Standardisasi Mutu dan Keamanan Pangan : Data apa yang perlu disiapkan? Purwiyatno Hariyadi

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2010 Kementerian Pertanian. Babi. Produknya. Pemasukan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Larangan. Hewan Babi. Pencabutan.

KONSEP PERLINDUNGAN TANAMAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap negara lainnya merupakan salah satu faktor penyebab semakin maraknya

Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global

Pelatihan SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN Untuk Food Safety Officer Badan POM RI; Jakarta Oktober TBT Technical Barriers to Trade


ANTI DUMPING DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL: SINKRONISASI PERATURAN ANTI DUMPING INDONESIA TERHADAP WTO ANTI DUMPING AGREEMENT

PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA. Surabaya, 20 Oktober 2016

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C

HANS PUTRA KELANA F

Food Regulations & Standards

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan

Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar. Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015

Tanggungjawab Industri Pangan untuk Pencapaian Populasi Penduduk yang Aktif, Sehat dan Produktif

BADAN STANDARDISASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

PEWARNA ALAMI UNTUK PANGAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

Packaging and Marketing Concept Mochamad Nurcholis

I. PENDAHULUAN. Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang Sanitari dan Fitosanitari

2 beracun, saat ini tumbuh pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan perindustrian dan pertanian. Perdagangan bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam satu dekade terakhir terjadi transisi epidemiologi karena kematian

To protect animal welfare and public health and safety

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center

KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR

STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR

BAB I PENDAHULUAN. karena PR mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu instansi tersebut.

ABSTRACT. Keywords: ISO 9001:2008

TANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem keuangan yang kurang dapat diandalkan. memadai kepada manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGENDALIAN MUTU PANGAN

EVALUASI PROSES BISNIS MATERIAL MANAGEMENT BERBASIS SAP: STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BSN) BADAN STANDARDISASI NASIDNAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 2A TAHUN 2015 TENTANG CODEX INDONESIA

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

STANDAR PEDOMAN REKOMENDASI INTERNASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanama

PERATURAN-PERATURAN DALAM KEMASAN PANGAN

Irradiasi dan Keamanan Pangan: Peluang meningkatkan daya saing ekspor Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

Strategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk Diversifikasi Pangan

Company Profile CV. Gantar Buana Selaras

DUKUNGAN WHO INDONESIA TERHADAP STANDARISASI KURIKULUM PELATIHAN GIZI OLEH: SUGENG EKO IRIANTO

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk. penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

BAB III KEBIJAKAN STANDARDISASI MUTU EKSPOR DI INDONESIA DAN DINAMIKANYA TERHADAP EKSPOR PERIKANAN INDONESIA

PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS

Laporan Menghadiri Sidang Codex Committee on Food Labelling (CCFL) ke-43 9 s/d 13 Mei 2016, di Ottawa, Kanada

BAB 25 Tahap -Tahap Pembangunan Cluster Industri Agribisnis

BAB II LANDASAN TEORI

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

Penilaian kesesuaian Fundamental sertifikasi produk

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perumusan Standar dan Peraturan oleh BSN, BPOM, dan CAC

MODUL 2 IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center dan Departmen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

ABSTRACT ABSTRACT. Keywords : Food safety control system, NADFC, pre-market control, post-market control

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

MODUL 4 PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2.1

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

Perilaku Masyarakat terhadap Akses Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu proses yang berperan penting dalam

BAB XIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kebijakan baru yang di tetapkan oleh negara-negara tujuan. perdagangan internasional pada era saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

PENGANEKARAGAMAN dan KEDAULATAN PANGAN

KEBIJAKAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.178, 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN. Pelarangan. Komoditas Pertanian. Korea Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. Instrumen TI seperti COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) banyak memberikan panduan bagaimana mengukur

MODUL 3 IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

INTERNATIONAL STANDARDS INTOSAI ALTERNATIF RUJUKAN UNTUK MEREVISI SPKN

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Template : For Better FITB

MODUL6 MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

Jaringan Pita Lebar (Broadband) : Katalisator Perekonomian Indonesia

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG

j ajo66.wordpress.com 1

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

Transkripsi:

disasi Mutu dan Keamanan Pangan : Data apa yang perlu disiapkan? SEAFAST Center, LPPM - Institut Pertanian Bogor www.seafast.ipb.ac.id Disampaikan pada Rapat CODEX di Badan Satandarisasi Nasional, Republik Indonesia. Jakarta, Jum at, Tgl 11, 2011.

isasi adalah : dization is an activity giving solutions for repetitive application to problems in spheres of science, technology, economics aiming at achieving optimum order. Generally activity consists of the process of formulating, issuing and implementing standards.

Perlu diketahui kondisi keragaman nilai mutu/keamanan Pangan? μ μ σ μ+σ μ 2σ μ+2σ

Tujuan isasi Nilai produk pangan dapat diukur dan dikendalikan jika tersedia suatu standar yang dapat dijadikan acuan. d adalah dukumen yang dihasilkan dengan cara konsensus, disahkan dan diakui oleh lembaga yang berwenang Dikumen standard adalah dikumen yang berisi pernyataanpernyataan mengikat (authoritative statements)mengenai kriteria yang diperlukan untuk memastikan bahwa produk, jasa atau prosedur tsb sesuai dengan tujuan pemakaiannya (fit for its intended purpose).

Tujuan isasi Nasional Kepentingan Produsen Kepentingan Publik Kepentingan Konsumen Tujuan ganda : 1.Melindungan kepentingan publik dan kesehatan konsumen 2.Memfasilitasi tercapainya perdagangan pangan yang adil

Tujuan isasi INTERNASIONAL Kepentingan Negara Produsen Kepentingan Masyarakat International Kepentingan Negara Konsumen Tujuan ganda : 1.Melindungan kepentingan masyarakat Internasional dan kesehatan (negara) konsumen 2.Memfasilitasi tercapainya perdagangan pangan yang adil; antar negara 3. Meningkatkan kesejahteraan /welfare msayarakat

Tujuan (LAIN) isasi TMS MS Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi TMS MS Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Populasi produk pangan yang memerlukan pembinaan mutu Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Pembinaan Akan mendorong TMS MS Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Pembinaan Akan mendorong TMS MS Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Membangun daya saing industri nasional (penting dalam konteks perdagangan global) Keragaman produk domestik Jika Internasional sangat tinggi; dan Nasional mengikuti Internasional mayoritas produk kita tidak memenuhi persyaratan (baik syarat std nasional maupun internaisonal Sebagai negara; kebijakan ini tentunya tidak baik; krn negara tidak memberikan ruang pengembangan bagi industri nasionalnya Internasional = Nasional Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Membangun daya saing industri nasional (penting dalam konteks perdagangan global) Keragaman produk domestik Walaupun Internasional sangat tinggi; Nasional sebaiknya ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi riil mutu/keamanan pangan produk nasional sehingga pemerintah bisa mendisain program pembinaan mutu/keamanan pangan secara lebih fokus; yang akhirnya secara keseluruhan (populasi) produk nasional akan mempunyai mutu yang kebih baik; dan semakin banyak yang mampu mencapai standar internasional NAsional Internasional Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Membangun daya saing industri nasional (penting dalam konteks perdagangan global) Keragaman produk domestik Walaupun Internasional sangat tinggi; Nasional sebaiknya ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi riil mutu/keamanan pangan produk nasional Dalam konteks melindungai kepentingan nasionalnya; pada proses negosiasi dan konsensus internasional; negara perlu berjuang untuk meminta standar internasional yang lebih rendah; mendekati stndar nasionalnya. Jika itu tercapai; maka berarti negara telah memberikan kesempatan yang lebih luas bagi produk nasionalnya untuk berkompetisi di psasar internasional. NAsional Internasional Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Membangun daya saing industri nasional (penting dalam konteks perdagangan global) Internasional Keragaman produk domestik Sebaliknya; Jika Internasional lebih rendah daripada Nasional Dalam konteks meningkatkan daya saing bagi industri nasionalnya; maka pada proses negosiasi dan konsensus internasional; negara perlu berjuang untuk meminta standar internasional ditiingkatkan; mendekati standar nasionalnya. Jika itu tercapai; maka berarti negara telah meningkatkan daya saing industri nasional untuk berkompetisi di psasar internasional. NAsional Garis mutu

Tujuan (LAIN) isasi Membangun daya saing industri nasional (penting dalam konteks perdagangan global) WTO member countries are encouraged to use international standards, guidelines and recommendations where they exist. Recognizes the following three international standard setting agencies Codex Alimentarius Commission (CAC) Food Safety International Office of Epizootics (OIE) Animal Health International Plant Protection Convention (IPPC) Plant Health

Tujuan (LAIN) isasi Membangun daya saing industri nasional (penting dalam konteks perdagangan global) Juga... Mencegah terjadinya dumping of low quality goods in our country Melindungi kepentingan nasional melindungi dari kemungkinan hama dan penyakit baru Improved welfare w of the nation s s economy and citizen.

Data lain yang diperlukan? Selain data mutu dan keamanan pangan (spesifikasi produk); data lain yang diperlukan untuk keperluan penentuan prioritas penyusunan standar; adalah Data produksi Data perdagangan Data konsumsi Data konsumsi; sangat penting untuk keperluan penyusunan standar keamanan pangan Khususnya untuk penentuan tingkat paparan (level of exposure) populasi dan kelompok populasi tertentu terhadap suatu bahaya Penting untuk keperluan analisis risiko (khususnya kajian risiko).

Metode : Analisis Risiko untuk Keamanan Pangan FSO Kajian Risiko Scientific Emphasis on data Managemen Risiko Practical Emphasis on policy Komunikasi Risiko Interactive Exchange of information

Melibatkan semua stakholders : Industries. Government Bodies. Research Organizations. End Users Consumer Organizations Experts

Terimakasih