KEPUTUSAN KONGRES BAHASA JAWA VI TANGGAL 8 12 NOVEMBER 2016 DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

5. Pembelajaran bahasa Indonesia perlu dioptimalkan sebagai media pendidikan karakter untuk menaikkan martabat dan harkat bangsa.

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BAHASA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BERBAHASA DAN BERPAKAIAN MELAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

Bagian Kedua Kepala Dinas

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemenuhan dana pendidikan sebesar 20% sebagaimana diamanatkan oleh

I. PENDAHULUAN. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad

ALTERNATIF STRUKTUR, TUGAS, DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) LOMBA TEMBANG MACAPAT UNTUK SISWA SD SE - PROPINSI DIY BALAI PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Hasil Sidang Komisi V: KEBIJAKAN PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM 2013 MUATAN LOKAL BAHASA JAWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PELINDUNGAN, PEMBINAAN, DAN PENGEMBANGAN BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

PETUNJUK TEKNIS SOSIALISASI

-1- QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PANDUAN EVALUASI KINERJA BAP PAUD DAN PNF

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DI SUMATERA BARAT (Kab. Mentawai)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEBAHASAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAAN DESA

SOSIA I LIS I A S SI IPER E A R T A UR U A R N WA W LIK I O K T O A T S UR U A R KART R A T T EN E TA T NG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN KELUARGA MISKIN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KEPULAUAN MERANTI NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : 51 /Kpts/KPU-Kab /2015.

KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berbagai macam bahasa daerah yang masing-masing dituturkan

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2008 WALIKOTA SURAKARTA,

A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Transkripsi:

KEPUTUSAN KONGRES BAHASA JAWA VI TANGGAL 8 12 NOVEMBER 2016 DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA A. Dasar-dasar Pemikiran Melalui Kongres Bahasa Jawa VI, bahasa dan sastra Jawa harus terus dikembangkan, dilestarikan, dan disebarkan melalui dunia pendidikan baik formal maupun informal, melalui lembaga-lembaga pemerintahan, maupun melalui komunitas yang bergerak dalam bidang kejawaan. Sebagai dasar pemikiran untuk mengambil keputusan harus memperhatikan dasardasar pemikiran sebagai berikut. 1. Pidato pengarahan Direktor Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa yang mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Pidato Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam acara pembukaan kongres 3. Paparan Gubernur Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur yang disampaikan dalam acara pembukaan Kongres Bahasa Jawa VI. 4. Sidang Pleno Gubernur Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 5. Sidang- sidang komisi oleh beberapa Bupati/Wali Kota dari perwakilan tiga Propinsi. 6. Sidang-sidang komisi pengembangan, pelestarian, dan pendidikan oleh para pemakalah yang berasal dari akademisi, praktisi, sastrawan, para guru bahasa Jawa. 7. Artikel-artikel yang ditulis oleh warga masyarakat melalui berbagai media massa. 8. Konsep awal panitia yang tertuang dalam booklet kongres BJ VI. 1

B. Garis Besar Isi Dasar-dasar Pemikiran Secara ringkas, isi dasar-dasar pemikiran di atas dideskripsikan sebagai berikut. 1. Dalam booklet KBJ VI dinyatakan secara metaforis bahwa mata air budaya Jawa adalah bahasa Jawa. Bahkan, sebagian ruh kebudayaan nasional teraliri nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa yang manifestasinya disebut budaya Jawa. Namun, dewasa ini mata air itu debitnya semakin mengecil. Bahasa Jawa sudah tidak banyak memunculkan nilai-nilai baru yang dapat mengaliri budaya nasional. 2. Para Gubernur sepakat agar bahasa Jawa tetap dikembangkan, dilestarikan, dan diajarkan di sekolah sehingga mampu memberikan sumbangan dalam pembentukan kebudayaan nasional. 3. Pengembangan, pelestarian, dan pendidikan bahasa dan sastra Jawa dibuatkan payung hukum agar memiliki kekuatan sebagai dasar implementasi di lapangan. 4. Pengembangan, pelestarian, dan pendidikan bahasa dan sastra Jawa disesuaikan dengan realitas pemakaian bahasa dan sastra Jawa yang berkembang di daerah masing-masing. 5. Tugas pelaksanaan dan evaluasi hasil keputusan KBJ VI diserahkan kepada instansi yang menangani urusan bahasa dan sastra Jawa di provinsi masing-masing. 6. Keberadaan bahasa daerah sudah dilindungi dengan PP No. 57 tahun 2014 yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah memfasilitasi penggunaan bahasa daerah wilayah masing-masing, paling sedikit melalui (a) penerbitan buku-buku berbahasa daerah, (b) penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya daerah, (c) pembentukan dan/atau pemberdayaan lembaga adat daerah, dan (d) penyelenggaraan pertemuan dalam rangka pelestarian bahasa Daerah (pasal 21, ayat 4). 7. Keberadaan bahasa jawa di masing-masing provinsi layak dan perlu dilindungi dengan Peraturan Daerah atau Peraturan Gubernur. 8. Dalam kaitannya dengan pelestarian bahasa dan sastra Jawa, layak dan perlu diidentifikasi perorangan dan lembaga yang bergerak di bidang kebahasaan dan sastra jawa dalam bentuk Direktori Kejawaan. 9. Aksara Jawa sebagai salah satu kekhasan bahasa Jawa harus terus dilestarikan dan dibuatkan pedoman penulisan aksara Jawa yang disempurnakan. 10. Dalam kaitan dengan pendidikan bahasa dan sastra Jawa, layak dan perlu ditinjau (1) isi kurikulum yang diberlakukan dalam setiap jenjang pendidikan, (2) layak dan perlu 2

disusun buku ajar sesuai dengan jenjang pendidikan, (3) layak dan perlu disusun bukubuku/sarana penunjang lainnya. 11. Pendidikan bahasa dan sastra Jawa dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 12. Guru di sekolah dasar kelas bawah layak dan perlu menggunakan bahasa Jawa setempat sebagai bahasa pengantar selain bahasa Indonesia. 13. Pendidikan bahasa difokuskan pada pemakaian bahasa Jawa ragam krama setempat agar dapat menumbuhkan sikap hormat, santun, budi pekerti luhur. C. Keputusan Atas dasar butir-butir pemikiraan di atas, Kongres Bahasa Jawa VI mengambil keputusan sebagai berikut. 1. Bahasa Jawa layak dan perlu terus dikembangkan dan dilestarikan. Jalur-jalur pelestariannya dilakukan melalui: a. Lembaga pendidikan formal melalui pembelajaran bahasa dan sastra Jawa yang menyenangkan. b. Lembaga formal pemerintahan melalui wajib berbahasa Jawa krama alus di hari-hari tertentu sebagai titik awal pembiasaan berbahasa Jawa dalam keluarga dan masyarakat. c. Lembaga informal terutama keluarga muda agar membiasakan berbahasa Jawa setempat kepada anak-anak di rumah. d. Lembaga nonformal melalui komunitas yang sudah terbiasa melakukan kegiatan kejawaan sebagai incubator untuk melestarikan bahasa dan sastra Jawa. 2. Setiap usaha pelestarian layak dan perlu difasilitasi anggaran oleh instansi terkait sesuai dengan kebijakan masing-masing provinsi. 3. Peraturan Gubernur layak dan perlu dibuat di setiap provinsi agar usaha pelestarian memiliki kekuatan hukum. 4. Pelaksana keputusan kongres layak dan perlu dilengkapi dengan personil-personil pelaksana. 3

D. Rekomendasi 1. Lembaga pendidikan formal a. Pembelajaran bahasa Jawa yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan diberikan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. b. Isi kurikulum bahasa Jawa sebagai muatan-lokal-wajib layak dan perlu ditinjau kembali sesuai dengan kondisi pemakaian bahasa Jawa di masyarakat saat ini. c. Perlu ditinjau kembali peraturan Gubernur yang berkaitaan dengan pembelajaran bahasa Jawa untuk disesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan tantangan zaman. d. Pembelajaran bahasa Jawa perlu disesuaikan dengan dialek bahasa Jawa di setiap daerah yang tetap bertolak dari bahasa baku agar perkembangan bahasa dialek tidak menyimpang dari bahasa baku. e. Pembelajaran bahasa Jawa perlu difokuskan pada berbahasa Jawa krama alus. f. Perlu disusun buku ajar bahasa Jawa krama alus untuk setiap jenjang pendidikan. g. Perlu adanya penyempurnaan pedoman penulisan aksara Jawa. h. Perlu dipetakan persebaran pemakaian bahasa Jawa dalam bentuk direktori kejawaan. i. Perlu disusun buku-buku/ sarana penunjang (ensiklopedi, kamus, buku cerita, buku berbahasa secara santun) pembelajaran bahasa Jawa. 2. Lembaga pemerintahan wajib berbahasa Jawa krama pada hari-hari tertentu untuk membiasakan keluarga dan masyarakat berbahasa Jawa. Sebagai tindak lanjut konkret yang perlu dilakukan adalah: a. Pemerintah Daerah hendaknya menyelenggarakan perlombaan bahasa dan sastra Jawa di lingkungan pemerintahan daerah. b. Pemerintah Daerah hendaknya memberi penghargaan kepada pemakai bahasa Jawa krama di lingkungan pemerintahan yang mumpuni pemakaian bahasa Jawanya. c. Pemerintah Daerah hendaknya menyelenggarakan pelatihan berbahasa jawa krama bekerja sama dengan pelaksana keputusan kongres. 4

3. Lembaga informal terutama keluarga muda agar membiasakan berbahasa Jawa kepada anak-anak di rumah. Sebagai tindak lanjut konkret yang perlu dilakukan adalah: a. Perlu diberi sosialisasi melalui dasawisma, RT, RW, Kelurahan, atau Kecamatan mengenai cara-cara berbahasa Jawa krama kepada anak-anak di rumah. b. Perlu dibuatkan buku panduan berbahasa Jawa krama agar orang tua mampu mendampingi anak berbahasa Jawa krama. 4. Lembaga nonformal berbentuk komunitas yang sudah terbiasa melakukan kegiatan kejawaan perlu dijadikan incubator untuk melestarikan bahasa dan sastra Jawa. Tindak lanjut konkret yang perlu dilakukan adalah: a. Dibuat identifikasi tempat-tempat sebagai model pelestarian bahasa Jawa. b. Perlu bekerja sama dengan dinas terkait untuk memberi bimbingan dan pelatihan kepada komunitas kejawaan agar memiliki pola baku pelestarian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa. c. Perlu dilaksanakan Uji Kemahiran Berbahasa Jawa (UKBJ) bagi calon-calon pamong desa dan atau kelurahan. 5. Perlu diselenggarakan pelatihan bahasa Jawa untuk penutur asing. 6. Bahasa Jawa perlu dipopulerkan melalui media sosial. 7. Selain bahasa Indonesia, bahasa Jawa perlu digunakan dalam ruang-ruang publik. 8. Kongres Bahasa Jawa VII diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2021. Yogyakarta, 12 November 2016 Tim Perumus 1. Dr. Sudaryanto 2. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. 3. Drs. Nursatwika 4. Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. 5. Prof. Kasidi Hadiprayitno, M.Hum. 6. Dr. Tirto Suwondo, M.Hum. 7. Dra. Sri Harti Widyastuti, M.Hum. 8. Dr. Sri Ratna Sakti Mulya, M.Hum. 5