Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

LAMPIRAN I. KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS TATA RUANG KABUPATEN BANYUASIN QUICK APPRAISAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2015

BAB 5 RTRW KABUPATEN

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

2.1.1 Dasar Perumusan Tujuan Penataan Ruang Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TUBAN TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

2017, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009 SAMPAI DENGAN TAHUN 2029

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TRENGGALEK

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA YANG BERKELANJUTAN MELALAUI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKELANJUTAN (P2KPB)

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT B U P A T I B A N G K A,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

BUPATI PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PEMALANG TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN TAHUN

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN GRESIK TAHUN

BAB II. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

Tujuan Penataan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP)

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PADANG TAHUN

Transkripsi:

2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi pembangunan, kompleksitas permasalahan dan untuk menjawab berbagai issu strategis pembangunan yang berkembang di Kabupaten Banyuasin, maka diformulasikan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Banyuasin 2011-2031 adalah: Mempercepat pertumbuhan Kabupaten Banyuasin melalui pengembangan pertanian dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan ditunjang kegiatan industri serta pertambangan untuk pembangunan berkelanjutan Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut : 1. Pertanian : pengembangan melalui kegiatan yang berbasis pertanian dalam pengertian yang luas meliputi pertanian pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan. Adapun bentuk kegiatan mulai dari pembibitan,penyiapan lahan, budidaya, panen, proses pengolahan sampai pemasaran, termasuk pusat penelitian dan agrowisata. 2. Sumberdaya Kelautan dan Perikanan : pemanfaatan sumber daya kelautan, meliputi budidaya laut, perikanan tangkap, budidaya perairan payau, pertambangan dan energi, transportasi, dan wisata serta kegiatan konservasi meliputi upaya pelestarian, pemeliharaan dan pemulihan fungsi-fungsi alam yang berperan dalam menjaga keseimbangan alam (ekosistem). 3. Industri : Pengembangan industri meliputi industri besar, sedang dan rumah tangga, dengan bentuk kegiatan mulai dari penetapan kawasan industri, proses pengelolahan barang dan jasa sampai dengan pemasaran, pemenuhan sarana dan II -1

prasarana pendukung yang saling mendukung dan terintegrasi dengan kegiatan pengembangan lainnya. 4. Pertambangan : Pengembangan kegiatan pertambangan yaitu pertambangan batubara, minyak dan gas bumi serta penggalian aspal alam, koalin, dan pasir silika, dengan bentuk kegiatan mulai dari penetapan kawasan, proses pengelolaan sampai dengan pemasaran. 5. Berkelanjutan : Dalam setiap kegiatan pembangunan memperhatikan kondisi kualitas lingkungan fisik, memanfaatkan dengan bijak sumberdaya lahan yang tersedia sesuai dengan peruntukannya, malakukan proses penyesuaian kondisi dan karakteristik lahan dalam setiap pemanfaatan termasuk pula antisipasi mengembangkan orientasi ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan sesuai prinsip sustainable development bahwa pemanfaatan sumberdaya selain memenuhi kebutuhan sekarang juga dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan generasi mendatang. 2.2 Kebijakan Dan Strategi Peataan Ruang Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Dalam rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka rumusan kebijakan penataan ruang dari Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan dan pengembangan pusat pelayanan yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mendorong pertumbuhan wilayah sehingga meminimalisir ketimpangan antar wilayah; 2. Peningkatan aksesibilitas, layanan sarana dan prasarana melalui pengembangan sistem trasnportasi keseluruh wilayah dalam rangka pemerataan pertumbuhan wilayah Kabupaten Banyuasin; 3. Pemantapkan, perlindungan dan peningkatan kualitas kawasan lindung; 4. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya yang dikelola secara optimal, terintegrasi, sesuai dengan daya dukung wilayah dan ramah lingkungan; 5. Pengembangan kawasan strategis kabupaten untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kelestarian sumber daya alam hayati, dan budaya Kabupaten Banyuasin. II -2

6. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. Dengan kebijakan tersebut, diharapkan setiap bagian wilayah tumbuh menjadi semakin kuat dan berdaya saing atas dasar potensi yang dimilikinya. Berikut ini Penjabaran strategi yang didasarkan pada kebijakan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang dijabarkan secara lebih operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut: 1. Strategi pembentukan dan pengembangan pusat pelayanan yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mendorong pertumbuhan wilayah sehingga meminimalisir ketimpangan antar wilayah, meliputi : a. mengembangkan Ibukota Kecamatan Sungsang menjadi satu pusat kegiatan utama wilayah kabupaten (PKWp) sesuai arahan dalam RTRWP b. mengembangkan wilayah Pangkalan Balai, menjadi pusat kegiatan lokal (PKL) wilayah kabupaten sesuai arahan dalam RTRWP dan mempromosikan pusat utama lainnya sesuai dengan potensinya; c. menetapkan pusat kegiatan sebagai Pusat Pengembangan Kawasan (PPK); d. menetapkan pusat kegiatan/pusat permukiman yang memiliki wilayah layanan antar desa dan atau lebih dari satu desa sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), selain yang telah ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Kawasan (PPK). 2. Strategi peningkatan aksesibilitas, layanan sarana dan prasarana keseluruh wilayah dalam rangka pemerataan pertumbuhan wilayah Kabupaten Banyuasin, meliputi : a. Membangun dan meningkatkan kualitas prasarana transportasi keseluruh bagian wilayah Kabupaten Banyuasin untuk memperlancar aksesibilitas terutama pada kawasan perairan dan wilayah yang masih terisolir b. Mengembangkan jaringan jalan secara hirarkis yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan dan antara pusat-pusat kegiatan dengan masing-masing wilayah pelayanan; c. Mengembangkan sistem angkutan umum darat yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan pusat permukiman penduduk dan mendukung II -3

pengembangan terminal penumpang dan bongkar muat yaitu terminal tipe A di Sungsang dan terminal tipe B di Pangkalan Balai sesuai arahan RTRWP d. Mengembangkan sistem transportasi air di wilayah perairan Kabupaten Banyuasin disertai dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas dermaga yang saling terintegrasi dengan rencana pelabuhan Tanjung Api-Api. e. Mendukung pembangunan jalur kereta api menuju kawasan Tanjung Api-Api dan jalur regional yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Jambi yang melalui Kecamatan Betung. f. Menyediakan fasilitas pelayanan sosial-ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pasar, olahraga, pemerintahan,dsb). g. Meningkatkan jangkauan pelayanan jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih yang mencapai seluruh wilayah Kecamatan. 3. Strategi pemantapan, perlindungan dan peningkatan kualitas kawasan lindung, meliputi : a. Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau minimal 30% dari kawasan terbangun dan mewujudkan hutan minimal 30% dari setiap DAS dengan sebaran yang proporsional yang berada di Kabupaten Banyuasin. b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya. c. Mempertahankan dan melestarikan Kawasan Taman Nasional Sembilang sebagai green belt area dan kawasan konservasi untuk mempertahankan dan melestarikan kawasan mangrove yang berbasis masyarakat d. Menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka kegiatan pengembangan dan penelitian fungsi kawasan lindung terutama pada kawasan Taman Nasional Sembilang, hutan lindung dan cagar alam laut. e. Rehabilitasi lahan kritis, sedimentasi dan abrasi terutama pada wilayah pesisir dan hulu sungai yang terjadi di Kabupaten Banyuasin. f. Meningkatkan konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air dengan berbasis wilayah sungai dan daerah aliran sungai. 4. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya yang dikelola secara optimal, terintegrasi, sesuai dengan daya dukung wilayah dan ramah lingkungan; II -4

a. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan tidur (lahan non produktif) sebagai kawasan budidaya pertanian yang didukung oleh penyediaan seluruh sarana dan prasarana yang dibutuhkan, b. pembangunan dan pengembangan kawasan hutan produksi (HP), hutan produksi konversi dan hutan rakyat; c. pembangunan dan pengembangan kawasan pertanian tanaman panga, hortikultura, peternakan serta kawasan perkebunan rakyat dan perkebunan swasta nasional; d. pembangunan dan pengembangan kawasan perikanan air tawar, air payau dan perikanan tangkap baik di perairan umum maupun perairan laut; e. mengembangkan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil melalui pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kegiatan pariwisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir; f. mengembangkan kawasan pariwisata; g. mengembangkan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan serta pulaupulau kecil yang diarahkan untuk mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan; h. mengembangkan kawasan pertambangan untuk pengelolaan potensi sumber daya alam secara berimbang dan berkelanjutan dengan memprioritaskan aspek keseimbangan ekosistem dan pelestarian lingkungan hidup; i. Mengembangkan kegiatan industri untuk mendukung peningkatan nilai tambah, produktivitas dan saling terintegrasi dengan kegiatan lainnya. 5. Strategi pengembangan kawasan strategis kabupaten untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, kelestarian sumber daya alam hayati, dan budaya Kabupaten Banyuasin. a. mengembangkan budidaya pertanian pangan sebagai bagian terbesar penopang produksi untuk Provinsi Sumatera Selatan yang ditetapkan sebagai lumbung pangan nasional melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian dengan pusat pengembangan pada wilayah pertanian pasang surut; b. mengembangkan dan membangun sarana prasarana pendukung industri terpadu dan Pelabuhan Tanjung Api-Api/Tanjung Carat; II -5

c. mengembangkan kawasan agropolitan, minapolitan, KTM, Kawasan Migas dan kawasan industri masyarakat perkebunan (KIMBUN) melalui penyediaan prasarana dan sarana serta fasilitas lainnya; d. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan perdagangan yang terpusat di Kawasan Betung; e. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pusat kegiatan perkantoran di Kawasan Pangkalan Balai; f. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri yang terpusat di Kawasan Industri Gasing dan Mariana; g. mengembangkan dan meningkatkan kerjasama regional, nasional bahkan internasional di bidang ekonomi berupa perluasan pemasaran hasil produksi dan membuka peluang investasi dan di bidang edukasi berupa kegiatan penelitian melalui Kawasan Agrocenter di Kecamatan Sembawa; h. mengembangkan sarana prasarana perkotaan di kawasan pusat permukiman yang diarahkan untuk mendukung pengembangan pusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan pada kawasan hinterland kota Palembang; i. mengembangkan prasarana dan sarana Kawasan Kampung Nelayan Sungsang sebagai Kawasan Cagar Budaya melalui kegiatan revitalisasi kawasan; j. Pemeliharaan dan pelestarian kawasan Taman Nasional Sembilang dan Suaka Margasatwa Padang Sugihan sebagai fungsi pelestarian alam dan pelestarian suaka alam. 6. Strategi Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan perutnukannya; c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan d. turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan. II -6