Populasi dan Sampel. Eko Prabowo Blog: samoke2012.wordpress.com

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM aditya12setyawan.gmail.com site :

Oleh. Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM aditya12setyawan.gmail.com Blog :

Populasi, Sampel & Teknik Penarikan Sampel. Tri Nugroho Adi,M.Si Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. MYRNA SUKMARATRI

5/2/2017. Pertemuan 7 POPULASI DAN SAMPEL ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL SUBJEK, OBJEK DAN RESPONDEN PENELITIAN POPULASI SAMPEL

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN

ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL

BAB III POPULASI, SAMPEL DAN TEHNIK SAMPLING

Why Sample? Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi. Manajemen proyek lebih gampang. Pertimbangan praktis

SAMPEL PENELITIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH. dmarifah.wordpress.com

Oleh: Nur Azizah (NIM )

TEKNIK SAMPLING. Oleh: Rofi Amiyani ( )

Teknik Sampling. Materi ke 4 Statistika I. Kelas 2 EB, EA dan DD Semester PTA 2007/2008

RISET AKUNTANSI. Materi RISET AKUNTANSI

Teknik Sampling. Hipotesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis

TEKNIK SAMPLING A. Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Keuntungan Penelitian Menggunakan Sampel

RANDOM SAMPLING SEDERHANA

Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis UNIVERSITAS JAMBI

TEKNIK SAMPLING. By: ULFA LU LUILMAKNUN ( ) FATYA AZIZAH ( ) KHOMARUDIN FAHUZAN ( )

Teknik Pengambilan Sampel. Dewi Gayatri

METODE PENELITIAN. Pertemuan 7 TAHAPAN PENELITIAN SAMPLING (Bagian 2) Disarikan dari berbagai sumber yg relevan

cara menentukan populasi dan sampel dalam penelitian

POPULASI DAN SAMPEL POPULASI

POPULASI DAN SAMPEL. Gambar 1 POPULASI dan SAMPEL

Metode Sampling 6.1. Debrina Puspita Andriani /

PERTEMUAN 12 VARIABEL, POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING PENELITIAN. sampel, dan teknik sampling penelitian. Melalui ekspositori, Anda harus

6.5 Pertimbangan penentuan ukuran sampel

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, MEI 2005 TEKNIK SAMPLING

BAB IV PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL Apakah populasi? Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian. Elemen populasi ini biasan

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

POPULASI, SAMPEL, METODE SAMPLING. Musafaah, SKM, MKM

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian

Bab III Populasi dan Sampel

TEKNIK SAMPLING MAKNA POPULASI DAN SAMPEL. Item-item Penting yang Perlu Dikemukakan di Dalam Proposal/Skripsi

Populasi Mahasiswa Matematika, FMIPA, UNY Populasi Mahasiswa Matematika Angkatan 2016, FMIPA, UNY

BAB III METODE PENELITIAN. satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.

BAB III METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel. 1. Pengertian Populasi dan Sampel 2. Teknik Pengambilan Sampel 3. Normalitas Data

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

III. METODOLOGI PENELITIAN. keadaan sebagaimana adanya dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun

MAKALAH SAMPLING JENUH

PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL

POPULASI DAN SAMPEL. WAHYU HIDAYAT, M.Pd

TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN Oleh: Triyono 1

Definisi Populasi: Keseluruhan wilayah subjek penelitian Meliputi jumlah, karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

kelemahan: membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu). tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak di lapangan.

Bambang Avip Priatna Martadiputra

III. METODE PENELITIAN. Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau

MENENTUKAN SUMBER DATA

Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

SUBYEK PENELITIAN RESPONDEN PENELITIAN SUMBER DATA

POPULASI DAN SAMPEL. Metodologi Penelitian Pendidikan

PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA

PERTEMUAN 6 TEKNIK SAMPLING METODE PENELITIAN SOSIAL ANDRI HELMI M, SE., MM.

Sistem Informasi [Kode Kelas]

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

TEKNIK SAMPLING MODUL: 7

1 Populasi dan Sampel

PENGERTIAN STATISTIK. NO Tahun Jumlah / / / APAKAH INI STATISTIK?

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

Teknik Pengambilan Sampel. Khaola Rachma Adzima FKIP-PGSD Universitas Esa Unggul

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI RAPID SURVEY

BAB III METODOLOGI POLLING

DASAR-DASAR METPEN POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

key words : data, population, appropriate instrument

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif

Assa aidiyah Tanggulrejo Manyar Gresik. BAB III METODE PENELITIAN. Data yang diambil dalam penelitian ini ada dua:

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan analisis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif.

Teknik Sampling. Hipotesis Tesis. Populasi: parameter. Inferensial. Sampel:statistik Diolah di analisis

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi dan Sampel. Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami populasi dan sampel dalam penelitian pendidikan. Indikator. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksplanasi, dan analisis data. Berdasarkan tujuannya, penelitian terbagi menjadi

TEKNIK SAMPLING. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Heri Retnawati, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Kusnindar Atmosukarto Puslit Ekologi Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMILIHAN DATA (SAMPEL) PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa

METODE DAN DISTRIBUSI SAMPLING. Oleh : Riandy Syarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi

Desain Sampling. Alasan Menggunakan Sampel. yang terlewati. efesien. penelitian populasi dapat bersifat. merusak. dengan populasi

PERTEMUAN 10 PERANCANGAN SAMPEL DAN PENGUMPULAN DATA

Pemilihan Data (Sampel) Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Tata Boga Jurusan PKK FPTK UPI, Jln. Dr. Setiabudi No. 207

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

Transkripsi:

Populasi dan Sampel Eko Prabowo Email: prabowo_e@yahoo.com prabowo95@gmail.com Blog: samoke2012.wordpress.com

A. PENGERTIAN POPULASI Suatu kegiatan penelitian pasti akan selalu berhadapan dengan Objek yang akan diteliti atau yang akan DIOBSERVASI. Objek tersebut dapat berupa Manusia, Hewan, Tumbuh tumbuhan, Benda benda mati lainnya serta Peristiwa dan Gejala yang terjadi di dalam masyarakat atau di alam sekitar kita. Selanjutnya, menurut Sugiyono (2003) Polpulasi adalah Wilayah Generalisasi yang terdiri atas Obyek/Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, Populasi BUKAN HANYA Orang, tetapi juga benda benda alam yang lain. Populasi juga BUKAN SEKEDAR Jumlah yang ada pada 0bjek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu. Satu orangpun dapat digunakan sebagai Populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya Gaya Bicara, Disiplin, Hobi, Cara Bergaul, Sel, Persepsi, Kimia Darah, Urine dan lain-lain. Adapun pengertian Populasi menurut Nawawi (1985) menyebutkan bahwa Populasi adalah : Totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. Sedangkan Riduan dan Tita Lestari (1997) mengatakan bahwa Populasi adalah : Keseluruhan dari karakteristik atau

Unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Populasi merupakan Objek atau Subjek yang berada pada Suatu Wilayah dan Memenuhi Syarat Syarat tertentu berkaitan dengan Masalah Penelitian. Berdasarkan Batasan Sumber Data yang terdapat dalam suatu Populasi secara B. Macam Populasi Kuantitatif, maka Populasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : 1. Populasi Terbatas (finite population) Adalah Populasi yang mempunyai Sumber Data yang Jelas Batasnya secara Kuantitatif sehingga dapat dihitung Jumlahnya. Contoh : Jumlah Penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa, Jumlah 49 Mahasiswa Akademi Kesehatan Rustida Prodi D III Kebidanan, Jumlah 19 Dosen Akademi Kesehatan Rustida. Dsb. 2. Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga)/(infinite population) Yaitu Populasi yang Sumber datanya TIDAK dapat ditentukan Batas-Batasnya sehingga Relatif TIDAK dapat ditentukan dalam bentuk Jumlah (uncountable). Misalnya : Penelitian tentang berapa liter kenaikan air laut saat pasang karena bulan purnama, Populasi tanaman anggrek di dunia, dsb. Sedangkan berdasarkan SIFATnya, Populasi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu : 1. Populasi Homogen Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif. 2. Populasi Heterogen Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batasbatasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen, ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative). Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).

Informasi tentang populasi sangat diperlukan untuk menarik kesimpulan. Bila kita dapat mengobservasi keseluruhan individu anggota populasi, kita akan mendapatkan besaran yang menyatakan karakteristik populasi yang sebenarnya; dalam statistika disebut PARAMETER. Dengan demikian PARAMETER adalah suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi. Parameter merupakan suatu nilai yang stabil karena diperoleh dari observasi terhadap seluruh anggota populasi. Biasanya dilambangkan dengan huruf-huruf Yunani. Misalnya: Rata-rata populasi dilambangkan dengan µ (baca: myu).dst. Tabel 1. Parameter pada Populasi dan Sampel C. Sampel SAMPEL (menurut Sugiyono, 2003 ; 56) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Semua yang dipelajari dari sample itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu, Sampel yang diambil dari Populasi harus benar-benar Representatif. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2002, 109) mendefinisikan Sampel adalah Bagian dari Populasi yaitu sebagian atau wakil dari Populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa SAMPEL adalah Sebagian dari Populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

D. KEGUNAAN SAMPEL Terdapat beberapa kegunaan / keuntungan dengan menggunakan sample dalam penelitian, yaitu : 1. Biaya yang lebih murah 2. Waktu yang relatif singkat 3. Kualitas informasi lebih baik, karena : a. Jumlah yang relatif kecil memungkinkan dapat menggunakan tenaga peneliti / asisten peneliti yang lebih terlatih, b. Supervise yang ketat terhadap pengumpul data lebih mungkin dilakukan, c. Kelompok penelitian yang lebih kecil memungkinkan untuk menggunakan metode pengumpulan data yang lebih kompleks dan lebih akurat. 4. Data yang dikumpulkan dapat lebih menyeluruh (Komprehensif) 5. Memperoleh hasil yang lebih akurat.

E. TEKNIK SAMPLING Teknik Sampling / Teknik Pengambilan Sampel adalah Suatu cara mengambil sample yang representatif dari populasi. Hal ini berarti bahwa pengambilan sample harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sample yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, Representativitas Sampel sangat ditentukan oleh : 1. Homogenitas Populasi, 2. Jumlah Sampel yang dipilih, 3. Banyaknya Ciri/Karakteristik subyek yang dipelajari, 4. Teknik Pemilihan/Pengambilan sample.

Sifat/Karakter yang semakin homogen pada suatu individu di dalam populasi memberikan representativitas sample yang semakin tinggi. Kemudian jumlah sample yang semakin besar/banyak juga akan meningkatkan representativitas sample karena karakteristik sample yang terambil semakin mendekati karakteristik populasi. Sedangkan banyaknya Ciri/Karakteristik yang dipelajari dalam Sampel akan semakin menurunkan representativitas sample, karena dengan demikian populasi akan semakin kurang homogen. Dan teknik pengambilan sample yang memperhatikan prinsip Randomisasi akan semakin meningkatkan representativitas. Gambar : Teknik Sampling Berdasarkan gambar tersebut di atas terlihat bahwa Teknik Sampling pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu PROBABILITY SAMPLING dan NON PROBABILITY SAMPLING. 1. PROBABILITY SAMPLING : Adalah : Teknik Sampling yang memberikan kesempatan/peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota sample.

Disebut juga Random Sampling, sehingga Sampel yang diperoleh disebut Sampel Random. Teknik semacam ini HANYA boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi bersifat HOMOGEN. Teknik Probability Sampling atau Random Sampling ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah : a. Simple Random Sampling Adalah Cara pengambilan sample dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hakekat dari Pengambilan Sampel secara Acak Sederhana ( Simple Random Sampling) ini adalah bahwa setiap anggota atau Unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sample. Keuntungan : 1) Estimator yang tidak bias, 2) Pelaksanaan yang sangat mudah, Kelemahan : 1) Sampel mengumpul di satu tempat atau bahkan tersebar kemana mana. 2) Kesulitan membuat Sample Frame (Daftar Anggota Populasi) Cara-cara / Teknik yang digunakan untuk Randomisasi Sederhana (Simple Random Sample) antara lain : 1) Cara Undian Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan pengundian, yang secara sistematis dapat dilakukan dengan cara : a) Buat Daftar yang berisi Semua Subjek/Individu (Sample Frame), b) Beri kode Nomor Urut pada semua subyek/individu itu,

c) Tulis kode itu masing masing dalam selembar kertas, d) Gulung kertas itu baik baik, e) Masukkan gulungan gulungan kertas itu kedalam tempolong/tempat pengundian, f) Kocok baik baik, dan ambil satu demi satu sampai jumlah yang kita butuhkan. Cara pengambilan Sample seperti ini juga sering dikatakan sebagai Cara Mekanik. 2) Randomisasi dengan Tabel Bilangan Random Cara seperti inilah yang paling banyak digunakan oleh para ahli statistic dan para peneliti. Karena selain prosedurnya sangat sederhana, juga kemungkinan penyelewengan dapat dihindarkan sejauh jauhnya. Cara penggunaan Tabel Bilangan Random untuk menentukan suatu Sample dari suatu populasi adalah sebagai berikut : a) Buat daftar subjek dengan nomor urutnya (Sample Frame), b) Jatuhkan ujung pensil/pen disembarang tempat pada Tabel Bilangan Random, c) Ambil DUA DIGIT Angka yang berdekatan dengan jatuhnya Ujung Pensil itu untuk mengidentifikasi Orang Pertama sebagai Sample, d) Selanjutnya, untuk mengidentifikasi Orang yang Ke-2, 3, 4, 5, 6, 7, dst (n), ambillah dua angka di Bawah, di Atas dan atau di Sampingnya sampai kebutuhan kita terpenuhi. Catatan : Jika jumlah subjek dalam Populasi berkisar antara 100 999, maka pada Langkah (c) di atas, TIDAK mengambil DUA angka, melainkan 3 (TIGA) Angka yang berdekatan. Demikian juga bila jumlah populasi berkisar 1000 9999, maka harus mengambil 4 (EMPAT) Angka yang berdekatan, dan seterusnya, disesuaiak dengan Jumlah Populasi.

Tabel 2 : Contoh Tabel Bilangan Random b. Proportionate Stratified Random Sampling Adalah Pengambilan Sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Teknik ini biasa dilakukan bila anggota Populasinya Heterogen. Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat-sifat antara lapisan tersebut. Untuk dapat menggambarkan secara tepat tentang sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi kedalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam atau homogen, dan dari setiap strata dapat diambil sampel secara random (acak).

Gambar : Proportionate Stratified Random Sampling Teknik Sampling Random Strata Proporsional digunakan apabila proporsi ukuran sub-populasi atau jumlah satuan elementer dalam setiap strata relatif seimbang atau relatif sama besar. Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata dengan berpatokan pada pecahan sampling (sampling fraction) yang sama yang digunakan. Pecahan sampling adalah angka yang menunjukkan persentase ukuran sampel yang akan diambil dari ukuran populasi tertentu. Cara pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya ialah aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat ynag membentuk dasar unit-unit yang mengklasifikasinya, sehingga mengurangi keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan. Kerugiannya ialah membutuhka informasi yang akurat pada proporsi populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka kesalahan akan muncul. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Adalah Pengambilan sample dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang Proposional Pembagiannya. Strategi pengambilan sample sama dengan proporsional. Perbedaanya ialah terletak pada ukuran sample yang tidak proporsional terhadap ukuran unit sampling karena untuk kepentingan pertimbangan analisa dan kesesuaian

Contoh : Pegawai pada suatu Perusahaan tertentu mempunyai : 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, dan 700 orang lulusan SMP. Dengan kondisi tersebut, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang Lulusan S2 tersebut diambil semua sebagai sample, karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP. d. Cluster Sampling / Area Sampling. Adalah Teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap Daerah atau Wilayah geografis yang ada. Teknik ini digunakan apabila ukuran populasinya tidak diketahui dengan pasti, sehingga tidak memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis atau terhimpun dalam klaster-klaster yang berbeda-beda. Apabila klaster itu bersifat wilayah geografis yang kecil, maka pengambilan sampelnya dapat dilakukan satu tahap (simple cluster sampling). Akan tetapi jika klasternya besar atau wilayah geografisnya besar, maka pengambilan sampel tidak cukup hanya satu tahap, melainkan harus beberapa tahap. Dalam keadaan yang demikian gunakanlah teknik sampling klaster banyak tahap (multistage cluster sampling). Keuntungan menggunakan teknik ini ialah jika kluster-kluster didasarkan pada perbedaan geografis maka biaya penelitiannya menjadi lebih murah. Karakteristik kluster dan populasi dapat diestimasi. Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk membedakan masingmasing anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang akan menyebabkan kemungkinan adanya duplikasi atau penghilangan individu-individu tertentu.

2. Teknik Sampling Nonprobabilitas (Teknik Sampling Nonrandom) Dalam menentukan sampel dengan menggunakan taknik sampling nonrandom, tidak menggunakan prinsip kerandoman (prinsip teori peluang). Dasar penentuannya adalah pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti atau dari penelitian. Sebagai konsekuensinya, teknik sampling nonrandom ini tidak dapat digunakan apabila penelitian kita dirancang sebagai sebuah penelitian eksplanatif yang akan menguji hipotesis tertentu, misalnya penelitian korelasional, karena rumus uji statistik inferensial tidak dapat diterapkan untuk data yang berasal dari sampel nonrandom. Teknik sampling ini secara luas sering digunakan untuk penelitian-penelitian eksploratif atau penelitian deskriptif. Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam penelitian sosial/penelitian komunikasi, di antaranya adalah: a. Sampel Aksidental (accidental sampling). Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan yang pengambilannya didasarkan pada pertimbangan kemudahan bagi peneliti (bukan penelitian), sehingga sampel ini sering kali disebut convenience sampling atau sampel keenakan. Orang-orang ilmu statistika bahkan menyebutnya sebagai sampel kecelakaan, karena saking tidak representatifnya sampel tersebut. Sebisa mungkin, hindari untuk menggunakan sampel ini, jika kesimpulan penelitian kita ingin memperoleh kemampuan generalisasi yang tepat.

b. Sampel Kuota (quota sampling). Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang sejenis dengan teknik sampling strata. Perbedaannya adalah ketika mengambil sampel dari setiap strata tidak menggunakan cara-cara random, tetapi menggunakan cara-cara kemudahan (convenience). Caranya, tentukan ukuran sampel dari masing-masing strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan tadi, siapa saja asal berasal dari strata tersebut. c. Sampel Purposif (purposeful sampling). Teknik ini disebut jugajudgemental sampling atau sampel pertimbangan bertujuan. Dasar penetuan sampelnya adalah tujuan penelitian. Sampel ini digunakan jika dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau masalah yang diteliti memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik atau kriteria khusus berdasarkan penilaian tertentu, tingkat signifikansi tertentu. Misalnya, untuk meneliti kualitas cerita Film Ayat-ayat Cinta kita memerlukan reponden yang memiliki kualifikasi komptensi dalam bidang perfilman atau bidang komunikasi. Maka sampelnya adalah para kritikus film, para dosen produksi film, para ahli sinematografi, dan lain-lain. E. Beberapa Masalah dalam Penelitian yang Berkaitan dengan Sampel Dalam setiap penelitian, tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi permasalahan atau penyimpangan. Besarnya penyimpangan yang dapat ditoleransi dalam suatu penelitian, tergantung pada sifat penelitian itu sendiri. Ada penelitian yang dapat mentolerannsikan penyimpangan yang besar; sebaliknya ada juga penelitian yang menghendaki penyimpangan yang kecil, sebab penyimpangan yang besar dapat menimbulkan kesimpulan yang salah. Dalam suatu penelitian, ada kemungkinan timbul dua macam penyimpangan, yaitu: 1. Penyimpangan karena Pemakaian Sampel (Sampling Error) Seandainya tidak ada kesalahan pada pengamatan, satuan-satuan ukuran, definisi operasinal variabel, pengolahan data, dan sebagainya, maka perbedaan itu hanya disebabkan oleh pemakaian sampel. Mudah dimengerti bahwa semakin besar sampelnyang diambil, semakin kecil pula terjadi penyimpangan. Apabila sampel itu sudah sama besar dengan populasi, maka penyimpangan oleh pemakaian sampel pasti akan hilang.

2. Penyimpangan Bukan oleh Pemakaian Sampel (Non-Sampling Error) Jenis penyimpangan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah: a) Penyimpangan karena kesalahan perencanaan. Misalnya karena tidak tepatnya definisi operasional variabel, kriteria satuan-satuan ukuran, dan sebagainya, memberikan peluang penyimpangan atau kesalahan pada hasil penelitian. b) Penyimpangan karena Penggantian Sampel. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan antara sampel yang diteliti dengan sampel yang ditetapkan. Misalnya, seseorang mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai sampel tidak bisa dihubungi pada waktu akan diwawancarai atau diminta untuk mengisi kuesioner, lalu kita menggantinya dengan mahasiswa yang lain. c) Penyimpangan karena salah tafsir dari petugas pengumpulan data maupun responden, yang dapat menyebabkan jawaban yang diperoleh dari responden menyimpang dari yang sebenarnya. d) Penyimpangan karena salah tafsir responden. Biasanya disebabkan karena responden sudah lupa akan masalah yang ditanyakan. e) Penyimpangan karena responden sengaja salah dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi jika responden merasa curiga terhadap maksud dan tujuan penelitian, atau mungkin juga responden mempunyai maksud-maksud tertentu secara terselubung. f) Penyimpangan karena kesalahan pengolahan data, misalnya salah dalam menambahkan, mengalikan, dan sebagainya F. UKURAN SAMPEL Ukuran sampel atau besarnya sampel yang diambil dari populasi, sebagaimana diungkapkan di atas, merupakan salah satu faktor penentu tingkat kerepresentatifan sampel yang digunakan. Pertanyaannya, berapa besar sampel harus diambil dari populasi agar memenuhi syarat kerepresentatifan? Dalam menentukan menentukan ukuran sampel (n) yang harus diambil dari populasi agar memenuhi persyaratan kerepresentatifan, tidak ada kesepakatan bulat di antara para ahli metodolologi penelitian (hal ini wajar, sebab dalam dunia ilmu yang ada adalah sepakat untuk tidak sepakat asal masing-masing konsisten dengan rujukan yang digunakannya,

sehingga ilmu itu bisa terus berproses dan berkembang). Pada umumnya, buku-buku metodologi penelitian menyebut angka lima persen hingga 10 persen untuk menegaskan berapa ukuran sampel yang harus diambil dari sebuah populasi tertentu dalam penelitian sosial. Pendapat ini tentu saja sulit untuk dijelaskan apa alasannya jika ditinjau dari aspek metodologi penelitian. Sehubungan dengan hal itu, I Gusti Bagoes Mantra dan Kasto dalam buku yang ditulis oleh Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai (1989), menyatakan bahwa sebelum kita menentukan berapa besar ukuran sampel yang harus diambil dari populasi tertentu, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu: 1. Derajat Keseragaman Populasi (degree of homogenity). Jika tinggi tingkat homogenitas populasinya tinggi atau bahkan sempurna, maka ukuran sampel yang diambil boleh kecil, sebaliknya jika tingkat homogenitas populasinya rendah (tingkat heterogenitasnya tinggi) maka ukuran sampel yang diambil harus besar. Untuk menentukan tingkat homogenitas populasi sebaiknya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji statistik tertentu. 2. Tingkat Presisi (level of precisions) yang digunakan. Tingkat presisi, terutama digunkan dalam penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional, yakni suatu pernyataan peneliti tentang tingkat keakuratan hasil penelitian yang diinginkannya. Tingkat presisi biasanya dinyatakan dengan taraf signifikansi (á) yang dalam penelitian sosial biasa berkisar 0,05 (5%) atau 0,01 (1%), sehingga keakuratan hasil penelitiannya (selang kepercayaannya) 1 á yakni bisa 95% atau 99%. Jika kita menggunakan taraf signifikansi 0,01 maka ukuran sampel yang diambil harus lebih besar daripada ukuran sampel jika kita menggunakan taraf signifikansi 0,05. 3. Rancangan Analisis. Rancangan analisis yang dimaksud adalah sesuatu yang berkaitan dengan pengolahan data, penyajian data, pengupasan data, dan penafsiran data yang akan ditempuh dalam penelitian. Misalnya, kita akan menggunkan teknik analisis data dengan statistik deskripti; penyajian data menggunakan tabel-tabel distribusi frekuensi silang (tabel silang) atau tabel kontingensi dengan ukuran 3X3 atau lebih dimana pasti mengandung sel sebanyak 9 buah, maka ukuran sampelnya harus besar. Hal ini untuk menghindarkan adanya sel dalam tabel tersebut yang datanya nol (kosong), sehingga tidak layak untuk dianalisis dengan asumsi-asumsi kotingensi. Jika kita menggunakan

rancangan analisisnya hanya menggunakan analisis statistik inferensial, maka ukuran sampelnya boleh lebih kecil dibandingkan apabila kita menggunakan rancangan analisis statistik deskriptif saja. Dengan kata lain, rancangan penelitian deskriptif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar daripada rancangan penelitian eksplanatif 4. Alasan-alasan tertentu yang berkaitan dengan keterbatasan-keterbatasn yang ada pada peneliti, misalnya keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan lain-lain. (Catatan: Alasan ke-4 ini jangan digunakan sebagai pertimbangan utama dalam menentukan ukuran sampel, sebab hal ini lebih berkaitan dengan pertimbangan peneliti(tanpa akhiran an) dan bukan pertimbangan penelitian (metodologi). Selain mempertimbangkan faktor-faktor di atas, beberapa buku metode penelitian menyarankan digunakannya rumus tertentu untuk menentukan berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi. Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti, Rumus Slovin di bawah ini dapat digunakan. Rumus Slovin: N n = 1 + Ne² Keterangan; n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditololerir, misalnya 5%. Batas kesalahan yang ditolelir ini untuk setiap populasi tidak sama, ada yang 1%, 2%, 3%, 4%,5%, atau 10%. Jika ukuran populasinya besar yang didapat dari pendugaan proporsi populasi, maka Rumus Yamane yang harus digunakan. N n = Nd² + 1 d = batas toleransi kesalahan pengambilan sampel yang digunakan.

Misalnya, kita ingin menduga proporsi pembaca koran dari populasi 4.000 orang. Presisi ditetapkan di antara 5% dengan tingkat kepercayaan 95%, maka besarnya sampel adalah: 4000 n = - = 364 4000 x (0,05)² + 1 DAFTAR KEPUSTAKAAN : Bhisma Murti, 1996, Penerapan Metode Statistik Non-Parametrik Dalam Ilmu Kesehatan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama Ilmu Ibnu Fajar, dkk, 2009, Statistik Untuk Praktisi Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu. Riduwan, 2010, Dasar Dasar Statistika, Edisi Revisi. Bandung, CV. Alfabeta Sidney Siegel, 1994, Statistik Non-Parametrik Untuk Ilmu Ilmu Sosial, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama Siswandari, 2009, Statistika Computer Based, Surakarta, LPP UNS dan UNS Press. Sugiyono, 2003, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta Sugiyono, 2009, Statistik Non Parametris Untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta Sutrisno Hadi, 2002, Statistik, Jilid 2. Yogyakarta, ANDI Offset