LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Laporan Praktikum Kimia Analitik II. Koefisien Distribusi Iod

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI. Indah Desi Permana Sari

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II. PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Selasa, 22 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha KELOMPOK 4

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DIAGRAM TERNER (SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN)

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

KELOMPOK 6 ( ENAM ) ADHI PERMANA ANASTASIA EVIRA EVANPHILO IBIE NORISA JUMALA RHOPI KLAWA

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Percobaan 6 DISTRIBUSI ZAT TERLARUT ANTARA DUA JENIS PELARUT YANG BERCAMPUR. Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN III KESETIMBANGAN REAKSI DAN ASAS LE CHATELIER

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

Sistem tiga komponen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

Laporan Praktikum Kimia Kesetimbangan

SMAN 1 MATAULI PANDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI. : Ricky Iqbal Syahrudin.

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

ENERGI KESETIMBANGAN FASA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Metodologi Penelitian

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU

KESETIMBANGAN. titik setimbang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Jason Mandela's Lab Report

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

BAB III METODE PENELITIAN

Tetapan Ionisasi Asam 03 Desember 2014 Wiji Dwi Utami Abstrak

No Indikator Soal Valid

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER FENOL AIR

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN NAMA SYABATINI : ANNISA NIM : J1B107032 HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : SENIN / 30 MARET 2009 HARI / TANGGAL DIKUMPUL : SENIN / 6 APRIL 2009 HARI / TANGGAL ACC : KELOMPOK : 5 ASISTEN : EKA PURNAMAWATI PROGRAM STUDI S1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2009 PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN 1. I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengkaji kesetimbangan homogen dalam pelarut air dan menunjukkan validitas hukum aksi massa. 1. II. PRINSIP PERCOBAAN

Pada temperatur, tekanan dan konsentrasi tertentu yaitu saat reaksi tersebut energinya sama antara produk dan reaktan maka hubungan konsentrasi dan hasil reaksi tetap, pada saat ini reaksi dikatakan setimbang. Jika reaksi ada pada suhu, tekanan, dan konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi sama. Hubungan antara reaksi, yaitu pereaksi dan hasil kali reaksi tetap. Tetapi banyak reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna yaitu berhenti pada satu titik dengan meninggalkan zatzat sisa yang tidak bereaksi. III. TINJAUAN PUSTAKA Suatu reaksi kimia dapat berlangsung secara sempurna jika terjadi suatu kesetimbangan dari reaksi tersebut. Kesetimbangan dibagi menjadi dua macam, yaitu keseimbangan homogen dan keseimbangan heterogen. Homogen bila terdapat hanya satu fase, sedangkan heterogen bila terdapat lebih dari satu fase. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi kekiri. Kesetimbangan merupakan kesetimbangan dinamis, bukan statis. Kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi, tekanan, volum dan temperatur. Dalam hal ini kondisi reaksi menentukan hasil reaksi kesetimbangan dalam industri (Keenan, 1989). Kecepatan reaksi kimia pada suhu konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, di mana terdapat reaktan dan produk, tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadangkadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan reaksi yang sempurna. GN Lewis memperkenalkan besaran termodinamika baru yaitu keaktifan yang bisa dipakai sebagai ganti konsentrasi. Sangat memudahkan jika keaktifan dianggap sebagai perkalian antara konsentrasi zat yang dimaksud dengan suatu koefisien keaktifan. Dengan persamaan sebagai berikut: K = a = keaktifan f = koefisien keaktifan (Syukri, 1999). Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan apabila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu temperatur konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Dalam kesetimbangan kimia, jika tekanan diperbesar sama dengan volume diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisienkoefisien gas yang lebih kecil, dan jika tekanan diperkecil sama dengan volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisienkoefisien gas yang lebih besar (Atkins, 1997). Dalam suatu kesetimbangan suatu larutan, maka apabila jumlah koefisien di sebelah kiri sama dengan jumlah koefisien di sebelah kanan, faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dan jika suhu dinaikkan maka kesetimbangan

bergeser ke arah yang endotermis dan jika diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang eksotermis (dalil Van t Hoff). Air dan karbon tetraklorida (CCl 4 ) memiliki perbedaan kepolaran dalam suatu kelarutan, dalam hal ini air merupakan pelarut polar sedangkan karbon tetraklorida merupakan pelarut non polar (Syukri, 1999). Apabila kedua pelarut yang berbeda kepolaran dalam kelarutan tersebut dicampurkan maka mereka tidak akan bisa bercampur. Diperlukannya suatu zat perantara untuk dapat membuat kedua pelarut yang berbeda kepolaran tersebut dapat bercampur. Dalam hal ini zat antara merupakan suatu zat yang dapat bercampur dalam keadaan polar apabila dilarutkan dalam suatu pelarut polar dan juga dapat bercampur apabila dilarutkan dalam pelarut non polar (Keenan, 1989). IV. METODOLOGI PERCOBAAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat Alatalat yang digunakan adalah 3 labu erlenmeyer 500 ml, gelas piala, pipet volume 5 ml; 10 ml; 25 ml, buret 50 ml, statif, propipet, corong pisah, gelas ukur, erlenmeyer dan pipet tetes. 4.1.2 Bahan Bahanbahan yang digunakan adalah larutan I 2 0,08 M dalam CCl 4, larutan I 2 0,06 M dalam CCl 4, larutan I 2 0,04 M dalam CCl 4, larutan I 2 0,02 M dalam CCl 4, larutan I 2 0,01 M dalam CCl 4, larutan KI 0,1 M, larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 M, larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 M, indikator amilum dan akuades. 4.1 PROSEDUR KERJA 4.1.1 Membuat larutan I 2 dalam CCl 4 dengan konsentrasi 0,08 M; Menyentimbangkan 0,1 M KI 20 ml dengan 0,08 M larutan I 2 dalam CCl 4 20 ml dan menempatkan dalam termostat sehingga tercapai kesetimbangan. 4.1.2 Mengambil lapisan air dari corong pisah dan memasukkan ke dalam erlenmeyer. 4.1.3 Menambahkan sebanyak 1 tetes indikator kanji dan kemudian mentitrasi dengan menggunakan 0,1 M larutan Na 2 S 2 O 3. 4.1.4 Mencatat volume yang dibutuhkan untuk titrasi yakni sampai penghilangan warna ungu kebiruan menjadi jernih. 4.1.5 Melakukan hal yang sama untuk larutan I 2 dalam CCl 4 dengan konsentrasi 0,08 M; 0,06 M; 0,04 M; 0,02 M dan 0,01 M.

1. V. HASIL DAN PEMBAHASAN No. [I 2 ] V KI V V Na V I 2 dalam CCl 2 S 2 O 3 4 pengenceran (ml) (M) (0,1 M) (ml) (ml) Perubahan Warna 1. 0,08 M 24,8 25 34 5,6 Ungu kebiruan bening 2. 0,06 M 23,8 25 24 4,3 Ungu kebiruan bening 3. 0,04 M 24,8 25 16 2,9 Ungu kebiruan bening 4. 0,02 M 24 25 8 1,7 Ungu kebiruan bening 5. 0,01 M 23,12 25 4 0,8 Ungu kebiruan bening 5.1 HASIL 5.2 PERHITUNGAN Untuk Konsentrasi 0,08 M Contoh perhitungan Diketahui :V I 2 dalam CCl 4 = 24,8 ml M KI = 0,1 M M Na 2 S 2 O 3 untuk yang larut dalam air = 0,1 M M I 2 untuk yang larut dalam CCl 4 = 0,08 M V titrasi Na 2 S 2 O 3 0,1 M = 5,6 ml Kd = (1/85) ; sumber : Oxtoby, 2001 ; hal.340. Ditanyakan : Kc? Jawab : 1. Konsentrasi I 2 dalam CCl 4 (V.M) I 2 dalam CCl 4 = (V 1.M) Na 2 S 2 O 3 M I 2 dalam CCl 4 = 1. Konsentrasi I 2 dalam Air 1. Konsentrasi Iodium Total 1. Konsentrasi

1. Konsentrasi 6. Menghitung Kc Tabel Hasil Perhitungan [I 2 ] Campuran Larutan I 2 dalam I 2 dalam air CCl 4 (M) (M) (M) (M) (M) (M) 0,08 0,1 0,023 2,70 x 10 4 1,806 x 10 2 1,77 x 10 2 0,0823 795,14 0,06 0,1 0,018 2,11 x 10 4 1,804 x 10 2 1,06 x 10 2 0,0894 562,03 0,04 0,1 0,012 1,41 x 10 4 4,677 x 10 3 4,53 x 10 3 0,0954 336,80 0,02 0,1 0,007 8,23 x 10 5 1,417 x 10 3 1,33 x 10 3 0,0986 163,91 0,01 0,1 0,003 3,52 x 10 5 3,46 x 10 4 3,11 x 10 4 0,0996 88,50 1. VI. PEMBAHASAN Pada percobaan ini dikaji tentang penerapan hukum distribusi, dimana iodium yang digunakan dilarutkan dalam dua pelarut berbeda yang tak campur, yaitu pelarut organik CCl 4 dan air. Untuk menentukan konsentrasikonsentrasi spesi yang berada dalam kesetimbangan dilakukan melalui kesetimbangan heterogen iodium dalam dua pelarut tak campur, air dan CCl 4. Penentuan konsentrasi I 2 dan I 3 dalam larutan air dilakukan dengan menyetimbangan larutan KI dengan larutan I 2 dalam CCl 4. Setelah tercapai kesetimbangan, kedua larutan dipisahkan dan masingmasing dititrasi dengan natrium tiosulfat untuk menentukan kadar I 2. Campuran larutan I 2 dalam CCl 4 dengan larutan KI memberikan warna ungu pada larutan. Setelah didiamkan beberapa saat, ternyata larutan tersebut terpisah. Pada bagian atas berwarna kuning kemerahan sedangkan bawah berwarna ungu tua. Bagian yang berwarna kuning tersebut adalah iodium dalam air. Berdasarkan pengamatan yakni terpisahnya larutan tersebut, kemungkinan kesetimbangan iodium yang terdistribusi ke larutan CCl 4 telah tercapai. Untuk menentukan konstanta kesetimbangan, langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung konsentrasi iodium total, kemudian iodium dalam CCl 4, iodium dalam air, dan kadar I 3 dan I. Setelah semua konsentrasi spesi yang ada pada keadaan setimbang telah diketahui maka nilai konstanta kesetimbangan dapat ditentukan. Kesetimbangan yang terjadi jika iodium dilarutkan dalam air sebagai kalium iodida memiliki reaksi sebagai berikut : I 2 + I I 3 Setelah itu, larutan tersebut didiamkan sampai terlihat jelas perbedaan kedua lapisan tersebut. Lalu kemudian ditambahkan indikator amilum. Penambahan indikator ini T I 3 I Kc

bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi dengan perubahan warna yang menunjukkan titik akhir titrasi. Indikator ini akan mengikat I 2 yang lepas dari ikatannya dengan air ataupun dengan CCl 4. Masuknya I 2 ke dalam amilum akan menghasilkan warna biru gelap pada larutan yang dititrasi. Setelah itu kemudian kedua lapisan larutan tersebut dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat untuk konsentrasi yang berbeda untuk setiap lapisan tersebut untuk menentukan konsentrasi I 2. Untuk lapisan atas yang berupa lapisan CCl 4 dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,1 M. Lapisan CCl 4 berada dibagian atas karena lapisan ini lebih besar massa jenisnya daripada lapisan air. Titrasi ini dilakukan sampai terjadi perubahan warna pada larutan tersebut dari warna ungu kebiruan menjadi jernih. Waktu kesetimbangan adalah sangat penting, karena itu perlu dilakukan titrasi secepat mungkin setelah larutan tersebut diberi indikator amilum. Titrasi dengan natrium tiosulfat dimaksudkan untuk menentukan besarnya konsentrasi total (T) sebagai I 2 dan I 3. Hal ini terjadi karena reaksi antara I 2 dengan Na 2 S 2 O 3 yang menyebabkan berubahnya konsentrasi I 2 dalam reaksi segera disetimbangkan dari pembebasan iod baru dari iod trioksida, karena berdasarkan asas Le Chatelier, kesetimbangan kimia akan bergeser ke arah di mana konsentrasinya berkurang. Setelah dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 pada saat tercapai kesetimbangan warna larutan berubah menjadi bening, sesuai dengan reaksi Iodamilum + Na 2 S 2 O 3 2NaI + Na 2 S2O 6 tak berwarna Dari data yang diperoleh dapat dihitung nilai dari tetapan kesetimbangannya (K). Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai tetapan kesetimbangan akan semakin besar dengan meningkatnya konsentrasi dari I 2 dalam CCl 4 hal ini berarti kesetimbangan cenderung bergerak ke arah produk, atau ke kanan, terlihat bahwa reaksi cenderung bergeser pada pembentukan I 3 karena nilai K lebih dari 1. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan I 2 dalam CCl 4 dan Larutan KI maka semakin besar pula konsentrasi I atau KI bebasnya, sebaliknya tetapan kesetimbangan akan semakin kecil. Konsentasi molekul I 2, dan ion I 3 yang paling besar ditemukan pada campuran I 2 dalam CCl 4 0,08M & KI 0,1M dengan nilai secara berturutturut 0,023 M dan 1,77 x 10 2 M. Lain halnya dengan nilai konsentrasi ion I, nilai yang terbesar justru ditemukan pada campuran CCl 4 0,02M & KI 0,1M dengan nilai 0,0986 M. 1. VII. KESIMPULAN Kesimpulan pada percobaan ini adalah : 1. Berdasarkan percobaan, kesetimbangan tercapai saat terjadinya pemisahan dari kedua campuran larutan, I 2 dalam CCl 4 dan KI.

2. Kesetimbangan yang terjadi adalah kesetimbangan homogen, yang ditunjukkan oleh konsentrasi dalam bentuk molaritas dalam setiap spesi es yang terlibat sebagai hukum aksi massa. 3. Iod dalam dua pelarut tak bercampur air dan CCl 4, terlarut dalam air sebagai I dan I 3, serta terlarut dalam CCl 4 sebagai I 2. Semakin besar konsentrasi larutan I 2 dalam CCl 4 dan Larutan KI maka semakin besar pula konsentrasi I atau KI bebasnya. 4. Kesetimbangan yang terjadi jika Iodium dilarutkan dalam air sebagai KI merupakan kesetimbangan homogen dan dapat menunjukkan validitas hukum aksi masa. DAFTAR PUSTAKA Atkins, P.W. 1990. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Penerbit Erlangga. Jakarta. Keenan. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta. Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Tony, Bird. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.