F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

dokumen-dokumen yang mirip
FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

ORI OBLIGASI NEGARA RITEL

Saving Bonds Ritel seri SBR002

PT PHILLIP SECURITIES INDONESIA

RINGKASAN INFORMASI PRODUK Sukuk Tabungan seri ST001

Seri ORI004. Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel

Sukuk Negara Ritel. Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Obligasi Negara Ritel

Sukuk Ritel. Instrumen Investasi Berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Sukuk Negara Ritel

Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk

BAB III MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN DI PT. DANAREKSA SURABAYA. A. Gambaran Umum PT. Danareksa Surabaya

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN TINGKAT BUNGA MENGAMBANG SERI SBR001. Bagian A : Penerbit dan Bentuk Obligasi

PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA

sukuk ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA (Seri FR) Mata Uang Rupiah

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD, Sukuk Negara

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

SERI OBLIGASI USD NEGARA INDONESIA Mata Uang USD

Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

2013, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domest

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM INFORMASI OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERI ORI006 DALAM MATA UANG RUPIAH

SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

MEMORANDUM INFORMASI OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERI ORI011 DALAM MATA UANG RUPIAH

No.14/ 14 /DASP Jakarta, 18 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

MEMORANDUM INFORMASI OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERI ORI009 DALAM MATA UANG RUPIAH

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN

MEMORANDUM INFORMASI OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERI ORI008 DALAM MATA UANG RUPIAH

BAB III PERLINDUNGAN INVESTOR DI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI SUKUK RITEL MENGGUNAKAN AKAD IJARAH

BAB V PEMBAHASAN. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Jombang, dan juga observasi dan

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

2015, No b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Menteri Keuang

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/DPM tanggal 16 Februari Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT

PT PHILLIP SECURITIES INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PMK.08/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA TABUNGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA OBLIGASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 /PMK.06 / 2005 TENTANG LELANG SURAT UTANG NEGARA DI PASAR PERDANA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

PASAR MODAL INDONESIA

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

MEMORANDUM INFORMASI OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERI ORI012 DALAM MATA UANG RUPIAH

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Huruf a Perhitungan pemenuhan GWM Primer secara harian dilakukan berdasarkan posisi s

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

BAB III APLIKASI DANAREKSA OBLIGASI REPO RITEL (DORR) DI PT. DANAREKSA SURABAYA

MENTERI KEUANGAN, REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 42 /PMK.08/2014 TENTANG

DEFINISI DAN SINGKATAN

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.08/2007 TENTANG SISTEM DEALER UTAMA MENTERI KEUANGAN,

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Keputusan Menteri Keuangan No. 121/KMK.03/2002, Tgl

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36 /PMK.06/2006 TENTANG PENJUALAN OBLIGASI NEGARA RITEL DI PASAR PERDANA MENTERI KEUANGAN,

FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT PERBENDAHARAAN NEGARA

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta Asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. 2. Apakah yang dimaksud dengan Obligasi Negara Ritel? Yaitu Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual di Pasar Perdana. 3. Apakah dasar hukum penerbitan Obligasi Negara Ritel? Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. 4. Apakah persamaan dan perbedaan Sukuk Negara Ritel dengan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI)? Persamaan : Sukuk Negara Ritel dan ORI merupakan Surat Berharga Negara yang diperuntukan bagi investor ritel. Sukuk Negara Ritel dan ORI merupakan bukti investasi masyarakat kepada pemerintah. Baik Sukuk Ritel maupun ORI pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/pembelian kembali dijamin oleh Pemerintah. Perbedaan : ORI adalah pinjaman modal dari masyarakat kepada Pemerintah, sedangkan Sukuk Negara Ritel adalah bentuk penyertaan modal masyarakat atas bagian dari aset Sukuk Negara Ritel yang dijadikan obyek transaksi. ORI memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa bunga. Sedangkan Sukuk Negara Ritel memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa imbalan sewa, sesuai dengan akad yang digunakan. 5. Apakah persamaan dan perbedaan Saving Bonds Ritel (SBR) dengan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI)? Persamaan : SBR dan ORI merupakan Surat Berharga Negara yang diperuntukan bagi investor ritel. SBR dan ORI merupakan bukti investasi masyarakat kepada pemerintah. SBR maupun ORI pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/pembelian kembali dijamin oleh Pemerintah. Perbedaan : ORI dapat diperdagangkan di pasar sekunder, sedangkan SBR, khususnya SBR001, tidak dapat dijual di pasar sekunder, melainkan harus dipegang hingga jatuh tempo, Imbal hasil/ Kupon untuk ORI tetap sampai jatuh tempo, sedangkan Imbal hasil, Kupon SBR mengambang sesuai dengan acuan yang dipergunakan (LPS atau BI rate). 6. Siapa yang menerbitkan Obligasi Negara Ritel? Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 7. Apakah tujuan penerbitan Obligasi Negara Ritel? Tujuan penerbitan Obligasi Negara Ritel adalah: Memperluas sumber-sumber pembiayaan APBN; Diversifikasi investor dan instrumen; Memberikan akternatif instrumen ritel bagi investor; Mendukung pengembangan pasar keuangan;

Memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk berinvestasi dalam instrumen pasar modal yang aman dan menguntungkan. 8. Untuk apa dana hasil penerbitan Obligasi Negara Ritel? Dana tersebut akan dipergunakan oleh Pemerintah untuk pembiayaan umum APBN, termasuk untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur. 9. Siapa saja yang dapat berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel? Seluruh nasabah perorangan yang merupakan Warga Negara Indonesia dapat berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel. 10. Apakah bukti kepemilikan Obligasi Negara Ritel? Obligasi Negara Ritel diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat (scriptless), namun kepada para investor akan diberikan Konfirmasi Kepemilikan. 11. Apakah keuntungan berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel? Keuntungan yang diperoleh diantaranya adalah: Pembayaran kupon dan pokok sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Undang-Undang SUN dan dananya disediadakan dalam APBN setiap tahunnya; Pada saat diterbitkan (pasar perdana), kupon ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN; Kupon dengan tingkat bunga tetap sampai pada waktu jatuh tempo; Berpotensi memperoleh capital gain; Tersedianya kuotasi harga beli (bid price); Dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder; Dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain; Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional. 12. Bagaimana cara membeli Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana? Prosedur pembelian Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana adalah: 1. Mendatangi kantor pusat/cabang Agen Penjual yang telah dipilih oleh Pemerintah dalam melayani pembelian Obligasi Negara Ritel; 2. Membuka rekening dana (jika diperlukan) pada salah satu bank umum dan rekening surat berharga (jika diperlukan) pada salah satu subregistry; 3. Rekening dana dan rekening surat berharga atas nama calon investor ORI; 4. Menyediakan dana yang cukup sesuai jumlah pesanan untuk pembelian Obligasi Negara Ritel melalui Agen Penjual; 5. Mengisi Formulir Pemesanan; 6. Menyampaikan Formulir Pemesanan, fotocopy identitas diri (KTP) dan bukti setor (jika diperlukan) kepada Agen Penjual dan menerima bukti penyerahan dokumen dari Agen Penjual. 13. Struktur ORI012 Penerbit Pemerintah Republik Indonesia Seri ORI012 Masa Penawaran 21 September 13 Oktober 2015 Penjatahan 19 Oktober 2015 Setelmen 21 Oktober 2015 Pencatatan di Bursa 22 Oktober 2015 Jatuh Tempo 15 Oktober 2018 Nilai Nominal per Unit Rp 1,000,000.00 Minimum Pemesanan Rp 5,000,000.00 dan kelipatan Rp 5,000,000.00 Maksimum Pemesanan Rp 3,000,000,000.00

Tingkat Kupon 9.00 % per tahun fixed dibayar bulanan Minimum Holding Period (MHP) 2 (dua) kali periode pembayaran kupon Kupon Pertama 15 November 2015 Kustodian Sub-registry Agen Penjual Bank Umum (17) dan Perusahaan Efek (4) yang ditunjuk oleh Pemerintah Agen Pembayar Kupon dan Pokok Bank Indonesia 14. Bagaimana cara menghitung keuntungan berinvestasi dari ORI berupa Kupon dan Gain yang akan diperoleh dalam berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel, disajikan ilustrasi perhitungan hasil investasi sebagai berikut: 1. Perhitungan Kupon Kupon adalah sebesar 9.00% p.a. yang dibayar setiap bulan. Pembayaran Kupon pertama kali dilakukan pada tanggal 15 November 2015. Kupon pertama kali yang dibayarkan tanggal 15 November 2015 memiliki jumlah hari sebanyak 25 (dua puluh lima) hari mulai dari tanggal 22 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 15 November 2015 sehingga kupon pertama dimaksud adalah sebesar Rp. 6.048 per unit, dengan rincian perhitungan sebagai berikut: 25/31 x 9.00 % x 1/12 x Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) = Rp. 6.048,00 Pembayaran Kupon kedua dan seterusnya dilakukan setiap tanggal 15 setiap bulan dan pembayaran terakhir dilakukan tanggal 15 Oktober 2018. Kupon per unit yang dibayar setiap bulan adalah sebesar Rp.7.500,00 dihitung dari: 9.00% x 1/12 x Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) Perhitungan kupon sebagaimana tersebut di atas belum memperhitungkan pengenaan pajak penghasilan dan biaya penyimpanan (biaya yang dikenakan Agen Penjual). Jumlah pembayaran kupon telah dibulatkan dalam Rupiah penuh, dengan ketentuan apabila di bawah dan sama dengan 50 (limapuluh) sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi Rp1,00 (satu Rupiah). Jumlah hari kupon (day count) untuk perhitungan kupon berjalan (accrued interest) menggunakan basis jumlah hari kupon sebenarnya (actual per actual). Pembayaran Kupon dilaksanakan di Indonesia dan akan dibayarkan kepada Pemilik ORI012 yang tercatat pada Tanggal Pencatatan Kepemilikan (record date) dengan mengkredit rekening dana Pemilik ORI012. Apabila pembayaran Kupon bertepatan dengan hari dimana operasional sistem pembayaran tidak diselenggarakan oleh Bank Indonesia, maka pembayarannya akan dilakukan pada Hari Kerja berikutnya tanpa kompensasi bunga. 2. Perhitungan Gain a) Apabila Harga Premium Pada hari perdangan di pasar sekunder jika Investor membeli Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00 dengan nilai indikatif imbalan 9.00% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 100,5%, maka hasil yang diperoleh adalah : Capital Gain = Rp 10.000.000,00 x (100,5-100)% = Rp 50.000,00 Nilai Pokok yang diterima saat dijual Rp 10.050.00,00 yang berasal dari Nilai Pokok ORI sebesar Rp 10.000.000,00 + Capital Gain. b) Apabila Harga Discount Pada hari perdangan di pasar sekunder jika Investor membeli Obligasi Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,- dengan nilai indikatif imbalan 9.00% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah :

Capital Loss = Rp 10.000.000,00 x (99,5-100)% = Rp 50.000,00 Nilai Pokok yang diterima saat dijual Rp 9.950.00,00 yang berasal dari Nilai Pokok ORI sebesar Rp 10.000.000,00 + Capital Loss Catatan: Perhitungan di atas merupakan ilustrasi yang belum memperhitungkan biaya-biaya transaksi dan pajak. Transaksi penjualan di pasar sekunder dengan asumsi penjualan terjadi pada saat pembayaran Imbalan, sehingga tidak memperhitungkan accrued yang ada. *) Hanya untuk keperluan penyederhanaan ilustrasi saja. Imbalan hasil setiap seri dapat berubah sesuai keputusan Pemerintah 15. Bagaimana perlakuan pajak terhadap Obligasi Negara Ritel? Terkait perlakuan pajak terhadap Obligasi Negara Ritel sudah diperhitungkan oleh Pemerintah dan besarnya yaitu pajak penghasilan (PPh) atas imbalan/ kupon dan capital gain. Berdasarkan UU No.36 tahun 2008 dan PP No.16 Tahun 2009, PPh Final ORI adalah sebesar 15%. 16. Siapakah yang dapat menjadi Agen Penjual Obligasi Negara Ritel? Adalah Bank Umum Konvensional yang telah memiliki ijin usaha dari Bank Indonesia dan Perusahaan Efek yang telah memiliki surat ijin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (OJK), serta memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan Pemerintah. 17. Apakah Obligasi Negara Ritel dapat dijual sebelum jatuh tempo dan bagaimana caranya? Dapat, caranya adalah : 1. Melalui Agen Penjual di tempat investor membeli Obligai Negara Ritel, atau 2. Melalui bursa. Untuk dapat memperdagangkan Obligasi Negara Ritel melalui bursa, investor harus menghubungi anggota bursa karena investor tidak dapat bertransaksi langsung melalui bursa. Proses transaksi akan lebih rumit dan investor harus membayar jasa broker, serta waktu yang dibutuhkan akan lebih lama apabila tidak terdapat titik temu antara harga penawaran dan harga pembelian Obligasi Negara Ritel. 18. Bagaimana mekanisme transaksi (jual beli) Obligasi Negara Ritel di pasar sekunder? PROSES PEMBELIAN DI PASAR SEKUNDER : 1. Nasabah datang kepada perbankan untuk mendapat informasi atau mengunjungi langsung perusahaan sekuritas yang sudah berpengalaman dalam perdagangan; 2. Nasabah membuka rekening surat berharga pada perusahaan sekuritas dimaksud dengan mengisi formulir pembukaan rekening yang antara lain mewajibkan penyebutan nomor rekening tabungan yang sudah dimiliki pada salah satu bank nasional; 3. Nasabah mengisi formulir pemesanan pembelian dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka dibelakang koma), dan jumlah nominal pembelian (minimal Rp5.000.000.00 dengan kelipatan Rp5.000.000.00); 4. Perusahaan sekuritas menyampaikan minat beli nasabah ke Bursa Efek Indonesia(BEI) untuk mendapatkan nasabah lain yang bermaksud menjual pada harga yang sesuai dengan permintaan nasabah yang berminat membeli; 5. Dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah pembeli dan nasabah penjual, maka transaksi pembelian diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT.KSEI, dan perusahaan sekuritas. 6. Jumlah dana yang harus dibayar oleh nasabah pembeli adalah sejumlah harga Obligasi Ritel ditambah dengan Imbalan berjalan. PROSES PENJUALAN DI PASAR SEKUNDER : 1. Nasabah datang kepada perbankan (cabang) untuk mendapat informasi harga beli jual dari seri Obligasi Negara Ritel yang dimiliki.

2. Nasabah mengisi formulir pemesanan penjualan dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka dibelakang koma), dan jumlah nominal pembelian (minimal Rp5.000.000.00 dengan kelipatan Rp5.000.000.00); 3. Cabang meneruskan permintaan penjualan Nasabah dengan menghubungi Treasury Group atau perwakilannya. 4. Jumlah dana yang akan diterima oleh nasabah penjual adalah sejumlah harga Obligasi Ritel di tambah dengan imbalan berjalan 19. Apakah risiko investasi pada Obligasi Negara Ritel? Terdapat beberapa risiko berinvestasi pada instrumen di pasar keuangan, diantaranya adalah : 1. Risiko gagal bayar (default risk) adalah resiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk invetasi jatuh tempo kupon dan pokok. Obligasi Negara Ritel tidak mempunyai resiko gagal bayar karena Pemerintah berdasarkan Undang-Undang SUN dan Undang-Undang APBN setiap tahunnya menjamin pembayaran kupon dan pokok Surat Utang negara, Obligasi Negara Ritel sampai dengan jatuh tempo. 2. Risiko pasar (market risk) adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual Obligasi Negara Ritel sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga belinya. 3. Risiko Likuiditas (liquidity risk) adalah potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo pemegang Obligasi Negara Ritel yang memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual Obligasi Negara Ritel di pasar sekunder dalam harga wajar. 20. Bagaimana apabila Pemerintah mengalami gagal bayar (default)? Sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008, Pemerintah memberikan jaminan untuk membayar Imbalan dan Nilai Nominal setiap SUN yang diterbitkan. 21. Apabila pemegang Obligasi Negara Ritel meninggal dunia, apakah bisa diwariskan kepada ahli warisnya dan bagaimana caranya? Obligasi Negara Ritel dapat diwariskan kepada ahli waris yang sah dan kepadanya tetap diberikan pembayaran Kupon dan Pokok Obligasi Negara Ritel. 22. Pada saat Obligasi Negara Ritel jatuh tempo, bagaimana mekanisme pembayaran pokok kepada pemegang Obligasi Negara Ritel? Mekanisme pembayaran Nilai Pokok kepada Pemegang Obligasi Negara Ritel pada saat jatuh tempo akan dilaksanakan secara otomatis dengan mentransfer ke Rekening Pemegang Obligasi Negara Ritel.