BAB I PENDAHULUAN. Adapun berkarakter diartikan sebagai berkepribadian, berperilaku,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

URGENSI NILAI MORAL DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh; Dr. Sujarwo, M.Pd (Dosen PLS FIP UNY)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

PENGUATAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN IPA. Anatri Desstya PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Saat ini Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. (1993:453). Kompetensi juga dapat diartikan sebagai suatu

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

Pencak Silat Sebagai Model Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasiskan Kearifan Budaya Lokal. Irwan Satria

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDEKATAN SETS (Science Environment Technology and Society) DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN SAINS

Oleh Asriani. Pembimbing Dr.H. Moh. Karmin Baruadi, M.Hum Salam, S.Pd, M.Pd Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

ETIK UMB KARAKTER SUKSES. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. patriotisme, dan ciri khas yang menarik (karakter) dari individu dan masyarakat bangsa

JURNAL PENELITIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

wahk.. kok isoo

BAB IV VISI DAN MISI

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER. By: Novianty Elizabeth.SH.M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PERSEPSI GURU MATEMATIKA TERHADAP KARAKTER SISWA (Ditinjau dari Masa Kerja Guru SMAN Se-Kota Palopo)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KARAKTER DI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. beberapa ayat di dalam al-quran. Penanaman nilai-nilai akhlak mulia menjadi

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16890/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

DESKRIPSI KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS MATERI BUNYI DI SMP DI KOTA GORONTALO

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Secara etimologis, kata karakter bisa berarti tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakter dimaknai sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak (Depdiknas, 2010). Adapun berkarakter diartikan sebagai berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Musfiroh (2008) karakter mengacu kepada serangkaian sikap ( attitudes), perilaku ( behaviors), motivasi ( motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan cara mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang sikap dan perilakunya sesuai dengan kaidah moral yang berlaku dalam masyarakat termasuk individu yang berkarakter mulia. Karakter mulia merupakan sikap, cara pandang dan perilaku individu yang memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah,

terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut (Kemdiknas, 2010). Karakter individu yang mulia yang ditandai dengan nilai-nilai moral yang mendasar sebagai ciri khas yang dimiliki (karakteristik). Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku). Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya da n disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya). Pendidikan karakter di sekolah pasti ada perbedaan dengan pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga. Karena dalam lingkungan keluarga merupakan dasar utama untuk mendidik anak dengan baik dalam rangka memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai kepribadian positif pada seorang anak. Nilai karakter akan tercemin dalam diri manusia, berupa sikap seorang anak. Jika seorang anak mendapat pendidikan yang sangat baik dalam lingkungan keluarga, maka dia akan memiliki sikap atau perilaku yang baik. Karena pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan mendidik moral dan mendidik ahlak, dan tujuannya adalah sama-sama membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan anggota masyarakat yang baik. Pada masyarakat Muna pendidikan karakter dapat dilakukan dalam ritual Katoba, dan setiap orang tua yang memiliki anak yang usianya 6-10 tahun maka

anak tersebut harus dikatoba. Menurut pemahaman masyarakat Muna ritual Katoba itu berarti taubat. Secara harfiah taubat dapat berarti menyesali semua perbuatan buruk yang pernah dilakukan dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Orang yang sudah bertaubat sudah memiliki kesadaran kembali keajaran Islam dan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Dalam referensi Islam nilai yang sangat terkenal dan sangat melekat yang mencerminkan akhlak dan perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhamad SAW, yaitu sidik, amanah, fatonah dan tablig. Tentu dipahami bahwa empat nilai ini merupakan dasar dari nilai karakter, bukan seluruhnya. Karena Nabi Muhamad SAW, juga terkenal dengan karakter kesabarannya, ketangguhanya, kejujuranya, kesopananya, kedisiplinanya dan berbagai karakter lainya. Sidik berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, dan berjuang untuk menegakan kebenaran. Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, dan mencerminkan bahwa apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan oleh Rasulullah dapat dipercaya oleh siapa pun, baik oleh kaum muslimin, maupun nonmuslim. Fatonah yang berarti cerdas atau pandai, luas wawasannya, terampil dan profesional. Artinya perilaku Rasulullah dapat dipertanggung jawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah. Tablig yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapa pun yang menjadi lawan bicara Rasulullah, maka orang tersebut akan mudah memahami apa yang dibicarakan atau yang dimaksudkan oleh Rasulullah.

Lingkungan keluarga memiliki peran penting dalam mendidik anaknya. Karena pendidikan dalam keluarga merupakan dasar untuk membentuk karakter pada anak usia dini. Hal-hal yang perlu diterapkan sebagai nilai karakter dasar dalam lingkungan keluarga seperti nilai religius yakni sikap dan perilaku yang patut dalam menjalankan agamanya, nilai kedisiplinnan yakni sikap atau tindakan menunjukan perilaku patut dan tunduk terhadap aturan yang ada, nilai kejujuran yaitu sikap yang dapat dipercaya dan nilai kesopana yakni sikap saling menghormati. Pembentukan karakter anak sangat penting bagi anak oleh karena itu di masyarakat Muna pendidikan karakter ini, dapat dilakukan lewat ritual Katoba. Tuturan ritual Katoba ini mengajak agar dapat memahami jati dirinya sebagai hamba Allah. Apabila seorang anak mampu memahami dan menerapkan nilai religius, kedisiplinan dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari berarti anak tersebut mampu menerapkan nilai Pendidikan Karakter dalam Tuturan Ritual Katoba. Jika seorang anak yang sudah dikatoba tidak mencerminkan dirinya sebagai anak yang sudah dikatoba berarti anak tersebut tidak dapat memahami nilai-nilai yang terdapat dalam isi tuturan ritual Katoba itu sendiri. Karena dalam penelitian tentang Nilai Pendidikan Karakter dalam Tuturan Ritual Katoba di Muna, ini bertujuan untuk menjadikan anak sebagai anak yang bermoral, berakhlah dan dapat menjadikan dirinya sebagai Islam sejati. Sesuai dengan realitas yang ada saat ini, pada masyarakat Muna anak yang sudah melaksanakan ritual Katoba, tidak lagi mencerminkan dirinya sebagai anak yang sudah dikatoba. Hal ini dapat dilihat pada sikap seorang anak yang tidak lagi

mendengarkan perkataan orang tuanya, dan tidak takut terhadap segala larangan Allah. Padahal dalam isi dalam tuturan ritual Katoba terdapat pesan-pesan yang memiliki nilai-nilai dalam pembentukan karakter. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kurangnya pemahaman anak tentang isi tuturan ritual Katoba di Muna. 2) Kurangnya pemahaman tentang nilai pendidikan karakter dalam isi tuturan ritual Katoba di Muna 3) Kurangnya pemahaman anak tentang nilai religius dalam tuturan ritual Katoba. 4) Kuranganya pemahaman anak tentang nilai kedisiplinnan dalam isi tuturan ritual Katoba. 5) Kurangnya pemahaman anak tetang nilai kejujuran dalam isi tuturan ritual Katoba. 1.3 Batasan Masalah Dari uraian di atas, maka penelitian ini dibatasi pada nilai pendidikan karakter dalam tuturan ritual Katoba di Muna, yakni nilai religius, kejujuran, dan kedisiplinnan. 1.4 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana isi tuturan dalam ritual Katoba di Muna?

(2) Bagaimana nilai pendidikan karakter dalam isi tuturan ritual Katoba di Muna? 1.5 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman arti dan penafsiran terhadap judul, maka kiranya perlu diuraikan peristilahan-peristilahan yang ada dalam judul tersebut, sehingga diperoleh suatu pemahaman yang sesuai dengan apa yang dimaksudkan secara tepat dan benar. Adapun peristilahan ( pharafrase) yang perlu ditegaskan dalam judul di atas, sebagai berikut: Nilai pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian adalah suatu ajaran yang mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang terdiri: nilai religius (sikap dan perilaku yang patut dilakukan dalam menjalankan ajaran agamanya), nilai kejujuran (sikap seorang anak untuk melakukan segala sesuatu yang disasarkan pada sikap yang dapat dipercaya), dan nilai nilai kedisiplinan (sikap seorang anak yang tunduk terhadap aturan yang ada). Tuturan dalam ritual katoba adalah penyampaian nasehat pada upacara pengislaman anak. Jadi nilai pendidikan karakter dalam ritual Katoba adalah ajaran religius, kejujuran dan kedisiplinnan yang diperoleh melalui penyampaian nasehat pada upacara pengislaman anak. 1.6 Tujuan Penelitian 1.6.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan isi tuturan dalam ritual Katoba di Muna.

1.6.2 Tujuan Khusus Dalam penelitian ini mempunyai tujuan khusus, diantaranya adalah mengulas isi tuturan dalam ritual Katoba. Karena tuturan ritual Katoba di Muna memiliki nilai khas utama yang membentuk karakter seorang anak seperti nilai religius, nilai kedisiplinnan, dan nilai kejujuran. Perihal isi tuturan dalam ritual Katoba adalah berupa nasihat atau petuah yang disampaikan melalui acara ritual untuk pembentukan karakter anak. pembentukan karakter anak yang dilakukan dalam ritual katoba yaitu seorang anak patut dan tunduk terhadap ajaran Allah. 1.7 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat bagi penulis yaitu untuk menambah wawasan tentang nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam ritual Katoba. 2) Manfaat bagi masyarakat yaitu agar dapat mengetahui bahwa tuturan dalam ritual Katoba memiliki nilai-nilai yang dapat menunjang pertumbuhan awal dari seorang anak. 3) Manfaat bagi pemerintah daerah yaitu agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai dokumentasi dalam penelitian yang berhubungan dengan nilai pendidikan karakter.