KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA ALIYAH MELALUI STRATEGI HEURISTIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS RESPONSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH IDEAL SETTING NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA PESERTA DIDIK SMP KELAS VII

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di Madrasah Tsanawiyah Kota Tangerang Selatan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COLLEGE BALL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

Pepriono*, Mitri Irianti **, Zuhdi Ma aruf** ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI PETA KONSEP

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

Keywords: Problem Based Learning, Technique Business of Beresiko, Mathematics Learning Outcome

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

MahasiswaPendidikan Matematika, IAIN Raden Intan Lampung, (2)(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

ABSTRACT. mathematics conceptual understanding of the students tought by using active

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE LEARNING START WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

EFEKTIVITAS BUKU AJAR MATEMATIKA SMP BERBASIS 3-D UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Oleh : ATIKA MUSLIMAH DEWI

Pengaruh Penerapan Model ROPES Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 05 Mukomuko. Lilik Putriani *), Rahmi **), Nurmi ***)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMEHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT-OREOVOCZ DAN PEMBELAJARAN TEKNIK PROBING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP

Reza Kusuma Setyansah 1) Budiyono 2) Sutrima 3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

ASEP GUNAWAN. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENGARUH MODEL MEA (Means-End Analysis) DISERTAI STRATEGI PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

Christina Khaidir1, Rahmi1

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 4 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

Aritsya Imswatama 1, Mardiyana 2, Budi Usodo 3

Transkripsi:

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA ALIYAH MELALUI STRATEGI HEURISTIK Yudi Darma 1, Muhamad Firdaus 2 1,2 Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 88 Pontianak 1 e-mail: yudidarmamtk@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas strategi heuristik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Bentuk penelitian adalah eksperimental semu dengan rancangan randomized control-group pretest-postest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA Madrasah Aliyah di Kota Pontianak. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dokumentasi dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika dengan terlebih dahulu dilakukan prosedur analisis butir yang sesuai. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji U-Mann Whitney test secara umum pembelajaran strategi heuristik dalam pencapaian tujuan pembelajaran matematika dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika adalah efektif, hal tersebut ditunjukkan berdasarkan simpulan sub masalah yang menggambarkan keadaan sebagai berikut. (1) Siswa yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran strategi heuristik memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. (2) Respon siswa mengharapkan adanya regulasi dalam pembelajaran matematika melalui strategi heuristik sebagai alternatif peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. Kata Kunci: Strategi heuristik, kemampuan pemecahan masalah. Abstract This study aims to determine the effectiveness of heuristic strategies to mathematical problem solving ability. Form of quasi-experimental research is to design randomized control group pretestposttest design. The study population was all students in the class XII Science Madrasah Aliyah in Pontianak. Sampling was done by cluster random sampling technique. The instrument used to collect the data is the documentation and test the ability of solving mathematical problems with analytical procedures conducted prior corresponding item. Based on hypothesis testing using the U-Mann Whitney test general heuristic learning strategies in mathematics achievement of learning objectives in improving mathematical problem solving ability is effective, it is shown by the conclusion of part problems which describe. (1) Students are taught to approach a heuristic learning strategy mathematical problem solving ability better than conventional learning. (2) The response of students expect regulation in learning mathematics through heuristic strategies as an alternative to an increase in mathematical problem solving ability. Key Words: Heuristik strategies, problem solving ability. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan permulaan untuk meraih sesuatu yang berguna dengan ketentuan bahwa apa yang telah diberikan mesti diajarkan dengan secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Itu berarti bahwa pendidikan harus diselenggarakan untuk memperoleh keadaan yang lebih baik dan berkembang dengan mengolah berbagai karakter yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Karakter-karakter itu adalah berbagai kemampuan moral dan kecerdasan dalam arti istilah yang paling luas. Semakin 95

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol. 3, No. 1, Juni 2014 karakter tersebut dikembangkan, maka semakin berpotensi mendorong seseorang menjadi yang sesungguhnya. Matematika yang diberikan di sekolah sangat penting dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka proses pembelajaran matematika sekolah perlu mempertimbangkan enam prinsip matematika sekolah (NCTM, 2000) yang melingkupi hal-hal sebagai berikut. (1) Equity, maksudnya keunggulan pada pendidikan matematika memerlukan keadilan (dugaan yang tinggi dan dorongan yang kuat pada semua siswa). (2) Curriculum, maksudnya kurikulum harus lebih dari kumpulan aktifitas, harus koheren, difokuskan pada kepentingan matematika, dan artikulasi sekolah yang baik dan tepat. (3) Teaching, maksunya pengajaran matematika yang efektif memerlukan pemahaman bagaimana siswa mengetahui dan membutuhkan belajar yang lebih menantang dan mendorong mereka untuk belajar lebih baik. (4) Learning, maksunya siswa belajar matematika harus dengan pemahaman, dengan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. (5) Assesment, maksunya assesmen harus mendorong pembelajaran dari pentingnya matematika dan menyiapkan informasi yang bermanfaat bagi guru dan siswa. (6) Technology, teknologi diperlukan dalam pengajaran dan pembelajaran matematika, itu mempengaruhi dalam hal mengajar matematika dan mempertinggi pembelajaran siswa. Di lain sisi, ada empat standar pengajaran dan pengajaran matematika menurut standar NCTM (2000) antara lain: pemahaman konsep, pemecahan masalah, komunikasi, dan penalaran. Dalam pelaksanaannya di kelas, guru belum melakukan hal-hal yang di paparkan di atas. Hal tersebutlah yang memungkinkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Jika ditinjau dari segi yang luas, banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Akan tetapi, jika dilihat dari kegiatan belajar mengajar keseharian, rendahnya hasil belajar matematika dapat disebabkan oleh faktor kemampuan guru dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang kurang tepat, misalnya proses pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru sementara siswa lebih cenderung pasif. Akibatnya siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematikanya. Sebagai contoh misalnya guru masih menggunakan metode mengajar yang bersifat mekanisitik, jarang memberikan masalah yang tidak rutin, dan lebih menekankan pada drill (Marpaung, 2003). Dalam pembelajaran matematika, setelah mengajarkan materi, guru selalu memberikan soal-soal kepada siswa. Soal-soal yang diberikan tersebut berupa soal-soal rutin atau soal-soal tidak rutin. Bagaimanapun tingkat kesulitan soal yang diberikan, guru perlu memberikan petunjuk agar siswa dapat menyelesaikan soal. 96

Kenyataan di lapangan, penekanan proses pembelajaran di sekolah terlalu banyak ditekankan pada aspek doing tetapi kurang menekankan pada aspek thinking. Apa yang diajarkan di ruang kelas lebih banyak berkaitan dengan masalah keterampilan manipulatif atau berkaitan dengan bagaimana mengerjakan sesuatu tetapi kurang berkaitan dengan mengapa demikian dan apa implikasinya. Dengan kata lain basis pemahaman dalam belajar hanya berupa hafalan saja, bukannya penalaran, pemecahan masalah atau kemampuan berpikir sebagai basis pemahaman, sehingga menghambat perkembangan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Oleh sebab itu pembelajaran pemecahan masalah perlu dilakukan oleh guru dalam pembelajaran matematika, karena pemecahan masalah merupakan aktivitas yang penting berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah akan memberikan sejumlah pengalaman baru kepada siswa dalam memahami materi matematika secara khususnya maupun bidang studi lain secara globalnya. Barisan dan deret merupakan salah satu materi yang terdapat dalam pelajaran matematika. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak persoalan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kaidah barisan maupun deret, misalnya perhitungan bunga bank, perhitungan kenaikan produksi, dan laba suatu usaha. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut bisa menggunakan penyelesaian seperti penyelesaian pada materi barisan dan deret. Pembelajaran matematika menggunakan strategi heuristik adalah pembelajaran matematika yang menitikberatkan pada aktivitas belajar, membantu dan membimbing peserta didik jika menemui kesulitan dan membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya. Pembelajaran matematika menggunakan strategi heuristik merupakan pembelajaran berpaham sistematis, yang menjadikan konflik kognitif sebagai titik awal proses belajar yang diatasi dengan regulasi pribadi (self regulation) tiap siswa untuk kemudian siswa tersebut membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan, artinya bagaimana guru membantu dan mengarahkan kepada siswa untuk berpikir dan mampu menyelesaikan masalah secara integratif. Kemudian akan dikombinasikan sebuah pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan metakognitif dan pendekatan investigasi, karena kedua pendekatan pembelajaran tersebut menekankan pada keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah memposisikan sektor pendidikan sebagai alat utama dalam pembangunan. Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang mempelajari peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, 97

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol. 3, No. 1, Juni 2014 karena matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia (BSNP, 2006). Matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan. Tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan mendapat kemajuan yang berarti. Dengan demikian matematika memegang peranan penting bagi berlangsungnya perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban dunia. Oleh karena itu, dalam rangka pelaksanaan pengajaran matematika diperlukan pembuatan rencana atau persiapan agar proses pembelajaran dapat lebih efektif, efesien, dan terarah. Efektif dalam proses dan pencapaian hasil belajar, efisien dalam penggunaan waktu, dan tenaga serta terarah pada pencapaiannya tujuan yang telah diterapkan. Dengan mempelajari matematika di sekolah diharapkan siswa (NCTM dalam Imam, 2011): (1) mereka belajar untuk menghargai matematika (they learn to value mathematics), (2) mereka menjadi percaya diri dengan kemampuannya dalam mengerjakan matematika (they become confident in their ability to do mathematics), (3) mereka menjadi pemecah masalah matematika (they become mathematical problem solvers), (4) mereka belajar untuk berkomunikasi secara matematika (they learn to communicate mathematically), dan (5) mereka belajar untuk bernalar atau beralasan secara matematika (they learn to reason mathematically). METODE Penelitian ini dilaksanakan pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Pontianak. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasy eksperimental (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian yaitu randomized control-group pretest-postest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XII IPA MAN 2 Pontianak. Sampling dilakukan menggunakan teknik cluster random sampling dengan satu kelas terpilih sebagai sampel yang diberikan treatment melalui strategi heuristik dan satu kelas terpilih sebagai sampel yang diberikan treatmen melalui pembelajaran konvensional. Metode pengumpulan data penelitian meliputi metode dokumentasi dan tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data kemampuan awal siswa, sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah siswa dalam materi barisan dan deret. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan treatment kepada kelas kontrol dan eksperimen, terlebih dahulu siswa diberikan pretest (gambar 1a). Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa 98

sebelum diberikan perlakuan (kemampuan awal siswa) sebagai parameter uji keseimbangan kedua kelas tersebut. Karena kedua kelas tersebut dalam keadaan seimbang yang berarti ratarata kemampuan awal kedua kelas sama, maka kedua kelas layak untuk diberikan perlakuan (Gambar 1b). Pada kelas XII A IPA sebagai kelas eksperimen, materi barisan dan deret diajarkan menggunakan pemecahan masalah dengan strategi heuristik. Sedangkan pada kelas XII B IPA sebagai kelas kontrol, materi barisan dan deret diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran pemecahan masalah dengan strategi heuristik yang dilakukan pada kelas eksperimen melalui empat langkah dalam proses menyelesaikan masalah (soal), yaitu: Analysis, Planning, Computation, dan Looking back. Pada langkah pertama (Analysis) yaitu untuk memperoleh gambaran lengkap dari apa yang diketahui dan dari apa yang dipermasalahkan, langkah kedua (Planning) yaitu untuk mengubah pemasalahan menjadi sebuah masalah atau soal yang penyelesaiannya secara prinsip dapat diketahui, langkah ketiga (Computation) yaitu untuk merealisasikan rencana pemecahan yang dituliskan dengan jelas dalam bentuk pengejaan dan hasil, langkah keempat (Looking back) untuk memeriksa apakah masalah sudah diselesaikan dengan tuntas, atau memeriksa apakah penyelesaian sudah atau belum layak sebagai jawaban pertanyaan atau penyelesaian masalah. Gambar 1a. Pelaksanaan Tes Gambar 1b. Pelaksanaan Treatment Setelah diberikan pembelajaran menggunakan metode yang berbeda, maka kedua kelas diberikan post-test di akhir pertemuan. Tujuannya adalah ingin melihat sejauh mana efek yang ditimbulkan dari pembelajaran yang telah disampaikan. Berikut disajikan deskripsi data kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas eksperimen dan kelas pembanding (kontrol). 99

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol. 3, No. 1, Juni 2014 Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Pretest Postest Kelompok Sd Sd Eksperiment 16, 8 5,5 35 4,4 Kontrol 15, 1 5,8 26, 1 5,9 Hasil uji prasyarat diperoleh simpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Hasil uji keseimbangan menggunakan uji-t terhadap data kemampuan awal matematika peserta didik diperoleh simpulan bahwa populasi mempunyai kemampuan awal matematika yang seimbang. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Selanjutnya data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah hasil tes akhir (post-test) kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada materi pokok barisan dan deret. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis berkenaan dengan pengujian normalitas dan pengujian homogenitas. Adapun hasil uji prasyarat diperoleh simpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal dan mempunyai variansi yang homogen. Oleh sebab itu pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji U-Mann Whitney test. Gambar 1. Hasil perhitungan Z hitung dan Z tabel Berdasarkan perhitungan yang dilakukan melalui U-Mann Whitney test diperoleh hasil bahwa Z hitung sebesar 4,81 dan Z tabel sebesar 1,64. Berdasarkan kriteria keputusan uji pihak kanan (satu sisi), bahwasanya Z hitung merupakan elemen daerah kritis (Z hitung > Z tabel ) yaitu 4,81 > 1,64, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak. Artinya bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diberikan menggunakan strategi heuristik lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diberikan dengan pembelajaran biasa (konvensional). 100

Gambar 2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Setelah diberikannya Treatment Pembelajaran matematika menggunakan strategi heuristik dapat memberikan kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik dari pada pembelajaran biasa (konvensional). Dengan mengacu kepada landasan teori, maka dapat dilihat bahwa pembelajaran strategi heuristik adalah pembelajaran yang berupaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pembelajaran dengan strategi heuristik menekankan pada pembentukan pengetahuan dan keterampilan oleh siswa melalui langkahlangkah yang sistematis (analysis, planning, computation, and looking back) sehingga potensi siswa yang salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis dan kreatif akan mampu dioptimalkan oleh guru kepada peserta didik. Sedangkan pada pembelajaran biasa (konvensional) lebih cenderung hanya memusatkan pada pembelajaran oleh guru (teacher centered). Sehingga hal tersebut menjadi pemicu adanya perbedaan hail belajar siswa yang disebabkan oleh proses pembelajaran yang dibangun dan diberikan ( heuristik = 35 > konvensional = 26,1). Kenyataan ini menegaskan, karena dalam pembelajaran matematika menggunakan strategi heuristik, paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru telah bergeser pada pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mengkonstruksi dan merekonstruksi pengetahuannya sendiri. Sehingga siswa lebih tertantang untuk dapat menciptakan medan strategi belajarnya masing-masing. Ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan Yeni Suzana (2003) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran menggunakan strategi heuristik dapat meningkatkan aktivitas siswa, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat belajar secara mandiri dan meningkatkan kecenderungan pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa (student centered). Hal tersebut juga selaras dengan pendapat Sukirman, dkk (2007:10-14) bahwa heuristik merupakan salah satu prosedur pemecahan masalah yang baik. Setelah perlakuan selesai 101

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol. 3, No. 1, Juni 2014 diberikan kepada kelas eksperimen, maka guru menyebarkan angket respon siswa. Angket ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi heuristik. Dari hasil jawaban siswa pada angket, diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi heuristik adalah baik (diatas 66,68 %), karena siswa yang merasa senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan strategi heuristik sebesar 100%, siswa yang merasa bertambah minatnya selama mengikuti pembelajaran dengan strategi heuristik sebesar 100%, siswa yang merasa bertambah pemahamannya selama mengikuti pembelajaran dengan strategi heuristik sebesar 100%, siswa yang setuju jika semua pokok bahasan diajarkan menggunakan pembelajaran strategi heuristik sebesar 92,6%, dan siswa yang setuju jika jika materi pelajaran matematika diajarkan menggunakan pembelajaran strategi heuristik sebesar 81,5%. SIMPULAN Berdasarkan analisis data menggunakan uji bivariate formula U-mann whitney test, diperoleh simpulan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diimplementasikan strategi Heuristik dalam materi barisan dan deret lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan strategi Heuristik lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional pada siswa kelas XII-IPA Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak, dan diakomodir dengan kategori baiknya respon siswa. DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Imam Sujadi. 2011. Implementasi Matematika Terhadap Perkembangan Intelektual Peserta Didik. Sumbawa: Disampaikan Dalam Seminar Nasional Matematika di STKIP Hamzanwadi Selong. Marpaung, Y. 2003. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Makalah Seminar Nasional Komperda Himpunan Matematika Indonesia Wilayah Jawa Tengah dan DIY. Surakarta. NCTM. 2000. Principles and Standard for School Mathematics. Resto, Virginia: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc. Sukirman, dkk. 2007. Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. 102

Suzana, Yeni. 2003. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa SMU melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif. Bandung: Tesis PPS UPI [tidak dipublikasikan] 103