PABRIK PENGOLAHAN IKAN TUNA DI BITUNG (BUILDING AS MECHANIC) PENDAHULUAN. Monica Deborah Sakul 1 Pierre Holy Gosal 2 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
KANTOR DINAS PEMADAM KEBAKARAN DI MANADO GEOMETRI MODULAR. Rocky Brian Wongkar 1 Judy O. Waani 2 Hendriek H. Karongkong 3

REDESAIN PERPUSTAKAAN DAERAH DI MANADO PENELUSURAN MAKNA EDUKATIF DAN REKREATIF DALAM ARSITEKTUR

RUMAH SAKIT BERSALIN DI TOMOHON ( PENDEKATAN UTILITAS DALAM DESAIN )

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA

Sekolah Luar Biasa Untuk Tunarungu Difabel Antropometri

TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN LAUT DI SOFIFI METAFORA; KORA-KORA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

INDUSTRI CDI MOTOR DI DEPOK. SILVIE SAGITA ANGGRAINI Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP, Universitas Gunadarma

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

BAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:

BAB VI HASIL RANCANGAN

TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA (Arsitektur Perilaku)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

SEKOLAH TINGGI ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

DISAIN PABRIK MINYAK GORENG DI BITUNG (EKO ARSITEKTUR)

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

Sekolah Luar Biasa Bagian B di Manado Arsitektur Bagi Penyandang Cacat Tunarungu, Mata Yang Mendengar

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN TANGGAPAN

BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

KANTOR PENGELOLAAN DAN FASILITAS DISTRIBUSI TOTAL OIL DI BITUNG ARSITEKTUR FUNGSIONALISME Charlos Sumanti 1 Johannes Van Rate 2 Claudia S.

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

AGRO RESEARCH CENTER DI KOTAMOBAGU BIOMIMICRY

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

PUSDIKLAT BASARNAS DI AMURANG (ARSITEKTUR RESPONSIF) Fenansius Umboh 1 Johannes Van Rate 2 Amanda Sembel 3

REDESAIN PERPUSTAKAAAN PROVINSI SULAWESI UTARA (HIBRIDASI PROGRAM)

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. Ada dua permasalahan utama pada Pelabuhan Amahai saat ini. Permasalahan tersebut

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

SENTRA PRODUKSI PERIKANAN DI SALIBABU (Penerapan Revolusi Biru Dalam Arsitektur)

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

Pondok Pesantren Modern di Semarang KATA PENGANTAR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

FIRE STATION KOTA MANADO (PENERAPAN KARAKTERISTIK API DAN AIR DALAM ARSITEKTUR)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana

ADVENTURE CENTRE. ROMA SUHERMAN Jurusan Teknik Arsitektur, FTSP, Universitas Gunadarma

TAMAN BERMAIN DAN BELAJAR ANAK ANAK DI MANADO (Language of Space Sebagai Pendekatan Desain) Ewin Aldo Montol 1 Faizah Mastutie 2 Fela Warouw 3

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

GRAHA SENI DI KOTA MANADO (Metafora Dalam Rancangan Arsitektur)

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

Perencanaan Dan Perancangan Pasar Ikan Di Pantai Jasri Karangasem

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

RUMAH DINAS SUSUN TNI AD KODIM IV/DIPOENEGORO DI KOTA MAGELANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN TROPIS

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

TATA LETAK PABRIK. terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan

TERMINAL BUS ANTARMODA DI ISIMU (GORONTALO) (MOBILITAS SEBAGAI PENDEKATAN DESAIN) ABSTRAK

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

5.1 Konsep macam dan besaran ruang

BAB VII TATA LETAK PABRIK. kelancaran proses produksi. Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

REDESAIN SARANA DAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BITUNG

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

KATA PENGANTAR. Penyusun. iii

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

TERMINAL BUS TYPE A DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Diah Galuh Chandrasasi, Satrio Nugroho, Agung Budi

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

TERMINAL BUS TIPE B KABUPATEN MAGELANG Oleh : Fathoni Lutfi Marheinis, Abdul Malik, Bharoto

Transkripsi:

PABRIK PENGOLAHAN IKAN TUNA DI BITUNG (BUILDING AS MECHANIC) PENDAHULUAN Monica Deborah Sakul 1 Pierre Holy Gosal 2 ABSTRAK Bitung yang telah ditetapkan menjadi kawasan Minapolitan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Dirjen Perikanan Tangkap tentu membutuhkan industriindustri/pabrik-pabrik untuk mengolah hasil laut atau perikanan yang ada. Pabrik-pabrik seperti ini akan terus dibutuhkan mengingat Bitung memiliki sumber daya laut dan perikanan yang sangat potensial mencapai 587 ribu ton, sementara yang dimanfaatkan baru 147 ribu ton atau sekitar 25,04%. Ikan tuna yang merupakan salah satu ikan yang menjadi salah satu hasil utama perikanan di kota Bitung dan sangat diminati masyarakat dalam maupun luar negeri, untuk itu dibutuhkan pabrik pengolahan ikan tuna yang dapat mengolah ikan tuna dengan lebih baik. Perancangan Pabrik Pengolahan Ikan Tuna menggunakan tema Building as Mechanic yang menekankan pada proses yang terjadi di dalam bangunan atau bagaimana bentuk bangunan menyesuaikan dengan skema atau alur pada proses pengolahan ikan tuna. Kata Kunci : Pabrik, Ikan Tuna, Bitung, Building as Mechanic. I. PENDAHULUAN Pabrik adalah suatu bangunan industri besar di mana para pekerja mengolah benda atau mengawasi pemrosesan mesin dari satu produk menjadi produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah. Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas serupa yang besar yang berisi peralatan berat yang digunakan untuk lini perakitan. Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan sumber daya: pekerja, modal, dan mesin industri. Dalam hal ini akan dibahas adalah pabrik pengolahan ikan tuna. Pabrik Pengolahan ikan tuna merupakan suatu bangunan yang akan menjadi wadah sebagai tempat untuk mengolah ikan tuna Kota Bitung merupakan salah satu kota penghasil ikan terbesar di Indonesia. Kota Bitung merupakan salah satu kawasan minapolitan/ industrialisasi perikanan tangkap dari 9 wilayah di Indonesia. Bitung memiliki letak strategis karena berada di Selat Lembeh yang berhadapan dengan Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik sehingga berperan sebagai pelabuhan perikanan lingkar luar Indonesia. Keberadaannya di bibir Asia dan Pasifik memungkinkan pengembangan Bitung menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi regional di Kawasan Timur Indonesia. Dengan potensi besar ini, maka di Bitung seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian dari sektor kelautan. Namun, pengembangan sektor kelautan ini masih belum menjadi prioritas dan mendapatkan perhatian sepenuhnya dari para pemegang kebijakan. Akibatnya, potensi 1 Mahasiswa PS S1 Arsitektur UNSRAT 2 Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT 128

kelautan belum diolah secara maksimal sehingga sektor kelautan belum mampu meningkatkan perekonomian secara signifikan. Menjadi potensi dan produksi perikanan laut di Kota Bitung maka, pengembangan indstri perikanannya lebih tepat diarahkan pada industri pengolahan perikanan laut, khususnya untuk peningkatan nilai tambah potensi beberapa jenis ikan ekonomis tinggi seperti cakalang, tuna, dan layang. Para owner yang akan mendirikan pabrik ini pun tentu akan mendapat keuntungan karena begitu melimpahnya hasil laut di kota Bitung, sehingga mereka tidak akan rugi untuk menginvestasikan uang mereka untuk membangun pabrik pengolahan ikan ini. Memang di Bitung telah terdapat pabrik-pabrik pengolahan ikan, namun berdasarkan inspeksi dari salah satu inspektor provinsi, penataan ruang di pabrik-pabrik pengolahan ikan di Bitung masih belum tertata dengan baik sehingga terlihat tidak rapih. Untuk itu diharapkan pabrik pengolahan ikan yang akan dibangun ini, penataan ruangnya dapat ditata dengan baik serta tetap ramah pada lingkungan. Selain itu dibutuhkan juga pabrik yang memiliki kapal-kapal penangkap dan penampung ikan karena banyaknya kapal-kapal penangkap ikan yang menjual hasil tangkapan mereka kepada kapal-kapal penampung ikan luar negeri. Untuk mengandalkan hasil tangkapan dari nelayan, tidaklah cukup karena jumlah kebutuhan produksi pabrik yang begitu besar, sementara jumlah tangkapan nelayan yang kecil karena kalah bersaing dengan kapal-kapal tangkapan ikan besar yang memiliki peralatan serta teknologi yang lebih canggih. II. METODE PERANCANGAN Sebagai arahan desain, dipakai pendekatan perancanga objek yaitu: - Pendekatan Tematik (Building as Mechanic) yaitu menyatakan apa sesungguhnya mereka dan apa yang mereka lakukan yang akan diterapkan dalam proses perancangan. - Pendekatan Tipologi Objek yaitu Perancangan dengan pendekatan tipologi dibedakan atas dua tahap kegiatan yaitu pengidentifikasian tipe / tipologi dan tahap pengolahan tipe. - Pendekatan Analisis Tapak dan Lingkungan yaitu perlu dilakukan analisis pemilihan lokasi site dan analisis tapak terpilih yang akan digunakan beserta lingkungan sekitar. Metode yang dilakukan untuk memperoleh informasi pendekatan perancangan di atas adalah: - Studi Komparasi : Mengadakan studi komparasi dengan objek maupun fasilitas sejenis atau hal hal kontekstual yang berhubungan dengan objek desain yang sumbernya diambil melalui internet, buku buku, majalah dan objek yang sudah terbangun. - Eksperimen Desain : Menguji cobakan gagasan desain melalui proses transformasi sampai pada perwujudan ide-ide desain secara 2 dimensi maupun 3 dimensi. - Studi Image : Menilai objek-objek secara visual untuk merumuskan konsep-konsep desain yang diperlukan. Proses Perancangan yang digunakan untuk objek ini adalah proses desain generasi II oleh John Seizel. Proses desain generasi II ini terdiri dari 2 fase yaitu: Fase I Tahap Pengembangan Pengetahuan Komprehensif Fase II Siklus Image-Present-Test 129

III. KAJIAN PERANCANGAN 1. Definisi Objek Pabrik Pengolahan Ikan Tuna di Bitung ialah suatu bangunan dengan perlengkapan mesin-mesin untuk memproses dan mengolah serta memproses ikan tuna yang lokasinya berada di kota Bitung. 2. Deskripsi Objek Kedalaman Pemaknaan Objek Rancangan Perancangan objek ini didasarkan berdasarkan proses produksi ikan berdasarkan SNI 01-2712.2-1992 yaitu sebagai berikut Gambar Proses Pengalengan Ikan Tuna Prospek dan Fisibilitas Proyek Prospek pembangunan pabrik pengolahan ikan tuna di kota Bitung sangat menjanjikan karena bahan baku yang tersedia begitu banyak. Ini juga akan sangat berguna bagi sektor ekonomi di mana akan tercipta lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat sehingga perkembangan ekonomi kota akan meningkat. Lokasi Rancangan Lokasi Pabrik Pengolahan Ikan Tuna direncanakan di kelurahan Manembo-nembo Bawah kecamatan Matuari kota Bitung dan pada pola ruang RTRW kota Bitung, wilayah ini termasuk pada kawasan pembangunan industri. Gambar Lokasi Mikro Sumber : Google earth dan hasil analisa 130

3. Kajian Tema Pada perancangan Pabrik Pengolahan Ikan Tuna di Bitung, tema yang diangkat yaitu Building as Mechanic di mana tema ini menyatakan apa sesungguhnya mereka dan apa yang mereka lakukan yang akan diterapkandalam proses perancangan. Definisi antara Desain Pabrik Pengolahan Ikan Tuna dengan tema Building as Mechanic adalah pembangunan gedung industri penghasil produk ikan tuna kaleng dimana desain serta proses pengoperasian bangunan yang mengacu pada konsep Building as Mechanic yaitu pabrik yang pada dasarnya harus menunjukkan identitas bangunan ini yaitu adalah sebuah tempat yang di dalamnya merupakan tempat untuk mengolah dan memproduksi. Konsep Aplikasi Implementasi Tematik Seperti kata Le Corbusier yang menganggap bahwa bangunan-bangunan, seperti mesin-mesin, hanya menyatakan apa sesungguhnya mereka dan apa yang mereka lakukan sama seperti objek pada perancangan ini yaitu pabrik yang pada dasarnya harus menunjukkan identitas bangunan ini yaitu adalah sebuah tempat yang di dalamnya merupakan tempat untuk mengolah dan memproduksi. Pabrik dalam perancangannya tidak membutuhkan hiasan-hiasan yang tidak relevan seperti ciri-ciri Building as Mechanic. Dalam hubungannya tema ini dengan interior pabrik, yaitu interior yang terbuka dengan ruang-ruang luas dan terbuka seperti interior pabrik membutuhkan ruang yang luas dan terbuka karena akan diletakkan mesin-mesin yang besar serta tenaga-tenaga manusia yang banyak untuk mengolah produk. Denah pabrik dibuat berdasarkan dengan alur dari proses produksi yang ada di dalam pabrik Kajian Implementasi Tematik pada Bangunan Villa Savoye merupakan karya Le Corbusier. Fitur desain Villa Savoye meliputi: - Desain modulor - hasil penelitian Corbu ke dalam matematika, arsitektur (bagian emas), dan proporsi manusia - "pilotis" - rumah dinaikkan panggung untuk memisahkan dari bumi, dan menggunakan lahan secara efisien. Ini juga menyarankan klasisisme modern. - Tidak ada ornament sejarah - Interior yang sangat terbuka - Warna murni - putih di luar, warna dengan asosiasi kebaruan, kemurnian, kesederhanaan, dan kesehatan dan pesawat dari warna halus di ruang tamu interior - pita jendela (bergema arsitektur industri, tetapi juga memberikan keterbukaan dan cahaya) Gambar Villa Savoye Sumber : Google 131

4. Analisis Perancangan Program Pelaku dan Aktivitas Pemakai adalah merupakan individu/ sekelompok yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dalam rangka menunjang segala aktifitas yang berlangsung di dalam perusahaan/ industri/ pabrik tersebut, yaitu: - Pemilik adalah kelompok atau individualitas yang tergabung dalam suatu lingkungan usaha. - Pengelola adalah kelompok atau individualitas yang menerima mandat/ izin dari pemilik untuk menjalankan roda usaha. - Pengguna adalah kelompok atau individualitas yang dengan sengaja memakai fasilitas didalam pabrik. - Pengunjung adalah pembawa bahan baku, konsumen, pemerintah, dunia pendidikan dan bisnis yang datang langsung berhubungan dengan aktifitas di pabrik. Analisis Besaran Ruang Nama Ruangan Sumber Total Gedung bagian Produksi / Pabrik Analisa 1.52,09 m 2 Cold Storage Analisa 1,7 m 2 Tempat Pembongkaran Ikan Analisa 17,5 m 2 Gudang Barang Jadi Analisa 354,51 m 2 Gudang Perlengkapan Produksi Analisa 34,71 m 2 Fasilitas Pengelola Jumlah 3542,51 m 2 No Jenis Ruang 1 Kantor Pengelola Rg. Direktur Rg. Wakil Direktur Rg. Sekretaris Rg. Kabag Produksi Rg. Staf Produksi Rg. Kabag Personalia Administrasi umum Rg. Staf personalia/ administrasi umum Rg. Kabag keuangan Rg. Staf keuangan Rg. Kabag engineering Rg. Staf engineering Rg. Kabag pemasaran Rg. Staf pemasaran Rg. Rapat Lobby Rg. Informasi Rg. Pajang Standar (m 2 /org) 25 1,5 0,9 4,5 4,5 Kapasitas 4 org 9 org 4 org 4 org 9 org 40 org 50 0rg 2 org 2 org Sumber Total Luasan 25 24 54 24 24 54 0 45 9 132

Pantry Toilet ASM 3 buah 18 Jumlah 43 Sirkulasi 30%, sehingga luas total kantor pengelolah adalah : 43 + 138,9 = 01,9 m 2 Fasilitas Penunjang No Jenis Ruang Standar (m 2 /org) 1 2 3 4 5 7 Fasilitas Service Rumah Dinas Tipe A Rumah Dinas Tipe B Mess Karyawan Aula Tempat Ibadah Mushola Klinik Koperasi/ kafetaria 4 45. 0,98 0,98 3,25 5,05 9 12 Kapasitas Sumber Total Luasan 3 unit 7 unit 100 orang 50 orang orang 75 orang ASM ASM 192 3 1200 98 49 217,5 378,75 Jumlah 2450,5 Sirkulasi 30%, sehingga luas fasilitas penujang adalah : 2450,5 + 735,07 = 3185,57 m 2 No Jenis Ruang Standar (m 2 ) 1 Bangunan persiapan karyawan 2,4 2 Kantin karyawan 1,99 3 Laboratorium 72 4 Bengkel 103 5 Reservoir pump 25 Power house 120 7 IPAL 50 8 Pos jaga/ security 10 Fasilitas Parkir & olahraga Kapasitas Sumber Total Luasan 1000 orang 2400 1000 orang AND 1990 2 orang 144 5 orang 5 ASM 25. ASM 117. ASM 50 2 20 Jumlah 521 Sirkulasi 30%, sehingga luas fasilitas service adalah : 521 + 78 = 839 m 2 No Jenis Ruang Standar & sirkulasi (m 2 /) 1 2 3 4 5 Parkir Kendaraan Pengunjung Parkir Kendaraan Pengelola Parkir Kendaraan Pengangkut bahan jadi Parkir Kendaraan Pengangkut bahan baku Fasilitas olahraga 20 20 28 20 Kapasitas Sumber Total Luasan 20 30 10 5 400 00 280 00 ASM 572 Jumlah 1950 Sirkulasi 30%, sehingga luas fasilitas parkir dan olahraga adalah : 1950 + 585 = 2535 m 2 100 133

Rekapitulasi besaran Ruang No Fasilitas Besaran Ruang 1 2 3 4 5 Fasilitas Utama 3535,33 m 2 Fasilitas Pengelola 01,9 m 2 Fasilitas Penunjang 3185,57 m 2 Fasilitas Service 839 m 2 Fasilitas parkir dan olahraga 2535 m 2 LUAS TOTAL 19,8 m 2 Analisis Lokasi dan Tapak Gambar Analisa Luas Site Total Luas Site = 49840m 2 ; BCR = Max 40% Luas sempadan jalan = 81 m2 Luas sempadan bangunan = 3.945 m2 Luas Sempadan Pantai = 1.080 m 2 Total Luas Sempadan = 5.841 m 2 Total Luas Site Efektif = Total Luas Site-Total Luas Sempadan = 49840m 5.841 = 43.999 m 2 (4,3 ha) Luas Lantai Dasar Bangunan = BCR 40% x Total Luas Site Efektif = 0,4 x 43.999 = 17599, m 2 Sisanya adalah 0% untuk Ruang Luar 134

IV. KONSEP-KONSEP dan HASIL PERANCANGAN Konsep Perancangan Denah bangunan produksi pabrik dirancang berdasarkan alur dari proses pengolahan ikan tuna. Begitupun dengan denah bangunan lainnya yang dirancang mengikuti kegiatan yang ada dalam bangunan tersebut Gambar Denah-denah Sumber: Penulis Begitupun dengan layout pabrik. Massa diletakkan sesuai dengan proses dan kegiatan di pabrik agar mempermudah jalannya proses kegiatan pada pabrik. Gedung produksi diletakkan dekat dengan laut agar mempermudah proses penerimaan dan pengolahan bahan baku (ikan tuna). Gambar Konsep Lay Out Konsep Aksesibilitas dan Sirkulasi pada Tapak Gambar Konsep Aksesibilitas dan sirkulasi 135

Konsep Ruang Luar Tempat parkir dibagi 2 yaitu untuk parkiran kendaraan pengelola, karyawan dan pengunjung pabrik serta parkiran untuk kendaraan pengangkut hasil pabrik Menempatkan vegetasi-vegetasi di depan bangunan serta sculpture ikan di depan kantor perngelola Gambar Konsep Ruang Luar Menempatkan dermaga di belakang gedung produksi untuk mempermudah proses penerimaan ikan tuna Konsep Gubahan Massa Berdasarkan tema perancangan yaitu Building as Mechanic maka konsep yang di ambil yaitu bagaimana menerapkan sifat-sifat/ ciri-ciri dalam analogi mekanik yakni bangunan yang tidak memerlukan ornament-ornamen atau hiasan-hiasan yang tidak relevan dalam merancang bentuk dari pabrik ini serta bangunan ini dapat menyesuaikan dengan dunia mekanisasi. Gambar Konsep Gubahan Massa 13

Konsep Struktur Atap Rangka baja Pondasi telapak Gambar Struktur Bangunan Produksi V. PENUTUP Pabrik pengolahan ikan tuna ini dapat menjadi contoh pabrik pengolahan yang representatif bagi pengolahan ikan tuna di kota Bitung mengingat banyaknya sumber daya ikan tuna di kota Bitung sehingga sumber daya ini dapat diolah dengan baik serta dapat menyerap tenaga kerja di kota Bitung ataupun sekitarnya dan menghasilkan banyak devisa. Pabrik ini juga memberikan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas pengolahan ikan dengan penataan ruang yang lebih baik dan ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Balai Pustaka. Badan Pusat Statistik Kota Bitung. 2010. Kota Bitung dalam Angka Tahun 2010. Badan Pusat Statistik. Bitung Lawrens, Joyce Marcella. 2002. Arsitektur dan Perilaku Manusia. PT. Gramedia Widisarana Indonesia. Surabaya. Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, Jilid 2 Edisi 33. Erlangga. Jakarta. Pajri, Muhammad. 2009. Mempelajari Proses Pengalengan Ikan Tuna dengan Prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Universitas Jambi. Jambi. Pemerintah Daerah Kota Bitung. 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bitung Tahun 2010 2023. Bitung. Snyder, James C. Catanase, Anthony J. 1989. Pengantar Arsitektur. Erlangga. Jakarta. Wulansari, Putri Desi. 2011. Pengelolaan Limbah pada Pabrik Pengolahan Ikan di PT. Kelola Mina Laut Gresik. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Volume 3, Nomor 1, April 2011. Surabaya. Dari Internet : http://idzainuddin.wordpress.com/penangananan-ikan-tuna-di-atas-kapal/. Diakses pada tanggal 8 Februari 2013. http://lordbroken.wordpress.com/2010/12/31/pengolahan-limbah-ikan/. Diakses pada tanggal 3 Juli 2013. http://www.sinarpurefoods.com/. Diakses pada tanggal 8 Februari 2013. http://www.zonaikan.com/2013/04/jenis-jenis-ikan-tuna.html. Diakses pada tanggal 21 April 2013. http://www.wikipedia.com/. Pabrik Pengolahan Ikan Tuna. Diakses pada tanggal 8 Februari 2013. 137