BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya perbedaan sikap yang signifikan antara mahasiswa S1, mahasiswa S2, dan akuntan terhadap CSR serta menguji adanya pengaruh idealisme, relativisme, spiritualitas, dan materialisme secara signifikan terhadap sikap mahasiswa S1, mahasiswa S2, dan akuntan mengenai CSR. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini maka dilakukan uji beda one-way anova dan uji regresi. Dari hasil uji beda one-way anova yang telah dilakukan untuk menjawab hipotesis pertama dan uji regresi untuk menjawab hipotesis kedua sampai kelima, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Rata-rata sikap mahasiswa S1 dan S2 terhadap CSR lebih tinggi daripada rata-rata sikap akuntan terhadap CSR; b. Idealisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR; c. Relativisme tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR; d. Spiritualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR; e. Materialisme tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR. 86
87 Selain itu, diketahui variabel-variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu gender, umur, dan status responden berpengaruh signifikan terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR. 5.2 Implikasi Dari hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa implikasi, khususnya implikasi praktis bagi dunia akademik. Dengan adanya temuan bahwa relativisme dan materialisme tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR, maka pihak akademisi Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai penyusun kurikulum memberikan materi pembelajaran tentang bahaya relativisme dan materialisme; perspektif hubungan antara manusia secara pribadi dengan organisasi (person-organization perspective). Selain itu, pihak akademisi pun perlu memperluas pendekatan pengajaran etika bisnis, seperti meningkatkan diskusi dalam kelas dan memfasilitasi pendapat/sudut pandang lain dari mahasiswa dengan memberikan materi tentang idealisme maupun ajaran agama. Dengan demikian, para mahasiswa sebagai calon praktisi di bidang bisnis maupun keuangan/akuntansi dapat memperkuat idealisme dan spiritualitasnya sampai mereka bekerja nanti. Dari dunia praktisi, dengan melihat hasil penelitian ini dapat berimplikasi kepada manajemen untuk memberikan pelatihan terkait etika profesi kepada seluruh karyawan-karyawannya (baik karyawan top management hingga low management) agar dapat menghindari terjadinya perilaku-perilaku menyimpang dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap sosial maupun lingkungan sekitar. Salah satu materi pelatihan yang dapat diberikan kepada manajemen
88 adalah peran manajemen terhadap sosial dan lingkungan. Sementara itu, secara khusus bagi para akuntan dapat diberikan materi mengenai peran akuntan itu sendiri terhadap CSR. Melalui pelatihan ini, diharapkan dapat memberikan kesadaran etis bagi masing-masing orang dalam manajemen perusahaan serta dapat menjadi bahan evaluasi atas kinerja CSR perusahaan atau institusi tempat mereka bekerja untuk mendorong perusahaannya melakukan CSR dengan lebih efektif. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: a. Sampel mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah mahasiswa S1 dan S2 yang berasal dari UGM saja. Sementara itu, di Indonesia terdapat banyak universitas-universitas yang memiliki jurusan akuntansi untuk jenjang pendidikan S1 dan magister manajemen sehingga hasil penelitian ini mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh mahasiswa S1 dan S2 di Indonesia. b. Banyaknya pertanyaan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat menimbulkan kemungkinan bagi para responden untuk menjawab secara tidak sungguh-sungguh atau tidak cermat. c. Berdasarkan nilai R 2 dari hasil penelitian ini, yaitu sebesar 34,3% mengindikasikan bahwa variabel independen dan kontrol yang digunakan dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR sebesar 34,3%. Sisanya sebesar 65,7% dijelaskan oleh faktor-faktor determinan lainnya.
89 5.4 Saran Keterbatasan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya dapat dijadikan umpan balik atau saran yang baik bagi peneliti berikutnya. Diantaranya: a. Penelitian berikutnya dapat memperluas responden mahasiswa S1 dan S2 dari universitas-universitas lain selain UGM (yang belum memiliki akreditasi AACSB). b. Dengan banyaknya pertanyaan penelitian yang digunakan (jika hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan semua pertanyaan dapat digunakan), maka peneliti harus memberikan waktu sekitar 15-25 menit kepada para responden. Khususnya bagi responden mahasiswa S1 dan S2, maka peneliti harus mendistribusikan kuesioner ini kepada mereka sebelum kelas dimulai (minimal 30 menit sebelum kelas dimulai) agar para responden tetap berkonsentrasi penuh dalam menjawab pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner. c. Penelitian ini dapat menambahkan variabel independen lainnya seperti sifat ketidakjujuran atau machiavellianism (Gholipour et al, 2012); variabel kontrol lain seperti pengalaman responden belum/telah mendapatkan pengajaran etika bisnis dan profesi, jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan (jurusan saat berkuliah), penghasilan (mahasiswa S1 mengisi penghasilan keluarganya setiap bulan; mahasiswa S2 yang bekerja dan akuntan mengisi pendapatan gaji per bulan). Dengan demikian, variabel-variabel tambahan ini dapat meningkatkan nilai R 2 atau dengan
90 kata lain variabel-variabel tersebut mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap sikap mahasiswa dan akuntan mengenai CSR. Selain ketiga saran di atas, penelitian berikutnya juga dapat dilakukan inovasi dengan menguji perbedaan sikap antara mahasiswa universitas berakreditasi AACSB dan yang tidak berakreditasi AACSB terhadap CSR dalam satu kurun waktu yang sama. Jika ingin diteliti dalam kurun waktu yang lama (longitudinal study), maka penelitian ini dapat diubah dengan menguji perbedaan sikap mahasiswa S1 maupun S2 pada saat sebelum dan sesudah mendapatkan pengajaran etika bisnis dan profesi atau menguji perbedaan sikap mahasiswa S1 maupun S2 universitas berakreditasi AACSB dan tidak terakreditas AACSB pada saat sebelum dan sesudah mendapatkan pengajaran etika bisnis dan profesi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendistribusikan kuesioner tersebut kepada para mahasiswa di pertemuan pertama (sebelum kelas dimulai) dan di pertemuan terakhir kelas etika profesi dan bisnis. Dengan dilakukannya saran-saran ini, diharapkan dapat memperluas literatur mengenai akuntansi keperilakuan serta dapat memberikan umpan balik bagi dunia akademis untuk memperluas materi etika bisnis dan profesi serta mempertimbangkan metode pengajaran yang semakin efektif guna meningkatkan pemahaman yang baik bagi para mahasiswa terkait etika bisnis dan profesi.