PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 47 AKUNTANSI TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
02 Pernyataan ini mengatur akuntansi waran bagi penerbit baik yang diterbitkan menyertai penerbitan Efek lain maupun yang diterbitkan tersendiri.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 52 MATA UANG PELAPORAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 49 AKUNTANSI REKSA DANA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

01 Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi beserta pengungkapan transaksi anjak piutang baik bagi factor maupun bagi klien.

04 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 54 AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG-PIUTANG BERMASALAH

03 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

b) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI

Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43 Akuntansi Anjak Piutang PSAK No.43

04 Siklus transaksi Perusahaan Efek sangat singkat. Misalnya, transaksi perdagangan efek di Bursa Efek Jakarta selesai dalam waktu lima hari.

03 Pernyataan ini berlaku bagi setiap laporan keuangan perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real estat.

Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan dalam tahap Pengembangan

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM PERUSAHAAN ASOSIASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI UNTUK INVESTASI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 17 AKUNTANSI PENYUSUTAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

Laporan Keuangan Konsolidasi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 35 AKUNTANSI PENDAPATAN JASA TELEKOMUNIKASI

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

AKUNTANSI ASURANSI JIWA PSAK No. 36

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 53 AKUNTANSI KOMPENSASI BERBASIS SAHAM

Akuntansi Dana Pensiun

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

AKUNTANSI INVESTASI

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 26

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 06 AKUNTANSI INVESTASI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) DAFTAR ISI. PSAK NO. 5 6 Oktober 2000 (Revisi 2000) Paragraf

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA


BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 09 AKUNTANSI INVESTASI

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 14

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

AKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

AKUNTANSI PENDAPATAN

Transkripsi:

0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI TANAH Paragraf tercetak miring adalah paragraf standar. Paragraf penjelasan tercetak tegak. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur tidak material. PENDAHULUAN 0 Tanah sebagai aktiva tetap. a) Akuntansi tanah pada prinsipnya mengikuti PSAK tentang Aktiva Tetap. PSAK tersebut perlu dilengkapi PSAK ini. b) PSAK ini berlaku bagi entitas komersial dan Nirlaba.Entitas akuntansi menggunakan tanah sebagai aktiva tetap, barang dagangan, bahan baku, investasi dan atau aktiva lain-lain. Entitas akuntansi yang menggunakan tanah sebagai aktiva tetap, terdiri dari berbagai jenis industri. Industri khusus yang diatur dalam PSAK tertentu mengikuti pula standar ini, sepanjang aktiva tetap tanah belum diatur secara khusus. c) Tanah dalam negeri adalah tanah yang berada di wilayah geografis Indonesia, terbagi menjadi tiga wilayah: yaitu wilayah kawasan berikat, wilayah yuridiksi negara perwakilan, dan wilayah pabean. Hukum pertanahan mengatur secara umum hak-hak atas tanah kedua wilayah tersebut, dan mengatur secara khusus wilayah berikat. Wilayah yuridiksi negara perwakilan terkait dengan kantor perwakilan negara asing atau wilayah kedutaan. d) Tanah luar negeri adalah tanah yang berada diluar wilayah Indonesia, berada pada wilayah hukum pertanahan lain diluar hukum pertanahan Indonesia. Substansi aktiva tetap tanah dalam kaidah hukum tersebut adakalanya menyebabkan pencatatan manfaat ekonomik dari kepemilikan absolut dan penggunaannya kedalam kelompok aktiva tetap. 0 Hak atas tanah sebagai Beban Tangguhan. Perolehan dan penguasaan atas tanah membutuhkan kelengkapan dokumen hukum. Biaya memperoleh kelengkapan dokumen hukum tersebut diakumulasi sebagai Beban Tangguhan. Hak kepemilikan tanah secara absolut dibatasi UUD pasal ayat () yang menyatakan bahwa.

0 0 bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dengan demikian muncullah berbagai jenis hak atas tanah selain hak milik. Jika persyaratan UU dipenuhi oleh pemegang hak dan tanah tersebut tidak mempunyai peruntukan lain demi kepentingan umum, setelah perpanjangan waktu berakhir, masih dimungkinkan untuk memperbaharui hak atas tanah bukan hak milik tersebut. Berdasarkan jiwa UUD pasal ayat (), hak milikpun juga dapat dicabut untuk kepentingan umum. a) Untuk keperluan Standar ini, kepemilikan tanah berdasar hak apapun disebut tanah, disertai pengungkapan mengenai jenis hak dan masa manfaat. Kepemilikan tanah berdasar berbagai jenis hak tidak dapat disusutkan kecuali dapat diprediksi bahwa tak mungkin atau kecil kemungkinan bahwa perpanjangan atau pembaharuan hak dapat diperoleh manajemen. Hak sewa pakai atas tanah atau semacamnya yang diperoleh berdasar Kontrak Sewa tidak setara dengan kepemilikan tanah, harus diperlakukan sebagai Beban Dibayar Di muka, sesuai butir 0. b) Beban Tangguhan yang timbul untuk pengurusan legal Hak Atas Tanah yang diwujudkan dokumen yang memberi hak tertentu, termasuk memperpanjang hak tertentu, memperbaharui hak tertentu, kepada entitas untuk menggunakan tanah yang berjumlah sebesar tarif menurut peraturan perundangundangan yang dibayarkan kepada pemerintah, jika material dinyatakan secara terpisah dalam pos Beban Tangguhan dan diamortisasi secara sistematis dan rasional selama masa manfaat disertai pengungkapan jenis hak, masa berlaku dan cara amortisasi. c) Tanah Luar Negeri adalah tanah yang berada di wilayah hukum pertanahan lain diluar hukum pertanahan Indonesia. Substansi kepemilikan tanah dalam kaidah hukum tersebut menyebabkan pencatatan sama seperti butir a dan b. 0 Keterkaitan dengan PSAK lain..

0 0 a) PSAK 0 paragraf dan ISAK untuk kapitalisasi selisih kurs luar biasa terkait pada pemerolehan aktiva tetap tanah dengan dana pinjaman valuta asing. b) PSAK sebagai standar umum akuntansi aktiva tetap dan aktiva lain-lain. c) PSAK paragraf dan PSAK paragraf tentang penilaian kembali aktiva tetap, termasuk tanah. d) PSAK dan yang mengatur akuisisi, penggabungan dan atau restrukturisasi usaha. e) PSAK untuk biaya pinjaman. f) PSAK yang mengatur pengelolaan tanah negara, misalnya tanah jalan tol. g) PSAK yang mengatur penurunan nilai aktiva. h) PSAK yang mengatur akuntansi kuasi reorganisasi. Tujuan 0 Tujuan Pernyataan ini: a) Mengatur perlakuan akuntansi dan pelaporan tanah sebagai aktiva tetap dan penyusutannya. b) Mengatur perlakuan akuntansi dan pelaporan hak atas tanah sebagai Beban Tangguhan dan amortisasinya. Lingkup 0 PSAK ini mengatur akuntansi tanah sebagai aktiva tetap dan Beban Tangguhan untuk pengurusan legal hak atas tanah, sehingga tidak berkaitan dengan: a) Tanah sebagai barang dagangan. b) Tanah sebagai bahan baku produksi. c) Tanah sebagai investasi properti (dalam pos investasi). d) Tanah sebagai aktiva lain-lain. e) Aktiva Tetap Tanah - Hak Sewa Guna Usaha. 0 Pernyataan ini merupakan pelengkap PSAK tentang Aktiva Tetap dan Aktiva lain-lain umumnya, Beban Tangguhan khususnya, sehingga seluruh bagian PSAK yang tidak bertentangan dengan PSAK ini berlaku bagi akuntansi aktiva tetap tanah dan Beban Tangguhan - Hak Atas Tanah..

0 0 Definisi 0 Definisi terkait hanya pada PSAK ini adalah sbb: Tanah adalah aktiva berwujud yang diperoleh siap pakai atau diperoleh lalu disempurnakan sampai siap pakai dalam operasi entitas dengan manfaat ekonomik lebih dari setahun, dan tidak dimaksud untuk diperjualbelikan dalam kegiatan operasi normal entitas. Beban Tangguhan karena pengurusan legal Hak Atas Tanah adalah biaya untuk memperoleh semua hak yang diterbitkan oleh pemerintah berdasar peraturan perundang-undangan. Jenis hak, batasan hak dan masa berlaku hak, tercantum secara eksplisit dalam dokumen hak tersebut. Hak milik tak mempunyai batasan waktu kepemilikan, sehingga tidak dapat dikelompokkan sebagai Beban Tangguhan, namun dikapitalisasi sebagai elemen biaya Perolehan Tanah. Hak jenis lain diluar sertifikat hak milik mempunyai batasan waktu berlaku, walaupun dapat diperpanjang dan atau diperbaharui. Berbeda dengan aktiva tak berwujud lain, Beban Tangguhan yang timbul karena perolehan hak atas tanah terkait erat pada keadaan fisik tanah. Masa manfaat tanah adalah: a) Jangka waktu penggunaan aktiva tanah yang diharapkan dapat dicapai, atau b) Jangka waktu jumlah unit produksi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu aktiva tanah. c) Masa berlakunya hak, bila hak tak dapat diperbaharui atau diperpanjang bila butir c lebih pendek dari butir a atau b. Masa manfaat Beban Tangguhan karena perolehan Hak Atas Tanah, adalah masa manfaat tanah atau masa berlaku hak tak dapat diperpanjang atau diperbaharui mana yang lebih pendek. Nilai wajar tanah adalah harga pasar bebas obyektif pada tanggal transaksi perolehan atau berdasar penilaian profesional yang berterima umum yang mana yang lebih handal. Nilai wajar prasarana dan sarana adalah nilai pasar obyektif pada tanggal transaksi perolehan atau dasar penilaian profesional berterima umum yang mana yang lebih handal..

0 0 PENJELASAN Pengakuan tanah 0 Biaya perolehan Aktiva Tetap Tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh biaya perolehan dan pengembangan tanah, berupa biaya pematangan tanah, di luar Beban Tangguhan akibat biaya legal pengurusan hak. Pengakuan Awal Aktiva Tetap Tanah 0 Tanah pada awalnya diukur berdasar biaya perolehan. Pengeluaran untuk memperoleh tanah diakui secara terpisah dari pengeluaran legal hak atas tanah. Apabila tanah diperoleh cuma-cuma, pengakuan awal terdiri dari harga wajar sesuai paragraf Standar ini, ditambah unsur biaya legal saja. Komponen Biaya 0 Biaya perolehan tanah antara lain meliputi: a) Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan diatasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan. Bila tidak dimusnahkan, menggunakan paragrap 0. Harga tanah berasal dari sumbangan diatur pada paragraf. b) Biaya konstruksi atau pembuatan tanah, bila lahan tanah diciptakan. c) Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi. d) Biaya pembelian tanah lain sebagai pengganti. e) Biaya komisi perantara jual beli tanah. f) Biaya pinjaman terkapitalisasi kedalam tanah. g) Biaya pematangan tanah. Beban Tangguhan untuk pengurusan legal Hak Atas Tanah antara lain meliputi: a) Biaya legal audit seperti pemeriksaan keaslian sertifikat tanah, rencana tata kota. b) Biaya pengukuran-pematokan- pemetaan ulang. c) Biaya notaris, biaya jual beli & PPAT d) Pajak terkait pada jual - beli tanah..

0 0 e) Biaya resmi yang harus dibayar ke Kas Negara, untuk perolehan hak, perpanjangan atau pembaharuan Hak baik status maupun peruntukan. Karena sifatnya berbeda dengan Beban Tangguhan yang lain, dan mempunyai hubungan erat dengan aktiva Tanah, serta mempunyai pola amortisasi sendiri, maka penyajian di neraca dipisahkan dari Beban Tangguhan yang lain. Perolehan Secara Gabungan Perolehan tanah dan prasarana-sarana yang berada di atas atau di bawah tanah secara gabungan, dialokasi kepada aktiva tetap tanah secara proporsional berdasar perbandingan nilai wajar aktiva tetap tanah dan aktiva non-tanah. Apabila harga wajar tanah amat handal, maka harga tanah ditentukan lebih dahulu, lalu sisa harga gabungan dikapitalisasi menjadi harga perolehan prasarana dan sarana. Cara yang sama berlaku, yaitu bila harga prasarana dan sarana amat handal, sebaliknya harga wajar tanah sulit ditentukan. Pertukaran Aktiva Tanah Pertukaran aktiva tetap tanah mengikuti PSAK. Tanah Sumbangan Sumbangan Tanah Diterima dicatat berdasarkan nilai wajar lokasi setempat, dan diakui sebagai Modal Berasal dari Sumbangan sesuai PSAK tentang Ekuitas. Pengeluaran Setelah Perolehan Pengeluaran setelah perolehan tanah ditambahkan kepada jumlah tercatat, apabila meningkatkan manfaat ekonomik semula berupa peningkatan kinerja dan atau umur ekonomik..

0 0 Contoh peningkatan manfaat ekonomik sebagai berikut: a) Peningkatan tinggi halaman parkir yang sering tergenang air hujan pada wilayah belanja, meningkatkan ramainya pengunjung di musim hujan. b) Perolehan tanah rawa ditambah pengeluaran setelah perolehan berupa pengurukan menjadi lahan tanah padat meningkatkan nilai ekonomik lahan. c) Biaya pemasangan tiang-tiang pengaman dan atau penahan anti erosi lahan tepi pantai meningkatkan keamanan gedung dan menjaga tidak berkurangnya luas tanah. Pengeluaran untuk memelihara kondisi tanah seperti semula agar tetap berfungsi normal sesuai rencana penggunaan semula, pajak dan iuran daerah terkait tanah, dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Pengeluaran perpanjangan hak sehingga memperpanjang masa manfaat, tidak ditambahkan pada nilai tercatat tanah tetapi sebagai Beban Tangguhan. Pengeluaran perpanjangan hak tak material dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Penyusutan Tanah tidak disusutkan, kecuali: a) Kondisi kualitas tanah tak layak lagi untuk digunakan dalam operasi utama entitas. b) Sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bangunan begitu saja apabila proyek selesai. Contoh aktiva tetap tanah dan bangunan di daerah terpencil. Dalam hal ini tanah disusutkan sesuai perkiraan panjang jadwal operasi utama atau proyek tersebut. c) Prediksi manajemen atau kepastian bahwa perpanjangan atau pembaharuan hak kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Apabila disusutkan, tanah disajikan berdasar nilai perolehan atau nilai terbawa lain sesuai revaluasi tanah atau PSAK tentang penurunan.

0 0 nilai aset, dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tetap tanah tidak disusutkan, kecuali dalam kondisi yang dijelaskan pada paragraf. Metode penyusutan berdasar PSAK tentang Akuntansi Penyusutan, dipilih sesuai pola pemanfaatan tanah dalam kegiatan usaha. Penghapusan dan Pelepasan Tanah disumbangkan atau dihibahkan sebagian atau seluruhnya dikurangkan dari nilai terbawa tanah dalam neraca, dengan mendebit laba rugi tahun berjalan disertai pengungkapan yang diperlukan. Tanah disumbangkan harus dinyatakan dalam catatan atas laporan keuangan disertai alasan dan pertimbangan ekonomik untuk entitas komersial atau alasan sosial untuk entitas nirlaba. Beban Tangguhan-Hak Atas Tanah terkait pada Tanah disumbangkan atau dihibahkan seluruhnya dihapusbukukan dari neraca, dengan mendebit akun laba rugi tahun berjalan. Beban Tangguhan-Hak Atas Tanah terkait pada Tanah disumbangkan atau dihibahkan sebagian, tidak mengalami perubahan, selama peruntukan tanah tersisa tak berubah. 0 Tanah diambil alih negara untuk kepentingan umum, dengan atau tanpa ganti rugi, setelah kerugian kehilangan tanah dikurangi ganti rugi yang diterima atau kemungkinan besar diterima, dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Tanah yang secara fisik menyusut luasnya karena pengikisan alam, secara proporsional mengurangi nilai terbawa aktiva tanah saat tanggal neraca, dan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Nilai terbawa disusutkan sesuai sisa manfaat ekonomik atau legal yang lebih pendek. Tanah yang tidak dimanfaatkan untuk operasi perusahaan, tak dapat disewakan dan tak mempunyai nilai jual, dieleminasi dari neraca dengan cara membebankan pada laba rugi tahun berjalan. Apabila tanah tersebut masih mempunyai nilai jual,.

0 0 maka nilai terbawa diturunkan sampai ke nilai neto realisasi penjualan konservatif. Pengakuan Beban Tangguhan karena Pengurusan Legal Hak Atas Tanah Beban Tangguhan berupa Hak Atas Tanah harus dibuktikan dengan bukti kepemilikan hak yang masih berlaku. Hak atas tanah, baik baru maupun perpanjangan atau pembaharuan hak, diakui sebagai Beban Tangguhan. Beban Tangguhan berupa Hak Atas Tanah dicatat sebesar biaya perolehan hak atau biaya perpanjangan hak atau biaya pembaharuan hak. Amortisasi Semua Beban Tangguhan terkait hak diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomik aktiva tanah, yang mana yang lebih pendek. Metode amortisasi sesuai pola pemanfaatan hak tanah dalam operasi perusahaan, diselaraskan dengan paragraf, dilakukan secara sistematis dan konsisten. Pola pemanfaatan dan umur ekonomik Beban Tangguhan tersebut harus dievaluasi secara berkala, dan diubah sesuai kondisi mutakhir. PENYAJIAN Tanah disajikan sebagai bagian kelompok aktiva tetap berwujud. Semua hak atas tanah, disajikan sebagai Beban Tangguhan-Hak Atas Tanah dalam neraca, terpisah dari Beban Tangguhan yang lain. Pengungkapan PSAK tentang pengungkapan kebijakan akuntansi.

0 0 tetap berlaku bagi aktiva tetap tanah, untuk menjelaskan substansi pos tanah di neraca. Selain PSAK paragraf - dan PSAK paragraf dan, untuk tanah, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Jenis hak atas tanah dan masa manfaatnya, dan b) Prediksi manajemen atau derajat kepastian yang diperoleh manajemen mengenai diperoleh atau tidaknya perpanjangan/ pembaharuan hak atas tanah. c) Keterkaitan dengan pos Beban Tangguhan - Hak Atas Tanah. Reklasifikasi status tanah dalam neraca harus diungkapkan, misalnya aktiva lain- lain menjadi aktiva tetap tanah, persediaan tanah real estat menjadi aktiva tetap tanah, investasi tanah menjadi aktiva tetap tanah, dan sebaliknya. Informasi tentang Beban Tangguhan - Hak Atas Tanah harus diungkapkan, dalam catatan atas laporan keuangan, terutama: a) Keterkaitan dengan tanah tertentu, sejalan dengan pengungkapan pada paragraf. b) Kebijakan amortisasi Beban Tangguhan dan alasan pemilihan kebijakan. c) Bila perpanjangan atau pembaharuan hak tidak diperoleh, harus diungkapkan secara khusus TANGGAL EFEKTIF Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal Januari. Penerapan lebih dini dianjurkan..0

0 0.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. IKATAN AKUNTAN INDONESIA AKUNTANSI TANAH

DAFTAR ISI Paragraf SAMBUTAN KETUA UMUM IAI PENDAHULUAN... 0-0 Tujuan... 0 Lingkup... 0-0 Definisi... 0 PENJELASAN... 0- Pengakuan Tanah... 0 Pengakuan Awal Aktiva Tetap Tanah... 0 Komponen Biaya... 0 Perolehan Secara Gabungan... Pertukaran Aktiva Tanah... Tanah Sumbangan... Pengeluaran Setelah Perolehan... - Pengukuran Berikutnya terhadap Pengakuan Awal... Penyusutan... Penghapusan dan Pelepasan... - Pengakuan Beban Tangguhan karena pengurusan Legal Hak Atas Tanah... - Amortisasi... - PENYAJIAN... - Pengungkapan... - TANGGAL BERLAKU EFEKTIF...

PSAK No. tentang AKUNTANSI TANAH telah disetujui dalam rapat Komite Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal Juni dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal Juli. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items). Jakarta, Juli Komite Standar Akuntansi Keuangan Jusuf Halim Istini T. Sidharta Mirza Mochtar Wahjudi Prakarsa Katjep K. Abdoelkadir Jan Hoesada Hein G. Surjaatmadja Sobo Sitorus Timoty E. Marnandus Mirawati Sudjono Nur Indriantoro Rusdy Daryono Siti Ch. Fadjriah Osman Sitorus Jusuf Wibisana Yosefa Sayekti Heri Wahyu Setiyarso Ketua Wakil Ketua Sekretaris

SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dalam memasuki era globalisasi, arus dana tidak lagi mengenal batas negara dan tuntutan transparansi informasi keuangan semakin meningkat, baik dari pengguna laporan keuangan di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin meningkat tersebut, Standar Akuntansi Keuangan haruslah berwawasan global. Dengan keterbatasan tenaga, waktu dan dana, Ikatan Akuntan Indonesia selalu berusaha secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu standar akuntansi keuangan agar laporan keuangan yang disajikan perusahaan Indonesia dapat sejalan dengan perkembangan standar internasional. Peningkatan mutu tersebut dilakukan baik dengan penerbitan standar baru maupun dengan melakukan penyempurnaan terhadap standar yang telah ada. Upaya pengembangan standar akuntansi ini tentunya tidak akan berhasil tanpa dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Jendral Lembaga Keuangan-Departemen Keuangan yang telah mendukung upaya pengembangan standar akuntansi ini melalui Sub-Tim Pengembangan Sistem Akuntansi di Sektor Swasta. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada badan dan instansi pemerintah lainnya, Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan,

perguruan tinggi, asosiasi, perusahaan dan pihak lainnya yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan dalam proses pengembangan standar akuntansi ini. Kepada seluruh anggota Komite Standar Akuntansi Keuangan yang telah bekerja tanpa pamrih dengan semangat profesionalisme, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Jakarta, Juli Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia Drs. Soedarjono Ketua Umum