HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI KABUPATEN KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Ratna Indriati 1,Wiga Ami Widyanto 2,Anindya Dwi Pratiwi 3. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ABSTRAK. Kata kunci : Obesitas, Perkembangan Motorik Kasar, Anak. commit to user. vii

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN BITUNG KECAMATAN AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DENGAN RIWAYAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DI KLINIK PRATAMA BUDI LUHUR KABUPATEN KUDUS ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 5 TAHUN DI POSYANDU BUAH HATI KETELAN BANJARSARI SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD


BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BALITA

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR DI BPM R JATISRONO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTTING SUSU LECET PADA IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS SEKARAN KARYA TULIS ILMIAH


ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 1 5 TAHUN DI POSYANDU BUAH HATI KETELAN BANJARSARI SURAKARTA

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR (BBL) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU GONILAN KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

PICTURE OF MOTHER KNOWLEDGE ON NUTRITION STATUS IN KARANGRAYUNG PUSKESMAS I.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI KABUPATEN KUDUS ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : 1. Endang Sriyati 1315401004 2. Rujiana Ristikawati 1315401017 3. Ulya Afifa 1315401019 4. Vina Listianingsih 1315401020 5. Tiara Fatma Kumala AKADEMI KEBIDANAN MUSLIMAT NU KUDUS TAHUN 2016

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 3-5 TAHUN DI RA AN NAFIAH KABUPATEN KUDUS Sriyati E 1, Ristikawati R 2, Afifa U 3, Listianingsih V 4, Kumala TF 5 Latar Belakang: Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak karena pada masa ini akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik kasar yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi sehingga keterlambatan perkembangan anak perlu dideteksi sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan perkembangan motorik kasar pada balita usia 3-5 tahun di RA An Nafiah. Metode penelitian: Menggunakan non-eksperimental yang bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 responden yang diambil secara cluster random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji chi square. Penilaian status gizi menggunakan BB/TB dengan pedoman tabel Z-score, perkembangan motorik kasar menggunakan DDST II. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 16 (42,1%) responden dengan status gizi normal mengalami perkembangan motorik kasar abnormal dan 5 (38,5%) responden dengan status gizi abnormal mengalami perkembangan motorik kasar abnormal, hasil p=0,818 > 0,05 dan x 2 hitung= 0,053 < x 2 =3,84146 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dan perkembangan motorik kasar pada balita usia 3-5 tahun di RA An Nafiah Kabupaten Kudus. Selain hal di atas, hasil analisis menunjukkan nilai OR=0,86 hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara variabel bersifat negatif, lemah, dan secara statistik tidak signifikan (OR=0,86; CI 95%=0,237-3,121; p=0,818). Kesimpulan: Variabel status gizi belum bisa digunakan untuk menolak atau mendukung hipotesis sebagai faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik kasar karena penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan. Kata kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Kasar ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRIENT STATUS AND GROSS MOTOR DEVELOPMENT OF THREE TO FIVE YEARS CHILDREN IN RA AN NAFIAH Sriyati E 1, Ristikawati R 2, Afifa U 3, Listianingsih V 4, Kumala TF 5 Background: childhood is an important period of children growth because it will decide the next growth. The growth and development can not be separated. The development of the rough was not optimal motor could lead to declining creativity in adapting children's developmental delay so that needs to be detected as early as possible.this study was to analyze the relationship

between the nutrient and gross motor development of three to five years children in RA An Nafiah. Method: This research used non experimental study analysis. It used the cross sectional approach. The sample of this research are fifty one respondent. It used the cluster random sampling. Technique of data analysis using chi square test. Assessment of nutritional status using BB/TB with guidelines table Z-score, a rugged motor development using the DDST II. Result:. The results showed that as many as 16 (42,1%) respondents with the nutritional status of the normal progression of abnormal and abusive motor 5 (38.5%) of the respondents with the nutritional status of abnormal motor development experience rough abnormal, the result p = 0,818 > 0.05 and x 2 count = 0.053 < x 2 = 3,84146 then it can be concluded that there was no relationship between nutritional status and motor development of rough on a toddler aged 3-5 years in An RA Nafiah Holy District. In addition to the above, the results of the analysis show the value OR = 0.86 this means that the strength of the relationship between variables are negative, weak, and statistically not significant (OR = 0.86; CI 95% = 0,237-3,121; p = 0,818). Conclusion: This variable of this research are not used to refuse or support the hypnotheses yet as the factor of the growth were gross motor it was because the research shows that there was not significant relation. Keywords : the nutrient, the development of gross motor PENDAHULUAN Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada masa ini akan menentukan perkembangan anak selanjutnya (Dompas, 2010). Gizi merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih dan Ranuh, 2013). Menurut WHO (2012), jumlah penderita gizi kurang di dunia mencapai 104 juta anak, sepertiga diantaranya menjadi penyebab kematian anak di seluruh dunia. Status gizi balita di Indonesia yang diukur berdasarkan (BB/TB) menunjukkan bahwa balita dengan status gizi normal sebanyak 76,1%, gemuk 11,8%, kurus 6,8%, dan sangat kurus 5,3% (Kemenkes RI, 2015). Hasil Litbang Depkes (2013), pada penilaian status gizi balita berdasarkan berat badan per tinggi badan (BB/TB), menunjukkan bahwa jumlah balita yang mempunyai status gizi normal sebanyak (76.9%), gemuk (12,0%), kurus (6,6%), dan sisanya sangat kurus (4,5%). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus (2014), status gizi pada balita di Kabupaten Kudus, menunjukkan bahwa balita dengan gizi baik (93,41%), gizi kurang (3,94%), gizi lebih (2,4%), dan gizi buruk (0,60%). Menurut Andriana (2011), salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah motorik kasar. Perkembangan motorik kasar yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi sehingga keterlambatan perkembangan anak perlu dideteksi sedini mungkin. Menurut Sulistiyoningsih (2011), penentuan status gizi berpengaruh terhadap

perkembangan, kemampuan merespon rangsangan serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Mahendra dan Saputra (2006) juga menyatakan perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di RA An Nafiah pada bulan April tahun 2016 menunjukkan bahwa masih terdapat siswa dengan status gizi kurang dan masih terdapat keterlambatan perkembangan motorik kasar di RA An Nafiah padahal penentuan status gizi pada balita sangatlah penting karena berpengaruh terhadap perkembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan perkembangan motorik kasar pada balita usia 3-5 tahun di RA An Nafiah Kabupaten Kudus. METODE PENELITIAN Desain penelitian menggunakan non-eksperimental yang bersifat observasional analitik melalui pendekatan cross sectional (Isgiyanto, 2009). Tempat penelitian di RA An Nafiah pada tanggal 28-30 Juli 2016. Variabel bebas yaitu status gizi, dan variabel terikat yaitu perkembangan motorik kasar. Populasi yang diteliti adalah murid RA An Nafiah yang berusia 3-5 tahun sebanyak 103 responden. Sampel sebanyak 51 responden yang diambil secara cluster random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil 17 responden secara acak tiap kelas (3 kelas) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan dengan cara meminjam presensi siswa ditulis nama siswa diatas kertas kemudian dilipat (digulung) dan diambil seperti lotre. Peneliti mulai mencari data dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, kemudian melakukan tes perkembangan motorik kasar dengan menggunakan formulir DDST II. Apabila terdapat sampel yang tidak hadir dan menolak pada salah satu aspek pengukuran pada waktu penelitian maka dilakukan pemilihan/ pengambilan lotre ulang. Instrumen penelitian ini adalah berat badan, tinggi badan, tabel klasifikasi status gizi, perkembangan motorik kasar menggunakan DDST II. Teknik pengolahan data penelitian ini adalah editing, coding, tabulating, entri data. HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan di RA An Nafiah berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel ditentukan sebanyak 51 responden. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

Karakteristik Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Responden Hubungan antara Status Gizi dan Perkembangan Motorik Kasar pada Balita usia 3-5 tahun di RA An Nafiah Kabupaten Kudus Frekuensi Persentase % a. Umur 1) 3 tahun 7 13,72 % 2) 4 tahun 23 45,10 % 3) 5 tahun 21 41,18 % b. Jenis kelamin 1) Laki-laki 27 52,94 % Mean 2) Perempuan 24 47,06 % c. Berat Badan 51 100,00% 15,61 kg d. Tinggi Badan 51 100,00% 103,96 cm Sumber: Data Primer, 2016 Standar Deviasi Min Max 3,94 0,68 3 tahun 5 tahun - - - 3,67 11 kg 25 kg 6,06 92 cm 119 cm Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden berusia 4 tahun, usia minimal 3 tahun dan maksimal 5 tahun. Jenis kelamin lakilaki sebanyak 27 responden (52,94 %) sedangkan perempuan 24 responden (47,06 %). Berat badan rata-rata 15,61 kg dengan berat badan minimal 11 kg dan maksimal 25 kg. Rata-rata tinggi badan 103,96 cm, tinggi badan minimal yaitu 92 cm dan tinggi badan maksimal 119 cm. Tabel 1.2 Hasil analisis univariat hubungan antara status gizi dan perkembangan motorik kasar balita usia 3-5 tahun di RA An Nafiah Kabupaten Kudus Variabel Frekuensi Persentase (%) 1) Status gizi a) Normal 38 74,5 % b) Abnormal 13 25,5 % 2) Perkembangan motorik kasar a) Normal 29 58,8 % b) Abnormal 22 41,2 % Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa balita yang memiliki status gizi normal sebanyak 38 responden (74,5%) jauh lebih besar dibandingkan status gizi abnormal yang hanya 13 responden (25,5%). Penilaian perkembangan motorik kasar dengan kategori normal sebanyak 29 responden (58,8%) tidak selisih jauh dengan perkembangan motorik kasar abnormal yang mencapai 22 responden (41,2%).

Tabel 1.3 Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara Status Gizi dan Perkembangan Motorik Kasar usia 3-5 Tahun di RA An Nafiah Kabupaten Kudus Status gizi Perkembangan motorik kasar total % OR CI 95% p Normal Abnormal n % n % Lower Upper Normal 22 57,9 16 42,1 38 100 Abnormal 8 61,5 5 38,5 13 100 0,86 0,237 3,121 0,818 Total 30 21 51 100 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 1.3 hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan sebanyak 16 (42,1%) responden dengan status gizi normal mengalami perkembangan motorik kasar abnormal dan 5 (38,5%) responden dengan status gizi abnormal mengalami perkembangan motorik kasar abnormal, hasil p=0,818 > 0,05 dan x 2 hitung= 0,053 < x 2 =3,84146 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dan perkembangan motorik kasar pada balita usia 3-5 tahun di RA An Nafiah Kabupaten Kudus. Selain hal di atas, hasil analisis menunjukkan nilai OR=0,86 hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara variabel bersifat negatif, lemah, dan secara statistik tidak signifikan (OR=0,86; CI 95%=0,237-3,121; p=0,818), artinya subjek penelitian dengan status gizi abnormal kemungkinan mengalami perkembangan motorik kasar abnormal 0,86 kali lebih rendah daripada subjek penelitian dengan status gizi normal, tetapi hasil tersebut menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan. PEMBAHASAN Hasil penelitian terhadap 51 responden usia 3-5 tahun menunjukkan bahwa responden yang memiliki status gizi normal mengalami perkembangan motorik kasar normal sebanyak 57,9% lebih sedikit dibandingkan dengan status gizi abnormal mengalami perkembangan motorik kasar normal sebanyak 61,5%. Responden yang memiliki status gizi normal mengalami perkembangan motorik kasar abnormal sebanyak 42,1% lebih banyak dibandingkan dengan status gizi abnormal mengalami perkembangan motorik kasar abnormal sebanyak 38,5%. Penelitian ini menunjukkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dengan bantuan SPSS versi 16 didapatkan nilai signifikansi (nilai p) sebesar 0,818 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dan perkembangan motorik kasar pada balita usia 3-5 tahun di RA An Nafiah, selain itu nilai OR=0,86 hal ini dapat diartikan bahwa kekuatan hubungan antar variabel bersifat negatif, lemah dan secara statistik tidak signifikan (OR=0,86; CI 95%=0,237-3,121; p=0,818). Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Almatsier (2009) bahwa status gizi yang baik atau optimal akan berpengaruh terhadap perkembangan fisik, otak, kemampuan kerja dan kesehatan, sedangkan status gizi kurang dapat menyebabkan kekurangan tenaga untuk bergerak dan melakukan aktivitas, sehingga anak menjadi malas dan lemah

karena kekurangan gizi. Marmi dan Raharjo (2012) juga berpendapat status gizi dapat mempengaruhi tumbuh dan kembang anak akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan, jadi status gizi yang baik belum tentu perkembangannya baik atau normal. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ati et al., (2013) dengan 50 responden menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada balita di RSUD Tugurejo Semarang dengan p= 0,000. Madiyantiningtias (2015) sepakat juga ada hubungan antara status gizi anak dengan motorik kasar pada usia 3-5 tahun di Puskesmas Miri Sragen dengan hasil p=0,0001 dengan jumlah responden sebesar 62 anak. Hasil penelitian lain yaitu Pasapan et al., (2014) dengan responden 93 anak menunjukkan hasil yang sama yaitu ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik 1-3 tahun di Puskesmas Ranomuut Kota Manado dengan hasil p=0,003. Perbedaan hasil antara penelitian ini dengan teori dan penelitian lain yang menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar, dikarenakan pada penelitian ini terdapat 818 kebetulan dari 1.000 temuan (p value: 0,818) sehingga penelitian ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan teori. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari et al., (2012) dengan judul hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-5 tahun di Posyandu Buah Hati Ketelan Banjarsari Surakarta dengan jumlah 50 responden menunjukkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar dengan nilai p=0,370. Dewi dan Arini (2011) dengan jumlah 49 responden menemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan anak usia 3-5 tahun di Puskesmas Purwantoro I Wonogiri menunjukkan hasil p=0,932. KETERBATASAN 1. Jumlah sampel yang digunakan masih sedikit yaitu 51 responden. 2. Pengukuran variabel perkembangan motorik kasar dengan menggunakan alat ukur Denver Development Skrining Test II (DDST) terlebih dahulu dilakukan penentuan umur kronologis, hal ini ada perbedaan rumus antara bayi yang lahir cukup bulan dan kurang bulan. Penelitian ini dalam menentukan umur kronologis hanya berdasarkan tanggal lahir dan tanggal pemeriksaan tanpa melihat riwayat kelahiran. 3. Penggunaan DDST II apabila balita yang dilakukan skrining memperoleh hasil suspek dan tidak dapat di tes idealnya selang dua minggu dilakukan evaluasi kembali tetapi pada penelitan ini, desain yang digunakan adalah cross sectional sehingga apapun hasilnya tetap diambil pada waktu tersebut. 4. Penelitian ini hanya meneliti faktor status gizi dan faktor yang lain seperti faktor sosial ekonomi, pengetahuan, pantangan makanan, dan jarak kelahiran tidak dilakukan penelitian. KESIMPULAN Kesimpulan subjek penelitian dengan status gizi abnormal mengalami perkembangan motorik kasar abnormal 0,86 kali lebih rendah daripada subjek penelitian dengan status gizi normal, variabel status gizi belum bisa digunakan untuk menolak atau mendukung hipotesis sebagai faktor yang berhubungan

dengan perkembangan motorik kasar karena penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan. SARAN Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor lain yang berhubungan dengan perkembangan motorik kasar. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ati, C.A; Alfiyanti, D. dan Solekhan, A. 2013. Hubungan antara status gizi dengan motorik kasar balita di RSUD TUGUREJO Semarang Tahun 2013 http://182.253.197.100/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/ view/ 163 (diakses tanggal 28 April 2016) Dewi, A dan Arini, SW. 2011. Hubungan Antara Status Gizi dengan Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di Puskesmas Purwantoro I Wonogiri. jurnal.akbid-mu.ac.id/index.php/jurnalmus/article/download/ 27/16 (diakses tanggal 28 April 2016) Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. 2014. Kondisi Kesehatan Kabupaten Kudus. Kudus: Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. http://www.kuduskab.go.id/ksehatan.php (diakses tanggal 28 April 2016) Dompas, R. 2010. Buku Saku Bidan Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC. Isgiyanto. A. 2009. Teknik Pengambilan Sampel pada Penelitian Non Eksperimental. Jogjakarta: Mitra Cendikia. Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kemenkes RI. http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/bukusk-antropometri-2010.pdf Diakses pada tanggal 24 April 2016. Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kemenkes RI. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf (diakses tanggal 28 April 2016) Litbang Depkes. 2013. Status Gizi. Jakarta: Depkes RI. http://www.depkes.go.id/resources/ download/ general/ Hasil%20Riskesdas%202013.pdf (diakses pada 28 April 2016). Madiyantiningtias, E. H. 2015. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 tahun di Puskesmas Miri Sragen. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-endahhenim- 1055-1-skripsi-x.pdf (diakses tanggal 21 Agustus 2016).

Marmi dan Rahardjo. K. 2012. Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. Yogyakarta:pustaka. Pasapan, J. P., Kapantow, N. H., Rombot, D. V. 2014. Hubungan Antara Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Pada Balita Usia 1-3 Tahun di wilayah Kerja Puskesmas Ranomuut kota Manado. http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/jurnal-pemi.pdf (diakses tanggal 21 Agustus 2016). Sari, DW; Nur, E. dan Purwanto, S. 2012. Hubungan Antara Status Gizi dengan Motorik Kasar pada Balita Usia 1-5 Tahun di Posyandu BUAH HATI Ketelan Banjarsari Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/16054/ (diakses tanggal 28 April 2016) Soetjiningsih dan Ranuh Gde. IG.N. 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. World Health Organization. 2012. Gizi Ibu dan Anak. http://www.unicef.org/indonesia/id/a5_b_ringkasan_kajian_kesehatan_ REV.pdf (diakses tanggal 29 April 2016).