Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

dokumen-dokumen yang mirip
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LAJU REAKSI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI DI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

ABSTRACT. PBI s model subject material of rigid body balance on class XI Science of Senior

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

CORRELATION BETWEEN STUDENT S INTERPRETATION GRAPH SKILL AND STUDENT LEARNING OUTCOMES

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMA PADA PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SELLY MARSELA LUDOVIKA SAYAK NIM F

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 1, No. 1, pp , January 2015

Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Zat Aditif Pada Makanan dan Minuman. Ariska Yuniar Rahmawati (1),Evie Ratnasari (2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 MAJENE

KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI MIA SMAN 10 PEKANBARU

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA IPIEM SURABAYA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN METODE DISKUSI KELAS PADA MATERI POKOK ASAM BASA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 02, Mei 2015, ISSN:

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI DI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATERI ASAM BASA KELAS XI SMAN 8 SURABAYA

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Rezki Hidayat*, Maria Erna **, R Usman Rery*** NO Hp:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menerapkan Pendekatan Kontekstual

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD JURNAL

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

Transkripsi:

Vol. 5, No. 2, pp.167-172 May 2016 KETUNTASAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SISWA SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SEMI TERBIMBING LEARNING OUTCOMES COMPLETENESS OF PROCESS SKILL S STUDENT IN SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG ON REACTION RATE TOPIC BY APPLICATION OF FREE MODIFIED INQUIRY LEARNING MODEL Rifkotin Na imah dan Bertha Yonata Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya e-mail: naimah.rifkotin@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar keterampilan proses siswa pada materi laju reaksi melalui penerapan model pembelajaran inkuiri semi terbimbing. Keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil tes keterampilan proses siswa yang dilakukan pada akhir pembelajaran untuk setiap pertemuan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design dengan rancangan One Shot Case Study. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar tes keterampilan proses siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal rata-rata keterampilan proses siswa dalam menyusun hipotesis yakni sebesar 93,81%; menentukan variabel sebesar 87,72%; merencanakan percobaan sebesar 86,86%; menyusun tabel data sebesar 92,98%; menganalisis percobaan sebesar 85,10%; dan penarikan kesimpulan sebesar 94,71%. Ketuntasan ini telah melebihi kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan yakni 65%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan proses siswa tuntas pada materi laju reaksi melalui penerapan model pembelajaran inkuiri semi terbimbing. Kata Kunci: Keterampilan Proses Siswa, Laju Reaksi, Model Pembelajaran Inkuiri Semi Terbimbing. Abstract The aim of this research was to describe the learning outcomes completeness of process skill s student on reaction rate topic by application of free modified inquiry learning model. The success of this research could be known by the result of process skills test of student who performed at the end of the lesson for each meeting. The research design in this study was a pre-experimental design by using "one shot case study". The research instrument that has been used was process skill s test sheet. The result showed that the average classical completeness skill of the student in formulating a hypothesis got 93.81%; determining the variables got 87.72%; planning experiment got 86.86%; establishing table of data got 92.98%; analyzing experiment got 85.10%; and conclusion got 94.71%. This thoroughness has exceeded the specified criteria classical completeness that was 65%. This indicated that process skill s student on reaction rate completeness by application of free modified inquiry learning model. Keywords: Process Skill s Student, Reaction Rate, Free Modified Inquiry Learning Model. PENDAHULUAN Keterampilan proses merupakan perlakuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan daya pikir dan kreasi secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan. Tujuan 167

Vol. 5, No. 2, pp. 167-172 May 2016 keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya [1]. Keterampilan proses siswa penting untuk dilatihkan karena pembelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah menekankan pada pengalaman belajar secara langsung yang diperoleh dari penggunaan dan pengembangan keterampilan proses serta sikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengharuskan kegiatan belajar mengajar mencakup pembelajaran saintifik (scientific approach) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan atau biasa disebut dengan 5M. Hal tersebut menujukkan bahwa proses pembelajaran juga penting tidak hanya hasil akhir yang diutamakan. Selain itu kurikulum 2013 memiliki karakteristik mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan intelektual dan psikomotorik [2]. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dicapai salah satunya dengan cara melatihkan keterampilan proses, jika siswa memiliki keterampilan proses yang baik maka pembelajaran akan bermakna bagi siswa sehingga akan masuk ke dalam memori jangka panjang siswa (longterm memory) dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil angket prapenelitian yang diberikan pada 29 siswa kelas XI MIA 5 di SMAN 1 Gondang Tulungagung pada tanggal 30 Oktober 2015 pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi didapatkan hasil bahwa kemampuan siswa dalam menyusun hipotesis, menentukan variabel, merencanakan percobaan, menyusun tabel data, menganalisis percobaan, dan melakukan penarikan kesimpulan masih rendah, hal ini dibuktikan dengan mayoritas siswa mendapatkan nilai di bawah kriteria yang ditetapkan dan ketuntasan klasikal siswa yang juga masih rendah. Berdasarkan penelitian tersebut terlihat bahwa keterampilan proses siswa masih kurang maksimal sehingga perlu dilatihkan. Salah satu hal yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan keterampilan proses siswa adalah model pembelajaran. Pembelajaran akan menjadi menyenangkan bagi siswa jika fenomena yang ada dapat diamati langsung oleh peserta didik dan melibatkan lebih banyak indera dalam belajar [3]. Salah satu model pembelajaran yang dinilai efektif untuk melatihkan keterampilan proses siswa adalah model pembelajaran inkuiri semi terbimbing karena dalam model pembelajaran ini sesuai dengan aspekaspek keterampilan proses, selain itu model pembelajaran ini juga sesuai dengan kurikulum 2013 karena di dalamnya mengacu pada pembelajaran saintifik. Keterampilan proses Funk yang sesuai dengan model pembelajaran inkuiri semi terbimbing pada materi laju reaksi yakni menyusun hipotesis, menentukan variabel, merencanakan percobaan, menyusun tabel data, menganalisis percobaan, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Ketuntasan Hasil Belajar Keterampilan Proses Siswa SMAN 1 Gondang Tulungagung pada Materi Laju Reaksi melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Semi Terbimbing. 168

Vol. 5, No. 2, pp.167-172 May 2016 METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preexperimental design dengan rancangan One Shot Case Study X O [4] Keterangan: X : perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri semi terbimbing O : tes keterampilan proses siswa Sasaran penelitian yakni siswa kelas XI MIA 5 SMAN 1 Gondang Tulungagung dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes keterampilan proses siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode tes yakni tes keterampilan proses siswa. Tes keterampilan proses siswa diberikan untuk setiap sub materi faktor-faktor laju reaksi dimana pada pertemuan pertama siswa mengerjakan tes sub materi konsentrasi, pertemuan kedua sub materi luas permukaan dan suhu, sedangkan pada pertemuan ketiga sub materi katalis. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini dilakukan melalui Analisis tes keterampilan proses siswa yang dinilai dengan skor 1-4, sehingga dari nilai ini dapat diketahui bagaimana keterampilan proses siswa setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri semi terbimbing. Inkuiri semi terbimbing merupakan salah satu tingkatan model pembelajaran inkuiri dimana siswa diberikan suatu permasalahan dan alat bahan percobaan namun dalam pelaksanaan percobaan dan pembuktian hipotesisnya siswa diminta merancang sendiri prosedur percobaan sesuai alat dan bahan yang disediakan dan menjawab permasalahan yang diberikan [5]. Pembelajaran inkuiri semi terbimbing dianggap lebih efektif dari pada inkuri terbimbing karena pada saat siswa merancang percobaan siswa akan belajar memprediksi apa saja yang harus dilakukan berdasarkan permasalahan yang ada. Hal ini membuat siswa mempunyai kesempatan belajar lebih banyak karena mereka dapat merancang percobaan dengan berbagai cara. Pada pembelajaran dengan model inkuiri semi terbimbing ini awalnya siswa diberikan suatu fenomena yang disajikan dalam LKS, dari fenomena tersebut siswa diminta untuk menyusun rumusan masalah yang sesuai. Selanjutnya siswa diminta untuk menyusun hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, dilanjutkan menentukan variabel percobaan. Dari hipotesis dan variabel siswa dapat merencanakan percobaan yang akan dilakukan (membuat langkah-langkah percobaan), kemudian menguji hipotesis dengan melakukan percobaan. Setelah melakukan percobaan siswa kemudian memproses data yang telah diperoleh dengan cara menyusun tabel data. Kemudian siswa menganalisis percobaan dan melakukan penarikan kesimpulan apakah hipotesis yang dibuat terbukti berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterampilan proses siswa dinilai melalui tes keterampilan proses yang 169

Vol. 5, No. 2, pp. 167-172 May 2016 diberikan pada setiap akhir pembelajaran dengan model inkuiri semi terbimbing selama 3 pertemuan. Tes ini meliputi 4 sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yakni konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis. Dari tes keterampilan proses ini dapat diketahui bagaimana keterampilan proses siswa setelah diterapkannya model inkuiri semi terbimbing apakah sudah berhasil dilatihkan atau tidak. Selain menggunakan tes keterampilan proses, indikator terlatihnya keterampilan proses siswa juga dilihat dari keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri semi terbimbing, aktivitas siswa selama pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Keterampilan proses yang dinilai dalam penelitian ini adalah enam keterampilan proses menurut Funk yakni menyusun hipotesis, menentukan variabel, merencanakan percobaan, menyusun tabel data, menganalisis percobaan, dan penarikan kesimpulan. Keterampilan proses ini dilatihkan selama 3 pertemuan dengan menggunakan LKS faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pada keterampilan proses menyusun hipotesis guru membimbing siswa dengan cara mengarahkan siswa untuk membaca dan menganalisis fenomena yang disajikan dalam LKS, kemudian guru menjelaskan pada siswa bahwa hipotesis harus dikaitkan dengan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya, berupa pernyataan, mengandung variabel manipulasi dan respon, dan menghubungkan antar variabel sesuai dengan fenomena dan rumusan masalah. Menyusun hipotesis ini sesuai dengan teori belajar cognitive developmental Piaget dimana pada tingkat operasi formal (11 tahun ke atas) salah satu ciri pemikiran anak adalah anak sudah mampu membuat hipotesis dari suatu masalah dan membuat keputusan dari masalah tersebut dengan tepat namun anak belum mampu menyimpulkan apakah hipotesisnya diterima atau ditolak [6]. Sehingga hipotesis ini nantinya akan dibuktikan dengan melakukan percobaan agar siswa dapat menarik kesimpulan apakah hipotesisnya diterima atau ditolak. Ketuntasan klasikal siswa dalam menyusun hipotesis ini pada sub materi konsentrasi mendapatkan persentase sebesar 96,43 %; sub materi luas permukaan mendapatkan persentase sebesar 96,55%; sub materi suhu mendapatkan persentase sebesar 96,55%; dan pada sub materi katalis mendapatkan persentase sebesar 85,71%. Untuk keterampilan proses menentukan variabel, masing-masing kelompok menentukan variabel tanpa bimbingan guru. Kemudian guru mengkroscek jawaban dan membimbing siswa yang jawabannya kurang tepat dengan cara menjelaskan definisi, kriteria dan kata kunci dari masing-masing variabel, selain itu siswa juga diminta untuk mengamati alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan sehingga memudahkan siswa untuk mengelompokkan ke dalam masingmasing variabel. Variabel ini penting dalam suatu penelitian karena pada dasarnya variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya [7]. Ketuntasan klasikal siswa dalam menentukan variabel ini pada sub materi konsentrasi mendapatkan persentase sebesar 78,57%; sub materi luas permukaan mendapatkan persentase sebesar 86,21%; sub materi suhu mendapatkan persentase sebesar 89,66%; dan pada sub materi katalis mendapatkan persentase sebesar 96,43%. 170

Vol. 5, No. 2, pp.167-172 May 2016 Pada keterampilan proses merencanakan percobaan masing-masing kelompok merencanakan percobaan tanpa bimbingan guru. Kemudian guru mengkroscek jawaban dan membimbing siswa yang jawabannya kurang tepat dengan cara meminta siswa untuk membuat langkah percobaan tahap demi tahap, dan untuk setiap tahapnya guru meminta siswa untuk menunjukkan alat dan bahan yang digunakan pada tahap tersebut sehingga ini akan membuat siswa lebih paham dan akan memudahkan jalannya percobaan. Rencana percobaan harus sederhana dan sistematis. Semakin sederhana suatu rancangan, semakin mudah seseorang memperoleh data yang akan digunakan selanjutnya [8]. Ketuntasan klasikal siswa dalam merencanakan percobaan ini pada sub materi konsentrasi mendapatkan persentase sebesar 78,57%; sub materi luas permukaan mendapatkan persentase sebesar 86,21%; sub materi suhu mendapatkan persentase sebesar 86,21%; dan pada sub materi katalis mendapatkan persentase sebesar 96,43%. Pada keterampilan proses menyusun tabel data guru menekankan pada siswa agar menuliskan tabel data dengan benar yakni aspek-aspek dalam tabel harus dicantumkan, hasil percobaan dituliskan sesuai dengan percobaan, serta tabel data sistematis dan rapi. Tujuan penyusunan data ke dalam tabel adalah untuk mengorganisasikan sejumlah informasi dengan cara yang tepat. Agar dapat diolah lebih lanjut, data tersebut disusun dalam suatu tabel [8]. Ketuntasan klasikal siswa dalam menyusun tabel data ini pada sub materi konsentrasi mendapatkan persentase sebesar 92,86%; sub materi luas permukaan mendapatkan persentase sebesar 93,10%; sub materi suhu mendapatkan persentase sebesar 93,10%; dan pada sub materi katalis mendapatkan persentase sebesar 92,86%. Untuk keterampilan proses menganalisis percobaan guru membimbing siswa untuk menjawab soal analisis percobaan pada LKS yang dirasa sulit oleh siswa, dan memberikan penguatan jawaban pada siswa yang telah mampu menjawab soal dengan benar. Menganalisis percobaan merupakan salah satu tahap dalam proses penyelidikan, hal ini didukung teori penemuan Bruner dimana pembelajaran harus berdasarkan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar dan pembelajaran sejati terjadi melalui penemuan pribadi, Bruner menekankan penalaran induktif dan proses penyelidikan yang menjadi karakteristik metode ilmiah [9]. Ketuntasan klasikal siswa dalam menganalisis percobaan ini pada sub materi konsentrasi mendapatkan persentase sebesar 82,14%; sub materi luas permukaan mendapatkan persentase sebesar 82,76%; sub materi suhu mendapatkan persentase sebesar 86,21%; dan pada sub materi katalis mendapatkan persentase sebesar 89,29%. Pada keterampilan proses penarikan kesimpulan, setelah setiap kelompok menarik kesimpulan guru menekankan pada siswa agar mengkaitkan antara kesimpulan dengan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya dan harus berdasarkan hasil percobaan. Menarik kesimpulan sesuai dengan ciri utama model pembelajaran inkuiri dimana aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah [10]. Pada keterampilan proses penarikan kesimpulan didapatkan ketuntasan klasikal siswa sebesar 96,43% pada sub materi konsentrasi; 93,10% pada sub materi luas permukaan; 100% pada sub 171

Vol. 5, No. 2, pp. 167-172 May 2016 materi suhu; dan 89,29% pada sub materi katalis. Rangkuman data hasil ketuntasan klasikal rata-rata keterampilan proses siswa disajikan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Data Hasil Ketuntasan Klasikal Rata-rata Keterampilan Proses Siswa Keterampilan Proses Rata-rata Ketuntasan Klasikal (%) Menyusun hipotesis 93,81 Menentukan variabel 87,72 Merencanakan 86,86 percobaan Menyusun tabel data 92,98 Menganalisis percobaan 85,10 Penarikan kesimpulan 94,71 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan ketuntasan klasikal siswa dalam mengerjakan tes keterampilan proses telah mencapai kriteria yang ditetapkan yakni 65%. Berdasarkan hasil tes tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan proses siswa berhasil dilatihkan dengan model inkuiri semi terbimbing. PENUTUP Simpulan Keterampilan proses siswa pada materi laju reaksi tuntas melalui penerapan model pembelajaran inkuiri semi terbimbing. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dibuat, saran yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut: Penelitian ini dilakukan selama 3 pertemuan, padahal keterampilan proses siswa membutuhkan pelatihan yang lebih sering dalam jangka panjang sehingga disarankan untuk guru agar melatihkan keterampilan proses ini lebih sering dan berkesinambungan agar keterampilan proses siswa semakin terlatihkan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA 1 Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. 2 Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 3 Sabahiyah. dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar. Vol 3 Tahun 2013. 4 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pandidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 5 Hackling, M.W. 2005. Working Scientifically: Implementing And Assessing Open Investigation Work In Science. Government Of Western Australia: Department Of Education And Training. 6 Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 7 Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 8 Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud. 9 Arends, Richard. I. 2012. Learning to Teach. New York: Mcg Raw Hill. 10 Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 172