PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI MARJINAL DAN PRODUK RATA RATA Hints :

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

Pengantar Ekonomi Mikro

BAB II LANDASAN TEORI

Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi

Pengantar Ekonomi Mikro

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3

Teori Produksi. Course: Pengantar Ekonomi.

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Teori Produksi dan Biaya. Pertemuan 5

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

BAB 4 TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 5 FUNGSI PRODUKSI, ONGKOS PRODUKSI DAN PENERIMAAN

Kuliah IV-Analisis Perilaku Produsen: Konsep Produksi

Perusahaan dan produksi

Teori Produksi. Abd. Jamal, S.E, M.Si

BAB 9 TEORI PRODUKSI

BAB 6 PERILAKU PRODUSEN

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Analisis Penaksiran dan Peramalan Biaya. Ekonomi Manajemen Manajerial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi 4 Ekonomi Mikro

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan

Ekonomi Mikro. Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan

Materi 3 Ekonomi Mikro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini

III KERANGKA PEMIKIRAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teori Biaya dan Estimasi Fungsi Biaya. Bahan Kuliah8:Ek_Manajerial

Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran

Bab II. Teori Produksi Pertanian Neo Klasik

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA BIAYA. Kurva Biaya Jangka Pendek. Formula :

ANALISIS FUNGSI COBB-DOUGLAS GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

Pengantar Ekonomi Mikro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN

PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI

TEORI BIAYA PRODUKSI

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier

TEORI PRODUKSI DAN PERUSAHAAN

Gambar 1. Kurva Permintaan

Teori produksi. Meet - 7 Hariyatno

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI ANALISIS PERILAKU PRODUKSI. produksi.

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

Prosiding Matematika ISSN:

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

Latihan Kuliah IV & Kuliah V-Analisis Fungsi Produksi dan Biaya Produksi

PERMINTAAN ATAS FAKTOR PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

Template Standar Powerpoint

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Qx TUx MUx

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian oleh Pamasu dkk, (2013) dengan judul Analisis Produksi dan

BAB I PENDAHULUAN Tujuan 1. Mengetahui teori-teori produksi 2. Mengetahui fungsi produksi 3. Mengetahui Efisiensi produksi

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

Pengantar Ekonomi Mikro

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

THE COST OF PRODUCTION

4. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI

BAB 6 TEORI BIAYA ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

PERTANIAN. Tri Wahyu Nugroho, SP. MSi.

HUKUM KENAIKAN HASIL BERKURANG

Transkripsi:

ANALISA PRODUKSI Fungsi produksi : Suatu fungsi yang menunjukkan hubungan fisik antara input yang digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Konsep konsep penting dalam analisa produksi :. Jenis input : a. Variabel inputs : semua input yang dapat dirubah rubah dalam jangka pendek sesuai dengan kebutuhan. Contoh : tenaga kerja b. Fixed inputs : semua input yang tidak dapat dirubah seketika tanpa biaya yang sangat besar.. Jangka waktu : a. Jangka pendek : suatu periode dimana paling tidak terdapat jenis input yang bersifat tetap (fixed) b. Jangka panjang : suatu periode waktu dimana produsen mempunyai cukup waktu untuk menambah semua faktor produksinya. Jadi dalam jangka panjang faktor produksi bersifat variabel. FUNGSI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR INPUT : Dalam mempelajari teori produksi jangka panjang, ada asumsi yang digunakan yaitu :. Hanya ada satu input variabel.. Hanya ada satu input tetap.. Faktor faktor tersebut akan dikombinasikan dalam berbagai proporsi untuk menghasilkan sejumlah output.

Dalam berbagai teksbooks sering diasumsikan bahwa yang variabel itu adalah tenaga kerja (L), sedangkan yang fixed adalah : modal (K), sehingga : Q = f (L, K) Input yang habis dipakai satu kali PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI MARJINAL DAN PRODUK RATA RATA Hints : TP AP : Total product (produk total) Produksi total yang dihasilkan dari berbagai penggunaan input. : Average product (produk rata rata) Produksi rata rata dari suatu faktor produksi yang diperoleh dengan jalan membagi TPP dengan jumlah faktor produksi yang digunakan. AP = TP/Q AP = TP/L MP : Produksi marjinal dari suatu faktor produksi yang merupakan tambahan output yang dihasilkan dari penambahan satu unit input variabel. MP = TP/Q Contoh : Misalkan kita bekerja pada suatu kondisi dimana fixed input =, sedangkan variabel input dirubah sedemikian rupa sehingga hasilnya sebagai berikut : Jumlah Pekerja (L) TP MP AP Output Elasticity 0 6 0 8 0,,8, 0,7 0

* EL = % P /% L = Q/Q = Q/ L = L / L = Q/L MPL APL TP J D E TP maksimum di titik H dititik C mulai berlaku The Law Diminishing Return 8 0 C B G A F TP Labour Tahap I dimulai dari titik O sampai AP max. Tahap II dimulai dari AP max sampai ke titik MP. Tahap ke II meliputi daerah MP yang ( ) produsen tak akan berprduksi pada tahap I dan III karena ia masih dapat menunjukkan TP dengan tenaga yang lebih sedikit. I II III I : Increasing Return 0 G H C D E F B A J AP Labour MP II : Diminishing Return III : Negative Returns Dari kurva tersebut dapat disimpulkan bahwa efisiensi produksi yang maksimal tercapai pada saat MP = AP atau pada stage II. Hints :. MP > AP pada saat MP naik. MP = O pada saat AP maksim (MP memotong AP). MP < AP pada saat AP menurun

PENGGUNAAN VARIABEL INPUT YANG OPTIMAL Dengan diketahui di daerah mana TK produksi harus dilakukan maka bisa dihitung bagaimana mengoptimalkan input variable agar keuntungan menjadi maksimal : Pedoman umum : perusahaan dapat menambah input variable sebanyak banyaknya selama revenue yang diperoleh dari output lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk membayar variable input tersebut. Note : DKL = MRPL > MRCL. Dan mencapai titik maksimum bila MRPL = MRCL. MRPL = Marginal Revenue Product of Labour MRCL = Marginal Resources Cost of Labour Contoh : (+ Sales) (+ Wages) Produksi yang optimal di stage II, setiap tambahan unit tenaga kerja = $ 0, dan akan menghasilkan revenue $ 0, berapa unit tenaga kerja yang dibutuhkan agar keuntungan menjadi maksimum? Jawab : L (unit) () MRPL = (MPPL ) (MR) MRCL = TC L MP () MR () MRPL () = X MRCL = W (),,,, 0 $ 0 0 0 0 0 $ 0 0 0 0 0 $ 0 0 0 0 0

Produksi yang akan menghasilkan keuntungan maksimum adalah menggunakan, unit tenaga kerja karena dititik tersebut MRPL = MRCL. Problem : bagaimana jika W = 0, 0 atau 0? Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep TP, MP dan The Law Minishing Return sangat berguna untuk menentukan kombinasi input yang paling efisien. Perhatikan contoh berikut! Tenaga kerja pria (L) TP MP AP 6 7 8 0,67,,,7,7 Misalkan : Perusahaan itu hanya mempekerjakan orang yang rata rata bergaji $ tiap tiap tenaga kerja itu rata rata dapat memberikan revenue bagi perusahaan sebesar $ 0. Perlukah disewa pekerja ke dan ke? Jawab : misalkan gaji dilambangkan dengan W (wages) MRCL = $ MPL = L MRPL = MPL x MR = x 0 = $ 0 Karena MRPL > MRCL = 0 > 0 maka tambahan tenaga kerja memang menguntungkan perusahaan karena perusahaan akan memperoleh tambahan profit sebesar $ ($ 0 $ ) akibat penambahan tersebut. Demikian juga bila tenaga kerja ditambah menjadi.

Jika masalahnya diperluas dengan adanya tambahan biaya variable sebesar 0% dari pendapatan, apakah penambahan TK masih relevan? Jawab : MRPL = MPL. MR =. (0%.0) = $ 0 Sedangkan MRCL = MRPL < MRCL = 0 < = tidak relevan Dengan demikian maka tenaga kerja yang optimal hanya orang. Bila perusahaan memutuskan untuk mengambil pegawai wanita (sebagai pegawai ke ) dengan gaji $ 0 berapa MPL per dollar yang dikeluarkan? Jawab : MPL = = 0, (untuk pegawai wanita) WL = 0 MPL = WL = = 0,6 (untuk pegawai pria) FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA VARIABEL, INPUT Semua faktor produksi bersifat variable = analisis jangka panjang. Dalam analisis jangka panjang kita berhubungan dengan konsep konsep seperti : A. Isokuan Produksi : Kombinasi yang berbeda dari input yang dapat menghasilkan sejumlah output tertentu. Hints : semakin tinggi Isokuan semakin besar output yang dihasilkan.

Contoh : Capital (K) 6 0 0 7 8 8 8 8 6 6 8 O u t p u t 6 0 0 6 0 0 0 6 0 0 6 L A B O U R (L) K 9 0 6 8 M N 0 Q 6 Q 8 Q E N T Q 0 6 L Dari kurva di atas dapat disimpulkan bahwa Isokuan mempunyai ciri ciri sebagai berikut :. Mempunyai Slope (kemiringan) yang negatip. Cembung terhadap titik origin (titik 0). Tidak pernah saling berpotongan B. Ridge Lina (Garis tembereng) Garis yang memisahkan antara daerah produksi yang ekonomis dengan daerah produksi yang tidak ekonomis dari suatu Isokuan.

K Q Q W 6 Q 0 Q I 0 Q Z U 6 Q V Q Q Labour Misalkan kita berada di Isokuan dimana untuk memproduksi 6 unit output, dapat dilakukan melalui beberapa alternatip namun bagi produsen yang rasional, ia tidak akan memproduksi di titik U (6 L, K) karena ia dapat memproduksi output yang sama dengan penggunaan input yang lebih kecil dititik ( L, K). Demikian pula halnya titik W terhadap titik Z. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produsen tidak akan memproduksi di daerah yang tidak relevan (yang mempunyai slope (+) pada Isokuan yang semula akan memproduksi di daerah yang mempunyai slope ( ) < relevan range seperti yang ditunjukkan oleh garis temberang (ridge line) di atas. Contoh : Garis tembereng O.V.I mewakili daerah daerah yang relevan untuk memproduksi di setiap Isokuan (I, II, III, IV), garis ini akan mempunyai slope yang ( ) bila semakin bergeser ke kiri, dan mempunyai slope (+) bila bergeser ke kanan. Konsekuensinya : Bila perusahaan ingin menggeser titik asal (titik V) ke kanan untuk menambah tenaga kerja, perusahaan itu harus menambah modalnya agar tetap berada pada isokuan yang

sama (bandingkan antar titik V dan titik U). Apabila perusahan hanya ingin menambah tenaga kerja sementara modal dibiarkan tetap maka isokuan akan turun ke level yang lebih rendah < dari ke > sehingga output akan turun dari 6 unit ke 8 unit. Dilain pihak ridge line, OZI mewakili daerah produksi yang relevan dengan slope yang tidak terbatas, artinya semakin ke kanan ia akan berslope ( ) dan semakin ke kiri berslope (+). Bila produsen bergerak dari titik Z dan ingin menambah modal maka tenaga kerja juga harus ditambah agar tetap berada pada isokuan yang sama. (bandingkan Z dan U bila hanya modal yang bertambah sedangkan tenaga kerja tetap maka isokuan akan jatuh ke level yang lebih rendah. C. Tingkat Substitusi Input Marginal (Marginal Rate of Technical Substitution/MTS) MRTS : menunjukkan jumlah input salah satu faktor produk yang dikorbankan oleh perusahaan untuk menambah unit faktor produksi yang lain agar tetapa berada ada isokuan yang sama. MRTSLK : jumlah K yang dikorbankan untuk menambah unit L. Jadi, MRTSLK sama dengan slope kurva isokuan pada setiap kombinasi input yang ditunjukkan oleh nisbah. = K bila perusahaan bergerak ke bawah sepanjang isokuan, L MRTSLK akan berkurang. Karena MRTSLK mencerminkan slope kurva isokuan, sedangkan slope itu sendiri sama dengan nisbah negatif, maka dapat juga dikatakan bahwa : MRTSLK = MPL MPK

Dengan demikian maka : MRTS = MPL = K MPK = L Contoh : K N 0 Q, 6 Q 8 Q R S IL Q 0, L MRTSLK antara titik N dan R pada isokuan Q =, artinya untuk mendapatkan tambahan unit tenaga kerja (dr ke ) perusahaan harus mengorbankan modalnya sebesar, (dr ke,), demikian juga antara titik R & S, harga MRTSLK = ½ Semakin ke bawah perusahaan bergerak maka MRTSLK akan semakin berkurang KOMBINASI FAKTOR PRODUKSI YANG OPTIMAL Oleh karena semua faktor input mempunyai harga pasar maka produsen harus berupaya sedemikian rupa untuk mengkombinasikan semua faktor input dengan biaya yang paling efisien. Peristiwa ini disebut isocost. Isocost : menunjukkan semua kombinasi yang berada dari input input yang dapat digunakan perusahaan dengan pengeluaran dan harga input yang tertentu. Bila diasumsikan bahwa faktor input tersebut adalah tenaga kerja dan modal maka : C = WL + rk

C W L r k = biaya total = upah tenaga kerja = tenaga kerja = biaya modal (tingkat bunga) = kapital Bila biaya tenaga kerja = 00 (W = 00), r = 000 serta biaya yang tersedia untuk memberi faktor input =.000, maka kombinasi yang mungkin adalah : 000 = 00 L + 000 K atau K =, Secara umum dapat dikatakan bila biaya sebesar C maka produsen dapat memilih diantara kombinasi yang ditentukan oleh : K = C W L dimana : C/r = Intercept Isocost r r W/r = slope isokcost 0 6 K =, L EKUILIBRIUM PRODUSEN Ekuilibrium produsen terjadi pada saat Isokost bersinggung dengan isokun, atau pada saat :

E MPL MPK W r Contoh : Kita misalkan harga tenaga kerja (W) & biaya modal (r) masing masing Rp. Maka dengan sejumlah modal tertentu ( C ) kita akan mendapat kombinasi sebagai berikut : Expansion Path 0 A G 8 A J F Q E H 0 Q 8 Q M B B 8 0 Gambar di atas menunjukkan bahwa untuk 0 unit Output, maka titik E adalah titik yang optimal dengan L & K ( dititik AB ), dengan biaya total 00. Perusahaan dapat juga 0Q dititik G ( dengan K dan L ) atau dititik H ( L dan K ) seharga 0 ( Isocost A b ), tetapi ini bukanlah suatu kombinasi yang baik, karena dengan pengeluaran 0 perusahaan dapat mencapai pada point F isokuan Q.

Bila perusahaan ingin output 8Q maka produksi yang efesien ada pada point D di Isocost A B dengan biaya total 80. produksi yang tidak efesien ada pada di titik J dan m di Isocost AB dengan total biaya 00. Dengan demikian kombinasi input yang optimal sangat diperlukan untuk meminimkan biaya produksi. Dengan menggabungkan beberapa titik produksi yang optimal tersebut kita bisa mendapatkan garis perluasan produksi ( ekspansion Path ) dari suatu perusahaan. Misalnya : Garis ODEF adalah expansion path dari perusahaan baris itu menunjukkan biaya minimum yang diperlukan untuk mencari Isokuan ( memproduksi ) 8Q, 0Q dan Q, yaitu Rp. 80, 00 & 0. Dengan kombinasi input optimal, maka slope isokuan atau tingkat pengembalian TK atas modal ( MRTSLK ) = Slope Isocost atau Rasio atas harga input dengan maka : W MPL MRSTS = Oleh karena MRST =, maka = R MPK MPL = W atau MPL = MPK MPK = r W r Jadi untuk meminimumkan biata ( memaksimumkan output dengan jumlah biaya tertentu ), output ekstra atau produk marginal per rupiah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja harus sama dengan produk marginal rupiah yang dikeluarkan untuk modal. Bila MPL =, MPK =, dan W = r maka perusahaan belum dapat

memaksimumkan output atau meminimumkan biaya, karena produk marginal per rupiah yang dikeluarkan saat TK lebih banyak dari MPK. Jalan keluarnya adalah : Perusahaan harus lebih banyak menyewa tenaga kerja dan mengurangi penggunaan barang modal. Dengan demikian maka MPL akan turun dan MPK akan naik ( karena berproduksi di stage II ). Proses ini akan terus berlangsung sampai kondisi : MPL = MPK tercapai W r PROFIT MAXIMIZATION Syarat : MRP = MRC Dalam kasus dimana L&K merupakan input Varibel, maka keuntungan maksimum terjadi bila perusahan menggunakan L&K sampai MRPL = W (gaji yang dibayarkan ) dan MRPK = r (bunga yang dibayar), oleh karena : W = MPL. MR R = MPK. MR Maka : MPL = W sehingga MPL = MPK MPK r W r EFEK PERUBAHAN PENURUNAN HARGA INPUT Bila telah tredapat keseimbangan dalam kombinasi input, tiba tiba terjadi penurunan harga pada salah satu input, maka perusahaan akan mengganti input yang lebih murah tersebut dengan input yang lain dengan tujuan untuk mencapai keseimbangan yang baru.

A 0 K = L 8 7 A 00 70 00 E R N 0 Q Q B B B 0 8 0 0 L K L = 8 dengan C = 00 dan W = r = 00, input optimal dengan OK dan L, dimana Isokuan 0Q merupakan tangen bagi Isocost AB dititik E ratio L K adalah (K/L =). Bila r tetap Rp. 0, tetapi W = Rp., maka Isocost menjadi AB dan perusahaan dapat mencapai Isokuan Q dengan c=00 (titik N). sedangkan Isokuan 0Q dapat diperoleh dengan c=70. Hal ini dapat dilihat pada Isokost AB yang sama dengan AB dititik R. Perusahaan menggunakan K dengan biaya 0 dan 8L dengan biaya 0, dengan rasio K L = /8, selanjutnya dengan penurunan W, dibutuhkan C yang lebih sedikit untuk memperoduksi 0Q, perusahaan akan mengganti L dengan K, sehingga rasio K/L menurun. Note : Syarat pertukaran bisa terjadi apabila kurva Isokun landai atau MRTS nya masih belum sama dengan 0. Apabila MRTS = 0 pertukaran tidak mungkin dilakukan lagi, betapapun berubahnya harga input.

RETURNS TO SCALE Return To Scale : suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi dengan jumlah produksi yang dihasilkannya. Macam Return To Scale :. Constant Return To Scale : apabila faktor produksi ditambah dengan produksi yang sama maka output akan bertambah sebesar proporsi itu juga.. Inscreasing Returna To Scale : Apabila faktor produksi diubah dalam proporsi yang sama maka output akan berubah (dalam arah yang sama) lebih kecil dari proporsi itu sendiri.. Decreasing Returns To Scale : Apabila faktor produksi diubah dalam proporsi yang sama maka output akan berubah (dalam arah yang sama) lebih kecil dari proporsi itu sendiri. K K K 6 B 6 C 6 D 00 Q 800 Q 00 Q A A 00 Q A 00 Q 00 Q CONSTANT INSCREASING DECREASING Konsep di atas bisa juga ditelaah secara sistematis melalui fungsi Cobb Douglas, misalnya : Q = AK a L b, dimana :

K, L & Q adalah capital, labour & jumlah output A & b adalah : parameter yang diestimasi (elastisitas dari K & L) Kriteria : Bila a+b = => Constant Return To Scale Bila a+b > => Inscreasing Return To Scale Bila a+b < => Decreasing Return To Scale