BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal

Pendahuluan. Harmas Yazid Yusuf & Nani Murniati 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat

BAB 2 PERAN BAKTERI DALAM PATOGENESIS PENYAKIT PERIODONTAL. Dalam bab ini akan dibahas bakteri-bakteri patogen yang terlibat dan berbagai cara

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nitric oxide (NO) adalah molekul radikal yang sangat reaktif, memainkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke

BAB I PENDAHULUAN. Insidensi di negara berkembang sekitar 5-9 % (Goldenberg, 2008).

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2011, prevalensi karies di wilayah Asia Selatan-Timur mencapai 75-90% pada anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendukung gigi. Penyakit periodontal secara luas diyakini sebagai masalah

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periodontitis adalah penyakit radang jaringan pendukung gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan, merupakan penyakit saluran cerna pada neonatus, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

Persalinan Preterm. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat kedua setelah karies (Amalina, 2011). Periodontitis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komplikasi yang sering terjadi pasca prosedur dental adalah infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus juga meningkatkan resiko persalinan prematur. KPD yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah penyakit paru kronik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KEHAMILAN USIA REMAJA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DAN BBLR DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada umur. kehamilan 20 <37 minggu. Bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

PERBEDAAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM FKG USU

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob dan mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingiva. Jaringan periodontal yang terinflamasi memproduksi sejumlah besar sitokin proinflamasi, terutama interleukin 1 beta (IL-1β), IL-6, prostaglandin E 2, dan tumor nekrosis faktor alpha (TNF-α), yang dapat menyebabkan gangguan sistemik pada tubuh manusia. 7 Periodontitis dapat mempengaruhi kehamilan melalui infiltrasi bakteri dari periodonsium. Toksin yang diproduksi oleh bakteri menstimulasi respon inflamasi kronik. Proses ini dapat menginduksi terjadinya bakteremia yang secara tidak langsung memicu respon fase akut hepatik yang mengakibatkan produksi sitokin, prostaglandin, dan interleukin yang dapat mempengaruhi kehamilan. 6 2.1 Defenisi Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Menurut WHO, tahun 1984, bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan sedangkan bayi berberat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. 7 Prematuritas dibedakan atas dua kelompok, yaitu : 8 5

6 1. Prematuritas murni Prematuritas murni merupakan bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan masa kehamilan, seperti masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan 1800-2000 gram. 2. Bayi dismatur/ small for gestational age Bayi dismatur merupakan bayi dengan berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan, seperti bayi lahir setelah sembilan bulan dengan berat badan tidak mencapai 2500 gram. Berat badan lahir rendah dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu kurang dari 1000 gram, 1000-1500 gram, 1500-2000 gram dan 2000-2499 gram. 8 Berat badan lahir kurang dari 2500 gram menyebabkan meningkatnya resiko kematian bayi. Bayi prematur BBLR ini lebih sering mengalami kematian pada periode neonatal. Bayi prematur BBLR yang berhasil bertahan hidup biasanya menderita gangguan perkembangan saraf, masalah penafasan, dan anomali kongenital. 9 Infeksi oral seperti periodontitis dapat meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah. 3 2.2 Faktor Risiko Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Bayi prematur BBLR adalah suatu penyakit multifaktorial. Banyak faktor risiko yang menyebabkan pecahnya membran dan kelahiran prematur termasuk infeksi dan inflamasi. 9 Infeksi dianggap sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bayi prematur BBLR, sekitar 30% sampai 50% dari semua kasus. 10 Sekitar 25 %

7 kasus bayi prematur BBLR terjadi tanpa faktor risiko yang jelas. Diperkirakan 18,2% dari semua kasus bayi prematur BBLR diakibatkan oleh penyakit periodontal. 11 Infeksi umum termasuk infeksi virus disaluran pernafasan, diare, malaria, serta infeksi lokal di saluran genital dan sistem urinari dapat mempengaruhi masa kehamilan. 9 Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya bayi prematur BBLR : 12,13 1. Faktor demografi Ras telah diketahui dan diteliti sebagai faktor resiko selama beberapa tahun. Wanita berkulit hitam lebih beresiko melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dibandingkan dengan wanita berkulit putih. Status sosial ekonomi yang rendah juga beresiko tinggi mengalami kelahiran prematur. Wanita yang berusia dibawah 17 tahun dan diatas 34 tahun lebih sering melahirkan bayi berberat badan lahir rendah. Usia menjadi faktor yang lebih berpengaruh bagi kulit putih dibanding kulit hitam. 12 2. Faktor tingkah laku Status gizi selama kehamilan yang rendah dapat meningkatkan resiko terjadinya bayi prematur berberat badan lahir rendah. Merokok dan substansinya (kokain) memainkan peran penting dan mungkin mengakibatkan vasokontriksi uteroplasenta. Ibu yang merokok selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur. Perokok berat ( 10 batang rokok setiap hari) berisiko dua keli lebih besar mengalami kelahiran prematur. Paparan dengan asap rokok dari lingkungan (perokok pasif) juga berisiko mengalami kelahiran prematur tetapi risiko ini lebih rendah dibandingkan dengan perokok aktif. 12,13

8 Perawatan prenatal yang inadekuat juga berhubungan dengan kelahiran prematur. 3. Kondisi kesehatan umum ibu Riwayat kelahiran prematur atau komplikasi perinatal (fetal distress, sepsis) sebelumnya merupakan faktor resiko bagi kelahiran prematur. Kenyataannya, kelahiran sebelumnya yang buruk adalah satu-satunya prediksi terkuat terhadap kelahiran yang buruk, dan bayi prematur pertama adalah prediksi yang terbaik bagi kelahiran bayi prematur selanjutnya. Komplikasi selama kehamilan termasuk abnormalitas servikal dan plasenta (uterus bicornuate, seviks inkompeten), trauma, pendarahan vagina ( previa plasenta, abrupsio plasenta), polyhydramnios, pecahnya membran prematur, dan chorioamnionitis. Penyakit akut dan kronis pada saat kehamilan seperti infeksi saluran urinari, hipertensi, preeklampsia, dan diabetes adalah faktor resiko yang paling sering menyebabkan bayi prematur BBLR. 12,13 4. Bayi kembar Kehamilan kembar berisiko dua kali lebih besar mengalami kelahiran prematur dibandingkan dengan kehamilan tunggal. 13 5. Polusi udara Polusi udara seperti ozon, karbonmonoksida dan nitrikdioksida dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. 13 Gibbs, dalam artikelnya menjelaskan hubungan antara infeksi dengan terjadinya bayi prematur BBLR. Infeksi menyebabkan mikroorganisme dan lipopolisakarida memasuki rongga uterin selama kehamilan. Kejadian ini didukung oleh : 9

9 1. Prevalensi chorioamnionitis secara histologis meningkat pada bayi prematur. 2. Infeksi secara klinis meningkat pada ibu dan bayi setelah kelahiran prematur. 3. Secara epidemiologi, ada hubungan yang signifikan antara infeksi saluran genital bawah dengan kelahiran prematur. 4. Kultur positif dari cairan amnion atau membran sering dijumpai pada pasien yang mengalami kelahiran prematur. 5. Terdapat infeksi biokimiawi pada kelahiran prematur. 6. Bakteri dan produknya menginduksi terjadinya kelahiran prematur pada hewan percobaan. 7. Beberapa percobaan antibiotik menunjukkan penurunan kelahiran prematur atau perpanjangan masa kehamilan. 2.3 Mekanisme Periodontitis dalam Menyebabkan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Kemungkinan bahwa mikroorganisme patogenik dan produknya dari fokus infeksius (termasuk di dalam rongga mulut) dapat menyebar kebagian tubuh lain dan memicu penyakit yang berbeda pertama kali dijelaskan oleh Hunter pada tahun 1910, dalam teori infeksi fokal nya. Teori ini yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara penyakit periodontal dan kehamilan. 14 Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob, dan mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingiva. 7

10 Berdasarkan peranannya dalam menimbulkan penyakit, faktor-faktor etiologi penyebab penyakit periodontal dapat diklasifikasikan atas : (1) faktor etiologi primer, berupa plak dental/plak bakteri; dan (2) faktor etiologi sekunder/faktor pendorong, yang mempengaruhi efek dari faktor etiologi primer. Pada kebanyakan penyakit periodontal, faktor lokal berupa plak bakteri merupakan faktor etiologi utama. Faktor sistemik berperan sekunder dengan jalan memperparah respon periodonsium terhadap iritan lokal. Plak dental adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi. Pembentukan komunitas biofilm dimulai dengan interaksi bakteri dengan gigi, yang kemudian dilanjutkan oleh interaksi fisikal dan fisiologis antara berbagai spesies yang ada dalam masa mikrobial. Dalam hipotesis plak spesifik, hanya bakteri plak tertentu yang patogen, dan patogenesitasnya tergantung pada keberadaan atau peningkatan mikroorganisme yang spesifik. Berdasarkan konsep ini, plak yang mengandung patogen bakteri yang spesifik akan menyebabkan penyakit periodontal, karena organisme tersebut memproduksi substansi yang memperantarai perusakan jaringan periodonsium. Disamping plak dental, deposit dental lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit periodontal adalah kalkulus, materi alba dan debris makanan. 15 Sebagai infeksi gram negatif, penyakit periodontal memiliki potensi untuk mempengaruhi kehamilan. 4 Terdapat empat bakteri yang berhubungan dengan pematangan plak dan periodontitis progresif, yaitu Bacteroides Forsythus, Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus Actinomycetemcomitans, dan Treponema Denticola. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan lebih banyak jumlahnya pada perempuan yang melahirkan bayi

11 prematur BBLR dibandingkan dengan perempuan yang melahirkan bayi normal. 16 Bakteri dan produknya yang berupa endotoksin khususnya lipopolisakarida masuk kesaluran genital melalui pembuluh darah. Selain itu, kegiatan yang cenderung menimbulkan pendarahan seperti menggosok gigi berpotensi menyebabkan terjadinya bakteremia. Bakteremia sering kali terjadi pada orang yang mempunyai banyak plak serta peradangan gingiva. 8 Bakteremia dapat menimbulkan peradangan intrauterin, dan lipopolisakarida yang dihasilkan menyebar kedalam rongga rahim. Pada periodontitis, kedua mekanisme ini dapat berkembang. Bakteri dan produknya akan berinteraksi pada membran plasenta, memicu prostaglandin atau secara langsung menimbulkan kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim, sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan akan terus berlanjut. 8 Selama kehamilan, hormon yang mengatur kehamilan dan aktifitas sitokin normal memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim, pengaturan kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi kepada janin. Adanya penularan bakteri selama kehamilan dapat menimbulkan gangguan pengaturan sitokin dan hormon yang mengatur kehamilan. Hal ini memungkinkan robeknya membran plasenta sebelum waktunya dan dapat berakibat terjadinya bayi prematur BBLR. 8

12 2.4 Kerangka Teori Level PGE 2 dan TNFα secara fisiologis meningkat sesuai usia kehamilan Bakteri periodontal endotoksin Aktivasi mediator inflamatori (IL-6 PGE 2, TNF- α, IL-1) Translokasi endotoksin dan mediator inflamatori ke membran plasenta Level PGE 2 dan TNFα meningkat (PGE 2 dan TNFα secara fisiologis + PGE 2 dan TNFα karena infeksi) Kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim Kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim Bayi prematur berberat badan lahir rendah Bayi normal

13 2.5 Kerangka Konsep OHIS pada ibu periodontitis bayi prematur berberat badan lahir rendah 1. Usia Ibu 2. Perokok, pengguna obat-obatan 3. Bayi kembar 4. Penderita penyakit sistemik 5. Jumlah gigi geligi kurang dari 6 gigi ramford 6. Infeksi pada organ lain 2.6 Hipotesis 1. Penelitian ini menguji hipotesis nol (Ho) yaitu tidak ada hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut. 2. Tidak terdapat perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal.