DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Perilaku Keorganisasian IT

Pertemuan ke 4. Status Kesamaan Sikap

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

teguhfp.wordpress.com HP : Flexi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

ANALISIS PESERTA DIDIK Karakteristik Umum PESSERTA DIDIK (USIA, GENDER, LATAR BELAKANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok

1/27/2012 PENDAHULUAN. Untuk apa mempelajari Perkembangan Peserta Didik?

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pada aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Upaya untuk

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. karena dari keluargalah dasar pembentukan tingkah laku, watak, dan moral anak.

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah faktor genetik yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Dalam proses pendidikan terdapat unsur-unsur usaha (kegiatan), usaha itu bersifat. itu mempunyai dasar dan tujuan (Hasbullah, 1999:3).

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. tempat tinggal maupun lingkungan keluarga dengan baik. Namun hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masa remaja terbagi menjadi tiga bagian yaitu, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

BAB II TELAAH PUSTAKA. mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan tindakan untuk memberikan pengalaman pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

Interpersonal Communication Skill

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

Transkripsi:

DASAR-DASAR PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan dilihat dari aspek-aspek biologis, sosiologis dan psikologis. 1. Aspek Biologis Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak ada faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Anak memiliki sifat sifat genetik yang merupakan kombinasi kedua orang tuanya. Setelah berhubungan dengan masyarakat menjadilah orang/anak yang menginternalisasi nilai-nilai dalam masyarakat. Secara sederhana faktor hereditas merupakan faktor yang muncul pada tiap orang yang didapat (diwarisi) dari orang tua dalam wujud sifat-sifat genetis. Sedangkan lingkungan merupakan alam sosial yang mempengaruhi individu. Faktor hereditas pada perkembangan anak bersifat alami (dari orang tua). Contohnya bakat, prestasi, intelektual, ciri fisik, dll, Sedang pada faktor lingkungan proses perkembangan didasarkan pada lingkungan sebagai alat yang digunakan untuk mengarahkan perkembangan. Peran kedua faktor tersebut berbeda-beda pada tiap contoh kasus yang berbeda pula. Hal tersebut telah disebutkan Seifert dan Hoffnung (1991) pada perkembangan dan belajar peserta didik, sejak awal tahun 1980an ada kecenderungan para ahli untuk lebih menerima pentingnya pengaruh genetika (hereditas) terhadap perbedaan individu yang terjadi dalam perkembangan. Namun data yang sama dari penelitian-penelitian genetik yang dilakukan, memberikan bukti yag mendukung pentingnya pengaruh lingkungan. Hal ini sebabkan karena perilaku-perilaku kompleks yang menjadi kepedulian para peneliti memang dipengaruhi baik oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan.

Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah. Begitu pula perkembangan perseptual anak terus mengalami penajaman dan penghalusan. Perkembangan biologis dan perseptual anak memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya. artinya, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perkembangan fisik dan perseptual anak bisa berdampak negatif terhadap aspek-aspek perkembangan lainya. Dengan demikian pendidik harus benar-benar memberikan perhatian yang cukup terhadap aspek perkembangan fisik dan perseptual anak. Pemahaman kita tentang karakteristik perkembangan fisik anak serta faktor yang mempengaruhinya membawa implikasi praktis bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Implikasi tersebut khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak, penjaskes serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan perilaku sehat. 2. Aspek Sosiologis Merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkupnya meliputi empat bidang, yaitu : a. Hubungan sistem pendidikan dan aspek masyarakat lain, yang mempelajari : - Fungsi pendidikan dalam kebudayaan - Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan - Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan - Hubungan pendidikan dengan kelas sosial/ sistem status - Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat

b. Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi : - Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah - Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari : - Peranan sosial guru - Sifat kepribadian guru - Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa - Fungsi sekolah dalam sosialiasasi anak-anak d. Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lainnya, yang meliputi: - Analisa tentang proses pendidikan - Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikan - Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. 3. Aspek psikologis Kajian psikologis yang erat kaitannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan umum (intelegensi) dan kecerdasan dalam bidang lain (bakat). Jean Piaget berpendapat bahwa kecerdasan merupakan internalisasi pengalaman, maksudnya pembentukan kecerdasan dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi lingkungan, kesempatan, dan iklim emosi yang memungkinkan individu untuk memperoleh pengalaman tertentu. Ada dua komponen mendasar yang membedakan individu secara psikologis dalam dunia ilmu pendidikan, yaitu minat dan kemandirian. Minat sangat berkaitan dengan masalah bahan ajar, alat ajar, situasi, kondisi, serta guru. Sedangkan kemandirian seseorang bergantu pada upaya membebaskan

diri dari ketergantungan pada bantuan orang lain, menumbuhkan keberanian, dan rasa percaya diri. Pengelompokan Anak Didik untuk Keperluan Pendidikan Yang dimaksud dengan pengelompokan adalah penyatuan beberapa individu yang memiliki kesamaan karakter dan sifat untuk tujuan tertentu. Dikatakan untuk tujuan tertentu karena perilaku individu tidak selalu memiliki tingkat kesamaan fungsi dan arah walaupun memiliki karakter yang sama atau hampir sama. Jadi kesamaan yang dimaksud dikelompokkan berdasarkan kedekatan, tujuan, minat, dan bakatnya. Pendekatan ini lebih dikenal dengan teori kedekatan (teori propinquity). Teori ini menyatakan bahwa kedekatan individu dengan individu lain karena ada kedekatan ruang, jarak, dan daerah (spatial and geografhical proximity). Sementara George Homans mengatakan bahwa terjadinya kelompok akibat interaksi dan sentimen (perasaan dan emosi). Sedangkan Theodore Newcomb mengungkap pembentukan kelompok berdasarkan teori keseimbangan yang menjelaskan bahwa individu tertarik individu lain atas kesamaan nilai dan sikap terhadap suatu tujuan yang relevan bagi mereka seperti agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, dan otoritas. Sedangkan teori pertukaran (exchange theory) mengatakan pembentukan kelompok atas dasar motivasi dan fungsi. Dan ada juga teori kelompok yang didasari oleh alasan praktis. Artinya kelompok terbentuk berdasarkan profesi, keamanan, dan sosial. Menurut Reitz, kelompok tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan karakternya, yaitu: 1. adanya dua atau lebih individu 2. berinteraksi satu dengan yang lain 3. saling membagi beberapa tujuan yang sama 4. melihat individu sebagai kelompok Walaupun banyak penggolongan kelompok berdasarkan teori, namun pada dasarnya kelompok dibedakan atas:

1. Kelompok primer, yaitu kelompok yang dibangun dengan keakraban, kerja sama, tatap muka interpersonal, persamaan beberapa pengertian, dan cita-cita individu. 2. Kelompok formal, adalah kelompok yang sengaja dibentuk dalam menjalankan tugas tertentu. 3. Kelompok nonformal, adalah kelompok yang berinteraksi terhadap daya tarik dan kebutuhan individu. 4. Kelompok terbuka, adalah kelompok yang memiliki daya tanggap terhadap perubahan dan pembaruan. 5. Kelompok tertutup, adalah kelompok yang kolot atau mapan dengan mempertahankan tradisinya. Dalam dunia pendidikan pengelompokan berdasarkan kelompok general dan spesifik. Dan pengelompokan dalam pendidikan harus bersifat formal/nonformal, terbuka, dan referensi. Hal ini dikarenakan: Kehidupan itu komplek. Kehidupan itu memiliki brebagai sektor kehidupan. setiap individu memiliki kemampuan, minat, dan bakat yang dapat dikelompokkan guna menunjang efektifitas pendidikan. setiap individu memiliki tingkat kemampuan intelektual, dan kognitif yang dapat dikelompokkan terutama bidang pengetahuan umum sehingga proses pendidikan dapat lebih efisien. Keterampilan bersifat spesifik dan terpisah, sehingga akan terbentuk kelompok elit sesuai dengan dejis keterampilannya. program pendidikan sangat terbatas kemampuannya untuk melayani setiap kebutuhan individu. Pengelompokan Anak Didik untuk Keperluan Penyelenggaraan Pembelajaran. Ada pertimbangan dalam pengelompokan anak didik untuk keperluan penyelenggaraan pengajaran berdasarkan teori perbedaan perilaku individu yang dikembangkan oleh Spearman, Guilford, dan Thurnstone. Individu dikelompokkan berdasarkan: kesebayaan usia. Tujuannya untuk menghindari

konflik terhadap perbedaan pertumbuhan psikomotorik, psikologis, dan kognitif. Kesamaan ilmu dasar yang diminati, untuk menghindari konflik antardisiplin ilmu yang diminati oleh individu. Kesamaan keterampilan praktis, untuk mengarahkan pada keterampilan yang diinginkan. Kesamaan keterampilan psikomotorik, untuk individu yang lebih mengandalkan keterampilan gerak dan reflek tubuh. Kesamaan profesi, sehingga akan memperkuat individu dalam mendalami profesi yang dipilihnya. Kesamaan cacat fisik, (baik cacat mental, maupun cacat fisik) untuk memberi peluang agar mereka tidak terhambat dalam memperoleh pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional Maksud sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Tujuan sistem pendidikan nasional berfungsi untuk memberikan arah pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL