Kinerja Ekspor Nonmigas Periode Juli 2011 Tetap Kuat, Namun Perlu Mewaspadai Pelemahan Perekonomian Global

dokumen-dokumen yang mirip
Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011

Kinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Dampak Krisis Global

Kinerja Ekspor Non-migas Awal 2011: Memberikan Sinyal Positif yang Berlanjut untuk Mencapai Target 2011

Kinerja Ekspor Nonmigas Indonesia Bulan September 2011 Masih Menguat, Naik 35% Dibanding September 2010

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Didorong oleh ekspor non-migas yang kuat, ekspor Indonesia bulan Oktober 2010 mencetak rekor tertinggi sebesar US$14,2 miliar

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

Analisis Kinerja Perdagangan Indonesia: Defisit Neraca Perdagangan Mei 2012 Dapat Ditekan

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Perdagangan Indonesia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Tinjauan Terkini TINJAUAN UMUM: HINGGA SEPTEMBER Daftar Isi. Tinjauan Umum Hingga September 2010 Pemulihan Ekspor Indonesia

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER 2016

Perdagangan Indonesia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU APRIL 2017

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA MEI 2012

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN NOVEMBER 2015

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JUNI 2017

Ekspor Non Migas Indonesia ke Jepang Selama Januari-Februari 2018 Tumbuh 26,1%

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JULI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2017

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2016

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BULAN NOVEMBER 2016

Perkembangan Ekspor dan Impor

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017

Transkripsi:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Periode Juli 2011 Tetap Kuat, Namun Perlu Mewaspadai Pelemahan Perekonomian Global Jakarta, 5 September 2011 Kinerja ekspor nonmigas di bulan Juli 2011 masih menguat, mencapai diatas US$ 13 miliar dan dapat mendorong total ekspor mencapai US$ 200 miliar di tahun ini. Ekspor nonmigas di bulan Juli 2011 mencapai US$ 13,6 miliar, naik 28,5% dibanding bulan Juli tahun lalu. Pertumbuhan ekspor nonmigas kumulatif periode Januari-Juli 2011 mengalami peningkatan 32,4% dibanding periode yang sama tahun 2010. Dan jika dilihat dari pergerakannya, pertumbuhan ekspor nonmigas masih diatas 30%. Moving average annual growth rate mengalami pertumbuhan 31% (Grafik 1). Jika pergerakan ekspor tahunannya dapat terus dijaga tumbuh diatas 30% sampai akhir 2011, maka ekspor akan menembus lebih dari US$ 200 miliar. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu dalam konperensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (5/9). US$ Miliar 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 Moving p.a. growth Grafik 1. Ekspor Perkembangan Non Migas Ekspor Indonesia Nonmigas Growth rate (m to m) Growth rate (yoy) Persen 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 2.00 0.00 0.00 Jan'10 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan'11 Feb Mar Apr Mei Juni Juli* -10.00 Namun di lain pihak Mendag juga meminta kita mewaspadai pelemahan perekonomian global yang sedikit banyak menyebabkan ekspor bulan Juni itu turun 5,2% dibandingkan dengan bulan Juni 2011, sedangkan ekspor nonmigas Juli 2011 turun sebesar 7,93% dibandingkan bulan sebelumnya. Kelompok komoditi yang berkontribusi terhadap penurunan ekspor nonmigas antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, mesin/peralatan listrik, bahan kimia organik, dan berbagai produk kimia. Penurunan ekspor CPO yang termasuk dalam lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) memberikan andil yang besar terhadap penurunan ekspor nonmigas di bulan Juli 2011. Penurunan

ekspor CPO di bulan Juli dipicu oleh melemahnya permintaan volume CPO dunia. Sedangkan negara negara tujuan yang berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas antara lain Jepang, India, Singapura, Malaysia, dan Belanda. Kinerja ekspor nonmigas selama tahun 2011 ini ditopang oleh diversifikasi pasar ekspor nonmigas terutama ke negara mitra FTA dan emerging market lainnya. Perkembangan ekspor ke RRT pasca ACFTA, menempatkan negeri Panda ini sebagai negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia periode Januari-Juli 2011, menggeser posisi Jepang. Selama Januari-Juli 2011 ekspor nonmigas ke RRT meningkat sebesar 56,6%, atau tumbuh lebih cepat daripada ekspor ke negara-negara lain. Selain RRT, ekspor nonmigas ke India juga mengalami peningkatan signifikan pasca FTA. Ekspor Indonesia ke India meningkat sebesar 55,1%. Saat ini, India menduduki posisi ke-4 dalam daftar negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia. Selain RRT dan India, negara-negara ASEAN serta Asia lainnya merupakan pasar utama ekspor nonmigas Indonesia. Tidak kurang dari 70% ekspor nonmigas Indonesia ditujukan ke pasar Asia, sehingga dengan struktur pasar seperti ini, apabila krisis melanda Eropa dan AS tidak banyak mempengaruhi kinerja ekspor kita, meskipun kita tetap mewaspadainya, tegas Mari Pangestu. Kontribusi ekspor ke pasar ASEAN, RRT, India, Jepang dan Korea Selatan saja menyumbang hampir 60% terhadap pertumbuhan ekspor nasional. Grafik 2. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas Januari-Juli 2010 Januari-Juli 2011 INGGRIS 1.42% HONG KONG 2.10% SPANYOL 1.64% FILIPINA 2.60% TAIWAN 2.51% JERMAN 2.34% LAINNYA 21.70% 5 NEGARA TUJUAN UTAMA 47.19% JEPANG 12.88% AS 10.76% RRT 9.97% SING 7.64% MALAY 5.95% HONG KONG 1.94% SPANYOL 1.71% TAIWAN 2.55% FILIPINA 2.24% INGGRIS 1.08% JERMAN 2.21% LAINNYA 22.09% 5 NEGARA TUJUAN UTAMA 46.25% RRT 11.79% JEPANG 11.27% AS 10.00% SING 7.13% MALAY 6.06% THAILAND 3.31% BELANDA 2.49% KORSEL 5.64% INDIA 7.07% THAILAND 3.73% BELANDA 3.18% KORSEL 4.75% INDIA 8.28% Neraca Perdagangan Indonesia Neraca perdagangan Indonesia di bulan Juli kembali mencatatkan surplus. Surplus perdagangan nonmigas Indonesia pada Juli 2011 mencapai US$ 1,36 milliar, sementara surplus perdagangan migas mencapai US$ 3,12 juta (Grafik 3). Dengan pencatatan neraca perdagangan bulan Juli ini, maka neraca perdagangan pada bulan pertama semester II 2011 ini mengalami penurunan sebesar 58,9 % dibandingkan bulan Juni 2011. 2

US$ Miliar Grafik 3. Neraca Perdagangan Indonesia 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0-0.5-1.0 3.07 3.04 2.97 2.76 Migas Non Migas 2.60 2.44 2.40 2.25 1.99 1.89 1.70 1.77 1.82 1.69 1.54 1.36 1.12 1.06 0.6 0.4 0.4 0.5 0.4 0.3 0.1 0.2 0.09 0.1 0.1 0.0-0.1-0.2-0.2-0.1-0.3-0.4-0.3-0.5 Jan'10 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan'11 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ekspor Nonmigas Didominasi Sektor Industri Meskipun Peningkatannya Ditopang oleh Seluruh Sektor Ekspor nonmigas Indonesia didominasi oleh barang-barang industri. Namun demikian, seperti bulan-bulan sebelumnya, kata Menteri Perdagangan, peningkatan ekspor nonmigas periode Januari-Juli tahun ini didorong oleh seluruh sektor. Pada periode Januari-Juli 2011, pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor sektor industri sebesar 34,8%, dari US$ 52,3 miliar menjadi US$ 70,6 miliar. Pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 32,4% selama Januari-Juli 2011 bersumber dari pertumbuhan produk industri sebesar 26,1%, pertambangan 6%, dan pertanian 0,4%. Dominasi dan kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri, menurut Mari Elka Pangestu, bisa menjadi salah satu indikator bahwa industri di Tanah Air telah on-track, seiring digalakkannya hilirisasi industri. Selama Semester I 2011, hampir seluruh nilai ekspor 10 produk utama nonmigas mengalami peningkatan, kecuali produk kakao. Ekspor manufaktur seperti TPT, Alas kaki dan Otomotif juga tetap menunjukan pertumbuhan. Hal ini mengindikasikan peningkatan output sektor industri manufaktur yang juga mencerminkan perkembangan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi industri. Komoditi yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor terbesar adalah kopi dan udang masingmasing tumbuh sebesar 92,2% dan 23,6% yang didorong oleh peningkatan volume dan harga, suatu pembalikan dari tahun 2010 yang anjlok tajam (Grafik 4). Sementara itu, terkait dengan hilirisasi industri, beberapa produk olahan mengalami peningkatan ekspor, seperti kakao olahan, volume ekspornya meningkat 62,4%. Sejak pengenaan Bea Keluar Biji Kakao April 2010, volume ekspor kakao olahan terus mengalami peningkatan. Selama Januari-Juni 2011 ekspor manufaktur seperti produk TPT, Karet dan Produk karet, Alas kaki dan Otomotif, terjadi peningkatan output di sektor tersebut. 3

Grafik 4. Perkembangan Ekspor Produk Utama Nilai Ekspor (US$ juta) Pertumbuhan (%) TPT 5,304.8 6,759.7 0.6 27.4 26.7 ELEKTRONIK KARET DAN PRODUK KARET SAWIT PRODUK HASIL HUTAN ALAS KAKI OTOMOTIF UDANG KAKAO KOPI 1,617.4 1,170.4 1,353.8 1,127.8 543.6 439.8 567.4 652.7 570.0 296.6 5,134.9 4,903.2 4,341.2 4,730.4 4,435.9 4,367.2 Jan-Jun 2011 Jan-Jun 2010-6.0 7,593.1 8,083.6-2.8-13.1-18.2 4.7 11.4 14.2 12.6 1.6 4.4 24.4 11.1 20.0 7.5 11.7 23.6 9.4 12.9 6.2 29.7 38.2 48.2 53.2 51.8 74.9 70.9 Nilai Volume Nilai Satuan 92.2 Lonjakan Impor Bahan Baku/Penolong Mengonfirmasi Peningkatan Output Industri Dalam Negeri Selama Januari-Juli 2011, impor Indonesia tetap didominasi oleh impor bahan baku/penolong sebesar US$ 74,9 miliar atau naik 36% dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Impor barang modal mengalami peningkatan 15,4% menjadi US$ 17,2 miliar. Impor barang konsumsi selama Januari-Juli tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 35,1%, Namun, kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010 (54,3%), kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Grafik 5. Impor Menurut Golongan Penggunaan Impor Menurut Golongan Penggunaan (Miliar US$) Pertumbuhan (%) Modal 17.2 14.9 15.4 40.0 Bahan Baku/Penolong 55.1 74.9 36.0 53.9 Konsumsi 5.6 7.6 Jan-Jul I 2011 Jan-Jul I 2010 35.1 54.3 Proporsi impor bahan baku/penolong selama Januari-Juli 2011 mengalami peningkatan dari 73,5% menjadi 75,2% (Grafik 6). Pada periode yang sama, proporsi impor barang konsumsi mengalami peningkatan dari 7,4% menjadi 7,6%. Di sisi lain, terjadi penurunan dalam proporsi impor barang modal selama Januari-Juli 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, menjadi 17,2%. 4

Total Jumlah SKA US$ juta % Modal 19.70% Grafik 6. Struktur Impor Nonmigas Konsumsi 7.40% Modal 17.24% Konsumsi 7.58% Bahan Baku/ Penolong 73.45% Bahan Baku/ Penolong 75.22% Jan-Jul 2010 Jan-Jul 2011 Pemanfaatan Preferensi Tarif FTA di Negara Tujuan Ekspor Perkembangan lain yang menggembirakan, kata Menteri Perdagangan, kini semakin banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negara-negara tujuan (Grafik 7). Dari tabulasi seluruh kantor yang menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA), ekspor Indonesia ke mancanegara diperoleh informasi semakin banyak ekspor Indonesia yang memanfaatkan fasilitas keringanan bea masuk. Fasilitas itu merupakan bagian dari fasilitasi FTA (Free Trade Agreement) atau EPA (Economic Partnership Agreement). Pemanfaatan keringanan bea masuk itu diharapkan akan semakin meningkatkan daya saing produk ekspor kita di negara-negara tujuan, kata Mari Pangestu. Grafik 7. Peningkatan Realisasi Pemanfaatan SKA ke Mitra FTA/EPA TOTAL AFTA AKFTA ACFTA IJEPA AIFTA 63.1 56.1 47.9 43.8 44.6 40.5 31.1 40.4 37.6 32.3 38.6 35.3 41.1 39.3 29.7 22.1 23.2 26.8 28.7 17.5 9.2 6.9 3.1 12.4 16.0 4.6-2007 2008 2009 2010 Jan-Jul 2010 Jan-Jul 2011 250,000 Total Jumlah SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA 25,000 Nilai SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA 200,000 20,000 150,000 100,000 15,000 50,000 10,000-5,000 (50,000) Perub. Jan-Jul 2007 2008 2009 2010 Jan-Jul 2010 Jan-Jul 2011 2011/2010 (%) Total 26,085 139,864 187,884 205,775 129,524 146,917 13.4 AFTA 2,332 11,604 16,606 103,334 66353 64,991-2.1 AKFTA 4,262 22,937 27,210 28,622 18459 20,625 11.7 ACFTA 19,491 89,095 97,793 24,235 13931 20,269 45.5 IJEPA - 16,228 46,275 48,571 30781 34,015 10.5 AIFTA - - - 1,013 0 7,017 0.0-2007 2008 2009 2010 Jan-Jul 2010 Jan-Jul 2011 Perub. Jan-Jul 2011/2010 (%) Total 1,907 15,884 13,106 19,867 11,398 21,717 90.5 AFTA 1,360 9,434 6,417 8,710 5,243 7,609 45.1 AKFTA 343 2,942 1,603 2,776 1,522 2,469 62.2 ACFTA 204 1,804 2,607 5,287 3,055 4,867 59.3 IJEPA 0 1,705 2,479 2,642 1,578 3,101 96.5 AIFTA 0-0.0 452-3,671 Sumber: Kemendag dan BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP) 5

Pada Januari-Juli 2011 peningkatan realisasi pemanfaatan SKA preferensi ke negara mitra FTA/EPA mengalami peningkatan di hampir seluruh tipe preferensi FTA. Pemanfaatan SKA preferensi tertinggi terjadi pada AKFTA sebesar 56% yang disebabkan terutama oleh meningkatnya ekspor produk karet dan barang dari karet ke Korea Selatan yang menggunakan SKA form AK sebesar 487,3%. Waspadai Pelemahan Perekonomian Global Dalam konperensi pers tersebut Mendag juga menyampaikan pentingnya kita mencermati dan mewaspadai pelemahan perekonomian global, yang memang tidak seburuk kondisi tahun 2008-2009 (Grafik 8). Namun seberapa lama pelemahan itu akan terjadi dan seberapa dalam, merupakan hal yang masih belum jelas pada saat ini, dan mungkin akan semakin jelas pada minggu-minggu depan ini. Grafik 8. Perekonomian global melemah namun tidak separah 2008-2009 3 Sekalipun demikian, berbagai analisis terhadap perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa pengaruh dari perlambatan ekonomi global itu akan terbatas. Hal itu ditunjukkan dengan 3 skenario yang banyak diyakini oleh para analis dalam dan luar negeri mengenai perekonomian Indonesia (Grafik 9). 6

Grafik 9. Beberapa Analisis Skenario Dampak Perekonomian Global Terhadap Indonesia Indonesian GDP (% change) Scenarios: 2010 2011(f) 2012(f) 1-2009 Slowdown 6.1 6.3 6.7 2 - Scenario 1 + commodity price falls 6.1 6.2 5.5 3-2008 Financial Markets + commodity price falls 6.1 6.2 5.2 Scenario assumptions: 2010 2011(f) 2012(f) 1-2009 Slowdown Investment/GDP ratio (%) 23.9 24.5 25.5 Major trading partner (MTP) GDP (% change) 6.8 3.7 4.5 Terms of trade (TOT) (% change) 5.3 5.0 0.0 2 - Scenario 1 + commodity price falls Investment/GDP ratio (%) 23.9 24.0 23.0 MTP GDP (% change) 6.8 3.5 2.0 TOT (%change) 5.3 0.0-10.0 3-2008 Financial Markets + commodity price falls Investment/GDP ratio (%) 23.9 24.0 22.0 MTP GDP (% change) 6.8 3.3 0.0 TOT (% change) 5.3 0.0-20.0 9 --selesai-- Informasi lebih lanjut hubungi: Frank Kandou Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: pusathumas@kemendag.go.id Kasan Muhri Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri BP2KP- Kementerian Perdagangan Telp/Fax : 021-23528683/021-23528693 Email : kapusdaglu@kemendag.go.id 7