UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BAYAM (Amaranthus cruentus L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER

dokumen-dokumen yang mirip
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES INFUSA DAUN POHPOHAN (Pilea trinervia Wight.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS WEBSTER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

AKTIVITAS LAKSATIF INFUSA DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus L) PADA MENCIT. Tita Nofianti, Nurlaili Dwi Hidayati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBANG GETIH PADA MENCIT SECARA TRANSIT INTESTINAL

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

UJI BANDING AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL BUAH PEPINO

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN SISIK NAGA DENGAN METODE TOLERANSI GLUKOSA. Lisma Yanti, Yuwidia Rise Brasiska, Aang Hanafiah

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEH (Camellia sinensis L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES MELITUS TIPE II INFUS BUAH KESEMEK (Diospyros kaki Linn.) TERHADAP TIKUS JANTAN PUTIH GALUR WISTAR

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN DEKLARASI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP MENCIT JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

UJI DAYA ANALGETIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN BINAHONG [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) JANTAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tita Nofianti. Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

UJI AKTIVITAS ANTITROMBOSIT EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. sunti Val.) TERHADAP MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Tanaman gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL BAYAM (Amaranthus cruentus L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER E. Muharam Priatna, Sri Hadiyanti Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Latar Belakang : Bayam (Amaranthus cruentus L.) merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai antidiabetik. Penggunaan bayam sebagai obat tradisional perlu di dukung oleh informasi ilmiah mengenai khasiat dan efek samping yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antidiabetik ekstrak etanol bayam pada mencit putih jantan galur Swiss-Webster. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pretest and post test with control group design. Hewan uji dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif diberi PGA 2%, kelompok kontrol positif diberi glibenklamid 0,65 g/kg BB mencit, kelompok dosis uji 0,082 g/kg BB mencit, kelompok dosis uji 0,164 g/kg BB mencit dan kelompok dosis uji 0,328 g/kg BB mencit yang disuspensikan dalam PGA 2%, kemudian diberi glukosa dengan dosis 2 g/kg BB mencit secara oral. Kadar glukosa darah ditentukan pada menit ke 30, 60, 90 dan 120. Kemudian dilakukan analisis data menggunakan post hoc LSD. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bayam yang diberikan secara peroral pada mencit putih jantan galur Swiss-Webster hiperglikemi dengan dosis 0,164 g/kg BB mencit dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 28,49% sedangkan dosis 0,328 g/kg BB mencit memberikan penurunan kadar glukosa darah tertinggi yaitu 39,09% pada taraf nyata 0,05, tetapi efeknya masih dibawah kontrol positif (glibenklamid) yang dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 43,76%. Kata kunci : antidiabetika, bayam, toleransi glukosa. PENDAHULUAN Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta. (Maulana, 2009). Diabetes melitus adalah suatu gangguan kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah yang disebabkan kekurangan hormon insulin (Tjay, 2008). Diabetes melitus timbul karena defisiensi sintesis dan sekresi insulin atau resisten terhadap kerja insulin (BPOM RI, 2008). Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk penyembuhan diabetes. Mulai dari penanganan secara medis, pengaturan pola makan dan perbaikan pola hidup dengan olahraga yang teratur ataupun dengan penggunaan tanaman obatobatan yang lebih dikenal dengan pengobatan tradisional (Suryo, 2009). Salah satu tanaman yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah yaitu bayam. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk memperlancar proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis (diabetes melitus), kolesterol, darah tinggi, dan menurunkan berat badan (Warsidi, 2010). Selain kaya akan serat, bayam juga mengandung antioksidan dan mineral tinggi yang dapat membantu menurunkan risiko diabetes. 49

Untuk membuktikan bahwa bayam memiliki khasiat sebagai antidiabetika, maka dilakukan penelitian mengenai Uji Aktivitas Hipoglikemik Ekstrak Etanol Bayam (Amaranthus cruentus L.) pada Mencit Putih Jantan Galur Swiss- Webster. ALAT, BAHAN DAN METODE Alat. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah maserator, evaporator, cawan penguap, penangas air, tabung reaksi, pipet tetes, mortir, stemper, kapas, penjepit kayu, plat tetes, glukometer, timbangan, alat suntik, sonde oral, kandang mencit, corong, gelas kimia, gelas ukur, kertas saring Bahan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu simplisia bayam, etanol 70%, glibenklamid, larutan PGA 2%, ammonium hidroksida (NH 4 OH) 10%, kloroform (CHCl 3 ), asam klorida (HCl) 1N dan 2N, pereaksi mayer, pereaksi dragendroff, pereaksi Lieberman-bouchardat, logam Zn, FeCl 3, gelatin 1%, asam asetat (CH 3 COOH), vanillin, asam sulfat (H 2 SO 4 ), natrium hidroksida (NaOH), amil alkohol, eter, KOH 5%. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode eksperimental, melalui tahap kerja sebagai berikut : Pengumpulan Bahan Bahan yang digunakan yaitu daun bayam. Daun bayam tersebut diambil dari Desa Sukasetia, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis. Determinasi Tumbuhan Determinasi dilakukan di Sekolah Ilmu dan Tekhnologi Hayati, Institut Tekhnologi Bandung. Pembuatan ekstrak. Timbang simplisia bayam yang sudah dihaluskan sebanyak 100 gram. Masukkan kedalam maserator. Tambahkan pelarut etanol 70% ke dalam maserator sampai seluruh simplisia terendam. Maserat yang ditampung disatukan, kemudian dipekatkan dengan menggunakan evaporator sampai menghasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang dihasilkan kemudian ditimbang untuk dihitung rendemennya. Penapisan Fitokimia. Penapisan fitokimia yang akan dilakukan pada ekstrak etanol bayam yaitu meliputi pengujian alkaloid, flavonoid, polifenol, monoterpen, seskuiterpen, steroid, triterpenoid, kuinon, saponin dan tannin. Uji Aktivitas Antidiabetika. Sebelum digunakan, mencit dipuasakan kurang lebih 18-24 jam. Tetapi tetap diberi minum. Hewan uji dibagi atas 5 kelompok, yang terdiri dari : Kelompok kontrol (-) diberi PGA 2%, kelompok kontrol (+) diberi PGA 2% dan glibenklamid 0,65 mg/kg BB mencit, kelompok uji dosis I diberi PGA 2% dan ekstrak etanol bayam dosis 0,082 g/kg BB hewan, kelompok uji dosis II diberi PGA 2% dan ekstrak etanol bayam dosis 0,164 g/kg BB hewan, kelompok uji dosis III diberi PGA 2% dan ekstrak etanol bayam dosis 0,328 g/kg Bb hewan. Setelah 1 jam pemberian ekstrak, kemudian periksa kadar glukosa darah mencit (t=0). Semua kelompok diberi glukosa secara oral dengan dosis 2 g/kg BB mencit. Kemudian kadar glukosa darah ditentukan pada menit ke 30, 60, 90 dan 120 setelah pemberian glukosa dengan menggunakan glukometer nesco multi check. Data yang diperoleh dari hasil percobaan dianalisis secara statistik dengan metode ANAVA (Analisis Varians) dan di lakukan uji LSD (Least Significant Differences). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Determinasi Hasil determinasi yang telah dilakukan di Sekolah Ilmu dan Tekhnologi Hayati, Institut Tekhnologi Bandung menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah bayam (Amaranthus cruentus L.). Hasil Ekstraksi Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Berat simplisia yang timbang sebanyak 100 gram, menghasilkan berat 50

ekstrak kental sebanyak 20,98 gram dan rendemen sebanyak 20,98%. Hasil SkriningFitokimia Tabel 4.2 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Bayam Pengujian Ekstrak Etanol Keterangan Alkaloid - Tidak terdeteksi Flavonoid + Terdeteksi Polifenol + Terdeteksi Monoterpen - Tidak terdeteksi Seskueterpen - Tidak terdeteksi Steroid + Terdeteksi Triterpenoid - Tidak terdeteksi Kuinon + Terdeteksi Saponin - Tidak terdeteksi Tannin - tidak terdeteksi Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa ekatrak etanol bayam mengandung senyawa flavonoid, polifenolat, kuinon dan steroid Hasil Uji Aktivitas Antidiabetika Tabel 4.4 Kadar Glukosa Darah Per 30 Menit Selama 120 Menit Sesudah Pemberian Glukosa 2 g/kg BB Mencit dari Masing-Masing Kelompok Pengujian pada Uji Aktivitas Antidiabetika Ekstrak Bayam Perlakuan Pemeriksaan glukosa darah mencit pada menit ke- 0 30 60 90 120 x kontrol(-) 61.00 275.60 134.60 106.80 99.40 SD ±4.06 ±21.33 ±30.12 ±26.33 ±21.89 x kontrol (+) 43.20 88.60 54.60 43.00 33.40 SD ±9.04 ±7.83 ±4.10 ±3.00 ±3.29 x dosis 1 56.60 197.20 119.60 91.20 70.80 SD ±9.63 ±53.03 ±54.18 ±38.91 ±25.79 x dosis 2 68.40 208.60 111.80 79.60 63.80 SD ±13.63 ±33.08 ±36.53 ±19.07 ±13.42 x dosis 3 62.40 152.20 92.40 61.60 49.60 SD ±6.47 ±20.38 ±14.77 ±20.74 ±9.40 Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa kadar glukosa darah mencit pada waktu ke-30 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan waktu ke-0. Hal tersebut disebabkan karena glukosa yang diberikan pada mencit sudah diserap oleh tubuh. Sedangkan pada menit ke-60 kadar glukosa darah mencit sudah mengalami penurunan dan penurunan dan penurunan tersebut berlanjut pada menit ke-90 dan 120. Hal tersebut disebabkan karena obat dan ekstrak yang diberikan pada masing-masing kelompok sudah menimbulkan efek sehingga terjadi penurunan kadar glukosa darah pada mencit. Secara skematis perjalanan obat didalam tubuh terdiri dari empat tahap yaitu absorpsi (penyerapan), distribusi (penyebaran), metabolisme dan ekskresi (pengeluaran). Pada proses absorpsi yang terjadi adalah masuknya molekulmolekul obat kedalam tubuh atau menuju ke peredaran darah tubuh setelah melewati sawar biologik. Penyerapan ini hanya dapat terjadi bila 51

molekul zat aktif berada dalam bentuk terlarut. Setelah diabsorpsi obat akan didistribusi keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah, karena selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisikokimianya. Metabolisme obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar atau lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak, sehigga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Setelah itu obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. (http://www.scribd.com/doc/49150846/ Absorpsi-Ekskresi). Pada pengukuran glukosa darah (mg/dl) per 30 menit selama 120 menit setelah pemberian glukosa 2 g/kg BB mencit dari masing-masing kelompok pengujian pada uji aktivitas antidiabetika ekstrak etanol bayam mengalami proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan eksresi sehingga pada menit tertentu kadar glukosa darah mencit tersebut mengalami penurunan. Gambar 4.1 persentase penurunan kadar glukosa darah Berdasarkan grafik kadar glukosa darah relatif (%) pada Gambar 4.1 bahwa pada menit ke-30 belum menunjukkan adanya aktivitas antidiabetika, sedangkan pada menit ke-60 dosis uji 0,085 g/kg BB hewan, 0,175 g/kg BB hewan dan 0,35 g/kg BB hewan sudah menunjukkan aktivitas antidiabetika dan terus berlanjut sampai menit ke-120. Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa semua sampel terdistribusi normal karena sig > 0,05 sehingga Ho diterima artinya kelima kelompok perlakuan diambil dari populasi yang terdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov. Normal Parameter Most Extreme Difference N K_(-) K_(+) D_1 D_2 D_3 5 5 5 5 5 Mean 221.9820 124.842 189.312 158.736 135.192 Std. Deviation 25.10240 20.52204 43.94957 29.8980 23.4799 Absolute 0.433 0.229 0.183 0.140 0.249 Positive 0.433 0.229 0.183 0.140 0.249 Negative -0.295-0.175-0.148-0.118-0.210 Kolmogorov-Smirnov 0.968 0.512 0.408 0.313 0.558 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.306 0.956 0.996 1.000 0.915 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 52

Hasil Uji Kesamaan Varian Levene Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Varian Levene Pada Uji Aktivias Antidiabetika Ekstrak Etanol Bayam. Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.042 4 20 0.410 Berdasarkan uji kesamaan varian levene pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sig > 0,05 sehingga Ho diterima artinya semua varian homogen. Karena sampel terdistribusi normal dan semua varian homogen maka selanjutnya dilakukan uji ANAVA. Hasil Uji ANAVA Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa sig < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti adanya perbedaan dosis pada tiap kelompok perlakuan menghasilkan efek yang berbeda. Untuk mengetahui apakah kadar glukosa darah relatif ekstrak etanol bayam dengan dosis 0,085 g/kg BB hewan, 0,175 g/kg BB hewan dan 0,35 g/kg BB hewan mempunyai aktivitas yang bermakna secara farmakologi bila dibandingkan dengan kontrol (-), maka dilakukan uji lanjutan LSD pada taraf nyata 0,05. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji ANAVA Pada Uji Aktivias Antidiabetika Ekstrak Etanol Bayam Sumber Jumlah Rata-rata df variasi kuadrat kuadrat F Hitung Sig Antar 31866.562 4 7966.640 8.996 0.000 kelompok Dalam 17712.214 20 885.611 kelompok Total 49578.776 24 Hasil Uji LSD (Least Significant Differences) Tabel 4.8 Hasil Uji LSD Pada Uji Aktivias Antidiabetika Ekstrak Etanol Bayam (I) Kelompok (J) Kelompok 53 Perbedaan rata-rata (I-J) Kontrol Negatif Kontrol Positif 97.14000 * Dosis 1 32.67000 Dosis 2 63.24600 * Dosis 3 86.79000 * Kontrol Positif Kontrol Negatif -97.14000 * Dosis 1-64.47000 * Dosis 2-33.89400 Dosis 3-10.35000 Dosis 1 Kontrol Negatif -32.67000 Kontrol Positif 64.47000 * Dosis 2 30.57600 Dosis 3 54.12000 * Dosis 2 Kontrol Negatif -63.24600 * Kontrol Positif 33.89400 Dosis 1-30.57600 Dosis 3 23.54400 Dosis 3 Kontrol Negatif -86.79000 * Kontrol Positif 10.35000 Dosis 1-54.12000 *

Hasil uji lanjutan LSD dapat dilihat pada Tabel 4.8. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak etanol bayam memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya perbedaan yang bermakna pada kelompok dosis 1, dosis 2 dan dosis 3 terhadap kontrol negatif. Mekanisme kerja dari glibenklamid yaitu dengan cara merangsang sekresi insulin pada sel beta pulau langerhans pankreas. Glibenklamid diabsorpsi di dalam usus (99%) dan waktu paruh nya sekitar 2-3 jam, hal ini terlihat pada menit ke-120 yang menunjukkan efek terapi obat maksimum (Sulistia, 2007). Ekstrak etanol bayam dosis uji 0,082 g/kg BB hewan tidak menunjukkan aktivitas penurunan kadar glukosa darah yang berarti pada taraf nyata 0,05, hal ini terlihat dari tidak ada perbedaan yang bermakna antara dosis 0,082 g/kg BB hewan jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Keadaan ini disebabkan karena dosis tersebut terlalu kecil sehingga efeknya tidak terlalu cukup besar. Sedangkan pada dosis uji 0,164 g/kg BB hewan dan dosis uji 0,328 g/kg BB hewan terlihat ada penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada taraf 0,05. Kontrol positif menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada taraf Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Dosis 2-23.54400 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Rata-Rata Mencit nyata 0,05 bila dibandingkan dengan kelompok dosis uji 0,082 g/kg BB hewan. Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah, tetapi terhadap dosis uji 0,164 g/kg BB hewan dan dosis uji 0,32 g/kg BB hewan tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Kelompok dosis uji 0,082 g/kg BB hewan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada taraf 0,05 bila dibandingkan dengan kelompok dosis uji 0,328 g/kg BB hewan sedangkan terhadap kelompok kontrol negatif dan dosis uji 0,164 g/kg BB hewan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna, hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok dosis uji 0,082 g/kg BB hewan memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah hingga nilainya hampir sama dengan kelompok dosis uji 0,164 g/kg BB hewan. Kelompok dosis uji 0,164 g/kg BB hewan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada taraf 0,05 jika dibandingkan dengan kelompok dosis uji 0,328 g/kg BB hewan, hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok dosis uji 0,164 g/kg BB hewan memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah hingga nilainya hampir sama dengan kelompok dosis uji 0,328 g/kg BB hewan. Tabel 4.9 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Rata-rata Mencit Pada Uji Aktivias Antidiabetika Ekstrak Etanol Bayam Keteranga Kelompok Perlakuan n kontrol (+) Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Rata-rata 43,76 14,72 28,49 39,09 SD ±21.58 ±10.25 ±15.42 ±20.22 Setelah dihitung persentase penurunan kadar glukosa darah dibandingkan dengan kontrol negatif, diperoleh hasil bahwa penurunan kadar glukosa darah oleh dosis 0,082 g/kg BB hewan sebesar 14,72%, dosis 0,164 g/kg BB hewan sebesar 28,49% dan dosis 0,328 g/kg BB hewan sebesar 39,09%. 54 Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian uji antidiabetika dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bayam dengan dosis 0,082 g/kg BB hewan, 0,164 g/kg BB

hewan dan 0,328 g/kg BB hewan yang diberikan secara oral pada mencit putih jantan galur swiss-webster dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi dengan glukosa 2g/Kg BB mencit. Penggunaan ekstrak etanol bayam dengan dosis 0,328 g/kg BB hewan dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 39,09% sedangkan kelompok dosis uji 0,164 g/kg BB hewan sebesar 28,49% dan kelompk dosis uji 0,082 g/kg BB hewan sebesar 14,72%. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan dosis ekstrak etanol bayam dapat meningkatkan aktivitas antidiabetika. Dosis 0,328 g/kg BB hewan dan dosis 0,164 g/kg BB hewan dapat digunakan sebagai obat antidiabetika karena memiliki perbedaan yang signifikan pada taraf 0,05 dari control negatif. Tetapi efek pada pemberian ekstrak etanol bayam dengan dosis 0,328 g/kg BB hewan tidak sebaik kelompok yang diberikan obat pembanding glibenklamid dengan dosis 0,65 mg/kg BB mencit yang dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 43,76%. Dosis yang paling baik digunakan adalah dosis 0,175 g/kg BB untuk menghindari kemungkinan tedrjadinya efek samping. Karena dengan dosis tersebut efek antidiabetika sudah ada dan signifikan. Saran Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji aktivitas hipoglikemik ekstrak etanol bayam dengan memfraksinasi senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antidiabetik DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. Medikasi Spesifik Diabetes Melitus Tipe 2. [Online]. Tersedia : http://www.majalahfarmacia.com. [6 April 2011]. Anonim. 2010. Absorpsi dan Ekskresi Obat Dalam Tubuh. [Online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/49150846/a bsorpsi-ekskresi. [13 Juni 2011]. BPOM, RI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta : CV Agung Seto; Hal 482-485. Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC; Hal 624-640. Dalimarta, Setiawan. 2000. Atlas Tuubuhan Obat Indonesia (Edisi 2). Jakarta : Trubus Agriwidya; Hal 7-10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pangawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional; Hal 1-12. Dewanti, Sri. 2001. Kolesterol, Diabetes Mellitus dan Asam Urat. Klaten : Kawan Kita. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi 4. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ditjen POM, 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ganiswara, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi (Edisi V). Jakarta : Universitas Indonesia. Hamidah, Mida. 2008. Farmakognosi dan Fitokimia Daun Binahong (Andredera cordofolia(ten.)steenis) (skripsi). Tasikmalaya: Jurusan Farmasi STIkes BTH. Maulana, Mirza. 2009. Mengenal Diabetes Mellitus. Yogyakarta : Ar- Ruzz Media. Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat (Edisi 5). Bandung : ITB; Hal 340-350. Myeck, Mary. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta : Widya Medika; Hal 259-265. Nopianti, Ranti. 2010. Uji Aktivitas AntidiabetikaEkstrak Etanol Daun Binahong (Andredera cordifolia [Tenore] Steen) Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss-Webster (Skripsi). Tasikmalaya : Program Studi Farmasi STIKes BTH. Sabella, Rifdah. 2010. Libas Diabetes dengan Terapi Herbal, Buah dan Sayuran. Yogyakarta : Galmas Publisher; Hal 8-22. 55

Suryo, J. 2009. Rahasia Herbal Penyembuhan Diabetes. Yogyakarta : Obat-Obat Penting. Jakarta : PT.Elex Media Kompotindo. Tjay, Tan Hoan., Kirana Raharja. 2008. Obat-Obat Penting (Edisi 6). Jakarta : PT.Elex Media Kompotindo; Hal 738-756. PT. Bentang Pustaka. Tjay, Tan Hoan., Kirana Raharja. 2002. Warsidi, Edi. 2010. Sembuh Sehat Alami. Jakarta : Leaf Production. Yulinah, Elin. 2001. Aktivitas Antidiabetika Ekstrak Etanol Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Nees(Acanthaceae)) : (Jurnal), Halaman 13-1 56