakat semakin baik sehingga produktivitas menjadi meningkat, pendapatan mengalami peningkatan dan akhirnya diharapkan akan menurunkan tingkat kemiskinan. Variabel angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS) merupakan indikator pendidikan masyarakat. Seperti halnya variabel angka harapan hidup, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah juga dihipotesiskan berhubungan negatif terhadap tingkat kemiskinan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat yang dicerminkan oleh tingginya angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah akan meningkatkan nilai aset dirinya (masyarakat miskin) sehingga meningkatkan posisi tawarnya dalam memperoleh kesempatan kerja. Kemampuan ini mendorong pada peningkatan pendapatan dan akhirnya pengurangan kemiskinan. Selanjutnya variabel daya beli (PPP) sebagai indikator dimensi ekonomi, dihipotesiskan untuk berhubungan negatif terhadap tingkat kemiskinan. Semakin tinggi daya beli masyarakat, indikator dimensi ekonomi, yang diwujudkan oleh suatu kondisi hidup yang layak maka kemampuan masyarakat secara ekonomi

untuk memenuhi kebutuhannya akan semakin tinggi, sehingga tingkat kemiskinan akan semakin rendah. Variabel skor infrastruktur sosial dimasukan kedalam model sebagai variabel yang diduga berpengaruh terhadap kemiskinan untuk menunjukan bagaimana aksesibilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana sosial. Hipotesisnya, variabel skor infrastruktur sosial (INF) ini berhubungan negatif terhadap tingkat kemiskinan. Semakin tinggi skor infrastruktur sosial, artinya semakin tinggi aksesibilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana sosial maka kualitas sumberdaya manusianya akan semakin baik, akhirnya tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan karena peningkatan produktivitas. Angka beban ketergantungan (DPNDN) dan tingkat pengangguran terbuka (UNMPLY) dihipotesiskan berhubungan positif dengan tingkat kemiskinan. Semakin tinggi angka beban ketergantungan artinya semakin besar jumlah tanggungan yang membebani penduduk usia produktif sehingga tingkat pendapatan perkapita yang diperoleh akan semakin kecil dan tingkat kemiskinan mengalami peningkatan. Kemudian tingkat pengangguran terbuka semakin tinggi berarti terjadi penurunan standar hidup masyarakat karena menganggur, dengan kata lain, masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga tingkat pengangguran terbuka yang semakin tinggi akan meningkatkan kemiskinan. Berikut adalah spesifikasi model untuk menganalisis bagaimana faktorfaktor yang diidentifikasi mempengaruhi tingkat kemiskinan mempengaruhi tingkat kemiskinan. POV it = α + β 1 ln AHH it + β 2 ln RLS it + β 3 AMH it + β 4 ln PPP it + β 5 ln INF it + β 6 UNMPLY it + β 7 DPNDN it + u it

Dimana: ln POV AHH RLS AMH PPP INF UMPLY DPNDN u i t = Logaritma Natural = Jumlah Penduduk Miskin (persen) = Angka Harapan Hidup (tahun) = Rata-rata lama sekolah (tahun) = Angka Melek Huruf (persen) = Daya Beli (Purchasing Power Parity) (rupiah) = Infrastruktur Sosial = Pengangguran (persen) = Beban ketergantungan hidup (persen) = Variabel pengganggu (error term) = Individu ke-i = Periode waktu ke-t 4.3.2. Evalusi Model Evalusi model dari setiap metode estimasi dilakukan melalui pengujian berdasarkan kriteria ekonomi dan pengujian secara statistik. Evaluasi model berdasarkan kriteria ekonomi dapat dilakukan dengan melihat tanda pada koefisien masing-masing peubah bebas. Dengan demikian sebelum dilakukan estimasi model, perlu disusun hipotesis agar dapat dibandingkan dengan hasil estimasi, sehingga dapat diketahui apakah hasil estimasi tersebut telah sesuai secara ekonomi. Untuk evaluasi model berdasarkan kriteria statistika dapat dilakukan dengan cara uji koefisien regresi (uji t), dan uji statistik R 2.

4.3.2.1. Uji F Uji F ditujukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya atau tidak. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Uji F adalah sebagai berikut. 1. Perumusan Hipotesis H 0 : β1 = β2 =. = βk = 0 H1 : minimal ada satu nilai β yang tidak sama dengan nol 2. Perhitungan nilai F-statistik. F-statistik ini dapat diperoleh dari perhitungan komputer atau dengan manual dengan menggunakan formulasi berikut. 3. Bandingkan F-statistic dengan F-Tabel pada α atau bandingkan probabilitas F- statistic (prob(f-statistic)) dengan α ( taraf nyata 5 %). 4. Jika F-statistic > F-tabel pada α atau prob (F-statistic) < α (0.05), maka terima H 1. Artinya, variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. 4.3.2.2. Uji t Uji t dalam beberapa buku disebut sebagai uji statistik parsial. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing parameter bebas yang dipakai berpengaruh nyata atau tidak terhadap parameter tidak bebas. Langkah-langkah analisisnya antara lain (Ramanathan, 1998). 1. Perumusan hipotesis H 0 : β = β 0 atau variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Yi)

H 1 : β β 0 atau variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Yi) 2. Perhitungan nilai t-statistik. T-statistik ini dapat diperoleh dari perhitungan komputer atau dengan menggunakan cara manual dengan menggunakan formula sebagai berikut: dengan derajat bebas n k Dimana : = koefisien yang diestimasi = standar error untuk n = jumlah pengamatan k = jumlah variabel bebas dalam model 3. a. Bandingkan dengan t-tabel yaitu nilai t pada df n k dan taraf nyata α untuk one-tailed test dan α/2 untuk two-tailed test. b. uji t-statistik juga dapat dilakukan dengan pendekatan p-value, p-value adalah peluang nilai t lebih besar dari t c. 4. a. Tolak hipotesis nol jika Artinya variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai variabel tidak bebas. b. Tolak H 0 atau dapat disimpulkan bahwa koefisien adalah signifikan jika p- value lebih kecil dari taraf nyata α (one tailed t-test) atau α/2 (two tailed t- test). Taraf nyata yang digunakan pada penelitian ini adalah lima persen (5 %).

4.3.2.3. Uji Statistik R 2 (Koefisien Determinasi) Nilai R 2 menunjukan persentase variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Semakin tinggi nilai R 2 maka semakin baik model karena semakin besar keragaman peubah dependen yang dapat dijelaskan oleh peubah independen. Perhitungan R 2 dapat dilakukan dengan mengikuti rumus berikut (Ramanathan, 1998) : 0 R 2 1 Dimana : ESS = Error Sum Square atau Jumlah Kuadrat Galat RSS = Regression Sum Square atau Jumlah Kuadrat Regresi TSS = Total Sum Square atau Jumlah Kuadrat Total = Variabel pengganggu (error term) dari model yang diestimasi Variabel dependen = Variabel dependen rata-rata 4.3.2.4. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah hubungan linier yang kuat antara variabel bebas dalam persamaan regresi berganda (Ramanathan, 1998). Gejala multikolinearitas ini dapat dideteksi dari nilai R 2 tinggi tetapi tidak terdapat atau sedikit sekali koefisien dugaan yang berpengaruh nyata dan tanda koefisien regresi tidak sesuai dengan teori (Gujarati, 1993). Uji formal untuk menentukan ada atau tidaknya multikolinearitas dilakukan jika terdapat suatu keraguan apakah nilai koefisien determinasi termasuk tinggi atau tidak. Akan tetapi jika suatu model sudah dapat ditetapkan memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi, uji formal untuk

menentukan multikolinearitas dapat dideteksi dari dampak yang ditimbulkan akibat adanya multikolinearitas (Nachrowi, 2006). Multikolinearitas dalam pooled data dapat diatasi dengan memberikan pembobotan (cross section weight) atau GLS, sehingga parameter dugaan pada taraf uji tertentu menjadi signifikan (Gujarati, 2003). 4.3.2.5. Heteroskedastisitas Dalam menurunkan suatu model OLS, diasumsikan bahwa residual u t terdistribusi secara identik dengan mean = 0 dan seluruhnya memiliki varian residual yang konstan, yaitu σ 2 sebesar untuk setiap t. Asumsi varian residual ini disebut homoskedastisitas, yang berarti varian residual tersebar secara merata atau semua pengamatan memiliki penyebaran yang sama. Dalam kenyataannya, asumsi ini tidak selalu terpenuhi. Situasi tersebut dinamakan heteroskedastisitas (Ramanathan, 1998). Hal tersebut akan menyebabkan model menjadi tidak efisien meskipun tidak bias dan konsisten. Heteroskedastisitas dapat juga dideteksi dengan membandingkan sum square residual pada weighted statistics dengan sum square residual unweighted statistics. Jika sum square residual pada weighted statistics lebih kecil dibandingkan dengan sum square residual unweighted statistics maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas tersebut dapat diatasi dengan metode white Heteroskedasticity yang diestimasi dengan GLS yang diperoleh dari program Eviews 4.1. (Hirantha, 2003 dalam Winniastri, 2007). 4.3.2.6. Autokorelasi Suatu model dikatakan memiliki autokolerasi terjadi jika error dari periode waktu (time series) yang berbeda saling berkorelasi. Masalah autokorelasi ini akan

menyebabkan model menjadi tidak efisien meskipun masih tidak bias dan konsisten. Autokorelasi menyebabkan estimasi standar error dan varian koefisien regresi yang diperoleh akan underestimate. Sehingga R 2 akan besar dan uji-t, uji-f menjadi tidak valid. Autokorelasi yang kuat dapat menyebabkan dua variabel yang tidak berhubungan menjadi berhubungan. Bila OLS digunakan, maka akan terlihat koefisien signifikansi, dan R 2 yang besar atau disebut juga sebagai regresi lancung atau palsu (Nachrowi, 2006). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin Watson (DW) yaitu dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dari model dengan DW-Tabel. Jika d < dl, maka terjadi auto korelasi. Jika d > 4-dL, maka ada autokorelasi dan jika du < d < du 4, dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan metode pembedaan pertama (The First-Differece Methode) (Nachrowi, 2006). Metode Pembedaan Pertama (The First-Differece Methode) memberikan sebuah kriteria untuk menggunakan metode ini jika statistik DW lebih kecil dibandingkan dengan R 2. Pada metode pembedaan pertama tersebut dapat diasumsikan bahwa ρ mendekati satu atau diasumsikan mempunyai autokorelasi yang kuat. Akan tetapi jika diinginkan nilai ρ yang lebih tepat, ρ dapat diestimasi berdasarkan Durbin Watson. Dengan formulasi sebagai berikut. Dimana: = estimasi koefisien korelasi DW = Statistik Durbin-Watson Kemudian data variabel bebas dan variabel terikat ditransformasikan dengan cara:

Setelah ditransformasikan dapat dilakukan estimasi dengan metode Least Square Biasa.