SIMULASI KEBUTUHAN ENERGI BANDARA BARU KULON PROGO DI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan jasa pelayanan transportasi udara yang melibatkan berbagai

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

KONSEP ECO-AIRPORT UNTUK MEMINIMALISASI EMISI BANDARA KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,

RESPON PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TERHADAP PEMINDAHAN LOKASI BANDARA KE KULON PROGO

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Transportasi udara Indonesia saat ini sedang giat untuk berbenah diri. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa sektor pertanian menempati posisi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

Roadmap Energy di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikonsumsi (makan dan minum) ataupun untuk aktifitas lainnya (mandi, cuci,

I. PENDAHULUAN. Buah naga merupakan buah yang berkhasiat bagi kesehatan. Beberapa khasiat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. bersifat komersial seperti kegiatan industri, pertanian, perkantoran, perhotelan,

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) TERKAIT BAHAN BAKAR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

IV. BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang menggambarkan dan menganalisis potensi penduduk,

BAB III TINJAUAN WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur, ekonomi, kapasitas sumber daya, dan lain-lain.

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

BAB I PENDAHULUAN. Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap


I. PENDAHULUAAN. A. Latar Belakang. Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di

BAB I PENDAHULUAN. prasarana perhubungan, baik perhubungan darat, laut, maupun udara. Dari ketiga

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

BAB I PENDAHULUAN. nilai yang tinggi, baik sebagai penyangga kebutuhan, perlindungan ekologi, jasa,

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Satria Duta Ninggar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

SD SLTP SLTA SARJANA / DIPLOMA TOTAL L P L P L P L P L P 1 TEMON

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

*) Bibit Supardi, S.Pd., MT adalah guru SMAN 3 Klaten dan Alumni S2 Mikrohidro Magister Sistem Teknik UGM.

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Proyek Tambang Pasir Besi di Kulon Progo

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Tujuan Penelitian 1.3 Batasan Masalah

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

ANALISIS KEANDALAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN REGION 3 TAHUN

PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI PERKOTAAN: ASPEK PEMODELAN

OPTIMASI SUPLAI ENERGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK JANGKA PANJANG DI INDONESIA

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Tabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BUPATI KULON PROGO TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO,

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Nanggulan secara administratif terbagi 6 (enam) desa yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

Transkripsi:

SIMULASI KEBUTUHAN ENERGI BANDARA BARU KULON PROGO DI YOGYAKARTA Sri Mulyani Jurusan Teknik Penerbangan STT Adisutjipto Yogyakarta Jl. Janti Blok-R Lanud Adi-Yogyakarta Srimulyani042@gmail.com Abstrak Energi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan di alam ini, terutama bagi kehidupan manusia, karena segala sesuatu yang kita lakukan memerlukan energi. Pasokan utama untuk kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah dan DIY selain dari sistem transmisi 500 kv dan 150 kv adalah PLTU/PLTGU Tambaklorok, PLTA Mrica, PLTU Cilacap, dan PLTP Dieng. Rasio elektrifikasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2012 telah mencapai 67,02%. Total energi Listrik yang dibutuhkan calon bandara Udara Kulon Progo setiap gedung perbulanya berbeda-beda di karenakan setiap gedung mempunyai ukuran luas yang berbeda-beda. Total Energi Listrik tertinggi terjadi bulan ke-8 pada gedung Area pengembangan Fasilitas sebesar 5441139,33488096 kwh. Kata Kunci : Energi, Fasilitas, listrik dan Area Abstrak Energi is anything that very important in the life of this nature, especially for human life, because everything we do requires energy. The main supply of electricity demand in the province of Central Java and Yogyakarta apart from the transmission system of 500 kv and 150 kv are plant / PLTGU Tambaklorok, hydropower Mrica, Cilacap power plant, and PLTP Dieng. Electrification ratio in the city of Yogyakarta in 2012 has reached 67.02%. Electrical energy required total airport candidate Air perbulanya Kulon Progo every building is different in because every building has a broad measure different. Total Electrical Energy highest 8th month on the building of facilities development area 5441139.33488096 kwh. Keywords: Energy, Facilities, electricity and Area 1. Pendahuluan Dalam perkembangannya, pada awal tahun 2003 kapasitas Bandar Udara Internasional Adisutjipto sudah mulai dirasakan tidak layak. Bandara Internasional Adisutjipto memiliki kapasitas 0,9 juta penumpang pertahun, namun dapat dilihat dari tahun 2003 lonjakan penumpang sudah terhitung melampaui kapasitas bandar udara

ini. Hingga tahun 2011 pun peningkatan jumlah penumpang semakin tinggi hingga menembus 4 juta penumpang. Peningkatan juga terjadi pada jumlah pesawat di bandar udara ini. Namun karena status bandara yang enclave civil (Bandar udara sipil dalam kawasan militer) menyebabkan bandar udara Adisutjipto tidak dapat memperluas bangunan terminalnya. Sehingga perlu adanya bandar udara baru mengoptimalkan gerbang wilayah selatan Pulau Jawa ini. Pada tanggal 11 November 2013 telah diresmikan Master Plan bandar udara internasional Yogyakarta yang direncanakan berada di Kulon Progo. Bandar udara internasional ini telah direncanakan pemerintah untuk menggantikan bandar udara Adisutjipto yang sudah dianggap tidak mampu untuk membendung lonjakan penumpang di masa mendatang. Peresmian Master Plan ini melibatkan beberapa instansi: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU), Pejabat Provinsi DIY, Angkatan Udara, dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (sumber: New Yogyakarta International Airport Master Plan Presentation Final). 2. Metodologi 2.1 Materi Penelitian Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang di perlukan sesuai dengan factor penelitian yang di teliti, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian. Melalui pendekatan dokumentasi dan fakta lapangan yang berupa data yang di ambil dari beberapa sumber yang berhubungan dengan perencanaan Bandar Udara Kulon Progo yang kemudian data-data tersebut diolah dan di analisis sesuai dengan teori yang ada sehinggga tujuan dari penelitian tercapai. Adapun metode yang dipergunakan adalah observasi atau pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan dokumentasi. 2.2 Alat dan bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Rencana Induk Bandar Udara Baru Di kulon Progo Yogyakarta b) Software Rhinoceros c) Software Umi 2.0 2.3 Variable Penelitian 2.3.1 Variable input a. Skala lahan dan bangunan b. Jenis atau bentuk bangunan c. Jenis Material bangunan d. Kontruksi bangunan e. Struktur dan jenis bangunan 2.3.2 Varible Output Kebutuhan Energi listrik yang di butuhkan di Bandar Udara Baru Di kulon Progo Yogyakarta

2.4 Diagram Alir Penelitian Gambar 1 Bagan alir penelitian 3. Hasil dan Pemabahasan 3.1 Kondisi Sosial Ekonomi Kabupaten Kulon Progo terletak pada 7 38'42" - 7 59'3" Lintang Selatan dan 110 1'37" - 110 16'26" Bujur Timur. Kabupaten Kulon Progo berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, serta Kabupaten Magelang di utara. Nama Kulon Progo berarti sebelah barat Sungai Progo (kata kulon dalam Bahasa Jawa artinya barat). Pusat pemerintahan di Kecamatan Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari pusat Ibukota Provinsi DIY, di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya - Yogyakarta - Bandung. Wates juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Jawa. Kulon Progo menggunakan kodepos 55611 (lama) dan 55600/55651 (baru). Bagian barat laut wilayah kabupaten ini berupa pegunungan (Bukit Menoreh), dengan puncaknya Gunung Gajah (828 m), di perbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai. Pantai yang ada di Kabupaten Kulonprogo adalah Pantai Congot,

Pantai Glagah (10 km arah barat daya kota Wates atau 35 km dari pusat Kota Yogyakarta) dan Pantai Trisik. Luas area kabupaten Kulon Progo adalah 58.628,311 Ha yang meliputi 12 kecamatan dengan 87 desa, 1 kelurahan dan 917 pedukuhan. Kecamatan terluas adalah Samigaluh dan Kokap, masing-masing yaitu 12% dari total wilayah Kabupaten, sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Wates. Dari luas total kabupaten, 24,89 % berada di wilayah Selatan yang meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur, 38,16 % di wilayah tengah yang meliputi Kecamatan Lendah, Pengasih, Sentolo, Kokap, dan 36,97 % di wilayah utara yang meliputi Kecamatan Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh. Tabel 4.1 berikut ini memberikan informasi luas wilayah tiap kecamatan di Kabupaten kulon Progo. Tabel 1 Nama, Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Kecamatan Jml desa/kelurahan Luas Kecamatan (Ha) (%) Temon 15 3.629,890 6,19 Wates 8 3.200,239 5,46 Panjatan 11 4.459,230 7,61 Galur 7 3.291,232 5,61 Lendah 6 3.559,192 6,07 Sentolo 8 5.265,340 8,98 Pengasih 7 6.166,468 10,52 Kokap 5 7.379,950 12,59 Girimulyo 4 5.490,424 9,36 Nanggulan 6 3.960,670 6,76 Kalibawang 4 5.296,368 9,03 Samigaluh 7 6.929,308 11,82 Total 88 58.627,512 100,00 Sumber: Kulon Progo Dalam Angka 2011 Data jumlah penduduk kabupaten Kulon progo tahun 2009-2010 merupakan hasil pendataan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon progo, sedangkan data tahun 2011 diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga Miskin Kabupaten Kulon progo yang dilaksanakan dengan mengacu Perbup No 39 tahun 2011, jumlah Penduduk Kabupaten Kulon Progo pada bulan Desember tahun 2011 sebanyak 473.397 jiwa. Adapun persebaran penduduk tiap kecamatan tahun 2009-2011 seperti tecantum dalam tabel berikut Tabel 2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Bulan Desember 2009 2011 Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Pertumbuhan % 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2010 2011 1 Temon 32.994 33.268 32.899 6.886 6.943 7.001 0,83-1,11 2 Wates 50.186 50.597 52.717 11.852 11.949 12.047 0,82 4,19 3 Panjatan 41.586 41.939 41.885 9.224 9.302 9.381 0,85-0,13

4 Galur 33.361 33.478 34.668 8.378 8.407 8.436 0,35 3,55 5 Lendah 39.039 39.238 41.647 9.887 9.937 9.988 0,51 6,14 6 Sentolo 48.745 49.237 50.669 11.556 11.673 11.791 1,01 2,91 7 Pengasih 50.366 50.699 53.632 12.218 12.299 12.380 0,66 5,79 8 Kokap 42.096 42.227 39.038 8.878 8.906 8.934 0,31-6,74 9 Girimulyo 29.406 29.517 27.022 6.412 6.436 6.460 0,38-8,45 10 Nanggulan 35.034 35.521 31.967 7.374 7.476 7.580 1,39-10,01 11 Samigaluh 34.173 34.343 31.538 7.954 7.994 8.034 0,50-8,17 12 Kalibawang 31.045 31.135 35.373 7.545 7.567 7.589 0,29 13,61 Total 467.816 470.903 473.397 108.185 108.899 109.618 0,66 0,53 Sumber:Kulon Progo Dalam Angka 2010-2011 dan Pendataan Kemiskinan Kabupaten Kulon Progo 2011 Dari data di atas tampak bahwa penyebaran penduduk Kulonprogo masih berkumpul di 3 Kecamatan, yaitu Pengasih sebesar 11,33 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Wates sebesar 11,14 persen, dan Kecamatan Sentolo sebesar 10,70 persen. Kecamatan Pengasih, Wates, dan Sentolo adalah 3 Kecamatan dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 53.632 orang, dan 52.717 orang, 50.669 orang. Sedangkan Kecamatan Girimulyo merupakan kecamatan yang paling sedikit penduduknya, yakni sebanyak 27.022 orang. Berdasarkan perbandingan jumlah total penduduk dengan luas wilayah kabupaten, ratarata tingkat kepadatan penduduk Kulonprogo adalah sebanyak 807 orang per kilo meter persegi atau 8,07 jiwa per hektar. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Wates yakni sebanyak 1647 orang per kilo meter persegi atau 16.47 jiwa per hektar. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Samigaluh yakni 455 orang perkilo meter persegi atau 4.55 jiwa per hektar.sementara laju pertumbuhan penduduk Kulonprogo per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0.66 persen. 3.2 Konsumsi energi Gambar 2 memperlihatkan data konsumsi energi per jenis energi yang digunakan di Kota Yogyakarta pada tahun 2012. Tampak pada gambar bahwa premium paling banyak dikonsumsi (591.806 SBM atau 44,28%) diikuti oleh listrik (514.500 SBM atau 38,50%) kemudian LPG (151.505 SBM atau 11,34%), 67 minyak solar (121.731 SBM atau 8,35%) dan ADO (50.969 SBM atau 3,50%). Bahan bakar ADO ini dikhususkan untuk pemakaian sektor transportasi yaitu kereta api. Pertamax, biodiesel, minyak diesel, minyak tanah dan minyak bakar hanya lebih sedikit digunakan dengan persentase kurang dari 1%. Pasokan bahan bakar minyak Kota Yogyakarta diperoleh dari unit pengolahan bahan bakar minyak di Cilacap dengan menggunakan jalur pipa menuju Depo Pemasaran BBM

Gambar 2 Konsumsi Energi per Jenis Energi Kota Yogyakarta Tahun 2012 Pemakaian LPG sektor rumah tangga meliputi LPG 3 kg dan LPG 12 kg sedangkan sektor komersial meliputi LPG 3 kg, LPG 12 kg dan LPG 50 kg. Pemakaian LPG terbesar adalah sektorkomersial dengan persentase 81,28% dan sektor rumah tangga 18,72%. Pemakaian listrik digunakan oleh pelanggan sosial, rumah tangga, bisnis, industri, pemerintah, dan lain-lain. Pemakaian sektor komersial meliputi pelanggan sosial, bisnis dan pemerintah. Konsumsi listrik terbesar adalah sektor komersial, rumah tangga dan industri. Sebagai daerah yang tidak memiliki sistem pembangkit berskala besar, Daerah Istimewa Yogyakarta berada dalam sistem interkoneksi JAMALI. Pasokan utama untuk kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah dan DIY selain dari sistem transmisi 500 kv dan 150 kv adalah PLTU/PLTGU Tambaklorok, PLTA Mrica, PLTU Cilacap, dan PLTP Dieng. Rasio elektrifikasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2012 telah mencapai 67,02%. Tabel 3 Konsumsi Listrik di Kota Yogyakarta Kelompok Penjualan Listrik (SBM) Pelanggan 2010 2011 2012 Rumah Tangga 200.552 214.697 231.505 Industri 19.780 19.705 20.708 Komersial 224.166 237.524 262.286 Total 444.498 471.926 514.500

3.3 Energi Listrik Total energi Listrik yang dibutuhkan calon bandara Udara Kulon Progo setiap gedung perbulanya berbeda-beda di karenakan setiap gedung mempunyai ukuran luas yang berbeda-beda. Total Energi Listrik tertinggi terjadi bulan ke-8 pada gedung Area pengembangan Fasilitas sebesar 5441139,33488096 kwh seperti pada gambar 4.2 dan lampiran 1, tentang Total Kebutuhan energi. Gambar 3 Grafik Total Energi 4. Kesimpulan Dari analisis di dapatkan bahwa konsumsi bahan bakar tiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan pelanggan terbanyak adalah pelanggan komersial dengan jumlah konsumsi BBM sebesar 224.166 ( thn 2010), 237.524(2011), 262.286( 2012). Pada simulasi di dapatkan bahwa Total Energi Listrik tertinggi terjadi bulan ke-8 pada gedung Area pengembangan Fasilitas sebesar 5441139,33488096 kwh. Daftar Pustaka [1] Agus Sugiyono.(2012). Data Historis Konsumsi Energi dan Proyeksi Permintaan-Penyediaan Energi di Sektor Transportasi. Prosiding Seminar dan Peluncuran Buku Outlook Energi Indonesia 2012. [2] Bernard C. Patten, 2014. Reprint of Systems ecology and environmentalism: Getting the science right Ecological Engineering 65(2014) pp 15-23. [3] Christoph F Reinhart,2013 UMI - AN URBAN SIMULATION ENVIRONMENT FOR BUILDING 2 ENERGY USE, DAYLIGHTING AND

WALKABILITY Proceedings of BS2013: 13th Conference of International Building Performance Simulation Association, Chambéry, France, August 26-28 [4] Darmawan, A. 2012. Proyeksi Permintaan Listrik Sektor Rumah Tangga Menggunakan End-Use Model (Studi Kasus Kota Yogyakarta). Universitas Gadjah Mada: Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik [5] Building Performance Simulation Association, Chambéry, France, August 26-28 [6] E.E.Mangindaan.2013. Rencana Induk Bandar Udara Baru Di Kulon Progo Departemen Perhubungan. [7] France Renaud Jaunatre and Elise Buisson, Thierry Dutoit.201. Can ecological engineering restore Mediterranean range land afterintensive cultivation? A large-scale experiment in southern France Ecological Engineering 64(2014) pp 202-212. [8] Horonjeff, R., McKelvey, F.X., Sproule, W.J., dan Young, S.B. (2010) : Planning and Design of Airports. 5th ed, The McGraw-Hill Companies, New York, USA