Telaah Kurikulum Pendidikan Jasmani di Indonesia. Oleh: Sukendro, PORKES FKIP UNJA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Kurikulum 1975 disusun sebagai pengganti kurikulum 1968, dimana perubahan yang dilakukan menggunakan pendekatan berikut.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH. Farida Nurhasanah Surakarta 2012

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme,

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP;

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Pelaksanaan SI dan SKL

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

K T S P KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

KURIKULUM. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan. produktif. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru

4. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII 1. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Pro-

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 13 B. TUJUAN 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 14 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 14

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

LAMPIRAN 1A KARYA UTAMA Tampilan Opening dan Home Media Interaktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I. I PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan hasil yang

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

Transkripsi:

Telaah Kurikulum Pendidikan Jasmani di Indonesia Oleh: Sukendro, PORKES FKIP UNJA sukendrodasar@yahoo.com PENDAHULUAN Pengembangan Evaluasi dan telaah kurikulum adalah suatu aktivitas ilmiah yang memiliki keterkaitan erat dengan proses pengembangan kurikulum. Keduanya tidak terpisahkan dan hubungan antar keduanya adalah seperti gigi roda yang tergambar nantinya dalm tulisan ini. Pada tahun 70 an dunia evaluasi kurikulum di Amerika serikat didominasi oleh persaingan dua kelompok metodologi yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pada waktu itu tradisi kuantitatif sudah berakar dalam evaluasi kurikulum, mendapat tantangan yang cukup keras dari tradisi kualitaif. Pandangan mengenai kebenaran ilmiah yang bersifat universal yang dianut tradisi kulitatif mendapat tantangan dari pandangan filosofi fenomenologi yang mengakui adanya myriad of truth. Kekuatan metodologi kualitatif yang memiliki vaiditas tinggi dalam menghasilkan data tentang proses walaupun berlaku untuk suatu tempat. Secara legal Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional telah menberikan dasar bagi pelaksanaan evaluasi kurikulum. Pasal 55 UU nomor 20 tahun 2003 menyebutkan evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara Nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan pasal 59 ayat (2) menyebutkan: masyarakat dan/atau organisasi profesi dapat membentuk lembga yang mandiri untuk melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58. Amerika serikat adalah Negara paling maju dalam organisasi profesi evaluasi. Secara Khusus Amerika serikat memiliki organisasi yang dinamkan American Evoluatin Associ ation (AEA). Anggota tersebut memiliki berbagai latar belakang bidang spesialisasi dari evaluasi kurikulum, evaluasi pendidikan, evaluasi program sosial, evaluasi kebijakan, evaluasi program bisnis, program kesehatan, dll. Keseluruhan proses pengembangan kurikulum di atas memperlihatkan ruang lingkup yang harus menjadi fokus evaluasi kurikulum pada tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan. Uraian berikut membahas mengenai ruang lingkup yang dimaksudkan pada Gambar di atas Ruang Lingkup Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Nasional Gambar di atas, menggambarkan keseluruhan proses pengembangan kurikulum yang berlaku berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006. Pada tingkat nasional/makro maka proses pengembangan mengahsilkan ketetapan Menteri Pendidikan Nasional mengenai Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta Pedoman Pelaksanaan yang berdasarkan ketetapan tahun 2006 dinyatakan sebagai Permen Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006. Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menetapkan Standar Isi dan Jurnal Cerdas Sifa 1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Dalam Standar Isi tercakup: - Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum - Beban Belajar - Kalender Pendidikan Ketiga ketetapan yang terkait dengan Standar Isi ini merupakan dasar kurikulum yang berlaku secara nasional. Artinya, setiap satuan pendidikan yang mengembangkan kurikulum untuk satuan pendidikan tersebut harus memperhatikan ketetapan mengenai Standar Isi. Kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan tidak boleh mengurangi apa yang ada pada Standar Isi tetapi boleh menambahnya. Dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum ditetapkan hal-hal berikut ini: - Kelompok Mata Pelajaran - Struktur Kurikulum Pendidikan Umum - Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan - Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus - Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran adalah pengelompokan mata pelajaan yang ada pada kurikulum berdasarkan ketetpan yang ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Seluruh mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata peajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Mata pelajaran seperti IPS, IPA, Matematika, Bahasa termasuk ke dalam kelompok Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berisikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasaruntuk latar belakang yang menyatakan mengapa mata pelajaran tersebut penting, tujuan mata pelajaran tersebut, ruang lingkup yang berisikan aspek, dan standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap aspek yang dinyatakan dalam ruang lingkup untuk setiap semester dimana aspek terebut diajarkan. Walaupun Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan bukanlah kurikulum tetapi evaluasi kurikulum tidak dapat mengabaikan kedua hal tersebut karena KTSP harus dikembangkan berdasarkan keduanya dank arena keduanya merupakan jawaban pendidikan terhadap tantangan masyarakat dalam menghasilkan generasi muda sebagai pemimpin dan anggota masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Standar Isi Standar Isi berkenaan dengan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Beban Belajar, dan Kalender Pendidikan. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum meliputi: - Pengelompokan Mata Pelajaran - Prinsip Pengembangan Kurikulum - Prinsip Pelaksanaan Kurikulum - Struktur Kurikulum Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 mata pelajaran di sekolah dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; kelompok mata pelajaran estetika; kelompok mata peajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dalam ketetapan itu juga dinyatakan cakupn setiap kelompok dan semacam rumusan tujuan walaupun masih bersifat umum. Untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, misalnya dikatakan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Sedangkan untuk kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan Jurnal Cerdas Sifa 2

peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Terlepas dari ketidakjelasan pengertian cakupan tersebut tetapi para pengembang KTSP harus mampu memasukkan ketetapan ketika merumuskan ide kurikulum. Ide untk KTSP harus pula memperhatikan kebutuhan daerah, keunggulan dan kelemahan yang ada di sekitar sekolah baik dalam sosial, budaya, ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, kehidupan keagamaan, dan aspek kehidupan lainnya. Ide untuk KTSP harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kekuatan yang ada untuk kehidupan individu peserta didik dan masyarakat kea rah yang lebih baik. Ide untuk KTSP harus pula mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk mengurangi kelemahan yang ada dan mengembangkan keunggulan baru. Oleh karena itu, rumusan Ide untuk KTSP ini sangat kritikal dan harus menjadi kepedulian para pengembang kurikulum dan para evaluator. Struktur kurikulum yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 memuat berbagai mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan dengan jam belajar untuk setiap semester. Dalam ketetapan tersebut ditentukan bahwa Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran,muatan lokal, dan pengembangan diri, sedangkan kurikulum SMP/MTS memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Untuk kurikulum SMA/MA kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri sedangkan untuk SMA/MA kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Peraturan Menteri (Permen) yang sama menentukan sesuatu yang berbed dari sekolah umum. Selain jumlah mata pelajaran dinyatakan sesuai dengan kebutuhan program tetapi juga pengelompokan mata pelajaran dibedakan dari sekolah umum. Permen tersebut menyatakan sebagai berikut: Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK, mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yangmeliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani OLahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain. Artinya, para pengembang KTSP untuk Sekolah Menengah Kejuruan maka terdapat pasal-pasal Khusus Permen yang mengatur secara khusus pula kurikuum KTSP SMK/MAK. Oleh karena itu, sesuai dengan sifat dan tujuan diadakannya SMK/MAK analisis kebutuhan masyarakat yang dilakukan berbeda pula dengan sekolah ummum dan antarsekolah menengah kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi akan melihat kebutuhan masyarakat dari aspek kehidupan yang berkaitan dengan teknologi dan bukan aspek business yang menjadi kepedualian dari Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi. Demikian pula dengan sekolah menengah Jurnal Cerdas Sifa 3

kejuruan lainnya dalam melihat kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Pengelompokan mata pelajaran dan analisis kebutuhan masyarakat berdasarkan apa yang dapat disumbangkan oleh suatu sekolah menengah kejuruan harus mampu tergambarkan dalam Ide KTSP SMK/MAK. Sebagaimana halnya dengan Ide KTSP untuk sekolah umum maka evaluasi harus mampu membantu para pengembang kurikulum dalam menentukan apakah rumusan ide KTSP sekolah itu sudah mampu menjawab permasalahan yang ada di masyarakat. Permen Nomor 22 Tahun 2006 menetapkan pula prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Berikut adalah prinsip pengembangan kurikulum yang dinyatakan dalam Permen tersebut: a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya b. Beragam dan terpadu c. Tanggap terhadap perkembangan ilmupengetahuan, teknologi, dan seni d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan e. Menyeluruh dan berkesinambungan f. Belajar sepanjang hayat g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan ini maka SKL-SP ditetapkan sebagai berikut: SD / MI / SDLB* / Paket A 1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak. 2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri. 3. Mematuhi aturan-aturan sosial angberlaku dalam lingkungannya. 4. Menghargai kebergaaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya. 5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kretif. 6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik. 7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya. 8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar. 10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan. 11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan tehradap bangsa, Negara, dan tanah air Indonesia. 12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal. 13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang. 14. Berkomunikasi secara jelas dan santun. 15. Bekerja sama dalam kelmpok, tolongmenolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. 16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis. 17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. SMP / MTs / SMPLB* / Paket B 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja. 2. Memahami kekurangan dan kelebihn diri sendiri. 3. Menunjukkan sikap percaya diri. 4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas. 5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional. 6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif. 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif. Jurnal Cerdas Sifa 4

8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 9. Menunjukkan kemampuan mengnalisis dan memecahkan masalah daam kehidupan sehari-hari. 10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial. 11. memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab. 12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya perstuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 13. Menghargai karya seni dan budaya nasional. 14. mengghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya. 15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang. 16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun. 17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. 18. Menghargai adanya perbedaan pendapat. 19. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana. 20. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana. 21. menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah. SMA / MA / SMALB* / Paket C 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya. 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya. 4. Berpartisipasi dalam penegakan aturanaturan sosial. 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global. 6. membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif. 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya balajar untuk pemberdayaan diri. 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks. 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. 15. Mengapresiasikan karya seni dan budaya. 16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok. 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis. 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris. 23. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi. SMK / MAK 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. Jurnal Cerdas Sifa 5

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannnya. 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannnya. 4. Berpartisispasi dalam penegakan aturanaturan sosial. 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global. 6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif. 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya balajar untuk pemberdayaan diri. 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks. 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab. 13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. 15. Mengapresiasikan karya seni dan budaya. 16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok. 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis. 22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris. 23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. Perjalanan Kurikulum Penjas di Indonesia Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci untuk menentukan kualitas lulusan adalah kurikulum pendidikannya. Karena pentingnya maka setiap kurun waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Departemen Pendidikan Nasional juga secara teratur melakukan evaluasi terhadap peraturan yang berkait dengan kurikulum. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi, pengetahuan dan metode belajar semakin lama semakin maju pesat. Oleh karena itu, tidak mungkin dalam suatu instansi pendidikan tetap mempertahankan kurukulum lama; hal ini dikhwatirkan akan mengakibatkan suatu instansi sekolah tidak dapat sejajar dengan sekolah-sekolah yang lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Sementara di sisi lain, prioritas kebijakan nasional ikut berubah. Begitu pun pola pembiayaan pendidikan serta kondisi sosial, termasuk perubahan pada tuntutan profesi serta kebutuhan dan keinginan pelanggan. Semua itu ikut memberikan dorongan bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi, dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan. Di dalam proses pengendalian mutu, kurikulum merupakan perangkat yang sangat penting karena menjadi dasar untuk menjamin Jurnal Cerdas Sifa 6

kompetensi keluaran dari proses pendidikan. Kurikulum harus selalu diubah secara periodik untuk menyesuaikan dengan dinamika kebutuhan pengguna dari waktu ke waktu. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Begitu juga dengan perkembangan dari pendidikan jasmani. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. 1. Kurikulum Tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947) Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. 2. Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran 1947) Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. 3. Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964) Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. 4. Kurikulum 1968 (Rencana Pendidikan 1968) Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat Jurnal Cerdas Sifa 7

jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Tahun 1968 dikenal juga dengan istilah olahraga merupakan karunia Ilahi, karena orang yang berolahraga harus mempunyai kebugaran tubuh yang baik. 5. Kurikulum 1975 Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatanpendekatan di antaranya sebagai berikut. Berorientasi pada tujuan : - Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. - Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. - Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. - Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill). Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984. 6. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA) Ciri-Ciri umum dari Kurikulum CBSA adalah: - Berorientasi pada tujuan instruksional - Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) - Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) - Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin tinggi tingkat kelas semakin banyak materi pelajaran yang di bebankan pada peserta didik. - Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsepkonsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya 7. Kurikulum 1994 Ciri-Ciri Umum Kurikulum 1994: - Perubahan dari semester ke Caturwulan (Cawu) - Dari pola pengajaran berorientasi TEORI belajar mengajar menjadi beroreintasi pada MUATAN (Isi) - Bersifa populis yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar - Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. 8. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)) Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciriciri sebagai berikut: Jurnal Cerdas Sifa 8

- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. - Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. - Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. - Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. - Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 9. Kurikulum 2006 (KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu: - Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. - Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. - Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. - Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. - Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi sebelumnya (versi 2002 dan 2004), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya Pergantian kurikulum adalah suatu keniscayaan yang harus diberlakukan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perilaku dan metode pngajaran yang setiap saat terus berkembang. Untuk menyikapi pergantian kurikulum maka yang harus disiapkan adalah: Kesiapan dari guru penjas itu sendiri (apapun kurikulumya apabila guru penjas memahami akan esensi dari kurikulum maka tidak akan terjadi permasalahan), kesiapan sekolah, kesiapan pemerintah dan kesiapan stake holder pendidikan. Semoga analisis dan gambaran dari kurikulum dan berbagai perubahanperubahan yang terjadi di Indonesia ini dapat sedikit memberikan pencerahan tentang kurikulum penjas di Indonesia, sehingga dapat lebih menimbulkan kearifan dalam proses belajar-mengajar. DAFTAR PUSTAKA Hasan, S.Hamid. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sadulloh, Uyoh. 2007. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. ALFABETA. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang SisDikNas. Jurnal Cerdas Sifa 9