STUDI EKSPERIMENTAL FALLING FILM EVAPORATOR PADA EVAPORASI NIRA KENTAL

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

STUDY PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA PADA EVAPORASI NIRA DI DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA DITINJAU DARI PENGARUH ARAH ALIRAN UDARA

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DI DALAM FALLING FILM EVAPORATOR CAMPURAN BLACK LIQOUR-UDARA

Gambar 1 Open Kettle or Pan

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

Analisa Pengaruh Laju Alir Fluida terhadap Laju Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Panas Tipe Shell dan Tube

Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

E V A P O R A S I PENGUAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Hidrodinamika Proses Absorbsi pada Valve Tray dengan Meninjau Viskositas Cairan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-399

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

KAJIAN HIDRODINAMIKA DAN TRANSFER MASSA PROSES ABSORBSI PADA VALVE TRAY DENGAN MENINJAU PENGARUH VISKOSITAS CAIRAN

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN PROSES

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

E V A P O R A S I PENGUAPAN

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

PERENCANAAN ULANG WATER CHILLER PADA PABRIK KARUNG ROSELLA BARU PTPN XI SURABAYA

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Optimasi Penyerapan H 2 S Terhadap Perubahan Suhu Ambient dalam Amine Contactor dengan Metode Non-Linier Programming di HESS Indonesia Pangkah Ltd

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

Pemisahan dan Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

PENGERINGAN REMPAH-REMPAH MENGGUNAKAN ALAT ROTARY DRYER

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-659

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE

POLA ALIRAN DUA FASE (AIR+UDARA) PADA PIPA HORISONTAL DENGAN VARIASI KECEPATAN SUPERFISIAL AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pemurnian Etanol dengan Menggunakan Alat Sistem

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

TRANSPORT MOLEKULAR TRANSFER MOMENTUM, ENERGI DAN MASSA RYN. Hukum Newton - Viskositas RYN

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

Mekanisasi Pertanian PENGGORENGAN VAKUM (VACUUM FRYING)

Dinamika Proses pada Sistem Pemanas Tangki Berpengaduk dengan Arus Bypass

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN KACANG HIJAU PADA ROTARY DRYER

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI. 2.2 Komponen-Komponen Tabung Vortex dan Fungsinya. Inlet Udara. Chamber. Orifice (diafragma) Valve (Katup)

BAB II STUDI LITERATUR

EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DALAM TRAY DRYER

Seminar Skripsi LABORATORIUM THERMODINAMIKA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

III. METODOLOGI PENELITIAN

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PITCH COILED TUBE TERHADAP NILAI HEAT TRANSFER DAN PRESSURE DROP PADA HELICAL HEAT EXCHANGER ALIRAN SATU FASA

Laju massa. Laju massa akumulasi dalam sistem. Laju massa masuk sistem. keluar sistem. exit. inlet. system. = m& accumulation.

KARAKTERISTIKA PERPINDAHAN PANAS TABUNG COOLER PADA FASILITAS SIMULASI SISTEM PASIF MENGGUNAKAN ANSYS

...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.

KESETIMBANGAN MASSA Q&A

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN

NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Transkripsi:

STUDI EKSPERIMENTAL FALLING FILM EVAPORATOR PADA EVAPORASI NIRA KENTAL Medya Ayunda Fitri 1 *, Suhadi2, Ali Altway 3, dan Susianto 4 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas NU Sidoarjo 1 * Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas WR. Supratman Surabaya 2 Program Studi Teknik Kimia, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3,4 *E-mail: medya.a.fitri@gmail.com Abstract Falling film evaporator is a constructed equipment for concentrating dilute solution that are sensitive to heat flowing form a thin film. This research aims to study the evaporation of cane juice concentrated with air flow on falling film evaporator and knowing evaporation rate occured in falling film evaporator used. In the process, cane juice from plant pumped to the falling film evaporator that used in this experiment. This research used concentrated cane juice and air flow rate for variables of this experiment. Cane juice flow from top of evaporator through distributor to form thin film and air flow from the bottom of evaporator. After that, temperatur of pipe wall, inlet and outlet temperature of cane juice and air were measured. This experiment concluded that the highest concentration of outlet solution is 59 brix for liquid flow rate 154 l/h and air flow rate 10 m 3 /h, and the other hand inlet solution concentration 51 brix. Optimum evaporation rate is 35 kg/m 2.h for 51 brix and air flow rate 10 m 3 /h. Keywords: Concentrated cane juice, Evaporator, Evaporation rate, Falling film. Abstrak Falling film evaporator merupakan alat yang dirancang untuk mengurangi kadar air suatu liquida yang sensitif terhadap panas, yang mengalir membentuk lapisan tipis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penguapan nira pekat-udara dan mengetahui laju penguapan yang terjadi pada falling film evaporator yang digunakan. Prosesnya, nira dari pabrik dipompa menuju falling film evaporator yang digunakan pada eksperimen ini. Penelitian ini digunakan laju nira dan udara sebagai variabel pada eksperimen ini. Nira mengalir dari atas evaporator melalui distributor untuk membentuk lapisan tipis dan udara mengalir dari bagian bawah evaporator. Setelah itu, suhu dinding pipa, suhu masuk dan keluar nira juga diamati. Hasil dari penelitian ini adalah konsentrasi nira keluar terbesar yaitu sebesar 59 brix pada laju alir larutan 154 l/jam dan laju alir udara 10m 3 /jam, sedangkan konsentrasi nira masuk sebesar 51 brix. Laju penguapan optimal yaitu 35 kg/m 2.jam pada 51 brix dan laju alir udara 10 m 3 /jam. Kata kunci: Nira pekat, Evaporator, Laju penguapan, Falling film. 1. PENDAHULUAN Evaporasi merupakan proses pengurangan kadar air suatu larutan. Alat yang digunakan untuk evaporasi disebut dengan evaporator. Terdapat berbagai macam jenis evaporator, salah satu jenis yang digunakan adalah falling film evaporator. Evaporator jenis ini digunakan untuk larutan yang peka terhadap panas. Falling film evaporator menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan liquida yang masuk melalui pipa. Liquida yang mengalir membentuk film tipis yang masuk pada bagian atas kolom dan melewati tube yang 13

sudah dipanaskan. Keuntungan menggunakan falling film evaporator adalah waktu kontak yang singkat dan tidak merusak bahan karena pemanasan dilakukan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (Elias, 2004). Larutan yang digunakan pada penelitian ini adalah nira dengan kadar brix tinggi (nira pekat). Nira merupakan larutan hasil dari proses penggilingan tebu di pabrik gula dan memiliki warna coklat kekuningan. Beberapa penelitian terkait dengan evaporasi nira menggunakan falling film evaporator dan mempelajari reologi nira telah dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut antara lain, Lonkar dkk (1991) melakukan penelitian tentang penyusunan aplikasi yang efektif dari distribusi masukan dan perpidahan panas pada falling film evaporator industri gula di India. Lailatul dkk (2000) mengadakan penelitian tentang pengaruh laju alir dan konsentrasi terhadap koefisien perpindahan panas untuk larutan gula pada tekanan atmosferik. Sahid dkk (2007) melakukan penelitian tentang perpindahan panas dan massa pada falling film evaporator dengan aliran udara searah untuk sistem larutan nira udara. Filho dkk (2011) mengadakan penelitian tentang sifat reologi pada tiga jenis nira (untreated, mixed, dan clarified nira) dan dinamika fluida pada nira. Triwulandari dkk (2011) mengadakan simulasi falling film evaporator dengan sistem larutan nira encer udara. Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah tentang proses penguapan pada nira dengan kadar brix rendah (encer) yang merupakan larutan newtonian. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mempelajari proses penguapan nira kental dengan aliran udara pada falling film evaporator serta mengetahui kecepatan penguapan yang terjadi di dalam falling film evaporator yang digunakan dalam penelitian ini. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan menggunakan evaporator jenis falling film evaporator. Nira yang diperoleh dari evaporator badan terakhir (evaporator Pabrik Gula Gempolkrep Mojokerto) dipompa masuk dari bagian atas evaporator. Laju alir yang digunakan untuk eksperimen adalah 154, 243 dan 301 Nira tersebut kemudian melewati distributor sehingga nira yang masuk ke tube bisa membentuk film (lapisan tipis). Aliran udara dibuka dengan laju alir 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 m 3 /jam dari bagian bawah evaporator. Selanjutnya, dilakukan pencatatan suhu pada nira masuk, nira keluar, udara masuk, udara keluar, dan pipa 1, 2, 3. Tahap berikutnya yaitu pengambilan sampel sebanyak 500 ml untuk digunakan dalam perhitungan brix. Alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Pan Masakan 9 13 2 16 20 17 18 19 Keterangan Gambar: 1 : Evaporator pabrik (badan akhir) 2 : Evaporator 3 : Tangki penampung 4 : Tangki produk 5 : Rotameter 6 : Electric Heater 15 6 3 14 4 5 7 8 10 12 Udara bertekanan 11 air Gambar 1. Evaporator Falling Film dengan Aliran Udara Counter Current. Keterangan Gambar (lanjutan): 7, 9, 10,11 : Valve 14

8, 12 : Pompa 13 : Pengukur suhu umpan 14 : Pengukur suhu produk 15 : Pengukur suhu udara masuk 16 : Pengukur suhu udara keluar 17, 18, 19 : Pengukur suhu dinding 20 : Pemanas dinding Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No. 1 Juni 2016 3. HASIL DAN DISKUSI Laju alir gas pada falling film evaporator sangat berpengaruh. Konsentrasi akhir yang dihasilkan akan semakin kecil apabila semakin besar laju alir larutan (nira). Hal ini dikarenakan laju penguapan yang sangat kecil. Gambar 3. Hubungan Antara Laju Alir Gas terhadap Harga brix pada Larutan dengan Konsentrasi Awal 59 brix. Gambar 2. Hubungan Antara Laju Alir Gas terhadap Harga brix pada Larutan dengan Konsentrasi Nira Awal 63 brix. Gambar 2 menunjukkan hasil eksperimen hubungan laju alir gas terhadap harga brix pada larutan dengan pemanas dinding sebesar 3 kw dan pada konsentrasi nira awal 63 brix. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi nira keluar yang didapatkan pada laju alir nira 301 l/jam adalah paling kecil. Hal ini disebabkan karena film yang terbentuk sangat tebal pada laju alir larutan yang semakin besar sehingga proses penguapan dan proses perpindahan massa menjadi kurang optimal/maksimal. Gambar 3 menunjukkan bahwa pada konsentrasi nira awal adalah 59 brix, tidak terjadi perbedaan yang terlalu signifikan. Proses penguapan yang paling optimal terjadi pada laju alir nira 154 l/jam dengan laju alir gas 10 m 3 /jam. Hal ini disebabkan oleh semakin besar laju alir gas, maka koefisien perpindahan massa dan panas semakin besar sehingga proses penguapan yang terjadi semakin cepat. Gambar 4. Hubungan Antara Laju Alir Gas terhadap Harga Brix pada Larutan dengan Konsentrasi Nira Awal 51 brix. Gambar 4 menunjukkan hubungan laju alir gas terhadap harga brix dengan konsentrasi nira awal adalah 51 brix. Harga konsentrasi nira keluar yang paling besar penguapannya yaitu pada laju alir gas 10m 3 /jam dengan laju alir nira 154 Hal ini disebabkan oleh tekanan parsial uap air turun bila laju alir gas semakin besar sehingga laju penguapan menjadi naik. Laju penguapan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja evaporator yang perlu diperhatikan untuk dibandingkan dengan evaporator yang lain. Selanjutnya hal tersebut didefinisikan dengan laju penguapan per luas perpindahan panas evaporator. Data eksperimen yang ditunjukkan pada Gambar 2, 3, dan 4 dapat dinyatakan dalam bentuk kecepatan penguapan evaporator spesifik (KPES) dan ditunjukkan pada Gambar 5, 6, dan 7. 15

menjadi 18 kg/m 2.jam pada laju alir gas 10 m 3 /jam. Hal ini menunjukkan bahwa nilai KPES semakin besar pada konsentrasi larutan yang semakin kecil. Selain itu, kenaikan konsentrasi nira menyebabkan konduktivitas panas semakin rendah sehingga perambatan panas menjadi kurang optimal. Gambar 5. Hubungan Pengaruh Laju Alir Gas terhadap KPES pada Laju Alir Nira 154 Gambar 5 menunjukkan hubungan pengaruh laju alir gas terhadap KPES pada laju alir nira 154 Nilai KPES dengan konsentrasi awal nira 51 brix, naik dari 10 menjadi 35 kg/m 2.jam pada laju alir gas 10 m 3 /jam. Sedangkan nilai KPES pada konsentrasi awal nira 63 brix, naik dari 5 menjadi 20 kg/m 2.jam pada laju alir gas 10 m 3 /jam. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar laju alir udara dan semakin kecil konsentrasi larutan, maka nilai KPES cenderung naik. Kecenderungan tersebut disebabkan oleh adanya aliran udara, maka tekanan parsial nira mengalami penurunan sehingga penguapan yang terjadi lebih besar. Gambar 6. Hubungan Pengaruh Laju Alir Gas terhadap KPES pada Laju Alir Nira 243 Hasil yang diperoleh pada Gambar 6 adalah nilai KPES pada laju alir nira 243 l/jam dengan konsentrasi awal nira 51 brix, naik dari 10 kg/m 2.jam pada laju alir gas 0 m 3 /jam menjadi 31 kg/m 2.jam pada laju alir gas 10 m 3 /jam. Sedangkan nilai KPES pada konsentrasi awal nira 63 brix, naik dari 4 Gambar 7. Hubungan Pengaruh Laju Alir Gas terhadap KPES pada Laju Alir Nira 301 Gambar 7 menunjukkan nilai KPES pada laju alir nira 301 l/jam dengan konsentrasi awal nira 51 brix, naik dari 9 menjadi 28 kg/m 2.jam pada laju alir gas 10 m 3 /jam. Sedangkan nilai KPES pada konsentrasi awal nira 63 brix naik dari 4 menjadi 17 kg/m 2.jam pada laju alir gas 10 m 3 /jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai KPES cenderung naik dengan semakin besarnya laju alir udara dan semakin kecil konsentrasi larutan nira, maka kenaikan nilai KPES semakin besar dibanding dengan larutan nira yang lebih pekat. Dari Gambar 5 sampai dengan 7 terlihat bahwa nilai KPES untuk laju alir nira 154 l/jam lebih besar daripada nilai KPES untuk laju alir nira 243 l/jam dan 301 Nilai KPES pada laju alir nira 154 l/jam dengan laju alir 10 m 3 /jam dan konsentrasi nira awal 51 brix adalah 35 kg/m 2.jam. 4. KESIMPULAN Perubahan konsentrasi terbesar yang diperoleh adalah dari 51 brix menjadi 59,73 brix. Hal ini berlangsung pada laju alir larutan nira adalah 154 l/jam dan laju alir udara adalah 10 m 3 /jam. Sedangkan untuk laju 16

penguapan (KPES) pada evaporator yang paling optimal adalah sebesar 35 kg/m 2.jam pada laju alir 154 l/jam dengan konsentrasi awal nira 51 brix dan laju alir udara 10 m 3 /jam. DAFTAR PUSTAKA Elias, M. (2004). Study of Heat and Mass Transfer in a Falling Film Evaporation Process. Master Thesis. National University of Singapore. Filho, Z.A., Telis V.R.N., De Oliveira, E.B., Coimbra J.S.d.R., dan Romero, J.T. (2011). Rheology and fluid dynamics properties of sugarcane juice. Biochemical Engineering Journal, 53: 260 265. Lailatul dan Nikolina. (2000). Pengaruh Laju Alir dan Konsentrasi terhadap Koefisien Perpindahan Panas untuk Larutan Gula. Skripsi, Jurusan Teknik Kimia ITS, Surabaya. Lonkar, M.Y., Bhojaraj, S.K., dan Gavande, C.N. (1991). Falling film evaporator: a potential application to indian sugar industry. Proceedings Journal of the 54 th Annual Convention, The Sugar Technologists Association of India. India. Sahid, U. dan Yulianto A. (2007). Perpindahan Panas dan Massa Falling Film Evaporator untuk Sistem Larutan Nira-Udara. Skripsi, Jurusan Teknik Kimia ITS, Surabaya. Subhanuel B. dan Bambang E.S. (2007). Plate evaporator as new technology for juice evaporation. Indonesian Sugar Research Journal, Indonesian Sugar Institute, Pasuruan. 43(4): 235-245. Triwulandari, R. dan Zawawi, R. (2011). Simulasi Proses Evaporasi Nira dalam Falling Film Evaporator dengan Adanya Aliran Udara. Skripsi, Jurusan Teknik Kimia ITS, Surabaya. 17