Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trafo merupakan komponen terpenting dalam sebuah instalasi kelistrikan

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR dan PROTEKSINYA di GARDU INDUK 150 kv/120 MVA BUDURAN II/SEDATI. Arif Kurniadhi ( )

ABSTRAK Kata Kunci :

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

BAB III DASAR TEORI.

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

Vol.3 No1. Januari

STUDI ANALISIS SISTEM KOORDINASI PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) PADA GARDU INDUK GODEAN

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III LIGHTNING ARRESTER

ANALISA BEBAN LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA 70/20 KV DI GI BUNGARAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP 11 LAPORAN AKHIR

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

Transkripsi:

JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 37 Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Samuel Marco Gunawan, Julius Santosa Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya m23407010@john.petra.ac.id ; julius@peter.petra.ac.id Abstrak Gardu Induk merupakan bagian vital sistem tenaga listrik, selain membangkitkan Gardu Induk harus mampu menyalurkan tenaga listrik dengan handal dan aman Dalam penelitian ini, dilakukan analisa dan perhitungan komponen komponen Gardu Induk Tallasa agar komponen yang dipilih benar benar mampu menyalurkan listrik dengan baik dan aman berdasarkan standar standar SPLN, IEC dan IEEE Pemilihan komponen komponen Gardu Induk di Tallasa ini telah sesuai dengan perhitungan dan standar standar tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil rancangan Gardu Induk Tallasa telah sesuai dengan perancangan B. Single Line Diagram Kata Kunci Gardu Induk, Sistem Outdoor 150 kv. G I. PENDAHULUAN ardu Induk merupakan bagian vital dari sistem tenaga listrik, tanpa adanya Gardu Induk maka tenaga listrik tidak dapat disalurkan. Sehingga pembanguanan suatu gardu induk diperlukan perhitungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Selain itu Gardu Induk yang didesain harus aman dan dapat diandalkan A. Gardu Induk II. GARDU INDUK Gardu Induk sebagai salah satu komponen pada sistem penyaluran tenaga listrik memegang peranan yang sangat penting karena merupakan penghubung pelayanan tenaga listrik ke konsumen. Fungsi Gardu Induk adalah : 1. Menerima dan menyalurkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu dengan aman dan dapat diandalkan 2. Penyaluran daya ke gardu induk lainnya dan gardu gardu distribusi melalui penyulang tegangan menengah. Gardu Induk menurut pemasangan peralatan terbagi atas 2 jenis yaitu : Gardu Induk Konvensional Gas Insulated Substation (GIS) Gbr 1. Single Line Diagram Tallasa Gardu Induk Tallasa menggunakan sistem double busbar yang berfungsi sebagai back up, sehingga tidak menganggu sistem jika dilakukan pemeliharaan pada Gardu Induk. Gardu Induk Tallasa terdiri dari 5 penyulang dengan rinician sebagai berikut : a) Penyulang 1 berkapasitas 40 MVA b) Penyulang 2 berkapasitas 40 MVA c) Penyulang 3 berkapasitas 50 MVA d) Penyulang 4 berkapasitas 40 MVA e) Penyulang 5 berkapasitas 40 MVA Setiap Penyulang dilengkapi dengan : 1. Transformator Daya 2. Current Transformer 3. Potensial Transformer 4. Disconnecting Switch 5. Circuit Breaker 6. Lightning Arrester 7. Relay Proteksi 8. KWH- Meter 9. Grounding

JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 38 C. Transformer D. Circuit Breaker Gbr 2. Power Transformer Zaporozhtransformator Transformer merupakan komponen utama dalam Gardu Induk yang berfungsi sebagai penurun atau penaik tegangan. Dalam menentukan besaran transformer maka digunakan rumus : [1] [2] Gardu Induk Tallasa menggunakan generator sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 4 MW sebanyak 11 buah. Jika dihitung menggunakan rumus daya dengan nilai cos phi 0,85 maka pemakaian transformer 50 MW kurang tepat. Jika sesuai dengan perhitungan maka transformer yang digunakan harus berkapasitas minimal 63 MW. Tegangan primer maupun tegangan sekunder transformer tergantung pada kebutuhan dan kondisi suatu daerah. Gardu Induk Tallasa menggunakan transformer step up 10,5 kv ke 150 kv dikarenakan generator yang digunakan bekerja ditegangan 10,5 kv. Sistem pendinginan transformer terdiri dari 4 jenis yaitu : 1. Oil Natural Air Natural (ONAN) 2. Oil Forced Air Natural (OFAN) 3. Oil Natural Air Forced (ONAF) 4. Oil Forced Air Forced (OFAO) Gbr 3. Circuit Breaker ABB Fungsi pemutus beban (Circuit Breaker) adalah untuk memutuskan dan menyambung arus beban nominal untuk kepentingan operasi. Selain itu pemutus beban juga harus dapat memutuskan arus hubung singkat dan arus gangguan lain apabila terjadi gangguan pada saluran yang diproteksinya. Dalam melakukan pemilihan circuit breaker selain kapasitas pemutus arus, penentuan kapasitas pemutus arus hubung singkat sangatlah penting dikarenakan pada system 150 kv arus hubung singkat yang mungkin terjadi bernilai sangat besar. Circuit Breaker pada gardu induk Tallasa ini menggunakan media SF 6, Dalam menentukan kapasitas arus pada circuit breaker digunakan rumus sebagai berikut : [1] I nominal = (3) I nominal = = 192,45 Amp Pada lapangan circuit breaker yang digunakan berkapasitas 3150 Ampere. Maka digunakan relay yang berfungsi untuk mendeteksi arus gangguan dan memberikan perintah ke circuit breaker untuk memutuskan arus E. Disconnecting Switch Cara kerja Disconnecting Switch atau pemisah pada dasarnya hampir sama dengan circuit breaker namun perbedaannya adalah pemisah tidak dapat memutuskan arus gangguan. Pemisah lebih sering digunakan untuk maintenance gardu induk, untuk memastikan kalau system tidak bertegangan. Kapasitas dari disconnecting switch menyerupai kapasitas dari circuit breaker.

JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 39 F. Arrester terlalu jauh maka tegangan lebih yang sampai pada terminal peralatan akan lebih tinggi dari tegangan pelepasan pada lightning arrester. Gbr 4. Lightning Arrester Passoni Villa Arrester merupakan kunci dalam suatu sistem tenaga listrik. Bila surja (surge) datang ke Gardu Induk, arrester bekerja melepaskan muatan listrik (discharge), serta mengurangi tegangan abnormal dalam Gardu Induk. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut : 1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasan (discharge voltage) yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop) 2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti semula. Batas dari tegangan sistem dimana pemutusan arus susulan ini masih mungkin disebut tegangan dasar (Rated Voltage) dari arrester Jangkauan Perlindungan Arrester : Untuk pengamanan terhadap surja hubung, arrester sebaiknya dipasang di antara transformator, yang memang menjadi tujuan utama perlindungan ini dan pemutus bebannya. Pertimbangan lain bahwa arrester itu akan dapat juga menyerap surja dari pemutusan arus pembangkit. Dalam menentukan jarak aman antara transformator dan lightning arrester maka digunakan rumus sebagai berikut : [3] (4) Dimana : E p = Puncak surja yang datang E a = Tegangan pelepasan arrester (ka) A = Kecuraman gelombang datang S = Jarak (meter) V = kecepatan rambat cahaya (m/s) Bila jarak lightning arrester dan peralatan yang dilindungi G. Instrument Transformer Transformator yang berguna untuk pengukuran atau yang biasa disebut transformator ukur didesain secara khusus untuk pengukuran dalam sistem tenaga listrik. Transformator ini banyak digunakan dalam sistem tenaga listrik karena memiliki beberapa keuntungan antara lain : [4] Memberikan isolasi elektrik bagi sistem tenaga lsitrik Tahan terhadap beban untuk berbagai tingkatan Tingkat keandalan yang tinggi Secara fisik bentuk lebih sederhana Transformator arus dan transformator tegangan merubah arus atau tegangan ke tingkat yang lebih rendah untuk pengoperasian relay atau metering. 1) Trafo arus : transformator arus digunakan untuk mengukur arus beban suatu rangkaian. Dengan menggunakan transformator arus maka arus beban yang besar dapat diukur dengan menggunakan alat ukur (ampermeter) 2) Trafo tegangan : transformator tegangan atau potensial transformer adalah transformator yang berfungsi untuk : H. Grounding Mentransformasikan nilai tegangan yang tinggi pada sisi primer ke nilai tegangan yang rendah di sisi sekunder yang digunakan untuk pengukuran (metering) dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi dari tegangan tinggi. Pentanahan atau grounding adalah salah satu faktor penting dalam suatu sistem kelistrikan. Agas sistem pentanahan dapat bekerja dengan baik maka harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut : a. Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk pengamanan personil dan peralatan b. Menggunakan bahan tahan korosi terhadap kondisi kimiawi tanah untuk menjaga sistem selama peralatan masih berfungsi c. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam pelayanan d. Mampu mengatasi gangguan berulang akibat surja hubung Pada saluran transmisi substation tahanan pentanahan tidak melebihi 5 Ohm. Pada saluran saluran tegangan tinggi tahanan yang diperbolehkan maksimal 15 Ohm sedangkan pada saluran tegangan menengah tahan yang diperbolehkan maksimal 25 Ohm. [5] Tahanan tanah berkaitan dengan kandungan air dan suhu maka dapat saja diasumsikan bahwa tahanan pentanahan suatu sistem akan berubah sesuai dengan perubahan iklim setiap tahunnya

JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 40 Tabel 1. Tahanan rata rata tanah berdasarkan jenisnya Lightning arrester Voltage transformer Voltage Transformer Current Transformer Current Transformer Circuit Breaker Circuit Breaker Disconnecting Switch Tabel 3. Jarak antar komponen Jarak antar komponen (mm) di lapangan 3000 1395 3000 1395 4000 1395 4000 1395 Minimum arching distance (phase to phase) (mm) I. Jarak Aman Pada perancangan suatu Gardu Induk jarak aman antara komponen sangat perlu diperhatikan. Komponen yang terlalu dekat jaraknya akan menimbulkan short. Untuk mengatasinya maka peletakan komponen harus sesuai dengan standard yang ada. Dari tabel 3 terlihat bahwa jarak komponen (phase phase dan phase earth) pada Gardu Induk Tallasa telah melampaui standard minimal yang ditentukan oleh IEC 61466-2 dan IEC 71 2 Gbr 5. Contoh jarak komponen di lapangan di Tallasa Gbr 6. Switch Yard 150 kv Layout di Tallasa J. Proteksi Relay proteksi adalah peralatan yang digunakan untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada suatu sistem. Relay proteksi akan bekerja secara otomatis memutus sistem dengan cara memberikan sinyal kepada CB untuk memisahkan peralatan dari sistem sebelum terjadi gangguan. Di bawah ini merupakan tabel jarak antar komponen dan jarak komponen dengan tanah pada Gardu Induk Tallasa jika dibandingkan dengan standard IEC 61466-2 [9] Tabel 2. Jarak antara komponen dengan tanah Minimum Arching Jarak antara komponen Distance(Phase to dengan tanah (mm) Earth)Sesuai IEC Di Lapangan 61466-2(mm) Lightning Arrester 2200 1300 Voltage Transformer 1530 1300 Current Transformer 1400 1300 Circuit Breaker 2000 1300 Disconnecting Switch 2140 1300 Gbr 7. Relay Proteksi Schneider Berdasarkan besaran ukur dan jenis kerja, maka relay proteksi dapat dibedakan sebagai berikut : Over Current Relay adalah suatu rangkaian relay pengaman yang memberikan respon terhadap arus yang melebihi nilai yang telah ditentukan pada suatu rangkaian yang akan diamankan

JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 41 Under Voltage Relay adalah relay yang bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur. Relay akan bekerja jika mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui batas yang telah ditentukan. Untuk waktu yang relative lama tegangan turun adalah lebih kecil dari 5% dari tegangan nominal. Apabila terjadi penurunan tegangan dibawah 10 % maka akan terjadi penurunan efisiensi. Ground Fault Relay berfungsi sebagai untuk mengamankan peralatan listrik akbiat adanya gangguan hubung singkat yang terjadi. Apabila Ground Fault Relay mendeteksi adanya arus hubung singkat maka Ground Fault Relay akan memberikan sinyal trip Differential Relay adalah relay yang bekerja berdasarkan hukum Kirchoff, dimana arus yang masuk pada suatu titik harus sama dengan arus yang keluar pada titik tersebut. Yang dimaksud titik pada proteksi differential adalah daerah pengamanan yang telah dibatasi oleh dua buah trafo arus Thermal Overload merupakan relay yang bekerja memutuskan sistem dengan cara mendeteksi dari thermal pada circuit breaker akibat arus lewat yang berlebih maksimum yang dapat dihantarkan dengan aman Untuk melayani kebutuhan beban dan kontinyunitas penyaluran daya listrik, maka untuk busbar 150 kv digunakan sistem double busbar, sistem ini memiliki keuntungan apabila salah satu busbar mengalami gangguan atau perbaikan maka masih dapat digunakan busbar yang lain untuk menyalurkan daya listrik. Penggunaan busbar didasarkan pada arus nominal circuit breaker sehingga busbar akan mampu menyalurkan arus ke tiap tiap komponen dengan baik. Busbar yang digunakan adalah busbar dengan ukuran 10 x 80 sebanyak 3 batang per phase. Dengan mengikuti standar PUIL 2000 maka arus maksimum yang melewati busbar 10 x 80 sebanyak 3 batang adalah 3450 Ampere [7] K. Kabel Gbr 9. sistem Double busbar di Tallasa Gbr 8. Kabel 150 kv ABB Kabel merupakan konduktor yang terbuat dari aluminium atau tembaga yang terbungkus oleh PVC. Bahan isolasi yang dipakai harus mampu menjadi penyekat penghantar dari penghantar lainnya. Yang membedakan kabel tegangan rendah dengan kabel tegangan menengah atau kabel tegangan tinggi ialah pada isolasinya/ L. Busbar Busbar adalah sebuah plat yang terbuat dari tembaga atau aluminium yang dapat menghantarkan aliran listrik pada sebuah panel listrik, panel distribusi atapun gardu induk. Ukuran dari busbar sangat berpengaruh terhadap jumlah arus III. KESIMPULAN Dari hasi analisa dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa pemilihan rating circuit breaker, disconnecting switch, current transformer, potensial transformer, lightning arrester dan jarak aman tiap tiap komponen di Gardu Induk Tallasa telah sesuai dengan standard SPLN, IEC dan IEEE. Sedangkan kapasitas trafo terlalu kecil bila dibandingkan dengan hasil perhitungan UCAPAN TERIMA KASIH Penulis S.M.G. mengucapkan terima kasih kepada Universitas Kristen Petra, Bapak Julius Sentosa S.T., M.T., Ibu Ir. Emmy Hosea M.Eng.Sc, Bapak Ir. Hanny Tumbelaka, M.Sc., Ph.D, Bapak Ir. Murtiyanto Santoso M.Sc, keluarga, teman teman yang saya tidak bisa sebutkan namanya satu persatu, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doanya selama saya mengerjakan Tugas Akhir ini.

JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 37-42 42 DAFTAR PUSTAKA [1] IEC 600671 Edition 2.1 Power Transformer part 1 Ganeva : Internation Electrotechnical Commission, 1999 [2] IEC 600694 Edition 2.1 Power Transformer part 5 Ganeva : Internation Electrotechnical Commission, 1996 [3] Arismunandar, DR.A., Kuwuhara, DR. Susumu. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik. Jakarta : PT Pradinya Pramita : 2004. [4] IEC 60071-2 Edition 44.1 Instrument Transformer part 1 Ganeva : Internation Electrotechnical Commission, 1996 [5] Standar Perusahaan umum Listrik Negara 7 :1978. Pembagian Tugas Kelompok Kelompok Pembakuan. Jakarta : Perusahaan Umum Listrik Negara, Agustus 1978 [6] Marsudi, Djieteng. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006. [7] Switchgear Manual ABB 11 th Edition. Germany : ABB, 2008. [8] SNI 04-0225-2000,. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta : Bada Stadarisasi Nasional, Desember 2000