GAMBARAN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS DTP RANCAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN. responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan. masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

Edisi I [TYPE THE BAHAN AJAR PERKESMAS COMPANY NAME] Dindi Paizer, S.Kep.,M.Kes

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

International Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014). Hawkins dan Groves

BAB II TINJAUAN TEORITIS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

Oleh : DODIET ADITYA SETYAWAN NIP Mata Kuliah. Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan kesehatan dimana adanya suatu perpaduan antara keperawatan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

Transkripsi:

GAMBARAN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS DTP RANCAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program S1 Keperawatan Oleh : RIO AULIA MUBAROK NIM : 14SPK277009 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016

GAMBARAN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN DTP PUSKESMAS RANCAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016. 1 Rio Aulia Mubarok 2, Dedi Supriadi 3, Endrian MJW. 4 ABSTRAK Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Perawat di Puskesmas adalah semua tenaga lulusan pendidikan keperawatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan pelayanan perawatan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas. peran utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit dan perawat komunitas mempunyai 6 peran dan fungsi yang harus di jalankan di puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran peran dan fungsi perawat komunitas di wilayah kerja puskesmas rancah tahun 2016. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif suatu objek. Populasi kader kesehatan aktif yang berada di wilayah rancah sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara proporsional ramdom sampling jumlah sampel sebanyak 85 orang kemudian dilakukan purposive sampling. Hasil penelitian ini diketahui perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan 67.1% berkategori baik, perawat sebagai advokat 52.9% berkategori tidak baik, perawat sebagai pendidik kesehatan 50.6% dengan kategori baik, perawat sebagai koordinator 75.3% berkategori tidak baik, perawat sebagai kolaborator 57.6% dengan kategori tidak baik, perawat sebagai konselor 61.2% berkategori baik, perawat sebagai role model 58.8% dengan kategori baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari 7 peran dan fungsi perawat komunitas terdapat 3 peran dan fungsi perawat yang tidak baik yaitu perawat sebagai advokat, perawat sebagai koordinator kesehatan dan perawat sebagai kolaborator kesehatan. Kata Kunci : Perawat, Puskesmas Kepustakaan : 22 Referensi ( 2006 2015) Keterangan : 1.Judul, 2.Nama Mahasiswa Program S1 Keperawatan, 3.Nama Pembimbing I, 4.Nama Pembimbing II v

DESCRIPTION OF ROLE AND FUNCTION OF NURSE IN THE REGION WORKING PUBLIC HEALTH RANCAH DISTRICT CIAMIS 2016 YEAR 1 Rio Aulia Mubarok 2, Dedi Supriadi 3, Endrian MJW. 4 ABSTRACT PHC is a health care facility that organizes public health efforts and the efforts of individual health first rate. Community nursing is a professional nursing services aimed at communities with emphasis on high-risk groups in achieving optimal health status. The nurse at the health center are all personnel graduate nursing education by the duties, responsibilities, authority and full rights by the officials authorized to conduct health care services to the community health center. The main role of public health nurses are providing nursing care to individuals, families, groups and communities both healthy and diseased, and the community nurse has six roles and functions that should be run at the center. The purpose of this study was knowing description of the role and functions of the community nurse in the health center working area rancah 2016. This research use descriptive research is a research method with the aim to create a descriptive picture or an object. Population health cadres active in the area of the scaffolding in accordance with the inclusion and exclusion criteria. The sampling technique that is by proportional random sampling a total sample of 85 people then do purposive sampling. The results of this research note nurses as providers of nursing care 67.1% categorized well, nurses as an advocate 52.9% categorized not good, nurses as health educators 50.6% in both categories, nurse coordinator 75.3% categorized not good, the nurses as collaborators 57.6% with no category well, nurse counselor 61.2% categorized as good, the nurse as a role model of 58.8% with both categories. The conclusion of this study is from 7 roles and functions of community nurses there are three roles and functions of nurses who are not good, that nurses as advocat, nurses as health coordinators and nurses as health collaborators. Keywords : Nurses, Health Center Library : 22 references (2006-2015) Description : 1.Title, 2. Program Student University S1 Nursing, 3. Guiede name I, 4. Guiede name II vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang sangat penting di indonesia. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat menjadi Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pada era desentralisasi, program puskesmas dibedakan menjadi program dasar dan program pengembangan. Program dasar adalah program minimal yang harus dilaksanakan oleh tiap puskesmas yang dikemas dalam Basic Six yaitu : (1) promosi kesehatan, (2) kesehatan lingkungan, (3) pemberantasan penyakit menular, (4) kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, (5) kesehatan gizi, dan (6) pengobatan. Selain program dasar tersebut puskesmas diperkenankan menyelenggarakan upaya lain sesuai dengan situasi, kondisi, kemampuan dan masalah puskesmas setempat. Program lain diluar dari enam program kesehatan dasar tersebut disebut sebagai upaya kesehatan pengembangan. (Kemenkes. 2014) 1

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, perawat mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan sebagai pelaku dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) di Puskesmas. Menurut Undang Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, Pengertian perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan. Peran utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan / keperawatan apakah itu dirumah, sekolah, panti, dan sebagainya sesuai kebutuhan. Selain itu dalam menjalankan perannya perawat juga melakukan fungsinya yaitu perawat menjalankan fungsi independent, dependent dan interdependent. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). Melihat berbagai peran perawat di puskesmas, menurut hasil survei dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2014, sekitar 50,9 % perawat yang bekerja di beberapa provinsi di Indonesia dalam melaksanakan kinerjanya tidak sesuai dengan peran dan fungsi nya hal ini disebabkan belum optimalnya peran perawat di Puskesmas. Perawat puskesmas sebagian besar masih melakukan fungsi kuratif, mulai dari membuat diagnosa hingga upaya pengobatan. Padahal, fungsi perawat hakekatnya adalah lebih kearah perawatan (caring). Kesibukan perawat dalam tugas kuratifnya, jelas mempengaruhi mutu pelayanan promotif dan 2

preventif, karena banyak kegiatan Primary Health Care yang tidak dilaksanakan dan akibatnya banyak informasi penting yang bersifat penyuluhan kepada masyarakat tidak tersampaikan. Di Provinsi Jawa Barat sendiri dari beberapa puskesmas yang ada, sebagian perawat yang bekerja di puskesmas kinerjanya kurang optimal dalam menjalankan peran dan fungsinya tersebut. Hanya sekitar 49 % perawat yang menjalankan kinerjanya yang sesuai dengan peran dan fungsinya. (Dinkes Provinsi Jabar. 2015). Peran perawat sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. selain itu hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT bahwa kita harus menjaga kesehatan dengan baik. Dalam Al Quran Surat Al-Maidah ayat 32 Allah berfirman : Artinya : Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israel, bahwa : barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah olah dia telah memelihara manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada rasul-rasul kamu dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak mereka sudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. (Q.S. Al-Maidah : 32) 3

Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa petugas kesehatan dalam hal ini perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai seorang perawat kesehatan masyarakat yaitu menciptakan kesehatan yang optimal di masyarakat. selain itu juga teori bloom menjelaskan bahwa petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat sebagai faktor pendorong untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peran dan fungsi perawat di puskesmas antara lain sebagai Pemberi asuhan keperawatan (care provider), peran sebagai Advokat, peran sebagai pendidik kesehatan, peran sebagai koordinator dan kolabolator, peran sebagai konselor, peran sebagai panutan (role model). Fungsi perawat puskesmas yaitu fungsi independent, dependent dan interdependent. Sasaran perawat puskesmas yaitu individu, keluarga dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas melalui program program terkait yaitu seperti program Posyandu Lansia, Posyandu pada Balita, program kesehatan jiwa, Perkesmas, selain itu pelatihan pelatihan pada sektor terkait. Tapi upaya program ini harus didukung dengan potensi yang ada pada perawat dengan menjalankan peran dan fungsi yang baik sehingga program pemerintah bisa berjalan. Jadi program pemerintah bisa berjalan dengan baik melalui dukungan dari peran dan fungsi perawat. 4

Dikabupaten Ciamis jumlah Puskesmas sebanyak 37 puskesmas. Dimana dari 37 puskesmas itu peran perawat kesehatan masyarakatnya rata-rata belum berjalan dengan baik sehingga mengoptimalkan peran dan fungsi puskesmas secara spesifik. Peran dan fungsi perawat di setiap puskesmas seperti halnya di puskesmas rancah belum berjalan optimal dikarenakan beberapa hal seperti banyak perawat yang bekerja dengan peran ganda dan tidak sesuai dengan bidang keilmuannya, seperti ada perawat yang bekerja dibagian administrasi, perawat yang bekerja di bagian apotek / farmasi, dan perawat yang bekerja dibagian tata usaha, hal ini sangat disayangkan karena perawat tidak bisa mengoptimakan perannya. selain itu juga kegiatan home care yang menjadi bagian peran perawat kurang optimal dilaksanakan, meskipun beberapa program sudah berjalan seperti program TB (tuberkulosis) yang berjalan tapi mayoritas program tidak berjalan dengan optimal. Melihat penomena diatas, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak akan terwujud jika peran dan fungsi perawat tidak sesuai dengan yang seharusnya. Bila gambaran seperti itu terus menerus tidak ada penanganan maka peran dan fungsi tidak berjalan dengan optimal sehingga dampaknya program program yang sudah rencanakan pemerintah tidak akan berjalan optimal. Kondisi demikianlah yang perlu dilakukan penelitan mengenai peran dan fungsi perawat puskesmas di wilayah kerja puskesmas rancah, apakah perawat sudah melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik atau tidak dilaksanakan dengan baik. 5

Penelitian mengenai peran dan fungsi perawat komunitas dirasakan perlu dilakukan hal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran dan fungsi perawat komunitas. Selain itu juga karena penelitian peran dan fungsi perawat komunitas belum pernah dilakukan di puskesmas rancah. Dari 7 peran tersebut fungsi perawat yaitu fungsi independent, fungsi dependent, dan fungsi interdependent tidak diambil karena sudah termasuk pada peran diatas. Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang : GAMBARAN PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS DTP RANCAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Peran dan Fungsi Perawat Komunitas Di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas DTP Rancah Kabupaten Ciamis Tahun 2016? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Gambaran Peran Dan Fungsi Perawat Komunitas di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas DTP Rancah Kabupaten Ciamis Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan 6

b. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran perawat sebagai penemu kasus c. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran perawat sebagai pendidik kesehatan d. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran perawat sebagai koordinator e. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran perawat sebagai kolaborator f. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran perawat sebagai konselor g. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran perawat sebagai panutan D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai khazanah ilmu terutama yang berkaitan dengan Peran dan Fungsi Perawat komunitas 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penelitian ini bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara langsung yang dapat digunakan untuk praktek di lapangan nantinya. b. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan referensi di Perpustakaan, sebagai bahan masukan dan perbandingan dan 7

dijadikan dasar pemikiran dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. c. Bagi Puskesmas Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Puskesmas dalam melaksanakan evaluasi terhadap peran dan fungsi Perawat di Puskesmas. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam penelitian tentang peran dan fungsi perawat komunitas. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian perkesmas pernah di dilakukan yaitu Isnaeni (2013) dengan judul Gambaran peran dan Fungsi perawat puskesmas dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat di kota salatiga tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa peran dan fungsi perawat sudah optimal. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan sekarang ini yaitu pada teknik pengambilan sampel nyaitu purposive sampling. Kemudian setelah di purposive sampling dilakukan proportional ramdom sampling. Selain itu perbedaannya yaitu terletak pada tempat dan waktu penelitian. Persamaannya yaitu pada tema tentang peran dan fungsi perawat. 8

BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) a. Definisi Puskesmas Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya Penulis singkat menjadi Puskesmas, bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota. (Kemenkes. 2009) 9

b. Tujuan Puskesmas Menurut PMK No. 279 Tahun 2006 Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya c. Peran Puskesmas Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009). d. Fungsi Puskesmas Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan 10

wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi : 1) penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; 2) penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya Menurut PMK RI No. 75 (2014) Dalam menyelenggarakan fungsi Puskesmas berwenang untuk : 1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan; 2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan; 3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan; 4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait; 5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat; 6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas; 11

7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan; 8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan 9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, Termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit. e. Upaya penyelenggaraan Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembang (Trihono, 2006). Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, 12

upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan (Kemenkes. 2014) Sedangkan upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah : 1) Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. 2) Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program Puskesmas merupakan program kesehatan dasar, meliputi : 1) Promosi kesehatan 2) Kesehatan Lingkungan 3) KIA & KB 4) Perbaikan gizi 5) Pemberantasan penyakit menular 6) Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang medik (laboratorium dan farmasi). (Kemenkes. 2014) 13

f. Tenaga Puskesmas Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud Pada PMK No. 279 Tahun 2006 ayat (1) dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas: 1) Dokter atau dokter layanan primer; 2) Dokter gigi; 3) Perawat; 4) Bidan; 5) Tenaga kesehatan masyarakat; 6) Tenaga kesehatan lingkungan; 7) Ahli teknologi laboratorium medik; 8) Tenaga gizi; dan 9) Tenaga kefarmasian. (Kemenkes. 2014) Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta 14

mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (Kemenkes. 2014) g. Pelayanan Puskesmas Pelayanan puskesmas dibagi menjadi dua, yaitu puskesmas rawat jalan dan puskesmas rawat inap. 1) Pelayanan rawat jalan Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pertumbuhan yang cepat dari rawat jalan ditentukan oleh tiga faktor yaitu: a) Penekanan biaya untuk mengontrol peningkatan harga perawatan kesehatan dibandingkan dengan rawat inap, b) Peningkatan kemampuan dan sistem reimbursement untuk prosedur di rawat jalan, 15

c) Perkembangan secara terus menerus dari teknologi tinggi untuk pelayanan rawat jalan akan menyebabkan pertumbuhan rawat jalan Tujuan pelayanan rawat jalan diantaranya untuk menentukan diagnosa penyakit dengan tindakan pengobatan, untuk rawat inap atau untuk tindakan rujukan. Tenaga pelayanan di rawat jalan adalah tenaga yang langsung berhubungan dengan pasien, yaitu: a) Tenaga administrasi (non medis) yang memberikan pelayanan penerimaan pendaftaran dan pembayaran, b) Tenaga keperawatan (paramedis) sebagai mitra dokter dalam memberikan pelayanan pemeriksaan / pengobatan, c) Tenaga dokter (medis) pada masing-masing poliklinik yang ada. Tujuan pelayanan rawat jalan di antaranya adalah untuk memberikan konsultasi kepada pasien yang memerlukan pendapat dari seorang dokter spesialis, dengan tindakan pengobatan atau tidak dan untuk menyediakan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus dikontrol kondisi kesehatannya. Rawat Jalan hendaknya memiliki lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi pasien. (Kemenkes. 2006) Hal ini penting untuk diperhatikan karena dari rawat jalanlah pasien mendapatkan kesan pertama mengenai 16

puskesmas tersebut. Lingkungan rawat jalan yang baik hendaknya cukup luas dan memiliki sirkulasi udara yang lancar, tempat duduk yang nyaman perabotan yang menarik dan tidak terdapat suara-suara yang mengganggu. Diharapkan petugas yang berada di rawat jalan menunjukkan sikap yang sopan dan suka menolong. (Kemenkes RI, 2006). 2) Pelayanan rawat inap Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Puskesmas rawat inap diarahkan untuk melakukan kegiatan kegiatan sebagai berikut : a) Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara lain; kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit, penyakit lain yang mendadak dan gawat. b) Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan tiga (3) hari atau maksimal tujuh (7) hari. c) Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman penderita lebih lanjut ke Rumah Sakit. 17

2. Keperawatan Komunitas a. Definisi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 279 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat, dijelaskan bahwa Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Perawat di Puskesmas adalah semua tenaga lulusan pendidikan keperawatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak penuh oleh pejabat yang 20 berwewenang untuk melakukan pelayanan perawatan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas yaitu sebagai pelaksana keperawatan di Puskesmas (Kemenkes, 2006). 18

b. Tujuan Keperawatan Komunitas Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat menurut PMK No. 279 Tahun 2006 adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang sehat sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok maupun masyarakat Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya : 1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas 2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). c. Sasaran Keperawatan Komunitas Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat atau yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat. 19

1) Individu Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Maka disini peran perawat komunitas adalah membantu individu agar dapt memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya kemauan menuju kemandirian. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 2) Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga, anggota lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari permasalahan tersebut diatas maka keluarga merupakan fikus pelayanan kesehatan yang strategis. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 20

3) Kelompok khusus Yang dimaksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap kesehatan yaitu kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus seperti ibu hamil, anak balita, usia sekolah dan lansia. Kemudian kelompok kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan seperti kasus penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS dan sebagainya. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). d. Peran Perawat Kesehatan Masyarakat Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam ataupun dari luar dan bersifat stabil. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). Peran perawat adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan, dan institusi pendidikan, sebagai pendidik, peneliti, serta pengembang keperawatan (Mubarak & Chayatin, 2009) Peran utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan apakah itu 21

dirumah, sekolah, panti, dan sebagainya sesuai kebutuhan. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). Dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat, perawat idealnya memiliki 12 peran dan fungsi. Peran tersebut antara lain pemberi pelayanan kesehatan, penemu kasus, sebagai pendidik/penyuluhan kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi lingkungan, konsultan, advokat, pengelola, peneliti dan pembaharu (inovator). Namun karena masih rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas tingkat pendidikan SPK dan D3, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat hanya saja yang menjadi prioritas Keenam fungsi perawat tersebut adalah: 1) Pemberi asuhan keperawatan (care provider) Peran perawat pelaksana (care provider) bertugas untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, sehingga masalah yang muncul dapat ditentukan diagnosis keperawatannya,perencanaannya, dan dilakukan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang dialaminya, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan 22

keperawatan yang diberikan melalui hal yang sederhana sampai dengan masalah yang kompleks (Mubarak & Chayatin, 2009). Peran sebagai care provider menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat berupa asuhan keperawatan masyarakat yang utuh (holistik) serta berkesinambungan (komprehensif). Keperawatan yang diberikan kepada klien/keluarga bisa diberikan secara langsung (direct care) maupun secara tidak langsung (indirect care) pada berbagai tatanan kesehatan yaitu meliputi di Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga (rumah pasien/klien). (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 2) Peran sebagai Advokat Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. 23

Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 3) Peran sebagai pendidik kesehatan Peran sebagai pendidik kesehatan (educator) menuntut perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik setting dirumah, di Puskesmas, serta dimasyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Mubarak & Chayatin, 2009). Perawat berperan sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu individu, keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit menyusun program penyuluhan/pendidik kesehatan baik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan olah raga, 24

menajemen stres, penyakit dan pengelolaan penyakit; memberikan informasi tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit, pengobatan; serta menolong klien menyeleksi informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 4) Peran sebagai koordinator Peran koordinator perawat dilakukan dengan mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan Puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan (Fataria dalam Fauziah, 2012). 5) Perawat Sebagai kolabolator Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima keluarga diberbagai program, dan bekerjasama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam perencanaan pelayanan kesehatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya ( Depkes, 2004). Peran ini salah satu bentuk kerjasama antar bidang kesehatan di Puskesmas. 6) Peran sebagai konselor Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara 25

efektif. Sebagai konselor, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data data tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien, serta melibatkan sumbersumber yang lain, misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya. Pemberian konseling dapat dilakukan di klinik, Puskesmas, Puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu, dan tatanan pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat Puskesmas antara lain menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan, dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 7) Peran sebagai panutan (role model) Perawat Puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana cara hidup 26

yang sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Fetaria dalam Fauziah, 2012). Perawat Puskesmas sebagai role model diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang pertama, kedua, maupun pencegahan ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat antara lain memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental makanan bergizi, menjaga berat badan, olah raga secara teratur, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif, dll. e. Fungsi perawat Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peran seseorang. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain (Mubarak & Chayatin, 2009). Dalam menjalankan perannya, perawat akan melakukan berbagai fungsi yaitu: 1) Fungsi independen adalah fungsi dimana perawat melakukan perannya secara mandiri, tidak bergantung pada orang lain, atau tim kesehatan lain. Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, baik bio-psiko-sosiokultural, maupun sepiritual, mulai dari tingkat individu yang utuh mencangkup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat yang mencerminkan tidak terpenuhinya 27

kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler. Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugat atas rencana keputusan tindakannya. 2) Fungsi Dependen yaitu kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya). 3) Fungsi Interdependen, fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). f. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat yaitu karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Selengkapnya mengenai karakteristik individu, adalah sebagai berikut : (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 1) Usia Usia berpengaruh terhadap performa kinerja seseorang. Menurut Robbins (2001) menyebutkan bahwa kinerja dapat merosot seiring dengan bertambahnya usia. Namun demikian usia yang lebih tua diimbangi dengan adanya pengalaman. 2) Jenis kelamin Ada pendapat yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerja. Studistudi psikologis telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar pengaruhnya dari pada wanita dalam memiliki 28

pengharapan/eksprektasi untuk sukses. Namuntidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. 3) Tingkat pendidikan Kemampuan intelektual atau fisik khusus yang diperlukan untuk kinerja yang memadai pada suatu pekerjaan, bergantung pada persyaratan kemampuan yang diminta dari pekerjaan itu. Persyaratan kemampuan ini biasanya diakui apabila seorang individu telah melewati jenjang pendidikan tertentu. Secara umum kemampuan individu akan meningkat sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah di laluinya. 4) Masa kerja Lamanya seseorang bekerja juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang sekalipun ia tidak memiliki tingkaat pendidikan yang tinggi. Karyawan yang sudah lama bekerja pada suatu institusi akan banyak memiliki pengalaman kerja terhadap bidang kerja yang ditekuninya. g. Kompetensi perawat Puskesmas Shermon dalam Tafwidhah (2010) menyebutkan bahwa kompetensi merupakan karakteristik individu yang terlihat dalam bentuk perilaku dan mampu menampilkan kinerja dalam suatu pekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Kompetensi mengandung 29

dua hal, yaitu kemampuan individu dalam menampilkan kinerja dan karakteristik responden. Kompetensi minimal keperawatan Puskesmas yaitu memberikan pelayanan keperawatan/asuhan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat dengan masalah kesehatan prioritas terkait dengan komitmen global, nasional, maupun daerah seperti malaria, tuberkolosis, demam berdarah dangue, HIV/AIDS, dan sebagainya dalam tindakan keperawatan langsung (direct care) pengobatan dasar sesuai kewenangan dan tata laksana standar program, penanggulangan gawat darurat dasar termasuk penanggulangan bencana alam, dan pencegahan infeksi (Depkes, 2006). Kompetensi lainnya yang juga harus dimiliki perawat Puskesmas yaitu melakukan pendidikan/penyuluhan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan untuk pemberdayaan individu, keluarga, kelompok atau masyarakat agar hidup secara mandiri, pengamatan penyakit menular dan tidak menular (survaillance) khususnya mengidentifikasi faktor resiko terjadinya penyakit/masalah kesehatan, menemukan kasus secara dini, dan melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB). Selain itu perawat juga mampu untuk memberikan motivasi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam pembentukan pelayanan kesehatan yang bersumberdaya masyarakat seperti pos pelayanan terpadu (posyandu), pos obat desa (POD), dan sebagainya, membina pelayanan kesehatan yang bersumberdaya 30

masyarakat, melakukan konseling keperawatan/kesehatan, memberikan latihan kader/masyarakat dalam upaya promosi kesehatan, melakukan kerjasama tim dengan tenaga kesehatan lain, monitoring dan evaluasi, dan membuat pendokumentasian kegiatan termasuk pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan (Tafwidhah, 2010). B. Landasan Teori Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam pratik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik profesional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah untuk kejelasan. Banyak sekali peran perawat kesehatan masyarakat dalam mengorganisasikan upaya upaya kesehatan yang dijalankan dipuskesmas baik program didalam gedung atau diluar gedung, pada keluarga, kelompok- kelompok khusus dan lain sebagainya sesuai dengan peran sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). Peran perawat yaitu sebagai Pemberi asuhan keperawatan (care provider), sebagai Advokat, pendidik kesehatan, koordinator dan kolabolator, konselor dan Peran sebagai panutan (role model). Semua peran tersebut merupakan bagian integral keperawatan dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. (Tafwidhah, 2010). 31

Selain itu juga perawat mempunyai fungsi fungsi yang harus dilaksanakan sesuai perannya. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain. Fungsi perawat komunitas tersebut antara lain yaitu fungsi independent, dependent dan interdependen. (Wahit Iqbal Mubarok. 2009). 32

C. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Notoatmodjo, 2010) Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul Gambaran Peran dan Fungsi Perawat Komunitas di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas DTP Rancah Kabupaten Ciamis Tahun 2016, dapat di gambarkan sebagai berikut : Peran dan Fungsi Perawat Komunitas 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan 2. Sebagai Advokat 3. Sebagai pendidik 4. Sebagai koordinator 5. Sebagai Kolaborator 6. Sebagai konselor 7. Sebagai panutan Baik Tidak Baik Gambar 2.1 Kerangka Konsep Peran dan Fungsi Perawat Komunitas (Wahit, 2009, Tafwidhah, 2010) Kerangka konsep diatas menggambarkan bahwa peran dan fungsi perawat merupakan bagian yang paling penting sebagai pelaksana pelayanan keperawatan di masyarakat. 33

DAFTAR PUSTAKA Andriany, Megah. (2007) Aplikasi Teori Self Care Deficit Orem Dalam Kontek Tuna Wisma. Tesis.Semarang : UNDIP Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI, Cetakan 13. Rineka Cipta. Jakarta. Dahlan, Sopiyudin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015. DKK Provinsi Jawa Barat. Tidak dipublikasikan. Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Ciamis Tahun 2015. Ciamis: DKK Ciamis. Tidak dipublikasikan. Efendi, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Fauziah, Syifa. (2012). Gambaran persepsi masyarakat tentang peran perawat puskesmas di Kelurahan Bintara Kota Bekasi. Skripsi. Depok: FIK UI. Isnaeni (2013). Gambaran Peran Perawat Puskesmas Dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Di Kota Salatiga. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana Kementerian Kesehatan RI. (2006). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.297/Menkes/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas. Jakarta : Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan Kementerian kesehatan RI. (2006). Pedoman promosi kesehatan bagi perawat kesehatan masyarakat. Jakarta: Direktoral dinas pelayanan perawatan. 70

Kementerian Kesehatan RI. (2009). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Jakarta : Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI. (2010). Hasil riset kesehatan dasar. Pusat penelitian dan pengembangan kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Komisi Nasional Etik (2010). Etika Penelitian Kesehatan. http://www.google.com diakses pada 15 Maret 2016. Mubarok, Iqbal (2009). Pengantar Keperawatan Komunitas. Gresik : Sagung Seto Mubarak, Chayatin, Nurul. (2009). Keperawatan komunitas: pengantar dan teori. Jakarta: Salemba medika Notoatmodjo S, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Riduan, Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis dan Statistik, Bandung : Alfabeta. Riduan & Sunarto. (2011). Pengantar statistik. Bandung : Alfabeta Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Tafwidhah, Yuyun. (2010). Hubungan kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Kota Pontianak. Tesis. Universitas Indonesia Trihono. (2006). Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : CV Sagung Seto 71

72