KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN PENYULUH PERIKANAN DI DAERAH Disampaikan oleh : R. Gani Muhamad, SH.MAP Kasubdit Urusan Pemerintahan Daerah II/4 DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI 1
SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA M P R D P R D P D PRESIDEN MENTERI2 B P K M A M K LEMBAGA NEGARA LAINNYA DEKONSENTRASI DESENTRALISASI TUGAS PEMBANTUAN DELEGASI (DESENTRALISASI FUNGSIONAL) GUBERNUR & INSTANSI VERTIKAL DAERAH OTONOM PEMERINTAHAN DAERAH/ PEMERINTAHAN DESA BADAN PENGELOLA BUMN, OTORITA,DLL 2
ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat) CONCURRENT (31 Ur. Bersama) Pertahanan Keamanan Moneter/Fiskal Nas PILIHAN/OPTIONAL 8 Urusan Pilihan WAJIB/OBLIGATORY Yan das 26 ur wjb SPM (Standar Pelayanan Minimal) Yustisi Polugri Agama 3
LANDASAN NORMATIF UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah UU N0. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Permendagri No.57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah Permendagri No. 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Permendagri No 57 Tahun 2007 4
MISI UTAMA KEBERADAAN PEMERINTAHAN DAERAH Menyejahterakan masyarakat daerah melalui pelayanan publik secara efektif, efisien, dan ekonomis dan melalui cara-cara yang demokratis.
URUSAN PEMERINTAHAN BERSIFAT WAJIB 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Lingkungan hidup; 4. Pekerjaan umum; 5. Penataan ruang; 6. Perencanaan pembangunan; 7. Perumahan; 8. Kepemudaan dan olahraga; 9. Penanaman modal; 10. Koperasi dan usaha kecil dan menengah; 11. Kependudukan dan catatan sipil; 12. Ketenagakerjaan; 13. Ketahanan pangan; 14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 15. KB dan keluarga sejahtera; 16. Perhubungan; 17. Komunikasi dan informatika; 18. Pertanahan; 19. Kesbangpol dalam negeri; 20. Otonomi daerah, PUM, KEUDA, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; 21. Pemberdayaan masyarakat dan desa; 22. Sosial; 23. Kebudayaan; 24. Statistik; 25. Kearsipan; dan 26. perpustakaan.
URUSAN PEMERINTAHAN BERSIFAT PILIHAN 1. Kelautan dan perikanan; 2. Pertanian; 3. Kehutanan; 4. Energi dan sumber daya mineral; 5. Pariwisata; 6. Industri; 7. Perdagangan; dan 8. Ketransmigrasian.
UU 32/2004 1. (psl 12 ayat (1)) jo. PP 38/2007 (psl 3) : Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan. 2. Pasal 128 : Susunan organisasi perangkat daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120 ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dalam Perda dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah
PP 38/2007, pasal 12 ayat (2) : Urusan pemerintahan wajib dan pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar penyusunan susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah.
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN (Lampiran PP 38 Tahun 2007) SUB BIDANG PEMERINTAH PROVINSI KAB/KOTA Penyuluhan dan Pendidikan 1. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembinaan serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional, teknis, keahlian, manajemen dan kepemimpinan di bidang kelautan dan perikanan. 1. Pelaksanaan kebijakan pembinaan serta penyelenggaraan diklat fungsional, teknis, keahlian, manajemen dan kepemimpinan bidang kelautan dan perikanan di provinsi. 1. Pelaksanaan kebijakan pembinaan serta penyelenggaraan diklat fungsional, teknis, keahlian, manajemen dan kepemimpinan bidang kelautan dan perikanan di kabupaten/kota. 2. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penyuluhan kelautan dan perikanan. 2. Pelaksanaan kebijakan dan bimbingan penyuluhan kelautan dan perikanan di provinsi. 2. Pelaksanaan penyuluhan kelautan dan perikanan di kabupaten/kota. 3. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria akreditasi dan sertifikasi diklat bidang kelautan dan perikanan. 3. Pelaksanaan kebijakan akreditasi dan sertifikasi diklat bidang kelautan dan perikanan di provinsi. 3. Pelaksanaan kebijakan akreditasi dan sertifikasi diklat bidang kelautan dan perikanan di kabupaten/kota. 10
PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN Berdasarkan UU 16 Tahun 2006 : 1. Pasal 8 ayat (1) : Kelembagaan penyuluhan terdiri atas : a.kelembagaan penyuluhan pemerintah; b.kelembagaan penyuluhan swasta; dan c.kelembagaan penyuluhan swadaya 2. Kelembagaan penyuluhan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a: a. pada tingkat pusat berbentuk badan yang menangani penyuluhan; b. pada tingkat provinsi berbentuk Badan Koordinasi Penyuluhan; c. pada tingkat kabupaten/kota berbentuk Badan Pelaksana Penyuluhan; dan d, pada tingkat Kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan.
3. Pasal 11 ayat (2) dan (3) (2) Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat Provinsi diketuai oleh Gubernur. (3) Untuk menunjang kegiatan Badan Koordinasi Penyuluhan pada tingkat provinsi dibentuk sekretariat, yang dipimpin oleh seorang pejabat setingkat eselon IIa, yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan gubernur. 4. Pasal 13 ayat (2) Badan pelaksana penyuluhan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh pejabat setingkat eselon II dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota, yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota. 5. Pasal 18 : Ketentuan lebih lanjut mengenai kelembagaan penyuluhan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) diatur dengan peraturan presiden.
Bagaimana implementasi nya di Daerah?
Permasalahan tinjauan Yuridis : 1. Ada ketidakjelasan bila ditinjau dari : a. Sisi Kelembagaan (termasuk lembaga apa). b. Aturan (aturan mana yang digunakan sebagai rujukan untuk implementasinya) 2. Belum tersedianya aturan pelaksana yang mengatur pembentukan kelembagaan penyuluh di daerah sebagaimana amanat UU 16/2006 ttg Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 3. Adanya tumpang tindih pelaksanaan tupoksi penyuluhan antara SKPD kelautan dan perikanan di daerah dengan Badan Koordinasi Penyuluh di daerah.
Apabila Dikelompokan Dalam Lembaga Lain Berdasarkan PP 41 Tahun 2007 : Pasal 45 (1) Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya, pemerintah daerah dapat membentuk lembaga lain sebagai bagian dari perangkat daerah. (2) Organisasi dan tata kerja serta eselonisasi lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara. Catatan : 1. Harus ada perintah Peraturan diatasnya. 2. Dibuat Petunjuk pelaksanaan oleh Mendagri dan Menpan.
Dampak bagi pemerintah daerah : 1. Implementasi UU 16/2006 belum banyak diterapkan, khususnya nomenklatur kelembagaan penyuluhan, sebagai dampaknya alokasi anggaran penyuluhan masih dikelola oleh lembaga teknis (SKPD Kelautan dan Perikanan). 2. Perlunya penyesuaian kembali terhadap tupoksi SKPD yang telah tertata. 3. Adanya tarik menarik kewenangan mengenai jenis produk hukum pembentukan kelembagaan (DPRD menghendaki dengan Perda). 4. Apabila pembentukan kelembagaan dengan Perkada, maka : a. Alokasi anggaran akan terjadi tarik menarik kewenangan karena DPRD tidak dilibatkan. b. Tunjangan jabatan bagi pejabat yang menjabat dalam Sekretariat Badan Pelaksana Penyuluhan berpotensi temuan karena belum ada payung hukumnya.
EMPAT ARGUMEN DASAR PEMBENTUKAN OPD 1. Adanya Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Daerah (Wajib dan Pilihan). 2. Adanya Kebutuhan Daerah 3. Adanya Karakteristik daerah 4. Adanya Peraturan Perundangan yang mengamanahkan pembentukannya Kapasitas fiskal daerah 17
NSPK PERANGKAT DAERAH PP NO 41/2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Permendagri No.57/2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah Permendagri No.64 /2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kab/Kota. Permendagri No.19/2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat KPID Permendagri No. 20/2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja PTSP
Permendagri No. 46/2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata kerja BPBD Permendagri No.17/2009 Tentang Pedoman Organsasi dan tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korpri Provinsi dan Kab/Kota Permendagri No.56/2010 tentang Perubahan Permendagri No.57/2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah Permendagri No. 61/2010 Ttg SOTK KPH L/P Permendagri No.2 /2011 Tentang Pedoman Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan Daerah Permendagri Nomor 40/2011 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satpol PP Provinsi dan Kab/Kota Permendagri No.41/2011 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satpol PP Provinsi DKI Jakarta
STRATEGI PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH 1. STRATEGI PERUMPUNAN (Perumpunan dua atau lebih bidang-bidang pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah ke dalam satu kelembagaan/ perangkat daerah) 2. STRATEGI SCORING (Jumlah Kelembagaan/Perangkat Daerah didasarkan atas nilai skor tertentu yang diukur dari hasil penjumlahan luas wilayah, jumlah penduduk dan jumlah APBD) 20
Urusan Wajib dan Pilihan yang dilaksanakan oleh Dinas: Bidang Kesehatan Bidang pendidikan, pemuda dan olah raga Bidang kebudayaan dan Pariwisata; Bidang Perhubungan, komunikasi, dan informasi; Bidang PU meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang; Bidang Perekonomian meliputi koperasi dan UKM, industri dan perdagangan; Bidang pelayanan pertanahan; Bidang Sosial, Nakertrans; Bidang pertanian meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, perkebunan dan kehutanan; Bidang Pertambangan dan energi; Bidang Kelautan dan Perikanan; Bidang Pengelolaan Keuangan dan aset Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh Badan atau Kantor: Bidang perencanaan pembangunan daerah dan Statistik; Bidang Litbang Bidang pengawasan; Bidang Kesbang, politik dan Linmas; Bidang LH; Bidang Penanaman Modal; Bidang Kepegawaian dan Diklat; Bidang arsip, dokumentasi dan perpustakaan; Bidang pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan desa; Bidang pemberdayaan perempuan dan KB; Bidang Ketahanan Pangan Bidang pelayanan kesehatan. 21
2. STRATEGI SCORING No ORG MIN (< 40) SDG (40-70) MAX (>70) 1. SETDA 3 Asisten 3 Asisten 4 Asisten 2. SET DPRD 1 1 1 3. DINAS 12 15 18 4. LTD (Badan, Kantor, RSUD) 8 10 12 22
Daftar Inventarisasi Lembaga Lain yang pembentukannya diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan
No LEMBAGA Dasar Hukum Permendagri 1. Sekretariat KPID Provinsi Pasal 7 ayat (3) UU 32/2002 Tentang Penyiaran 2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 3. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Kelautan dan Perikanan Provinsi 4. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 5. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasal 128 UU 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 47 PP 41/2007 tentang OPD Pasal 8 ayat (2) UU No. 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pasal 8 ayat (2) UU No. 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pasal 25 UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana 6. Sekretariat Korpri Pasal 30 ayat (2) UU 43/1999. PP 42/2004 7. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pasal 22,39,66,80 UU 41/1999. Pasal 8 PP 6/2007. Pasal 32 PP 44/2007 19 Tahun 2008 20 Tahun 2008 Belum ada Belum ada 46 Tahun 2008 17 Tahun 2009 61 Tahun 2010
No. LEMBAGA Dasar Hukum Permendagri 8. Badan Pengelola Perbatasan Daerah Pasal 18 UU 43/2008. Pasal 24 Perpres 1/2010 2 Tahun 2010 9. Satpol Pamong Praja Pasal 148 UU 32/2004 PP 6/2010 40 dan 41/2011 10. Sekretariat Komisi Informasi Pasal 29 UU 14/2008 Tidak ada 11. Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pasal 14 Perpres 54/2010 Belum ada 12. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) Pasal 54 UU 52/2009 Belum ada 13. Semacam UKP4 di Daerah (pernah ada surat usulan pembentukannya di daerah) Belum ada Belum ada
Catatan Terdapat kelembagaan belum ada Pengaturan secara teknisnya dalam Permendagri, tetapi sudah dibentuk. Yaitu: Badan Pelaksana Penyuluhan di Kabupaten/Kota Terdapat kelembagaan yang mendesak dibutuhkan, akan tetapi belum ada pengaturan teknisnya. Yaitu: Unit Layanan Pengadaan barang dan jasa pemerintah. Terdapat kelembagaan yang sudah jelas diperintahkan dalam peraturan perundangan, akan tetapi belum dilaksanakan. Yaitu: BKKBD Terdapat kelembagaan yang diperintahkan pembentukannya oleh UU, tetapi dilaksanakan oleh lembaga yang fungsinya bersesuaian. Yaitu: Sekretariat Komisi Informasi, dilaksanakan oleh dinas komunikasi dan informatika secara ex-officio.
Catatan Solusi Untuk Kelembagaan Penyuluhan: UU 16/2006: di Provinsi dibentuk Sekretariat Bakorluh dengan Peraturan Gubernur, dan di kabupaten dibentuk Badan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dengan Perbup/Perwali. Lekatkan fungsi penyuluhan di dinas terkait (Perikanan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan). Percepat lahirnya Perpres ttg Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (sedang dalam proses harmonisasi di Kemenkumham).
PENYUSUNAN PERDA KELEMBAGAAN YANG BAIK HINDARI ATURAN YANG KONTRA PRODUKTIF : 1. ATURAN BERSIFAT KRIMINOGENIK 2. ATURAN BERSIFAT VIKTIMOGENIK TERTIB REGULASI DALAM PENYUSUNAN PERDA : 1. TERTIB KEWENANGAN 2. TERTIB PROSEDUR 3. ASAS HUKUM 4. TERTIB IMPLEMENTASI
TERTIB ASAS HUKUM 1. ASAS LEX SUPERIORI DEROGAT LEGI INFERIORI 2. ASAS LEX SPESIALIS DEROGAT LEGI GENERALIS 3. ASAS LEX POSTERIORI DEROGAT LEGI PRIORI 4. ASAS NON RETROAKTIF 5. ASAS RASIONALITAS
TERIMA KASIH