MUSIK BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. MUSIC CENTER DI BANDUNG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Morpphosis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PROSES PERANCANGAN

menggerakkan sudut-sudut indah melalui indra pendengaran. Dan Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, yang perlu dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

SEMARANG MUSIC CENTER

GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK KLASIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

THE MUSIC BOX PEMATANG SIANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. dari tiap aspek kehidupan manusia, musik membuat hidup tiap manusia lebih berwarna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

GEDUNG KONSER MUSIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

ABSTRAK. dan performance, dan sedikit tentang teori. Di kota Bandung masih sedikit terdapat

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

PUSAT PERTUNJUKAN DAN INTERAKSI KOMUNITAS MUSIK KAUM MUDA DI YOGYAKARTA

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oleh Luthfi Seli Fauzi, kognitif adalah semua proses dan produk pikiran untuk mencapai

TINJAUAN ARSITEKTUR: BAGAIMANA MERANCANG ARSITEKTUR DAN MENKAJI METODE RANCANG ARSITEK NIGEL CROSS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

SINEMATEK TERPADU DI YOGYAKARTA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami.

2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT

melodi dan keharmonisan dari nada dan suara yang disusun '). Seni

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

PENDAHULUAN. Pengertian Judul

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat.

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB I. PENDAHULUAN. Dua hal yang melatar belakangi dari penulisan karya ilmiah ini :

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO

ABSTRAK. Penghargaan ini berguna untuk memotivasi mereka menampilkan musik yang terbaik. Dan tolak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisme mendorong segala aspek kehidupan manusia diukur melalui angka-angka, rasionalitas, efektifitas. Pemikiran ini juga hadir dalam bidang arsitektur. Sejak itu bangunan dirancang untuk memenuhi fungsi secara maksimal, serta struktur yang efisien dan ekonomis. Jika dilihat dari kemajuan teknologi, hal ini sah-sah saja dan dapat mengangkat derajat kehidupan manusia yang lebih baik. Namun, menjadi kekhawatiran apabila kemajuan teknologi tidak disertakan dengan kemajuan seni dan budaya manusia itu sendiri. Arsitektur akan kehilangan maknanya sebagai sebuah karya seni. Sama halnya manusia, arsitektur berdiri bukan hanya dari efektifitas strukturnya (secara fisik), tetapi juga berdiri dengan mempunyai makna (secara mental, jiwa / spirit). Seni musik dapat mengisi kekosongan makna tersebut. Karena sifatnya yang tak terlihat dan hanya dapat didengar, musik lebih dapat mempengaruhi pendengarnya secara psikis / mental. Oleh karena inilah beberapa arsitek mencoba menganalogikan musik dengan arsitektur. Harmoni yang terdapat dalam musik dapat dibekukan menjadi estetika dalam arsitektur, seperti yang pernah dinyatakan oleh Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling: Architecture in general is frozen music. Dalam menyusun keharmonian nada ini, diperlukan sebuah struktur dan komposisi yang menjadikannya sebuah musik, sama seperti halnya estetika bentuk yang distrukturkan sehingga membentuk suatu arsitektur. MUSIK Arsitektur yang mewadahi kegiatan musikal Arsitektur adalah musik 1

1.2. Alasan Pemilihan Tema Nilai-nilai yang terdapat dalam musik dapat diterjemahkan dalam arsitektur. Penambahan nilai ini penting mengingat arsitektur dapat mengarah kepada perancangan yang hanya didasari atas rasio belaka. Atas dasar inilah maka thesis ini mengangkat tema analogi komposisi musik ke dalam arsitektur. Jenis musik klasik dipilih karena musik klasik merupakan jenis musik yang diakui sebagai pencapaian yang besar pada masa itu, karena memiliki keseimbangan antara ekspresi dan struktur. Selain itu juga, musik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, jika unsur musik dapat dimasukkan ke dalam arsitektur, akan mendorong masyarakat untuk lebih mengapresiasi arsitektur. 1.3. Tujuan Tujuan dalam thesis ini adalah merancang gedung konser musik dengan pendekatan analogi musik klasik first movement dari Symphony no. 5 karya Beethoven. 1 Selain memiliki persyaratan fungsi akustik yang baik pada interior ruang auditoriumnya, gubahan interior lainnya dan gubahan eksterior dapat dieksplorasi secara open-ended. Oleh karena itu, dalam thesis ini, proses eksplorasi dapat dilakukan berulang-ulang sehingga didapatkan hasil yang optimal. Jenis bangunan gedung konser merupakan sebuah pilihan yang diputuskan berdasarkan pertimbangan kecocokan fungsi sebagai wadah kegiatan yang sesuai dengan tema, yaitu musik. 1.4. Lingkup Pembahasan - Hubungan arsitektur dan musik dipandang sebagai hubungan analogi. - Musik yang dipilih sebagai acuan rancangan arsitektur adalah first movement dari Fifth Symphony. 1 Selanjutnya akan disebut secara sederhana: Fifth Symphony. Pemberian nomor urut pada judul karya-karya komposer Barat pada masa musik klasikal merupakan hal yang lazim dilakukan. Judul Symphony no. 5 saja akan mengacu pada banyak komposer. Oleh karena itu, dalam thesis ini disepakati bahwa Symphony no. 5 atau The Fifth Symphony yang dimaksud adalah karya Ludwig van Beethoven. 2

- Pemilihan tapak dilakukan dengan menyesuaikan sifat musik klasik dengan sifat tapak tersebut. Analogi bentuk tapak dengan musik sangat penting mengingat tapak juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. - Perancangan dilakukan dalam lingkup eksperimental yang open-ended. Karena sifatnya eksperimen, lahan yang digunakan pada tesis ini sebagai jembatan antara teori dan praktis, di luar peraturan tata ruang kota. 1.5. Manfaat Penambahan nilai / makna arsitektur melalui musik dapat menambah apresiasi masyarakat terhadap arsitektur itu sendiri. 1.6. Rumusan Masalah Bagaimana menerjemahkan musik, sesuatu yang sifatnya audial, ke dalam sebuah arsitektur, yang sifatnya visual. 1.7. Keluaran Hasil tesis adalah berupa rancangan sebuah gedung konser yang di dalamnya berfungsi sebagai pewadahan kegiatan musik, serta kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. 3

1.8. Fase Tesis Perancangan dan Metoda Perancangan 1.8.1. Fase Tesis Perancangan Bagan 1.1. Fase Tesis Perancangan 1.8.2. Metoda Perancangan 2 Konteks pada Era Romantik Konteks pada masa kini Ludwig van Beethoven Studi Makna / Esensi Analogi Konsep Fifth Symphony Studi Komposisi bahasa audial Strategi Perancangan Komposisi bahasa visual Bagan 1.2. Metoda perancangan 2 Metoda perancangan didapatkan setelah mengkaji teori-teori arsitektur dan musik yang didapatkan dari literatur. 4

1.9. Sistematika Penulisan Tesis Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan apa saja yang melatar-belakangi pemilihan topik tesis, alasan, tujuan, lingkup pembahasan, manfaat, permasalahan yang ingin dipecahkan, dan fase tesis yang akan dilalui serta metoda yang digunakan. Bab II Studi Literatur dan Teori Bab ini memaparkan studi literatur dan teori yang akan menjadi pijakan awal dan pengetahuan-pengetahuan yang perlu didapat untuk mengetahui teori-teori yang pernah diterapkan sebelumnya. Pengetahuan ini berguna sebagai pendukung proses perancangan dalam tesis ini. Bab III Interpretasi Fifth Symphony Sebagai musik pilihan yang akan diterjemahkan sebagai arsitektur, Fifth Symphony dikaji pada bab ini. Penjelasannya adalah mencakup semua yang terkait dengan musik ini seperti: pendefinisian musik klasik, biografi sang komposer Ludwig van Beethoven, konteks, deskripsi dan interpretasi-interpretasi tentang komposisi musik itu sendiri. Bab IV Tinjauan Arsitektur Gedung Konser Bab ini adalah hasil studi banding beberapa gedung konser yang dianggap membawa konsep bentuk puitik yang serupa dengan konsep dasar musik. Bab V Penjelajahan Ide dan Literatur Dalam Perancangan Bab ini menjelaskan studi-studi lain yang dianggap dapat mendukung teori-teori dasar yang ada pada Bab I. Ide dan interpretasi pribadi juga mulai ditetapkan di sini. 5

Bab VI Proses Perancangan Bab ini menjelaskan secara runut proses eksplorasi perancangan yang telah dilakukan dan membuktikan teori-teori yang telah dipelajari, sekaligus menunjukkan hasil akhir dari proses tersebut. Bab VII Kesimpulan Bab ini menyimpulkan pemikiran yang terbentuk berdasarkan studi-studi dan proses perancangan yang dilakukan. 6