BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gizi atau makanan di perlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Seperti yang disebutkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa. dirinya sendiri, seperti tidak mudah takut, benci, dan bijaksana.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang diselenggarakan melalui sekolah diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

I. PENDAHULUAN. keberadaanya. Sejak tahun 1970 para pembuat kebijakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan tahapan yang tepat dapat meningkatkan fungsi organ tubuh ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menyongsong Indonesia dalam melaksanakan pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. World Health Organization (WHO, 1948) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah faktor genetik yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unsur kualitas SDM. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat (Hanani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan arah pembangunan nasional. Salah satunya adalah meningkatkan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi atau makanan di perlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh termasuk pertumbuhan dan pergantian jaringan yang rusak akibat kerja atau kegiatan fisik. Gizi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Keadaan gizi dikatakan baik atau normal apabila terdapat keseimbangan antara kebutuhan hidup terhadap zat-zat gizi dengan makanan yang dikonsumsi, maksudnya jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi tubuh sama dengan yang dibutuhkan oleh tubuh serta sama dengan energi yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Pola makan akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan, kualitas sumber daya manusia, taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan pangan dan gizi. Menurut Riyadi (2003) anak usia sekolah berada pada masa pertumbuhan yang sangat cepat dengan kegiatan fisik yang sangat aktif. Anak usia sekolah juga selalu ingin mencoba makanan yang mudah dijumpai dan baru dikenalnya seperti makanan jajanan yang dijual di sekitar sekolah, dilingkungan bermain bahkan makanan pemberian teman. Oleh karena itu, anak usia sekolah harus mendapatkan perhatian khusus mengenai

2 makanan yang dikonsumsi agar memperoleh makanan sehat dan bergizi yang dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Masalah gizi dapat berupa gizi lebih maupun gizi kurang. Masalah gizi kurang yang ditemukan pada kelompok usia sekolah dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yaitu bentuk tubuh kurang baik, mudah letih dan mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi serta anemia (Depkes 1994). Gizi lebih pada anak umumnya dapat diartikan sebagai berat badan (BB) yang relatif berlebihan jika dibandingkan dengan usia atau tinggi anak yang sebaya. Gizi lebih dengan derajat kelebihan yang berat disebut obesitas (Samsudin 1994). Keadaan ini terjadi sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh. Gizi lebih atau obesitas pada anak dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Menurut Samsudin (1994), gizi lebih pada umumnya disebabkan oleh suplai energi melebihi kecukupan energi individu. Gizi lebih berkaitan dengan berbagai macam factor antara lain daya beli yang cukup atau berlebihan, ketersediaan makanan berenergi tinggi dan rendah serat, defisiensi aktivitas fisik, pengetahuan tentang nilai gizi yang kurang serta faktor genetik. Kekurangan zat-zat gizi dalam proses metabolisme dapat berakibat buruk terhadap kesehatan dan kesegaran jasmani seseorang. Disisi lain kekurangan gizi akan menurunkan kecerdasan seseorang dan daya pikirnya. Jelas bahwa gizi sangat bepengaruh terhadap mutu kualitas hidup seseorang. Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh untuk menghasilkan

3 tenaga (Energi) (Irianto, 2006 : 2). Oleh karena itu guna memenuhi gizi tubuh diperlukan pengetahuan dasar dalam makanan yang mencakup : pengetahuan tentang gizi, sumber-sumber bahan makanan, pengelolaan makanan dan kegunaan makanan tubuh kita (Suryadi,2007 : 3 ). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kompleks yang mempengaruhi perkembangan dengan jalan keturunan, faktor pranatal, penyakit dan lingkungan. Sedangkan pertumbuhan yang baik dapat dipengaruhi oleh nutrisi, latihan jasmani dan kehidupan umum yang menyehatkan sebaliknya faktor prenatal dapat mengahalangi pertumbuhan kondisi maternal misalnya oleh malnutrisi, kehamilan yang tidak sempurna, bb yang bertentangan, diabetes, dan lain-lain. Selanjutnya faktor lingkungan yang tidak mendukung seperti standart kehidupan rendah, pelayanan kesehatan yang rendah serta kekurangan kasih sayang orang tua. Anak usia sekolah merupakan kelompok yang sangat perlu diperhatikan akan kebutuhan gizinya, karena mereka dalam masa pertumbuhan. Kekurangan akan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain akan mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan jasmaninya juga akan menyebabkan gangguan perkembangan mental anak. Anak-anak yang menderita kurang gizi setelah mencapai usia dewasa tubuhnya tidak akan tinggi yang seharusnya dapat dicapai, serta jaringanjaringan otot yang kurang berkembang (Asmira Sutarta,1980:7). Masalah kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh : kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas hidup (sanitasi), kurang sadarnya masyarakat akan pengetahuan gizi dan adanya daerah miskin gizi. Kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda tergantung pada berbagai

4 faktor, antara lain umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta berat atau ringannya aktivitas sehari-hari. Kesegaran jasmani atau physical fitness adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau aktifitas fisik sehari-hari dengan mudah tanpa merasa lebih cepat lelah dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang atau untuk keperluan yang sewaktu-waktu dapat digunakan (Sadoso.S, 1986 : 19). Menurut Balke Yang dikutip Sudarna SP (1992 : 9), kesegaran jasmani menunjukan bahwa tubuh mampu menunaikan tugasnya dalam memuaskan, dengan demikian kesegaran jasmani merupakan wujud dari kapasitas fungsional untuk secara total melakukan suatu kerja tertentu dengan hasil yang terbaik atau memuaskan dan tanpa megalami kelelahan yang berarti, olahraga memupuk peranan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ditujukan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani. Sasaran kesegaran jasmani bagi pelajar adalah untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar yang berorentasi pada prestasi keberhasialan studi. Oleh karena itu bagi setiap pelajar perlu mengetahui dan meningkatkan kesegaran jasmani agar mampu menjaga semangat belajar untuk keberhasilan studi yang dilakukan. Melalui olahraga yang teratur, terprogram dan terencana dengan baik maka mampu memelihara bahkan meningkatkan derajat kesehatan yang akan tampak pada tingkat kesegaran jasmaninya. Melakukan olahraga berarti menanamkan modal bagi tubuh, kesehatan yang lebih baik, hidup yang lebih bergairah, kebahagiaan dan kesinambungan, banyak manfaat yang diperoleh dari melakukan olahraga antara lain sebagai berikut : 1. Membuat kerja jantung lebih baik Otot jantung lebih kuat dan darah yang dipompa menjadi lebih banyak. 2. Memperlancar peredaran darah. Aliran darah adalah yang paling utama dalam

5 perjalanan hidup tubuh manusia sebab darah membawa oksigen, zat makanan dan zat-zat penting lainnya keseluruh tubuh manusia. 3. Memberikan keseimbangan fisiologis kepada sistem indokrin, sehingga kelenjar petiolin, pankreas, adrenalin dan seks akan menjadi berdaya guna. 4. Olahraga mempertajam kekuatan mental dan menambah kapasitas dalam berfikir. 5. Menambah daya tahan dan memperlambat keletihan. Bahkan olahraga merupakan resep khusus untuk menurunkan emosi. 6. Bila diimbangi dengan makanan yang baik olahraga akan menolong mengurangi tekanan darah tinggi, diabetes, osteoporosis, obesitas, kanker dan penyakit keturunan lainnya. 7. Menolong otak untuk berfikir lebih baik dalam berfikir. 8. Bila mengikuti petunjuk yang tepat, olahraga akan memberikan umur yang panjang. (Muhamad Fathoni 2000) Salah satu tujuan dilaksanakannya aktivitas olahraga adalah guna meningkatkan kesegaran jasmani pelakunya. Dan untuk merealisasikan keadaan tersebut, tentunya harus didukung oleh berbagai pihak. Salah satu indikator penyebab kurangnya tingkat kesegaran jasmani ialah keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dalam beraktivtas olahraga. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya dan terbatasnya sarana dan prasarana untuk melakukan olahraga, akan memperburuk kesegaran jasmani masyarakat.

6 Berdasarkan pengamatan saat pengalaman di lapangan (PPL) di SMP.YP Panca Jaya Galang dan penelitian awal saya di YP.Panca Jaya Galang sangat banyak masalah yang dapat diangkat untuk dijadikan bahan skripsi. Diantara masalah yang terjadi selama pembelajaran penjas adalah sarana dan prasarana yang tidak lengkap, disekolah tersebt hanya ada lapangan bola voly,itu pun dikelilingi oleh pohon sawit. Apabila kita tidak berhati hati bermainnya maka sawit yang ada disekeliling lapangan itu dapat membahayakan. Adapun lapangan sepak bola letaknya jauh ddari lingkungan sekolah yang apabila kita bermain disana membutuhkan jalan kaki setidaknya 15 menit. Kurangnya kesadaran para siswa akan pentingnya melakukan kegiatan olahraga terutama pada saat mata pelajaran penjas di sekolah, kurang kompetennya guru yang mengajar pelajaran penjas disekolah tersebut di karnakan pelajaran penjas guru yang mengajar penjas adalah guru agama dan guru ekonomi yang kurang paham tentang pembelajaran penjas. Pada masalah yang timbul tersebut saya penulis tertarik meneliti kasus yang kedua yaitu kurangnya kesadaran para siswa akan pentingnya melakukan kegiatan olahraga terutama pada saat mata pelajaran penjas di sekolah. Pada saat meneliti awal saya berbincang kepada siswa-siswi SMP.Panca Jaya Galang dan mempertanyakan mengapa anak-anak malas melakukan olaahraga. Hampir dari sebagian siswa yang saya Tanyakan mereka menjawab capek melakukan olahraga terutama diatas jam pelajaran 10.00 WIB. Capek dalam artian siswa yang berada di sekolah tersebut tidak aktif dengan berbagai alasnya. Diatara alasan yang mereka sebutkan ke saya adalah ; sehabis pulang dari sekolah saya membantu orang tua keladang atau kekebun, ada juga siswa yang menyebutkan ada penyakit bawaan yang mengharuskan dia tidak

7 boleh melakukan kegiatan yang menuntut aktivitas fisik yang besar, ada yang menyebutkan malas, belum sarapan pagi dari rumah, dan juga alasan mau fokus pada pelajaran yang di UN kan. Dari kasus yang saya lihat sangat beranekaragamnya alasan siswa tersebut. Akan tetapi kalaulah siswa mempunyai alasan membantu orang tua sehabis sekolah keladang atau kekebun berarti sebagian siswa SMP Swasta Panca Jaya Galang berada di kalangan tidak mampu atau keluarga Pra sejahtera. Keluarga pra-sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya. Persepsi dari orang tua yang menganggap bahwa melakukan olahraga hanya akan membuang waktu saja, atau sekedar hura-hura, menimbulkan pengaruh tingkat kesegaran jasmani anak akan berada dalam klasifikasi yang belum ideal. Dengan demikian dampak yang ditimbulkan dalam menerima pelajaran di sekolah, anak akan mudah lelah, mudah mengantuk serta mudah kehilangan konsentrasi. Dilihat dari letak geografisnya Kecamatan Galang merupakan daerah yang sangat sejuk, nyaman karena ditumbuhin oleh perkebunan sawit dan juga karet. Maka tidak heran apabila Kecamatan Galang disebut dengan daerah hijau. Dari kesimpulan diatas saya mengkaitkan semua alasan yang diberikan siswa yaitu tentang kegiatan penjas, banyak siswa yang capek melakukan penjas, ada siswa yang mempunyai penyakit dan letak geografis kecamatan galang. Maka penulis mengkaitkat judul skripsi tentang pembelajaran penjas,gizi, dan juga keadaan kelurga siswa SMP Panca Jaya Galang. Salah satu cara menilai kualitas seorang anak adalah dengan melihat prestasi belajarnya di sekolah. Prestasi yang dicapai menunjukkan hasil dari

8 proses belajar (Soemantri, 1978). Masrun dan Martaniyah (1973) mengatakan bahwa prestasi belajar anak didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana mereka dapatmenguasai pelajaran yang sudah diajarkan biasanya bersifat dokumentatif yang dinyatakan dengan nilai rapor. Proses belajar yang dilakukan seseorang merupakan suatu proses yang sangat komplek dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari diri sendiri maupun dari luar diri manusia tersebut (Soemantri, 1978). Berdasarkan uraian diatas, peneliti sangat tertarik untuk mengkaji : 1. Profil status gizi dan kesegaran jasmani siswa SMP YP.PANCA JAYA GALANG B.Identitas Masalah Berdasarkan uraian yang di kemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang diidentifikasi adalah : Bagaimana asupan gizi atau makanan dari kalangan keluarga pra sejahtera siswa-siswi SMP Swasta YP.Panca Jaya Galang? Apakah asupan gizi atau makanan dari keluarga pra sejahtera sudah terpenuhi dan sudah sesuai dengan aktivitas fisik yang dilakukan siswa-siswi di sekolah? Bagaiman status gizi para siswa-siswi dari kalangan keluarga pra sejahtera SMP Swasta YP.Panca Jaya Galang C.Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah maka penelitian membatsi ruang lingkup masalahnya hanya kepada Profil status gizi dan tingkat kesegaran jasmani anak

9 dari keluarga pra sejahtera pada Sekolah Menengah Pertama YP.Panca Jaya Galang Kabupaten Deli Serdang tahun ajaran 2012/2013 D.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan di teliti sebagai berikut : 1. Apakah keluarga dari kalangan pra sejahtera asupan gizinya sesuai dengan aktivitas yang dilakukan siwa-siswi di ruang lingkup sekolah? 2. Bagaimana status gizi siswa-siswi dari kalangan keluarga pra sejahtera sekolah menegah pertama YP.Panca Jaya Galang? E.Tujuan Penelitian Penelitian pada umumnya untuk menentukan, menggambarkan dan mengkaji kebenaran suatu kebenaran (Sutrisno Hadi, 1987: 271). Tujuan merupakan suatu dorongan dan arah yang akan dicapai, sebab dengan adanya tujuan seseorang akan terdorong untuk dapat berbuat melakukan sesuatu dan menyelesaikan apa yang telah diperbuat tersebut. Suatu perbuatan yang dilandasi tanpa tujuan maka hasil yang dicapai tidak akan sesuai dengan apa yang diinginkan dan sulit untuk dilandasi evaluasi, oleh karena itu penentuan tujuan sangatlah penting dalam melakukan sebuah penelitian. Penentuan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat mendasar sehingga kegiatan penelitian akan dilakukan lebih terarah dan memberikan gambaran terhadap penelitian yang akan dilakukan. Adapun tujuan penelitian adalah menentukan informasi tentang :

10 1. Asupan gizi yang dibutuhkan para siswa-siswi siswa menegah pertama YP.Panca Jaya Galang? 2. Status gizi siswa menegah pertama YP.Panca Jaya Galang 2012/2013? 3. Tingkat hubungan asupan gizi keluarga pra sejahtera dengan status gizi siswa menegah pertama YP.Panca Jaya Galang? F.Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi keluarga pra-sejahtera khususnya keluarga pra-sejahtera di wilayah Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang sebagai informasi tentang status gizi dan tingkat kesegaran jasmani. 2. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran bagi kepala sekolah tentang manfaat asupan gizi demi menunjang proses pembelajaran penjas di sekolah. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya disiplin ilmu yang disajikan dalam penelitian ini. 4. Bagi mahasiswa Universitas Negeri Medan khususnya Pendidikan Kesehatan Rekreasi diperolehnya informasi pengetahuan tentang status gizi dan tingkat kesegaran jasmani anak dari keluarga pra-sejahtera.