BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yaitu metode yang menggambarkan hasil penelitian apa adanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Refleksi Kehidupan Masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina belum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak sekadar merealisasikan kata-kata, melainkan dengan sendirinya kata-kata itu mengandung

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dinamika kesusastraan, prosa fiksi merupakan salah satu sastra yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya sastra merupakan suatu gambaran dari kehidupan nyata. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

PENDAHULUAN. karya cipta manusia karya sastra itu harus mengekspresikan nilai nilai yang. memberikan hiburan bagi para pembacanya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Keindahan yang terdapat dalam sebuah karya sastra, merupakan hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra, merupakan cerminan dari pemikiran dan hati seorang pengarang. Cerminan hati dan pemikiran pengarang, tidak pernah lepas dari lingkungan sekitar dimana pengarang itu berada. Karena lingkungan banyak mempengaruhi timbulnya daya imajinasi utamanya bagi seorang pengarang karya sastra. Karya sastra adalah artefak, adalah benda mati, baru mempunyai makna dan menjadi objek estetik bila diberi arti oleh manusia, menurut Teew (dalam Pradopo, 2009: 106). Sebagai wujud yang indah, karya sastra berisi kreativitas manusia yang mencerminkan kehidupan suatu masyarakat. Permasalahan dalam karya sastra banyak mengangkat fenomena yang terjadi pada sebuah masyarakat. Oleh karena itu, sastra dapat dikatakan sebagai cerminan kehidupan sosial dalam masyarakat. Sastra lahir dari kenyataan yang terjadi di lingkungan sekitar pengarang. Akan tetapi penyampaian sebuah isi karya sastra tidak secara langsung atau tersurat, sehingga diperlukan suatu kegiatan membaca intensif agar dapat memahami isi karya sastra. Karya sastra sebagai cermin masyarakat pada suatu zaman bisa juga dianggap sebagai dokumen sosial budaya. Meskipun unsur-unsur imajinasi tidak bisa dilepaskan begitu saja, sebab tidak mungkin seorang pengarang dapat berimajinasi

2 jika tidak ada kenyataan yang melandasinya. Karya sastra juga bisa menjadi media untuk menyampaikan gagasan atau ide-ide penulis. Salah satu karya sastra yang tidak asing lagi di telinga pembaca adalah novel. Novel merupakan karya sastra fiksi prosa yang naratif. Novel lebih banyak mengisahkan kehidupan manusia dengan benda yang ada di sekitarnya. Pengarang menciptakan novel untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Nilai-nilai hidup yang diperolehnya, ditulis dalam bentuk karya sastra. Setiap pengarang, tentunya ingin menyampaikan pesan yang berbeda. Pesan-pesan tersebut dituangkan ke dalam karya sastra untuk diekspresikan kepada pembaca. Jika kita ingin mengetahui pesan apa yang ingin disampaikan seorang pengarang, perlu adanya proses membaca dan memaknai isi yang terkandung dalam sebuah novel. Novel merupakan karya sastra yang menggambarkan kisah fiktif. Menurut Ian Watt (dalam Tuloli, 2000 : 17) novel adalah suatu ragam sastra yang memberikan gambaran pengalaman manusia, kebudayaan manusia yang disusun berdasarkan peristiwa, tingkah laku tokoh, waktu dan plot, suasana dan latar. Pengalaman individual turut berpengaruh, namun harus diingat bahwa logika sebuah novel adalah sebagai sarana budaya yang tergambar. Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, sesuatu yang menyeluruh yang bersifat artistik menurut Nurgiyantoro (2010: 22). Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki unsur-unsur yang saling mengisi satu sama lain. Unsur-unsur novel dikenal dengan unsur pembangun cerita yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra berasal dari dalam karya sastra itu

3 sendiri.unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung berpengaruh dalam karya sastra. Menurut Redaksi PM (2012 : 8) bahwa, tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur luar karya sastra, dibutuhkan bantuan dari ilmu-ilmu lain seperti sosiologi, psikologi, postkolonial, dan lain-lain. Refleksi kehidupan masyarakat dapat dilihat dalam sebuah novel. Bagaimana pengarang menggambarkan kehidupan masyarakat yang dibingkai dalam cerita yang menarik. Penggambaran masyarakat dalam sebuah novel dapat memudahkan pembaca mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan suatu masyarakat. Meskipun berwujud refleksi, novel juga telah diwarnai dengan imajinasi yang telah dikreasikan oleh pengarang. Pada sebuah novel banyak hal yang dapat dipelajari. Baik berupa nilai-nilai kehidupan maupun bersifat informasi yang perlu diketahui. Lewat karyanya, pengarang mengajak pembaca untuk belajar banyak hal menyangkut kehidupan. Bagaimana pembaca bisa melihat gambaran kehidupan masyarakat fiktif yang juga di dalamnya mengandung fakta. Namun sebagian besar pembaca novel bukan karena ingin memperoleh informasi. Melainkan hanya mengisi waktu yang kosong atau hanya melihat aspek keindahan kata-kata dalam sebuah novel. Mereka tidak menyadari betapa banyak hal bisa dipelajari dalam sebuah novel yang dibaca.

4 Jika disadari betapa pentingnya nilai-nilai maupun informasi dalam sebuah novel, tentu kita dapat membaca dengan benar. Sehingga pesan yang ada di dalam sebuah novel dapat kita serap dengan baik. Tidak hanya diserap melainkan dapat kita jadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal ini kita terapkan, membaca novel tidak hanya menjadi sesuatu menyenangkan. Tetapi membaca novel juga memiliki berbagai manfaat. Novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy menggambarkan kehidupan masyarakat Palestina dalam kondisi terjajah oleh negara Israel. Bagaimana pengarang menggambarkan kehidupan masyarakat Palestina yang begitu mengharukan. Bagaimana kehidupan tetap dijalani dengan cinta, persahabatan, meskipun dalam kondisi perang. Perang, kekerasan dan ketakutan menjadi teman dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dibalik semua itu tersimpan persaudaraan, cinta, dan persahabatan. Sekelompok remaja Palestina memutuskan untuk hidup dan bertahan di masa sulit. Masa berkobarnya balas dendam, bom bunuh diri dan pengusiran. Meskipun demikian, mereka berusaha menjalani kehidupan yang normal, penuh solidaritas, dan keceriaan. Padahal setiap hari bisa saja menjadi hari terakhir bagi siapa saja. Satusatunya senjata untuk bertahan adalah jiwa yang tegar dan keinginan untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy dapat menyadarkan pembaca betapa kondisi masyarakat yang disajikan dalam cerita sangatlah memprihatinkan. Hari-hari yang menakutkan dan rasa tidak aman menghantui setiap jiwa masyarakat.

5 Di sisi lain, sekelompok remaja menjalani kehidupan dengan begitu luar biasa. Walau terkadanng timbul perselisihan, para remaja Palestina tetap menyadari betapa pentingnya persatuan mereka. Setiap waktu mereka gunakan untuk berbagi kasih, motivasi, serta cinta. Semangat yang membara membuat para remaja Palestina mampu bertahan melewati hari-hari yang sulit. Melihat kondisi masyarakat Palestina dalam novel, peneliti tertatik mengkaji lebih dalam lagi refleksi kehidupan masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan untuk mempermudah peneliti mengetahui masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam sebuah penelitian. Berikut merupakan identifikasi masalah yang ditemukan dalam novel Sognandi Palestina. 1. Semua orang Palestina kehilangan keluarga mereka masing-masing 2. Penyerangan Israel yang menghancurkan rumah-rumah orang Palestina 3. Cinta yang tumbuh walau dalam kondisi perang 4. Peperangan yang terjadi mengambil banyak nyawa yang tidak berdosa 5. Kehidupan masyarakat Palestina yang diliputi dengan kehancuran 6. Penderitaan batin dan kebencian masyarakat Palestina terhadap tentara Israel. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah perlu dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam memecahkan sebuah masalah. Agar tidak melebar, masalah penelitian perlu dibatasi.

6 Sebab, jika tidak dibatasi, masalah tersebut mungkin tidak sesuai dengan kemampuan penulis, baik dari segi pengetahuan, ekonomi, maupun waktu. Selain itu, hasilnya akan dangkal sehingga tidak memenuhi salah satu syarat karya ilmiah yakni bernas, menurut Jauhari(2010: 27). Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek refleksi Kehidupan Masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina Karya Randa Ghazy. I.4 Rumusan Masalah Merumuskan masalah penelitian sangat penting dan mempermudah peneliti dalam melakukan sebuah penelitian. Perumusan permasalahan yang baik harus diberi konteks sebelum masalah dipaparkan dan alasan penelitian dikemukakan, menurut Indriyati(2008: 4). Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kondisi pergaulan masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy? 2. Bagaimanakah bentuk refleksi percintaan masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy? 3. Bagaimanakah pelanggaran hak-hak yang ditimbulkan dari peristiwa yang terjadi dalam novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy? 1.5 Definisi Operasional Refleksi merupakan sebuah penggambaran. Penggambaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cerminan kehidupan masyarakat yang ada dalam karya sastra diuraikan dengan melakukan pengkajian. Refleksi yang dimaksudkan dalam

7 penelitian ini adalah bagaimana peneliti mengkaji gambaran kehidupan Masyarakat Palestina yang dilihat dari kondisi-kondisi yang terdapat di dalam novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy. Kehidupan masyarakat Palestina yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kehidupan masyarakat Palestina yang tergambar secara langsung maupun tidak langsung di dalam novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy. Novel merupakan karya sastra yang berbentuk prosa. Novel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah novel Sognando Palestina yang artinya Impian Palestina karya Randa Ghazy. lewat novel, pengarang menyelipkan impian-impian masyarakat Palestina yang begitu mengharukan. Peneliti ingin melihat bagaimanakah Refleksi kehidupan masyarakat Palestina dalam novel. Teori sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah manusia. karena sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depannya, berdasarkan imajinasi, perasaan, dan intuisi, menurut Endraswara (2003: 79). Sosiologi sastra adalah teori yang mengakaji hubungan yang ada antara karya sastra dengan masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penggunaan teori sosiologi sastra untuk membedah novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy. Sehingga hakikat refleksi dapat terungkap dengan jelas. 1.6 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian biasanya untuk mengetahui sebuah atau sejumlah fenomena tertentu, menurut Jauhari(2010: 28). Berdasarkan permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini, memiliki tujuan sebagai berikut.

8 a) Tujuan Umum Adapun tujuan umum yang ingin dicapai oleh peneliti yakni mengungkapkan refleksi kehidupan masyarakat palestina dalam novel Sognando Palestina karya Randa Ghazy. b) Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang ingin peneliti capai melalui penelitian ini yakni : 1. Mendeskripsikan kondisi Pergaulan Masyarakat Palestina dalam novel sognando palestina karya Randa Ghazy 2. Mendeskripsikan bentuk refleksi percintaan masyarakat Palestina dalam novel sognando palestina karya Randa Ghazy 3. Mendeskripsikan pelanggaran hak-hak yang ditimbulkan dari peristiwa yang terjadi dalam novel sognando palestina karya Randa Ghazy. 1.7 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam kajian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, yakni sebagai berikut: a) Untuk peneliti, dapat menambah khazanah pengetahuan serta melatih kemampuan dalam mengkaji masalah-masalah yang terdapat dalam karya sastra. b) Masyarakat/Pembaca, dapat mengetahui gambaran kehidupan masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina. c) Masyarakat/Lembaga Pendidikan, dapat menjadi referensi dalam penelitianpenelitian sosiologi sastra berikutnya.