2.1. Dasar Teori Bandwidth Regression

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Metode Stepwise, Best Subset Regression, dan Fraksi dalam Pemilihan Model Regresi Berganda Terbaik

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

METODOLOGI PENELITIAN

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BAB 2 LANDASAN TEORI

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

Architecture Net, Simple Neural Net

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

4.1. Pengumpulan data Gambar 4.1. Contoh Peng b untuk Mean imputation

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

BAB I PENDAHULUAN. paling parah dan paling lama tingkat pemulihannya akibat krisis keuangan

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

penyedia layanan server yang diakses atau dituju oleh pengguna. Pihak administrator jaringan di Universitas Pattimura, diperoleh informasi total

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

PENGGUNAAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PADA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

Presentasi Tugas Akhir

PERKIRAAN PENJUALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILENT BACKPROPAGATION (RPROP)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

Peramalan Data IHSG Menggunakan Metode Backpropagation

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

ESTIMASI KONSUMSI ENERGI LISTRIK BALI BERBASIS ANN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

KLASIFIKASI ARITMIA EKG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN FUNGSI AKTIVASI ADAPTIF

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

VIII.PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Neural Network (NN) Keuntungan penggunaan Neural Network : , terdapat tiga jenis neural network Proses Pembelajaran pada Neural Network

BAB VIII PENGANTAR JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

Transkripsi:

2.1. Dasar Teori 2.1.1. Bandwidth Bandwidth adalah ukuran kapasitas dari sistem transmisi (Comer, 2004) Bandwidth adalah konsep pengukuran yang sangat penting dalam jaringan, tetapi konsep ini memiliki kekurangan atau batasan, yaitu tidak peduli bagaimana cara mengirimkan informasi maupun media apa yang dipakai dalam penghantaran informasi, seperti cara pengiriman secara pararel (synchronous), serial (asynchronous), maupun media yang digunakan dan lain lain. (Mekonga, 2012) Manajemen bandwidth adalah sebuah proses penentuan besarnya bandwidth kepada tiap pemakai dalam jaringan komputer. (Mekonga, 2012). Besarnya bandwidth akan berdampak kepada kecepatan transmisi, Bandwidth internet disediakan oleh provider internet dengan jumlah tertentu tergantung sewa pelanggan. Dengan Quality of Service (QoS) dapat diatur agar user tidak menghabiskan Bandwidth yang di sediakan oleh provider. Bandwidth mempresentasikan jarak keseluruhan atau jangkauan di antara sinyal tertinggi dan terendah pada kanal (band) komunikasi. Pada dasarnya bandwith mempresentasikan kapasitas dari koneksi, semakin tinggi kapasitas, maka umumnya akan diikuti oleh kinerja yang lebih baik, meskipun kinerja keseluruhan juga tergantung pada faktor-faktor lain, misalnya latency yaitu waktu tunda antara masa sebuah perangkat meminta akses ke jaringan dan masa perangkat itu memberi izin untuk melakukan transmisi. 2.1.2. Regression Analisis regresi adalah analisis statistika yang bertujuan untuk memodelkan hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Menurut Gujarati dalam (Mara, 2013) istilah regresi pertamakali dikenalkan oleh Francis Galton (1886) melalui artikelnya yang berjudul Regression Towards Mediocrity In Hereditar Stature, di dalam artikel ini Galton mengkaji hubungan antara tinggi badan 5

6 anak dengan tinggi badan orang tua. Dari hasil kajian ini diperoleh informasi adanya hubungan antara tinggi badan anak dengan tinggi orang-tuanya. Model yang menggambarkan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) dalam (Yuniati, 2010) adalah (Nguyen, 2013) Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dikatakan linier jika dapat dinyatakan dalam model: Salah satu tujuan di dalam analisis regresi adalah untuk mendapatkan model terbaik yang menjelaskan hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent, model terbaik adalah model yang seluruh koefisien regresinya berarti (significant) dan mempunyai kriteria model terbaik optimum, yaitu: a. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi adalah ukuran bagian ragam variabel terikat yang dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel bebas yang ada didalam model. (Hanum, 2011) Nilai koefisien determinasi Dengan : RSS p = jumlah kuadrat regresi SStotal = jumlah kuadrat total p = jumlah variabel bebas dalam model R 2 akan terus bertambah seiring bertambahnya variabel bebas y ang dimasukkan dalam model. Variabel yang potensial ditambahkan dalam model adalah yang memberi penambahan nilai R 2 yang cukup berarti (karim, M.E dalam (Hanum, 2011)) b. R 2 adj Menurut (Hanum, 2011) R 2 adj adalah penyesuaian dari R 2. Nilai R 2 adj ditentukan dengan rumus:

7 Dengan n = jumlah amatan Nilai R 2 adj hanya akan naik jika nilai (n p)ssep turun, karena (n 1) Sstotal tetap. Model yang baik memiliki R 2 adj yang besar (karim, M.E dalam (Hanum, 2011)) c. Cp-Mallow Nilai dugaan yang didapat dari persamaan regresi berdasarkan sebagian variabel bebas pada umumnya bias. Untuk menilai kabaikan model digunakan Means Square Error (MSE) dengan varian dan biasnya. C.L. Mallow menyarankan statistik: Penyimpangan Cp dari p digunakan sebagai ukuran bias. Model terbaik berdasarkan Cp adalah model yang memiliki nilai Cp terdekat dengan jumlah variabel dalam model (karim, M.E dalam (Hanum, 2011)) Untuk memperoleh model terbaik, ada beberapa metode yang dapat digunakan, salah satunya yaitu best subset regression. 2.1.2.1 Best subset Regression Model regresi terbaik adalah model yang dapat menjelaskan perilaku variabel tak bebas dengan sebaik-baiknya dengan memilih variabel-variabel bebas dari sekian banyak variabel bebas yang tersedia dalam data (Hanum, 2011). Untuk menentukan variabel bebas mana yang akan dimasukkan ke dalam model regresi, menurut (Draper & Smith, 1992) ada dua kriteria yang saling bertentangan, yaitu: 1. Agar persamaannya bermanfaat untuk peramalan,biasanya ingin dimasukkan sebanyak mungkin variabel sehingga diperoleh nilai ramalan yang andal 2. Karena untuk memperoleh informasi dari banyak variabel serta pemantauannya sering kali diperlukan biaya yang tinggi, maka diinginkan persaman regresi yang

8 mencakup sesedikit mungkin variabel. Kompromi diantara kedua kriteria itulah yang disebut pemilihan model regresi terbaik. Metode best subset regression menyajikan variabel independen. Best subset regression memulai pemilihan model dengan model yang paling sederhana yaitu model dengan satu variabel, selanjutnya disusupkan variabel lain satu per satu sampai didapat model yang memenuhi kriteria terbaik (Hanum, 2011). Kriteria model terbaik didasarkan pada penambahan R 2 dan R 2 adj, pengurangan S 2, atau kedekatan nilai C-p Mallow dengan jumlah variabel dalam model (Hanum, 2011). 2.1.3. Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan adalah sistem komputasi yang dimodelkan dari sistem saraf pusat manusia yang mampu mengenal pola melalui pembelajaran dan mengarah pada model prediksi (Mitchell, 1997) Pada dasarnya JST mencoba meniru cara kerja otak manusia, khususnya neuron. JST mempunyai karakteristik yang dimiliki oleh otak manusia, diantaranya adalah kemampuan untuk belajar dari pengalaman. (Dave & George, 1992) Jaringan saraf tiruan merupakan sistem yang tak terprogram, artinya semua keluaran atau kesimpulan yang ditarik oleh jaringan didasarkan pada pengalamannya selama mengikuti proses pembelajaran/pelatihan. Terdapat tiga tahapan untuk memprediksi dengan jaringan saraf tiruan, yaitu training, validation, dan testing. Dalam fase training, jaringan saraf tiruan mengidentifikasi pola input data. Pada fase validation, jaringan saraf tiruan meminimalisasi eror dalam indentifikasi pola dengan menghindari overfitting yang dapat mengurangi daya prediksi dari model (Priddy & Kelle, 2005). Pada fase ketiga, adalah memprediksi.

9 Jika dibandingkan dengan metode peramal lainnya, JST memiliki karakteristik yang unik diantaranya (Tarassenko, 2004): 1. yang diberikan. Karakteristik ini memungkinkan JST digunakan untuk menangani permasalahan yang bersifat kompleks dan sulit untuk disolusikan; 2. - digunakan untuk mencari solusi permasalahan dengan set data yang berbeda, dan; 3. Kemampuan untuk menyolusikan permasalahan yang tidak bisa atau kurang baik bila dimodelkan sebagai sistem linier, yang menjadi persyaratan pada beberapa metode peramalan lainnya, seperti model data deret waktu (time series model ). 2.1.3.1.Arsitektur Jaringan Menurut saputro dalam (Utami, 2007) pemodelan struktur pemrosesan informasi terdistribusi dilakukan dengan menentukan pola hubungan antar neuron atau disebut arsitektur jaringan. Pola hubungan yang biasa digunakan pada JST adalah hubungan antar lapisan (layer). Jaringan saraf tiruan memiliki beberapa arsitektur jaringan yang digunakan dalam berbagai aplikasi, arsitektur jaringan saraf tiruan tersebut, antara lain single layer network, multilayer network, multilayer network dengan umpan balik dan recurrent network menurut kristianto dalam (Utami, 2007). Dalam penelitian ini digunakan arsitektur multilayer network, yang memiliki 3 jenis layer, yaitu layer input, layer output dan hidden layer. Jaringan dengan banyak lapisan tersembunyi dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan jaringan dengan lapisan tunggal. Namun, proses pelatihan sering membutuhkan waktu yang cenderung lama (Siang, 2005) 2.1.3.2.Arsitektur Jaringan Backpropagation Setiap unit di dalam layer input pada jaringan backpropagation selalu terhubung dengan setiap unit yang berada pada layer tersembunyi, demikian juga setiap unit pada layer tersembunyi selalu terhubung dengan unit pada layer output.

10 yaitu: Jaringan backpropagation terdiri dari banyak lapisan (multilayer network) 1. Lapisan input (X), yang terdiri dari 1 hingga n input 2. Lapisan tersembunyi (Z), yang terdiri dari 1 hingga p unit tersembunyi 3. Lapisan output (Y), yang tersiri dari 1 hingga m unit output Gambar 2.1. Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan 2.1.3.3.Proses Pelatihan Menurut (Fausset, 1994) metode yang digunakan untuk menentukan bobot dan koneksi jaringan disebut pelatihan atau pembelajaran, dalam proses pelatihan terjadi perubahan bobot jaringan. Proses pelatihan dibedakan menjadi dua, yaitu supervised learning (dibimbing) dan unsupervised learning (tidak dibimbing). JST supervised memodifikasi bobot sesuai dengan eror dan JST unsupervised melakukan perubahan bobot jaringan berdasarkan parameter tertentu. Dalam penelitian ini digunakan algoritma pelatihan backpropagation. Algoritma backpropagation merupakan algoritma pelatihan dengan pola pelatihan supervised. Pelatihan dengan metode backpropagation terdiri dari 3 fase, yaitu fase pertama adalah fase maju yaitu pola input dihitung maju mulai dari lapisan input hingga lapisan output menggunakan fungsi aktivasi yang ditentukan, fase kedua adalah fase mundur, berdasarkan selisih antara output jaringan dengan target yang diinginkan dipropagasikan mundur mulai dari garis yang berhubungan langsung

11 dengan lapisan output, dan fase ketiga adalah modifikasi bobot untuk menurunkan error yang terjadi. 2.1.3.4. Pelatihan Jaringan Backpropagation Aturan pelatihan jaringan backpropagation terdiri dari 2 tahapan, feedforward dan backward propagation. Pada jaringan diberikan sekumpulan contoh pelatihan yang disebut set pelatihan. Menurut Martin, T dalam (Pinjare, 2012) set pelatihan ini digambarkan dengan sebuah vector feature yang disebut dengan aktual input yang diasosiasikan dengan sebuah output yang menjadi target pelatihannya, dengan kata lain set pelatihan terdiri dari aktual input dan juga aktual output target. Keluaran dari jaringan berupa sebuah aktual output aktual. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara output aktual yang dihasilkan dengan output target dengan cara melakukan pengurangan diantara kedua output tersebut. Hasil dari pengurangan merupakan error. Error dijadikan sebagai dasar dalam melakukan perubahan dari setiap bobot yang ada dengan mempropagasikannya kembali.