Earning Per Share adalah Rasio antara pendapatan setelah pajak dengan. jumlah saham yang beredar (Sawidji Widiatmojo, 2005:97).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh dividen per share (DPS), earning per share

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi pasar modal semakin banyak mendapat perhatian,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Baridwan (2004) earning per share adalah jumlah pendapatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

0BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal, ada kegiatan terpenting yang perlu dilakukan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi harga saham.

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT. Timah Tbk. a Saha m

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Secara umum fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kesadaran penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua fungsi yang sangat penting dalam suatu negara yaitu fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan merupakan hambatan yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan (Nurrohman, 2013). Menurut teori sinyal, informasi yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal. Salah satu instrumen di pasar modal yang paling

BAB I PENDAHULIAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin tingginya volume perdagangan saham. Hal ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. ketika berinvestasi, para investor akan melihat apakah perusahaan yang akan ia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization (SRO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menarik para investor untuk melakukan investasi. Bagi para investor untuk UKDW

BAB II KAJIAN TEORI. penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang. berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan di era globalisasi. Karena itu, perusahaan harus

Transkripsi:

2.2. Kerangka Pemikiran Earning Per Share adalah Rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar (Sawidji Widiatmojo, 2005:97). Earning Per Share (EPS) sebagai ukuran profitabilitas perusahaan yang menjadi dasar penetapan tujuan perusahaan dan juga sebagai dasar pertimbangan calon investor dalam mengambil keputusan, memiliki banyak faktor yang mempengaruhinya. Indikator dari Earning Per Share dapat di hitung dengan menggunakan Laba bersih setelah pajak dibagi oleh Jumlah saham yang beredar. Laba bersih adalah selisih antara pendapatan dengan beban perusahaan baik operasional dan non operasional. Jumlah saham beredar adalah jumlah saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam dan investasi publik umum. Apabila perusahaan mempunyai banyak aliran kas bebas, maka perusahaan cenderung untuk meningkatkan penggunaan uang kas untuk keuntungan perusahaan atau dengan kata lain perusahaan lebih memilih untuk melakukan investasi yang mempunyai nilai positif. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik pada Earning Per Share (EPS) karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek perusahaan di masa depan. Penelitian yang di lakukan Mita Maryati (2012) dan Nela Noviasari (2012), menunjukkan bahwa secara parsial variabel earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham dan dividen per share (DPS) sangat berpengaruh positif dan secara parsial terhadap harga saham. Begitupun menurut hasil penelitian Siti Marfuatun dan Iin Indarti (2012),hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara earning per share terhadap harga 18

19 saham. Hal ini dikarenakan earning per share menunjukkan laba yang dihasilkan oleh masing masing saham yang beredar. Dividen Per Share merupakan Total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Tjiptono dan Hendy, 2001:130). Perusahaan yang mampu memberikan dividen yang besar, harga saham juga akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang terus menerus tidak membagikan dividennya maka harga saham juga akan menurun. Indikator yang digunakan untuk mengukur dividen per share adalah dividen tunai dan Jumlah saham beredar. Dividen tunai merupakan salah satu pembagian dividen yang paling sering dilakukan oleh perusahaan. Bagi perusahan yang membayar dividen tentu akan mengurangi laba ditahan dan kas. Jumlah saham beredar adalah jumlah saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang dimiliki oleh orang dalam dan investasi publik umum. Dividen tunai menentukan penempatan laba yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan menginvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Nilai dividen yang diukur berdasarkan DPS juga bermanfaatkan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Menurut Jogiyanto (2008:143) harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa yang akan datang. Jika harga saham suatu perusahaan mengalami kenaikan

20 maka calon investor akan menilai bahwa suatu emiten tersebut dapat mengelola perusahaan dengan baik sehingga akan menimbulkan kepercayaan calon investor untuk menanamkan modalnya pada emiten tersebut semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu emiten maka harga emiten tersebut meningkat. Berkaitan dengan pengaruh Earning Per Share terhadap Dividen Per Share dengan penelitian yang didukung oleh Syamsuddin (2007) bahwa pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham sangat tertarik akan earning per share karena hal ini menggambarkan laba bersih perusahaan untuk setiap lembar saham dan dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan maka laba bersih tentu saja akan mempengaruhi besarnya dividen. Teori ini didukung dengan hasil kajian empirik dari Setiawati (2012) menyebutkan earning per share berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap dividend per share, karena apabila Earning Per Share tinggi maka dalam pembagian dividen pun akan tinggi karena dengan laba yang di dapatkannya besar, sehingga perusahaan dapat membagikan dividen nya kepada para investor,dan apabila Earning Per Share turun maka dividen juga akan turun bahkan perusahaan pun tidak dapat membagikan laba nya kepada para investor karena laba yang di peroleh nya sedikit. Berkaitan dengan pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap harga saham dikemukakan oleh Menurut Eduardus Tandelilin (2010:232), mengungkapkan Variabel keuangan yang dapat dijadikan sebagai komponen utama dalam analisis fundamental adalah Earning per Share (EPS), karena terdapat hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham. Karena Earning Per Share

21 yang besar menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bersih yang besar dari setiap lembar sahamnya. Peningkatan EPS berarti juga peningkatan taraf kemakmuran investor, hal ini mendorong investor untuk menambah modal yang ditanamkan. Menurut Darmaji dan Hendi (2001 :149) menyatakan : Makin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham, maka harga saham cenderung naik. Dividen Per Share merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, seperti yang dikemukakan oleh Ridwan S dan Inge (2003 :391 ), jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen akan menjadi rendah atau tidak ada. Karena dividen merupakan indikator kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin bisa berdampak buruk terhadap harga saham. Penurunan dividen akan menurunkan nilai pasar saham dan kondisi yang sebaliknya kenaikan dividen akan meningkatkan nilai pasar saham. Dividen Per Share menggambarkan besarnya jumlah pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan kepada pemegang saham biasa. Semakin tinggi Dividen Per Share menunjukan semakin tinggi jumlah rupiah per lembar saham yang diterima oleh para pemegang saham. Adapun hubungan Earning Per Share dengan Dividen Per Share Menurut hasil penelitian Zulkifli Usman (2009) Angka yang ditunjukkan dari Earning Per Share inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa Earning Per Share mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya Dividen Per Share

22 dan tingkat harga saham dikemudian hari, serta Earning Per Share juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijakan pembayaran dividen. Peningkatan maupun penurunan Earning Per Share merupakan tolak ukur dari pergerakan dividen. Penetapan dividen yang diperoleh mengharuskan pihak perusahaan mengikuti perkembangan dari laba per lembar saham (Earning Per Share). Mengamati penelitian di atas, terdapat pengaruh antara Earning per share dengan Dividen Per Share. Perusahaan akan memiliki dividen yang besar apabila mampu menghasilkan Earning Per Share yang tinggi. Selain itu, dengan Earning per share yang semakin meningkat akan menarik investor untuk berinvestasi. Earning per share yang semakin meningkat, akan memberikan gambaran besarnya jumlah dividen yang akan diperoleh dari setiap saham yang dimiliki. Hubungan Earning Per share dengan harga saham Menurut Tandelilin (2001) bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa mendatang. Dengan itu terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan earning per share dan perubahan saham. Apabila EPS tinggi, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, karena investor percaya bahwa nilai suatu saham akan bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setiap lembar saham. Apabila EPS yang dihasilkan sesuai dengan harapan investor, maka keinginan investor untuk menanamkan modalnya juga meningkat dan akan meningkatkan harga saham seiring dengan tingginya permintaan akan saham.

23 Hubungan Dividen per share dengan harga saham. Signalling theory menyebutkan bahwa ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Tetapi ada argumen lain yang menyebutkan bahwa dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan/penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan dengan meningkat/menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini dikenal dengan teori signal atau isi informasi dari dividen. (Information Content of Dividend). Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.. Menurut Halim (2005) Pengaruh penurunan besarnya dividen yang dibayar dapat menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena dividen merupakan tanda tersedianya laba perusahaan dan besarnya dividen yang dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan masa mendatang. Dengan anggapan tersebut, harga saham menjadi turun, karena banyak pemegang saham akan menjual sahamnya Sesuai dengan konsep dan teori di atas, Harga saham dapat dipengaruhi diantaranya Earning Per Share dan Dividen Per Share Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mita Maryati (2012), Fica Marcellyna (2012), Volanda Azis Saleh (2012), Nurmala (2001), Gede Priana (2009), Anggun Amelia Babar (2010), Sumiati (2007), Nela Noviasari (2012), hasil penelitian Siti Marfuatun dan Iin Indarti (2012), hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara earning per share terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan earning per share menunjukkan laba yang dihasilkan oleh masing masing saham yang beredar. Dan dapat disimpulkan juga bahwa Earning Per Share (EPS) alat ukur

24 yang paling sering digunakan oleh perusahaan untuk dapat mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Semakin tinggi EPS, permintaan terhadap harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya permintaan, akan menjadikan harga saham semakin tinggi dan Dividen Per Share yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik saham dari keuntungan dari setiap lembar saham dengan semakin tinggi Dividen Per Share, maka permintaan atau minat terhadap saham akan meningkat. Jika permintaan meningkat, harga saham juga akan meningkat, Bambang (1995:269). Semakin tinggi Earning Per Share dan Dividen Per Share yang dihasilkan perusahaan, maka akan mengakibatkan semakin tinggi harapan investor untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Hal tersebut membuat permintan terhadap saham semakin besar dan akan menjadikan naiknya harga saham. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: Harga saham (Y) dipengaruhi oleh Earning Per Share (X1), Dividen Per Share (X2). Secara Sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:

25 Earning Per Share (EPS) (X 1 ) Indikatornya: - Laba Bersih - Jumlah Saham Beredar Harga Saham (Y) Indikatornya: Harga Saham Penutupan (Closing Price) Dividend Per Share (DPS) (X 2 ) Indikatornya: - Dividend Tunai - Jumlah Saham Beredar Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.3. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 2. Earning Per Share (EPS) secara parsial signifikan berpengaruh terhadap harga saham 3. Dividen Per Share (DPS) secara parsial siginifikan berpengaruh terhadap harga saham