Kelahiran dan Pertumbuhan Perguruan Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
Sepotong Sejarah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

DAFTAR AKREDITASI PRODI S1 PSIKOLOGI INDONESIA

PESERTA ANGKATAN I. No Kode PTS Nama PTS Kota

Membangun Kemitraan Antar Umat Beragama

Lampiran Surat Nomor: 2054/E5.3/KPM/2015, 2055/E5.3/KPM/2015. SKIM IbIKK IbK IbPE IbW IbWPT. WILAYAH TUAN RUMAH nama_institusi.

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI KINERJA PENELITIAN PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN AGUSTUS 2017

Nomor : 124 /B2.1/ TU / Maret 2017 Lampiran : Perihal : Undangan Sosialisasi Lesson Study for Learning Community

Nomor : 2282/D1/T/2010 Jakarta, 28 Juli 2010 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Monitoring dan Evaluasi Internal PHK-I Tahun 2010

Pendidkan Tinggi Bersama

ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI ARSITEKTUR INDONESIA

37 Admin Prodi DIII Keperawatan 38 Admin PD Dikti Universitas Muhammadiyah Jember

BAB I PENDAHULUAN. Program pendayagunaan potensi mahasiswa di masyarakat yang dikenal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERSIAPAN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEKDIKTI

HASIL AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (INSTITUSI) SESUAI DENGAN SK TANGGAL 23 JANUARI 2009

DAFTAR TUAN RUMAH MONEV PKM TAHUN 2014 MONEV PUTARAN I TANGGAL 10 S.D. 12 JULI 2014

Mencermati Aspek Manajemen Madrasah

Keberhasilan Membangun Perguruan Tinggi Islam

KEANGGOTAAN DAN KESEKRETARIATAN

ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI ARSITEKTUR INDONESIA

100 Besar Perguruan Tinggi Non Politeknik dan 25 Besar Perguruan Tinggi Politeknik di Indonesia Tahun 2017

Bagi PTS yang belum mengajukan data prestasi PTS untuk penilaian tahun 2017, Pengajuan paling lambat kami terima tanggal 26 Maret 2017.

REKAPITULASI WILAYAH SITE VISIT PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MULTI TAHUN (IbK, IbIKK, IbPE, IbW, IbWCSR) TAHUN 2014

Yth. Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan (lampiran 1) di tempat

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

PIDATO REKTOR PADA SIDANG TERBUKA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 10 MARET 2016

BAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA

Nomor : 3597/D2/KP/ November 2017 Lampiran : 1 (satu) lembar Hal : Undangan seminar World Class Professor (WCP)

Jadwal Monev PPM 2012 WILAYAH Perguruan Tinggi KET. Grand Total. Tanggal PENDAMPING Host IbM Jml Ibm

Bermodalkan Jiwa, Semangat dan Pikiran Besar Pak Malik Fadjar Berhasil Membangun Pendidikan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGUKUHAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN, ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

INVOICE IURAN TAHUNAN APTARI TAHUN 2017 Update 5 Juli 2017 NO NAMA INSTITUSI IURAN 2017 TUNGGAKAN JUMLAH TAGIHAN KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

PESERTA ANGKATAN II. No Kode PTS Nama PTS Kota

Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 20 Juli 1988

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

Multy Policies Strategy Uuntuk Pemerataan Dan Peningkatan Kualitas Pendidikan

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa

Reformasi Birokrasi Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Layanan di PTAIN

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: Rencana Strategis UM Lampung 2010). Sejak didirikannya. semuanya mengetahui keberadaan UM Lampung.

Gus Anton Senator Asal Jawa Timur; Ahli Hukum Tata Negara 1

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti

Hal. : Pembinaan mahasiswa penerima Bidikmisi

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

PEMETAAN KEUNGGULAN RISET BERBASIS PUBLIKASI TERINDEKS SCOPUS

PRANATA KEISLAMAN Oleh Nurcholish Madjid

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

BAB I. Pendahuluan. Indonesia yang oleh kebanyakan orang dijadikan sebagai daerah tujuan

Gereja dan Toleransi Beragama (Usaha GBKP Semarang dalam mewujudkan Toleransi antar umat beragama) FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Daftar Peserta Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi Kopertis Wilayah VII

BAB II METODE PERANCANGAN

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKSUD TUJUAN JENIS SKIM PENELITIAN: 2/24/2015

REKAPITULASI HASIL SEMINAR PERTUKARAN PENGALAMAN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Perkembangan Webometrics UNHAS Januari 2011

Sambutan Rektor ITB pada Wisuda Lulusan ITB MEMANTAPKAN AKUNTABILITAS DAN MUTU ITB

PEMBELAJARAN YANG MENCERDASKAN DAN MENCERAHKAN BAGI MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

Oleh : Slamet, SE., MM., PhD

PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kerja praktik ini dilakukan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Daftar Nama Peserta Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi Kopertis Wilayah VII Jawa Timur: 1 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Surabaya 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan

No : 38/PII-IABEE/VIII/ Agustus 2017 Lamp : 3 (tiga) berkas Hal : Undangan Seminar Sosialisasi Akreditasi IABEE

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138/P/2014 TENTANG PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA SERTIFIKASI UNTUK DOSEN

LAPORAN HASIL PEMANFAATAN KERJASAMA STKIP PGRI BLITAR

Nomor : 303/B2.1/TU/ April 2018 Lampiran : 2 (dua) lembar Perihal : Pengumuman Pemenang Program Hibah Penugasan Dosen di Sekolah (PDS)

ANGGARAN DASAR BMPS ANGGARAN DASAR BADAN MUSYAWARAH PERGURUAN SWASTA PEMBUKAAN

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

1. Universitas Gunadarma Universitas Yarsi

TUGAS PENGEMBANGAN DAN PENGENALAN MAHASISWA BARU ESSAI KAMPUS PSIK. Oleh. Lidya wati NIM

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

Candi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

BAB V KESIMPULAN. Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN ALUMNI STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO (IKALISTA UNDIP)

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. lain-lain yang ada baik di Indonesia maupun mancanegara yang belum

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Daftar Perguruan Tinggi di Jawa Timur

PIDATO KETUA SENAT AKADEMIK. Peran dan Tanggung Jawab Senat Akademik Menjembatani Retorika Pendidikan Tinggi dengan Realita

PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL

Jadwal Monitoring dan Evaluasi Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2013

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

Kelahiran dan Pertumbuhan Perguruan Tinggi Saya yakin pejabat pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia, baik Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama maupun departemen lain yang juga ikut mengelola pendidikan tinggi, tidak akan pernah mengalami kesulitan mendorong partisipasi masyarakat, merintis berdirinya sebuah perguruan tinggi di berbagai wilayah. Justru yang terjadi adalah sebaliknya, mereka selalu mengalami kesulitan untuk menahan dan bahkan melarang berdirinya perguruan tinggi. Jumlah perguruan tingi yang sedemikian besar, melewati angka 3000 an itu sesungguhnya adalah karena justru keberhasilan pemerintah menekan pertumbuhan jumlah itu. Andaikan pemerintah memberikan kebebasan, bisa jadi tidak akan pernah ada hari, yang tidak lahir sebuah perguruan tinggi di tanah air ini. Semangat masyarakat mendirikan perguruan tinggi, baik yang bernuansa umum maupun yang bernuansa keagamaan sedemikian banyaknya. Dilihat dari sejarahnya, masing-masing perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri apalagi yang berstatus swasta, didirikan oleh masyarakat. Pada umumnya awal mula kelahiran perguruan tinggi diprakarsai oleh yayasan, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan dan bahkan bisa jadi oleh perseorangan. Tidak sedikit perguruan tinggi negeri pada awal berdirinya juga didirikan oleh yayasan, dan karena itu berstatus swasta. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, diusulkan ke pemerintah untuk diubah statusnya menjadi perguruan tinggi negeri, sehingga kemudian pengelolaannya ditanggung oleh pemerintah. Contohnya sudah cukup banyak, bahkan Universitas-universitas berskala besar seperti UIN Sunan Kalijaga, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Jember dan masih banyak lagi mengalami sejarah yang serupa, yaitu awalnya sebagai perguruan tinggi swasta, kemudian dinegerikan. Sepanjang yang saya ketahui, selama ini belum pernah ditemukan dokumen pemerintah, tentang rancangan pengembangan jumlah perguruan tinggi di Indonesia, baik yang berstatus negeri maupun swasta dari wilayah paling barat yaitu Aceh hingga Merauke. Misalnya pada tahun tertentu ke depan, 10 tahun yang akan datang, berapa jumlah perguruan tinggi negeri dan begitu pula perguruan tinggi swasta yang ada di Indonesia. Atas dasar perencanaan itu kemudian secara bertahap dipersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pendirian perguruan tingi itu. Akan tetapi, oleh karena tidak ada gambaran perencanaan yang dimiliki oleh pemerintah, maka pertumbuhan perguruan tinggi berjalan secara alamiah. Diumpamakan sebagai sebuah tanaman, maka pertumbuhan perguruan tinggi ini bagaikan pertumbuhan tanaman liar, sehingga dimana dan kapan saja ----kalau musimnya tumbuh, akan tumbuh dan berkembang, dan begitu juga sebaliknya akan mati jika iklim di tempat sekitarnya ternyata tidak mendukungnya. Keadaan seperti inilah kiranya yang menjadikan tidak sedikit orang, apakah mereka yang tergabung dalam yayasan, organisasi sosial kemasyarakatan atau juga organisasi keagamaan dengan caranya masing-masing mendirikan perguruan tinggi. Para pensiunan tentara misalnya, membentuk organisasi, dan di antara programnya merintis pendirian perguruan tinggi, kemudian memberi nama Universitas Veteran. Para sesepuh pejuang 1945 melakukan hal yang sama, dan selanjutnya juga membuat perguruan tinggi bernama Universitas 45. Begitu pula para guru, sekalipun mereka sudah sibuk menjalankan tugas sehari-hari, atas dasar idealisme yang tinggi, mereka kemudian menyusun organisasi

bernama PGRI. Dalam salah satu kegiatannya mendirikan berbagai lembaga pendidikan, di antaranya adalah lembaga pendidikan tinggi. Maka muncullah di mana-mana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI yang dalam pertumbuhan terakhir IKIP berubah menjadi universitas, maka lembaga pendidikannya diubah, menjadi Universitas PGRI atau mengembil nama lain, semisal Universitas Kanjuruan Malang, ----semula adalah IKIP PGRI Malang. Masih dalam memperbincangkan kelahiran perguruan tinggi, ternyata organisasi yang berlatar belakang keagamaan, semangat melakukan hal yang sama jauh lebih dahsyat lagi, dan itu terjadi pada jenis agama apa saja. Organisasi Islam, semisal Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, al wasyliyah atau lainnya, masingmasing mendirikan sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang berada di bawah pembinaan Muhammadiyah misalnya, tumbuh dan berkembang, hampir di seluruh kota propinsi dan bahkan kabupaten kota di seluruh Indonesia, dengan ukuran yang bervariasi. Nahdlatul Ulama, yang pada awalnya organisasi ini memiliki bentuk pendidikan khas yaitu pesantren, akhirnya juga tidak mau ketinggalan, merintis dan mengembangkan lembaga pendidikan tinggi di mana-mana. Pendidikan tinggi yang didirikan tidak selalu diberi nama sesuai dengan nama organisasinya, misalnya Universitas Nahdlatul Ulama, melainkan mengambil nama Islam atau nama tokoh atau juga nama pesantrennya. Seperti Unisma Malang, Unisula Lamongan, Universitas Islam Kadiri, semuanya adalah berada di bawah pembinaan, atau setidak-tidaknya berafiliasi pada organisasi Nahdlatul Ulama. Perguruan tinggi Islam ada yang dibina oleh yayasan setempat, seperti Unisula Semarang, Unisba Bandung, UII Yogyakarta, UMI Makassar. Bahkan juga ada perguruan tinggi mengambil nama pondok pesantren, seperti Universitas Darul Ulum Jombang. Perguruan tinggi ini didirikan oleh kalangan pondok pesantren Darul Ulum. Jenis perguruan tinggi yang cukup beragam dan jumlahnya pun cukup banyak, juga didirikan oleh pemeluk agama selain Islam, seperti misalnya Universitas Katholik Widya Karya Malang, Universitas Kristen Petra, Surabaya, Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya, Universitas Krinten Indonesia (UKI), Univeritas Atmajaya Jakarta, Universitas Satya Wacana Salatiga, dan masih banyak lagi perguruan tinggi yang dirintis dan dikembangkan oleh organisasi keagamaan. Perguruan tinggi yang dikembangkan oleh Yayasan, seperti di Malang misalnya Universitas Widya Gama, Universitas Gajayana, Sekolah Tinggi Ekonomi Malangkucecwara, Malang. Di Jakarta perguruan tinggi semacam ini jumlahnya lebih banyak lagi, misalnya Universitas Mercu Buana, Universitas Bina Nusantara, Universitas Guna Dharma, Universitas Jaya Baya, Universitas Paramadina dan dan lain-lain, sehingga siapa saja akan sulit menyebutnya secara lengkap. Jumlah perguruan tinggi yang sedemikian besar, sesungguhnya merupakan kekayaan bangsa yang luar biasa besarnya. Kita bisa membayangkan, betapa banyaknya dana, tenaga dan pengorbanan lainnya yang telah dikeluarkan oleh orang-orang yang berniat berjuang di dunia pendidikan demi pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Kelahiran lembaga pendidikan tinggi tersebut didorong oleh semangat mengabdi di dunia pendidikan. Tanpa mengabaikan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pertumbuhan perguruan tinggi yang pada umumnya bersifat alami ini, maka bisa dibayangkan betapa besarnya sumbangan perguruan tingi, katakan yang berstatus swasta dalam mencerdaskan anak bangsa. Jumlah lulusan dari seluruh perguruan tinggi tersebut hampir-hampir sulit dihitung secara pasti, karena besarnya angka itu.

Pada umumnya tatkala awal pendiriannya, barangkali hanya beberapa saja sebagai pengecualian, perguruan tinggi yang didukung oleh dana yang memadai. Tidak sedikit di antara mereka yang hanya dimodali oleh semangat yang tinggi. Para perintisnya tidak segan-segan berkorban agar perguruan tinggi yang didirikan terwujud. Padahal biasanya, sebatas untuk mendapatkan ijin pendirian dari pemerintah tidak mudah, harus melewati proses dan waktu yang panjang. Mereka dituntut menyusun proposal, yang mereka belum tentu terbiasa membuatnya. Proposal itu harus dilengkapi dokumen-dokumen pendukung yang juga tidak mudah dipenuhi. Misalnya, kepemilikan tanah, padahal status tanah baru bersifat pinjaman, gedung, tenaga dosen dan sarana pendukung lainnya. Tidak jarang sesungguhnya dosen yang akan mengajar di perguruan tinggi yang tersebut, telah tersedia. Proposal itu juga harus dilengkapi dengan dokumen kelayakan pendirian, yang berisi kemungkinan calon mahasiswa yang akan mendaftarkan diri, gambaran tentang lapangan kerja penampung para lulusannya. Termasuk juga sebagai kelengkapan usulan itu adalah kepemilikan sejumlah dana yang tersimpan di Bank. Persyaratan yang sedemikian berat itu, oleh karena didorong oleh semangat berjuang, akan dipenuhi sekalipun sebatas formalitasnya dan tidak jarang ditempuh melalui jalan nerabas. Misalnya, sekalipun belum memiliki dosen tetap, gedung, tenaga administrasi dan juga bahkan dana jaminan awal, dikamuflase. Demi meraih keinginannya itu maka dilakukan lobby-lobby dengan pejabat yang terkait. Akibatnya, tidak sedikit perguruan tinggi yang telah mendapatkan ijin operasional, tetapi sesungguhnya belum berkelayakan untuk berdiri. Sebagai ilustrasi, bagaimana semangat sebuah perguruan tinggi swasta dirintis dengan segala keterbatasan, kiranya kasus berdirinya Sekolah Tinggi di suatu daerah boleh diungkap di sini sebagai contoh. Adalah Pak Ahmad dan Nur (bukan nama sebenarnya) sebagai penggerak organisasi sosial keagamaan, berkeinginan mendirikan sebuah perguruan tinggi. Tanpa modal yang cukup kecuali beberapa ruang kuliah yang sesungguhnya adalah gedung sekolah menengah, dianggap sebagai milik sekolah tinggi yang akan didirikan itu. Gedung itu pada pagi hari digunakan untuk sekolah menengah dan sore hari akan digunakan untuk perkuliahan. Lembaga ini belum memiliki peralatan berupa meubeler, dosen dan apalagi perpustakaan. Tatkala dievaluasi oleh Kopertis untuk mendapatkan ijin, maka kebutuhan meubeler dipenuhi dari pinjam milik pribadi Pak Ahmad ---ketua Yayasan, dan tentu setelah selesai supervisi nanti, akan dikembalikan. Demikian pula buku-buku perpustakaan yang harus ditaruh di perpustakaan, agar tampak pantas, maka dipinjamlah buku-buku dari perpustakaan perguruan tinggi lain yang b isa diajak kerjasama. Selanjutnya, evaluasi berjalan lancar, dan tidak ada persoalan yang dianggap pelik, kemudian ijin pendirian pun keluar. Apa yang dialami oleh Sekolah Tinggi dalam kasus tersebut, tidak sendirian. Sebuah Universitas Swasta tergolong besar di Malang, di awal berdirinya juga mengalami hal yang sama. Sebelum tahun 1983 an, kampus yang pada saat ini tampak besar dan gagah, pada awal perkembangannya menunjukkan keadaan yang sangat sederhana. Kampus ini, sebagaimana lembaga pendidikan tinggi lainnya, tidak punya gedung permanen berstatus milik sendiri. Universitas tersebut sebelum tahun 1983 masih bergabung dengan beberapa sekolah tingkat menengah. Pagi hari gedung-gedung itu digunakan untuk sekolah menengah, sedangkan sore hari digunakan untuk perkuliahan universitas. Dahulu hal yang seperti ini dipandang lazim. Organisasi sosial keagamaan, oleh karena didorong semangat, tekat yang

tinggi untuk memperjuangkan sesuatu yang dianggap mulia, maka para perintisnya melakukan apa saja untuk mewujudkan cita-citanya. Masih terkait tentang ceritera universitas tersebut, tatkala awal pertumbuhannya menyimpan anekdotanekdot yang cukup lucu. Misalnya, karena kedua jenis lembaga pendidikan ini menempati gedung yang sama, yakni sekolah menengah menggunakan fasilitas pada pagi hari, sedangkan Universitas menggunakannya pada sore hari, maka tatkala dilakukan supervisi dari pemerintah, harus saling pengertian antara dua institusi ini. Jika yang disupervisi sekolah menengah, maka papan nama universitas untuk sementara diturunkan, sedangkan jika giliran yang disupervisi universitasnya maka papan nama sekolah menengah yang diturunkan. Jika supervisi untuk universitas itu pada pagi hari, maka terpaksa guru-guru dan murid-murid sekolah menengah diliburkan. Dan begitu juga sebaliknya. Suasana keterbatasan tersebut mendorong pengurusnya bekerja keras, rela mengorbankan apa saja yang dimiliki, agar lembaga pendidikan yang dicita-citakan segera terwujud. Dan benar, dalam waktu beberapa tahun saja lembaga pendidikan tersebut, berhasil membangun gedung secara terpisah dengan status milik sendiri-sendiri. Keadaan seperti ini membuktikan betapa dahsyadnya kekuatan tekad, citacita, dan komitmen mampu mewujudkan bangunhan institusi yang akhirnya tampak besar dan dihormati orang. Sejarah seperti ini kiranya perlu diungkap untuk menepis anggapan bahwa kemajuan selalu dimulai dengan dana besar. Kenyataan ini akan menjadi bukti bahwa cita-cita, semangat, komitmen dan nilai-nilai inilah yang akan melahirkan kesuksesan, dan bukan sebatas modal, baik berupa uang atau kekayaan lainnya. Apa yang digambarkan dengan mengambil kasus tersebut di muka sesungguhnya adalah gambaran realitas, yang bisa jadi, terjadi di mana-mana sebagai gambaran sejarah kelahiran perguruan tinggi. Memang benar, tidak semua mengalami perjalanan hidup seperti itu dan juga tidak semua lembaga pendidikan tinggi akhirnya mampu berkembang sebagaimana yang diharapkan. Sejarah berbagai perguruan tinggi swasta, baik yang berada di bawah pembinaan organisasi sosial keagamaan, yayasan atau organisasi sosial kemasyarakatan pada umumnya mengalami perjalan sejarah serupa itu. Kemajuan mereka pada umumnya didorong oleh kekuatan cita-cita, semangat, komitmen dan kebersamaan yang tinggi. Memang ada beberapa lembaga pendidikan tinggi yang tatkala berdiri sudah menunjukkan kemapanannya, seperti misalnya sebuah universitas yang baru saja berdiri di Malang. Pada tahun lalu dibuka dan diresmikan sudah dalam keadaan sempurna, baik fasilitas maupun ketenagaannya. Karena perguruan tinggi swasta ini didukung oleh pengusaha kuat dalam jumlah besar, maka universitas ini sejak diresmikan sudah mampu menjalankan peran-perannya. Ia tidak melewati suasana sulit sebagaimana yang dialami oleh perguruan tinggi swasta pada umumnya. Perguruan tinggi ini begitu diresmikan sudah berbicara tentang kualitas lulusan, dan tidak sebagaimana perguruan tinggi swasta pada umumnya, tatkala berdiri baru berpikir dan berbicara tentang bagaimana kelangsungan hidupnya berhasil dipertahankan. Lewat penuturan sederhana tentang sejarah pertumbuhan perguruan tinggi ini, sesungguhnya salah satu pesan yang ingin disampaikan adalah menunjukkan betapa besarnya semangat yang dimiliki oleh masyarakat dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Semangat inilah menurut

hemat saya perlu dipelihara sebagai modal yang tidak terhitung harganya. Bermodalkan semangat, cita, komitmen seperti ini mereka tidak akan mencederai perjuangannya, misalnya melakukan KKN. Karena itulah, maka sekalipun tidak diaudit dan bahkan juga tidak dihadirkan KPK pun, dengan semangat perjuangan ini, institusi tersebut tidak pernah terdengar ada penyimpangan yang berarti. Maka, kuncinya adalah adanya semangat perjuangan itu. Allahu a lam.