I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG (JURNAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2011: 18).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

I. PENDAHULUAN. kurikulum 2013 pada semua jenjang pendidikan dasar hingga. menengah. Dalam pengimplementasiannya kurikulum ini telah diuji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum 1947 yang disebut Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum 1952 yang disebut sebagai Rencana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964 yang disebut sebagai Rencana Pendidikan 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, serta Kurikulum Berbasis Kompetensi pada tahun 2004, yang terakhir adalah perubahan Kurikulum 2006 dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai masih mengalami permasalahan dalam pelaksanaannya. KTSP dinilai belum tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global (Kemendikbud 2012). Standar penilaian KTSP dinilai belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi. Hal tersebut bertentangan dengan penjelasan pasal 35 UU nomor 20 Tahun 2003 bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

2 Permasalahan pendidikan yang muncul membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (K emendikbud) menilai perlu dikembangkannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan karena adanya tantangan internal maupun tantangan eksternal (Kemendikbud, 2013). Tantangan internal terkait tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan dan faktor perkembangan penduduk Indonesia. Tantangan eksternal berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. Hasil analisis PISA (Program for International Student Assessment) menunjukkan hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6 (Kemendikbud, 2013). Selain itu, fenomena negatif akibat kurangnya karakter yang dimiliki peseta didik menuntut pemberian pendidikan karakter dalam pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung presepsi masyarakat bahwa pembelajaran terlalu menitikberatkan pada kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Berbagai usaha telah dilakukan Depdiknas untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional melalui perubahan kurikulum, salah satunya adalah mulai diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

3 Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian kurikulum baru selain menilai keaktifan bertanya, juga menilai proses dan hasil observasi siswa serta kemampuan siswa menalar masalah yang diajukan guru sehingga siswa diajak berpikir logis. Elemen perubahan Kurikulum 2013 meliputi perubahan standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian (Kemendikbud, 2012). Rancangan Kurikulum 2013 menyebutkan adanya pengurangan mata pelajaran di tingkat SD dan SMP. Perubahan lain yaitu penambahan jam pelajaran, komponen kurikulum seperti buku teks dan pedoman disiapkan pemerintah, adanya integrasi mata pelajaran IPA dan IPS di tingkat SD, serta rencana penjurusan lebih awal di tingkat SMA. Melalui situs Kemendikbud pada bulan September 2013, diketahui bahwa Kurikulum 2013 secara langsung telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada 6.410 sekolah di Indonesia, diantaranya untuk SD, diterapkan oleh 2.598 sekolah. Untuk SMP, diterapkan oleh 1.521 sekolah. Untuk SMA, diterapkan oleh 1.270 sekolah. Dan untuk SMK, diterapkan 1.021 sekolah. Pemerintah tidak melakukan uji coba pada kurikulum 2013, ketidaksiapan guru dan sekolah, kurangnya pelatihan-pelatihan kurikulum 2013 dan buku siswa yang belum siap menyebabkan pelaksanaan kurikulum 2013 belum dapat diterapkan oleh seluruh sekolah di Indonesia. Oleh karena itu Kemendikbud menetapkan kebijakan untuk hanya memprioritaskan beberapa sekolah dengan beberapa kriteria untuk dapat dianggap mampu menerapkan kurikulum 2013, yaitu: (1) sekolah eks RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional); (2) terakreditas A; (3) sekolah

4 memenuhi syarat keterjangkauan distribusi buku; dan (4) sekolah memenuhi syarat basis provinsi bukan lagi kabupaten. Namun kebijakan ini tidak menutup kemungkinan bagi sekolah-sekolah lain yang berminat dan memenuhi kriteriakriteria untuk menerapkan kurikulum 2013 tahap pertama, yaitu pada tahun pelajaran 2013/2014. Di Bandarlampung hanya ada dua sekolah negeri yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, salah satunya adalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Pada tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 9 Bandar Lampung telah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X (sepuluh), sedangkan kelas XI (sebelas) dan kelas XII (dua belas) masih melanjutkan KTSP. SMA Negeri 9 Bandar Lampung bukan merupakan sekolah yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan Kurikulum 2013, namun karena pihak sekolah merasa mampu maka pihak sekolah mengajukan proposal permohonan untuk melaksanakan Kurikulum 2013 tahap pertama yang disetujui oleh pemerintah. SMA Negeri 9 Bandar Lampung sudah terakreditasi A dan merupakan sekolah yang sudah dipercaya sebagai sekolah RSBI. Sekolah ini juga sudah memenuhi syarat keterjangkauan distribusi buku dan syarat basis provinsi, karena lokasi sekolah yang stategis yang berada tepat di ibukota provinsi, yaitu di Bandar Lampung. Dalam kurikulum 2013, mata pelajaran geografi dikelompokkan pada rumpun Mata Pelajaran Peminatan Ilmu-ilmu Sosial sehingga kajiannya lebih diarahkan pada sudut pandang keberadaan dan aktivitas manusia yang dipengaruhi oleh dinamika alam fisik. Sebagai kurikulum yang berbasis kompetensi, mata pelajaran Geografi ditetapkan memiliki empat buah Kompetensi Inti (KI) yaitu kompetensi

aspek menghayati dan mengamalkan ajaran agama, kompetensi aspek afektif, kompetensi aspek kognitif, dan kompetensi aspek psikomotor. 5 Keberadaan geografi dalam stuktur program pengajaran di sekolah sangat penting karena pada hakikatnya geografi merupakan geospheric phenomena yang memberikan pengetahuan, membantu dalam pembentukan nilai dan sikap, serta keterampilan juga dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan solutif kepada siswa secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi dengan lingkungan (Parjito, 2013:36). Geografi merupakan ilmu yang dapat menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Bidang kajian geografi yang meliputi aspek dan proses bumi, hubungan kausal antara faktor spasial, manusia dan lingkungannya diarahkan secara fungsional untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan baik pada skala lokal, regional, maupun global. Oleh karena itu, ilmu geografi perlu dikembangkan melalui proses pendidikan (Kemendiknas). Pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertama, mata pelajaran Geografi diberikan sebagai bagian integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sedangkan pada tingkat pendidikan menengah atas diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung, peneliti menemukan bahwa pelatihan-pelatihan Kurikulum 2013 yang dilakukan pemerintah terhadap para guru menciptakan ketidaksempurnaan dalam penerapan Kurikulum 2013, yang mana notabenenya fungsi dan peran ini berada di pundak para guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan

6 keterampilan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dianggap belum mengembirakan dan masih perlu ditingkatkan, khususnya pada penerapan elemenelemen perubahan kurikulum, agar mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai implementator kurikulum yang baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti hendak melakukan studi kasus di SMA Negeri 9 Bandar Lampung dengan judul penelitian Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. B. Identifikasi Masalah Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang di atas meliputi: 1. Kurangnya pelatihan-pelatihan yang diterima oleh guru Geografi SMA Negeri 9 Bandar Lampung. 2. Ketidaksempurnaan dalam penerapan elemen perubahan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung C. Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah mengkaji elemen perubahan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandarlampung, yang dapat diperkirakan sebagai berikut: 1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), meliputi: pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

7 2. Standar Proses, meliputi: media pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan saintifik. 3. Standar Isi, meliputi: kedudukan mata pelajaran, alokasi waktu, dan kompetensi inti dan kompetensi dasar. 4. Standar Penilaian, meliputi: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian portofolio, dan penilaian ulangan-ulangan. D. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana standar kompetensi lulusan Kurikulum 2013 mata pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 9 Bandar Lampung? 2. Bagaimana standar proses pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung? 3. Bagaimana standar isi pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung? 4. Bagaimana standar penilaian pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Standar kompetensi lulusan Kurikulum 2013 mata pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

8 2. Standar proses pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandarl Lmpung. 3. Standar isi pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar Lampung. 4. Standar penilaian pada mata pelajaran Geografi menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 9 Bandar L ampung. F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi tenaga pendidik tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Geografi di SMA, sehingga dapat menjadi renungan untuk peningkatan pelaksanaan Kurikulum 2013. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang hal-hal yang menjadi kendala bagi guru maupun pihak sekolah lainnya dalam implementasi Kurikulum 2013. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan dan yang berkaitan dengan penelitian ini. G. Definisi Istilah 1. Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan suatu program kerja untuk memperbaiki sistem yang telah ada, atau dapat juga penerapan suatu program atau sistem yang sama sekali baru dalam suatu organisasi.

9 2. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3. Kurikulum 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. 4. Mata pelajaran Geografi adalah salah satu mata pelajaran yang diatur dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang diberikan pada jenjang SMA, dimana mata pelajaran Geografi mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena di geosfer dengan sudut pandang keruangan dan kelingkungan dan dalam konteks kewilayahan (IGI). 5. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai SKL. Standar proses dikembangkan mengacu pada SKL dan Standar Isi. 7. Standar isi adalah standar nasional tentang ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran

10 yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 8. Standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.