Prosedur Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Mengacu pada PBNSP 201, 202, 206, 208, 210 dll

dokumen-dokumen yang mirip
Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

SERTIFIKASI PROFESI BIDANG FASILITAS PRODUKSI MIGAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan dan Sistem Sertifikasi Nasional. Oleh Ir. Sumarna F. Abdurahman M.Sc. Ketua BNSP

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Labibah Zain. 12 Januari 2012 di Menara Penninsula Hotel Jakarta dan materi ini adalah. BELUMFINAL karena masih harus masuk Tim Perumus.

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

MANUAL OPERASIONAL WEBSITE DAN APLIKASI SERTIFIKASI BNSP-LSP

LSP Teknologi Informasi Indonesia

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI

LSP Teknologi Informasi Indonesia

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP

Komite Akreditasi Nasional

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PROFESI

Ir. Drs, Asrizal Tatang, MT Ketua Komisi Pelaksanaan Sertifikasi BNSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

DPP PERSAGI MEYLINA DJAFAR. Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PANDUAN MUTU 1. RUANG LINGKUP

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) FR.SKEMA-02

SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

PANDUAN MUTU PIHAK 1. Disahkan Oleh : Direktur LSP STMIK IKMI CIREBON

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) FR.SKEMA-02

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

LEGALISASI SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI. Disampaikan Oleh : SULISTYO

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Penutup. 1. Pengertian Sertifikasi Kompetensi Pustakawan. 2. Proses Sertifikasi. 3. Contoh Kasus

LSP PUSTAKAWAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PUSTAKAWAN : MANFAAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP JENJANG KARIR PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI GENERAL BANKING TINGKAT II Kualifikasi Jabatan Kepala Cabang Sertifikat V KKNI

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

9/26/2017. Jenis pekerjaan yang dihormati karena memiliki standar teknis spesifik atau etika profesi yang tinggi

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

TUGAS PELATIHAN ASESOR

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

(Lembaga Sertifikasi Profesi Kegiatan Usaha Hulu Migas)

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 6 / BNSP / VIII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

MEMBANGUN SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI UNTUK SDM REKLAMASI HUTAN DAN LAHAN

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

PEDOMAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

FORMULIR PENDAFTARAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PANDUAN UJI KOMPETENSI

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI KOMPUTER PANDUAN MUTU. NomorDokumen : 01/LSPKOMPUTER/PM/VII/2015 NomorSalinan : 00 Edisi : 1 Status Distribusi :

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OPERASIONAL PERBANKAN (BANK OPERATION)

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI FUNDING & SERVICES

PANDUAN UJI KOMPETENSI

Mempersiapkan Sertifikasi Fasilitator Pemberdayaan CALON TUK UB MALANG LSP/TUK/ ASOSIASI

SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP PEREKAM MEDIS LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OPERASIONAL PERBANKAN (BANK OPERATION)

Edisi/Revisi : 01/00. Tanggal Berlaku : 13 April Halaman : 1 dari 4 LSP SMK NEGERI 57 JAKARTA. No SOP Acuan Normatif Kode SOP Formulir

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KREDIT PERBANKAN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KREDIT PERBANKAN

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBAGA PENYELENGGARA AUDIT DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI FUNDING & SERVICES KUALIFIKASI III : T E L L E R

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT

Pedoman BNSP 301 Rev DAFTAR ISI

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14)

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI FUNDING & SERVICES

PERATURAN LPJK PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

Transkripsi:

Prosedur Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Mengacu pada PBNSP 201, 202, 206, 208, 210 dll Oleh Sanromo Wijayanto Ketua Komisi Lisensi Lembaga Sertifikasi

Daftar Isi 1. Klasifikasi LSP 1.1.LSP Pihak Ketiga 1.2.LSP Pihak Kedua 1.3.LSP Pihak Kesatu Industri 1.4.LSP Pihak Kesatu LDP 2. Ketentuan Pembentukan LSP 2.1.Keabsahan Lembaga 2.2.Pembentukan 2.3.Terget Asesi 2.4.Proses Pembentukan 2.5.Ruang Lingkup Lisensi 2.6.Penamaan

3.Memiliki Sarana & Perangkat Kerja 3.1.Sarana a. Kantor Tetap b. Sarana Kerja Termasuk Pengolahan Data TI c. Rencana Kegiatan 3.2.Perangkat Kerja a. Standar Kompetensi Kerj b. Skema Sertifikasi dan PA + MUK c. TUK d. Personel Yang Kompeten e. Sistem Pengendalian Pelaksanaan Sertifikasi

4.Langkah-Langkah Pembentukan LSP 4.1.Pastikan ada Dukungan Kuat dari Stakeholder 4.2.Pastikan ada Komitmen dari Stakeholder 4.3.Bentuk dan Tetapkan Panitia Kerja 4.4.Pastikan Legalitas Hukum & siapkan SDM 4.5.Siapkan Sarana & Perangkat Kerja 4.6.Susun dokumen SMM-LSP 4.7.Kerangka Program Menyiapkan LSP Menuju Lisensi 5.Proses Pemberian Lisensi LSP oleh BNSP

1.1.LSP pihak ketiga LSP yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi profesi dengan tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja untuk sektor dan atau profesi tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP. 1.2.LSP pihak kedua LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia lembaga induknya, sumber daya manusia dari pemasoknya dan /atau sumber daya manusia dari jejaring kerjanya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.

1.3.LSP pihak kesatu industri LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP. 1.4.LSP pihak kesatu lembaga pendidikan dan /atau pelatihan LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dan atau pelatihan dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap peserta pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi dan /atau sumber daya manusia dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.

No Uraian LSP pihak kesatu LSP pihak kedua LSP pihak ketiga 2.1 Kebsahan Lembaga 2.2 Pembentukan LSP 2.3 Target asesi Bagian dari badan hukum atau lembaga pemerintah yang membentuknya Oleh Industri/ Instansi / lembaga LSP-P1 industri: SDM lembaga induknya. LSP-P1 LDP : a.peserta didiknya; b.sdm jejring kerja lembaga induknya Bagian dari badan hukum atau lembaga pemerintah yang membentuknya Oleh Industri / Instansi/ lembaga a. SDM lembaga induknya; b. SDM pemasoknya; c. SDM jejaring kerjanya a.badan Hukum. b.bagian dari suatu badan hukum. c.badan usaha yang legal. Pleh Asosiasi industri dan/atau asosiasi profesi dan didukung oleh instansi teknis pembina sektor/ lapangan usaha. a.sdm untuk sektor atau b.profesi tertentu.

No Uraian LSP pihak kesatu / LSP pihak kedua / LSP pihak ketiga 2.4 Skema Sertifikasi (5.1.1.) LSP menetapkan skema sertifikasi untuk memenuhi permintaan pelanggan dan/atau pemangku kepentingannya, yang kemudian diajukan ke BNSP untuk dimintakan lisensi. BNSP mela-kukan verifikasi terhadap skema sertifikasi yang diajukan oleh LSP. (5.1.2.) LSP dapat melakukan perubahan skema, dan selanjutnya diverifikasi oleh BNSP. (5.1.3.) Pemilihan skema sertifikasi dilandasi oleh pertimbangan kebutuhan pasar sertifikasi dan kemampuan pelayanan LSP. Pada saat mengajukan permohon-an lisensi, LSP mengajukan skema sertifikasi dalam jumlah yang rasional. LSP dapat menambah atau mengurangi skema sertifikasi yang dimintakan lisensi sesuai kebutuhan dan kemampuannya.

2.5 Proses pembentukannya Melalui surat keputusan pimpinan lembaga Melalui surat keputusan pimpinan lembaga Badan hukum berupa PT dan Yayasan sesuai perundangan yang berlaku. 2.6 Ruang Lingkup Lisensi 2.6 Penamaan LSP Bagi LSP pihak kesatu ruang lingkup lisensi sesuai tugas dan fungsi lembaga induknya Harus mencerminkan nama lembaga induknya. Bagi LSP pihak kedua ruang lingkup lisensi sesuai tugas dan fungsi lembaga induknya Harus mencerminkan nama lembaga induknya. Merupakan badan usaha yg legal disahkan melalui akta notaris Bagi LSP pihak ketiga, ruang lingkup lisensi mengacu kepada sektor atau profesi. Harus mencerminkan sektor/sub sektor, bidang/sub bidang atau profesinya.

3.1.Sarana a.lsp harus memiliki kantor tetap sekurang-k urangnya dalam waktu 2 tahun. b.lsp harus memiliki sarana kerja yang memadai, termasuk sistem pengolahan data berbasis teknologi informasi. c.lsp harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan yang diberikan kepada industri dan sekaligus sebagai penghasilan untuk pendanaan organisasi.

3.2.LSP harus memiliki perangkat kerja yang meliputi: a. Standar kompetensi (SKKNI/SI/SKK), b. Skema sertifikasi dan perangkat asesmen termasuk materi uji kompetensi, c. Tempat Uji Kompetensi, d. Personil yang kompeten termasuk asesor kompetensi e. Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi.

3.2.a. Standar kompetensi (1) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Standar kompetensi kerja internasional Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara internasional (3) Standar kompetensi kerja khusus Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan

KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA ASPEK KRITIS PENGETAHUAN KOMPETENSI KERJA KEAHLIAN SIKAP KERJA ASPEK KRITIS ASPEK KRITIS ASPEK KRITIS = INDIKATOR KUAT UNTUK DAPAT MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN AGAR BERHASIL

Cakupan pengetahuan dalam kompetensi Pendidikan formal yang sesuai dengan profesi; Pelatihan yang sesuai dengan profesinya; Pengetahuan yang didapat dari pengalaman kerja.

Cakupan keahlian dalam kompetensi Keterampilan melaksanakan pekerjaan (Task Skill), keterampilan mengelola pekerjaan (Task Management Skill), keterampilan mengantisipasi Kemungkinan (Contingency Management Skill), keterampilan mengelola lingkungan kerja (Job/Role Environment Skill), keterampilan beradaptasi (Transfer Skills) skill for employability)

Cakupan sikap kerja dalam kompetensi Kemampuan manajerial dan tingkat tanggung jawab sesuai tingkat yang ada dalam rumusan generik KKNI (seuai levelnya). Memiliki sikap (soft skill) khusus untuk melakukan perannya dalam Du/Di atau sikap yang harus dimiliki untuk bisa menjalankan tugas dengan baik. Standar sikap yang diperlukan : Komunikatif, estetis, etis, apresiatif, partisipatif.

3.2.b. Skema sertifikasi Skema Sertifikasi adalah paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik (lihat 8.3 dan 8.4) yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang. Kompetensi (3.11) Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

8.3 Skema sertifikasi mencakup persyaratan proses sertifikasi berikut: a. kriteria untuk sertifikasi awal dan sertifikasi ulang; b. metoda penilaian untuk sertifikasi awal dan sertifikasi ulang; c. metoda dan kriteria penilikan /surveilan, bila ada d. kriteria untuk pembekuan dan pencabutan sertifikat; e. kriteria untuk perubahan lingkup sertifikasi, bila ada.

8.4 LSP harus memiliki dokumen untuk menunjukkan bahwa, dalam pengembangan dan kaji ulang skema sertifikasi, hal-hal berikut ini dipertimbangkan: a. keterlibatan pakar yang sesuai; b. penggunaan struktur yang tepat serta mewakili para pemangku kepentingan, tanpa ada yang mendominasi; c. pengenalan dan penyelarasan pra-syarat dengan persyaratan kompetensi, jika diberlakukan; d. pengenalan dan penyelarasan tatacara penilaian dengan persyaratan kompetensi;

Jenis-jenis Skema Sertifkasi Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional Skema Sertifikasi berdasar Paket Kompetensi (cluster) Skema Sertifikasi Unit Kompetensi

(1) Skema Sertifikasi KANDUNGAN KKNI UNSUR JENJANG KUALIFIKASI KOMPETENSI EDUCATIONAL KANDUNGAN UNSUR KOMPETENSI OCCUPATIONAL S3 S2 S1 SMA (3) S3 (Terapan) S2 (Terapan) D IV D III Spesialis D II Profesi D I Sekolah Menengah Kejuruan (3) 9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) Pendidikan Pra Sekolah (1-2) IX 9 VIII 8 VII 7 VI 6 V 5 IV 4 III 3 II 2 I 1 PSIKO MOTORIK AHLI KOGNITIF TEKNISI / ANALIS OPERATOR STRATEGIKAL TEKNIKAL PENGEMBANGAN KARIR (DUDI, LATKER, MASY) K MANAJERIAL SUPERVISIONAL

Skema sertifikasi KKNI 9 8 7 SKKNI 5 SKKNI 5 6 5 Sertifikat 5 SKKNI 5 SKKNI 4 4 3 2 1 SKKNI 4 + Prerequisites

KEMASAN SKKNI DALAM SKEMA KKNI KUALIFIKASI : LEVEL V JABATAN : TEKNISI AKUTANSI MADYA NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1 M.692000.001.02 Menerapkan Prinsip Praktik Profesional dalam Bekerja 2 M.692000.002.02 Menerapkan Praktik- Praktik Kesehatan dan Keselamatan di Tempat Kerja 3 M.692000.007.02 Memproses Entry Jurnal 4 M.692000.008.02 Memproses Buku Besar 5 M.692000.013.02 Menyusun Laporan Keuangan 6 Mengoperasikan Paket Program Pengolah M.692000.022.02 Angka/Spreadsheet 7 M.692000.023.02 Mengoperasikan Aplikasi Komputer Akuntansi 8 M.692000.005.02 Memproses Dokumen Dana Kas Kecil 9 M.692000.006.02 Memproses Dokumen Dana Kas di Bank

LANJUTAN... KUALIFIKASI : LEVEL V JABATAN : TEKNISI AKUTANSI MADYA NO KODE UNIT JUDUL UNIT 10 M.692000.009.02 Mengelola Kartu Piutang 11 M.692000.010.02 Mengelola Kartu Utang 12 M.692000.011.02 Mengelola Kartu Persediaan 13 M.692000.012.02 Mengelola Kartu Aktiva Tetap 14 M.692000.016.02 Menyajikan Laporan Harga Pokok Produk 15 M.692000.019.02 Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak 16 M.692000.020.02 Mengimplementasikan Suatu Sistem Komputer Akuntansi 17 M.692000.025.02 Mengembangkan Database

(2) Skema sertifikasi OKUPASI Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional SKKNI 3 SKKNI 7 SKKNI 6 SKKNI 4 SKKNI 6 + Prerequisit es

(3) Skema sertifikasi Klaster/paket SKKNI 3 SKKNI 2 Skema sertifikasi klaster SKKNI 5 SKKNI 4 SKKNI 6 + Prerequisites

A.KLASTER : PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK ETAP NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1 M.692000.001.02 Menerapkan Prinsip Praktik Profesional dalam Bekerja 2 M.692000.002.02 Menerapkan Praktik - praktik Kesahatan dan Keselamatan di Tempat kerja 3 M.692000.007.02 Memproses Entry Jurnal 4 M.692000.008.02 Memproses Buku Besar 5 M.692000.013.02 Menyusun laporan Keuangan B.KLASTER : MENGOPERASIKAN APLIKASI AKUTANSI BERBASIS KOMPUTER N O KODE UNIT JUDUL UNIT 1 M.692000.022.02 Mengoperasikan Paket Program Pengolah Angka /Spreadsheet 2 M.692000.023.02 Mengoperasisikan Aplikasi Komputer Akutansi

Contoh skema sertifikasi klaster

(4) Skema Sertifikasi Unit Kompetensi Unit Kompetensi Prerequisite

KKNI JENIS SKEMA OKUPASI atau JABATAN NASIONAL SKEMA SERTIFIKASI (Tambahan) URAIAN 1. Bersifat Nasional 2. Jenjang Kualifikasi terdiri dari 9 Level 3. Setiap Level disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi berdasarkan Deskripsi KKNI 4. Ditetapkan oleh Otoritas Kompeten 1. Bersifat Nasional 2. Dapat berupa Jabatan Fungsional atau Struktural yang merujuk pada Standar Jabatan Nasional atau Internasional 3. Setiap Jabatan disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi yang sesuai dengan Standar Jabatan Nasional atau Internasional 4. Ditetapkan oleh Otoritas Kompeten KLASTER 1. Bersifat Kebutuhan Industri atau Organisasi Pengguna (lokal) yang bersifat Khusus pada suatu Industri 2. Setiap Klaster disusun dengan sejumlah Unit Kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan Industri 3. Ditetapkan oleh Komite Skema LSP bersama Industri Pengguna 4. Nama Skema Klaster tidak boleh sama dengan okupasi nas

3.2.c. Klasifikasi TUK (4.1; 4.1.1) TUK-TEMP KERJA (4.3) TUK SEWAKTU (4.4) TUK MANDIRI (4.5) TUK yang merupakan bagian dari industri dimana proses produksi dilakukan. Catatan: Pelaksanaan uji di tempat kerja dilakukan pada saat peserta sertifikasi bekerja dalam proses produksi (3.10) 3. Istilah dan Definisi TUK bukan di tempat kerja yang digunakan sebagai tempat uji secara insidentil. (3.11) Catatan: TUK sewaktu dapat berupa, namun tidak terbatas pada, ruang pertemuan yang dilengkapi dan ditata sesuai persyaratan tempat uji, fasilitas pendidikan dan pelatihan yang memenuhi persyaratan tempat uji atau fasilitas produksi yang sedang tidak digunakan untuk proses produksi. TUK bukan di tempat kerja yang bermitra dengan LSP untuk digunakan sebagai tempat uji secara berkelanjutan. (3.12) Catatan: 1.TUK mandiri umumnya dimiliki oleh lembaga pendidikan dan pelatihan, yang kemudian menjalin kemitraan dengan LSP pihak ketiga. 2. TUK yang digunakan oleh LSP pihak kesatu atau LSP pihak kedua yang mempunyai hubungan kesamaan kepemilikan tidak termasuk dalam kelompok TUK mandiri.

Dimiliki oleh insdustri (4.1.2) Memenuhi persyaratan teknis sesuai lingkup skema sertifikasi yang diacu (4.2.2); Ditetapkan sebagai TUK terverifikasi oleh LSP (4.2.4); Wajib menjamin ketidakberpihakan dan keamanan MUK (4.2.6) Kepemilikan Dimiliki oleh berbagai pihak baik terkait maupun tidak terkait dengan LSP (4.1.3) Memenuhi persyaratan teknis sesuai lingkup skema sertifikasi yang diacu (4.2.2); Ditetapkan sebagai TUK terverifikasi oleh LSP (4.2.4); Wajib menjamin ketidakberpihakan dan keamanan MUK (4.2.6) Dimiliki oleh lembaga diluar LSP (4.1.4) Memenuhi persyaratan teknis sesuai lingkup skema sertifikasi yang diacu (4.2.2); Ditetapkan sebagai TUK terverifikasi oleh LSP (4.2.4); Wajib menjamin ketidakberpihakan dan keamanan MUK (4.2.6).

Diverifikasi setiap akan digunakan sebagai tempat uji (4.1.2) dilakukan oleh asesor lisensi dan dapat dilakukan oleh asesor kompetensi (4.2.3); Proses Verifikasi Diverifikasi setiap akan digunakan sebagai tempat uji (4.1.3) dilakukan oleh asesor lisensi dan dapat dilakukan oleh asesor kompetensi (4.2.3); Diverifikasi sebagai TUK secara berkala (4.1.4) dilakukan oleh asesor lisensi (4.2.3); LSP harus menetapkan atau menyatakan TUK terverifikasi (4.3.2.3) LSP harus menetapkan atau menyatakan TUK terverifikasi (4.3.2.3) LSP harus menetapkan atau menyatakan TUK terverifikasi (4.3.2.3)

Penggunaan tempat kerja sebagai TUK harus atas persetujuan pimpinan industri pemilik tempat kerja (4.3.1.1.); TUK harus menetapkan personil yang bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas uji kompetensi (4.3.1.2.) Tidak Wajib Memiliki prosedur yang ditetapkan LSP terkait pelaksanaan uji kompetensi (4.5.3.4.d). Ketentuan Pengelolaan TUK Penggunaan suatu tempat sebagai TUK sewaktu harus atas persetujuan pengelola tempat tersebut (4.4.1.1.). TUK harus menetapkan personil yang bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas uji kompetensi (4.4.1.2.). TUK mandiri dibentuk dan disahkan melalui surat keputusan dari organisasi induknya (4.5.2.1.) TUK mandiri dipimpin oleh kepala TUK, dan dibantu minimal oleh fungsi teknik operasional, fungsi pemasaran dan fungsi mutu (4.5.2.2.s/d 4.5.2.6.) Kewajiban Mengembangkan, Menerapkan dan Memelihara SMM (PM,SOP,DP & FR) Tidak Wajib Wajib (4.5.4) Memiliki prosedur yang ditetapkan LSP terkait pelaksanaan uji kompetensi (4.5.3.4.d).

Memenuhi persyaratan teknis terkait dengan kondisi uji dan peralatan yang diperlukan dalam proses pengujian berdasarkan kepada dan konsisten dengan skema sertifikasi yang diacu. (3.13) Sarana dan Perangkat Kerja Memenuhi persyaratan teknis terkait dengan kondisi uji dan peralatan yang diperlukan dalam proses pengujian berdasarkan kepada dan konsisten dengan skema sertifikasi yang diacu. (3.13) Sarana (4.5.3) harus memiliki kantor tetap sekurangkurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun dan harus memiliki sarana kerja yg memadai (4.5.3.1) harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan yang diberikan (4.5.3.2.) dapat memiliki asesor kompetensi sesuai dengan ruang lingkup TUK, agar dapat menjadi bagian dari tim asesor kompetensi LSP dengan persyaratan tetap menjaga ketidakberpihakan (4.5.3.3.)

Sarana dan Perangkat Kerja (Lanjutan) Perangkat kerja(4.5.3.4) harus memiliki a. Skema sertifikasi kompetensi yang diacu, b. Standar Kompetensi yang diacu, c. Peralatan teknis yang ditetapkan LSP, d. Prosedur yang ditetapkan LSP terkait pelaksanaan uji kompetensi,

PROSES VERIFIKASI TUK OLEH LSP MEMBENTUK 5 LSP REKOMENDASI KOMITE TEKNIK* 6 MENUNJUK ASSESSOR 2 LAPORAN ASSESSMEN 4 1 TIM ASSESSOR LISENSI 7 MENGAJUKAN PERMOHONAN ASSESSMEN/ RE-ASSESSMEN SURVAILEN 8 3 TUK

3.2.d. Siapkan Personil LSP yang Kompeten 1) Unsur Pengarah LSP 2) Unsur Plaksana LSP 3) Pengembang Dokumen SMM-LSP 4) Asesor lisensi 5) Pengembang skema sertifikasi 6) Asesor kompetensi 7) Pengembang TUK

3.2.e.Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi. 1 2 3 4 PENDAFTARAN ASESI MENGISI : FR-APL-01 Formulir Permohonan Sertifikasi Kompetensi FR-APL-02 Asesmen Mandiri Lampiran Berkas Persyaratan Asessi : SKKNI (Unit SKKNI) Persyaratan Lainnya PRA ASESMENT Asesor Menjelaskan : Tujuan Asesmen Tahapan Metode Perangkat Alat dan Bahan Proses Banding Kerahasiaan Tata Tertib Asesor Membawa : FR-APL-01 FR-APL-02 FR-POA-01 Rekomendasi : APL-01 & 02 Persetujuan Asesmen Catatan Perubahan (bila ada) Rekomendasi : Tanda Tangan ASESMENT Asesor Menilai : Forto Folio Praktek Tulis Lisan Wawancara DLL Asesor Membawa Perangkat Asesmen : Soal tulis Check List Observasi Check List Wawancara Lisan Instruksi Tugas Hasilnya dipindahkan: Ke FR-ASC-01 REKOMENDASI & KAJI ULANG Asesor Mengisi : FR-ASC-02 UMPAN BALIK DAN CATATAN ASESMEN : Meminta Asesi Mengisi Umpan Balik Menyampaikan : Keputusan Asesmen (FR-ASC-01) Tanda Tangan Asesmen Selesai Asesor Mengisi : FR-ASC-03 Kaji Ulang Asesmen

4.1. Pastikan dukungan dan Fasilitasi Kementerian/Instansi Teksnis Asosiasi Industri Asosiasi Profesi 4.5. Susun Dokumen SMM-LSP (PBNSP 201 & 202) 4.2. Komitmen Stakeholder 4.6. Siapkan Sarana dan Perangkat Kerja LSP 4.3. Bentuk Panitia Kerja LSP 4.4. Pastikan Legalitas LSP melalui Notaris dan/atau Pimpinan Lembaga

4.1. Pastikan ada dukungan kuat dari stakeholder a. Diperolehnya surat dukungan instansi teknis (regulator)/ instansi pembina lapangan usaha terkait (termasuk kesiapan mensuplai peserta sertifikasi dari instansi yang mendukung tersebut), b. Diperolehnya surat dukungan asosiasi profesi (termasuk kesiapan mensuplai peserta sertifikasi dari organisasi profesi yang mendukung); c. Diperolehnya surat dukungan industri/satuan kerja (termasuk kesiapan mensuplai peserta sertifikasi dari industri/satuan kerja yang mendukung).

4.2. Pastikan ada Komitmen dari Stakeholder Lakukan apresiasi dan sosialisasi untuk memastikan komitmen para pemangku kepentingan (stakeholder) untuk membentuk LSP.

4.3. Bentuk dan Tetapkan Panitia Kerja a. Panitia Kerja yang dibentuk oleh atau dengan dukungan Asosiasi Industri dan asosiasi profesi terkait. b. Panitia Kerja anggotanya terdiri dari unsur asosiasi industri, asosiasi profesi, instansi teknis terkait dan pakar. c. Tugas Panitia Kerja mencakupi: Menyiapkan badan hukum, Menyusun organisasi dan personil, Mendapatkan dukungan dari industri dan instansi terkait.

4.4. Pastikan Legalitas Hukum Pastikan dokumen pembentukan adalah syah: untuk LSP Pihak 3 disyahkan oleh notaris, sedangkan untuk LSP pihak 1 dan pihak 2 berupa surat keputusan pimpinan puncak organisasi; CATATAN: Lihat Daftar Periksa Persiapan Pendirian LSP

4.5. Susun Dokumen SMM-LSP (PBNSP 201 & 202) mencakupi: Panduan Mutu SOP (Prosedur + Instruksi Kerja Formulir & Dokumen Pendukung

LOGO Cover i ii iii iv v Pengesahan Status Revisi Kata Pengantar Daftar Isi Distribusi Dokumen PANDUAN MUTU vi Komitmen Manajemen Profil LSP 1. Ruang Lingkup 2. Acuan Normatif 3. Istilah Dan Definisi 4. Persyaratan Untuk LSP 5. Persyaratan Struktur Organisasi 6. Persyaratan Sumber Daya 7. Persyaratan Rekaman Dan Informasi 8. Skema Sertifikasi 9. Persyaratan Proses Sertifikasi 10. Persyaratan Sistem Manajemen NO : DP 5.5 Rev : 0 Hal : 1 dari 1 Validasi Tgl: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disyahkan oleh:

NO KODE PROSEDUR Daftar Dokumen SOP JUDUL 1 SOP Mengelola Ketidakberpihakan 2 SOP Menjaga Keamanan dan Kerahasiaan Perangkat UJK 3 SOP Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi 4 SOP Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi. 5 SOP Sertifikasi Kompetensi 6 SOP Merencanakan dan mengorganisasikan asesmen 7 SOP Melaksanakan asesmen 8 SOP Menyelesaikan Banding atas Keputusan Sertifikasi 9 SOP Menyelesaikan Keluhan Asesi 10 SOP Pengendalian Dokumen 11 SOP Membuat Keputusan Sertifikasi 12 SOP Mengendalikan Rekaman 13 SOP Kaji Ulang Manajemen 14 SOP Audit Internal 15 SOP Verifikasi TUK (PBNSP 206) 16 SOP Pelaporan Kinerja LSP

NO NO KODE JUDUL 1 Akta Notaris untuk LSP-P3 2 Surat Dukungan Asosiasi Industri terkait termasuk kesiapan mensuplai peserta sertifikasi 3 Surat Dukungan asosiasi Profesi terkait termasuk kesiapan mensuplai peserta sertifikasi 4 Surat Dukungan Regulator terkait termasuk kesiapan mensuplai peserta sertifikasi 5 SK Pimpinan lembaga/instansi tentang Pembentukan LSP P1 dan P2 6 Penetapan Keanggotaan Komite Skema Srtifikasi (SK Ketua LSP ) 7 Dokumen Skema Sertifikasi 8 SK pimpinan lembaga/instansi tentang Legalitas/Status Kantor LSP 9 Rencana / Program Kerja & Anggaran Tahunan yg memuat kegiatan antara lain: sertifikasi, surveilan, sertifikasi ulang, verifikasi TUK, audit internal, kaji ulang manajemen, pelaporan berkala, dll. 10 Standar Kompetensi (SKKNI / Standar International /Standar Khusus) 11 Perangkat asesmen dan Materi Uji Kompetensi untuk masing2 skema sertifikasi) DAFTAR DOKUMEN PENDUKUNG

NO NO KODE JUDUL 12 Daftar TUK terverifikasi 13 Persyaratan teknis spesifik untuk setiap TUK 14 Personel LSP (termasuk kualifikasi, uraian tugas, komitmen mengikuti peraturan LSP) 15 Daftar Asesor Kompetensi (beserta CV & ruang lingkup unit kompetensinya, komitmen mengikuti peraturan LSP) 16 Daftar Asesor Lisensi (beserta CV & ruang lingkup unit kompetensinya, komitmen mengikuti peraturan LSP) 17 Rekaman Audit internal 18 Rekaman Kaji Ulang Manajemen 19 Pedoman-pedoman BNSP (201, 202, 206, 208, 210, 211, 301, 302, dll)

4.6. Siapkan Sarana dan Perangkat Kerja LSP harus memiliki kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu 2 tahun dan memiliki sarana kerja yang memadai. LSP harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan pelayanan yang diberikan kepada industri dan sekaligus sebagai penghasilan untuk pendanaan organisasi. LSP harus memiliki perangkat kerja yang meliputi: a) Standar Kompetensi Kerja (SKKNI/ SI/ dan SK) b) Skema sertifikasi termasuk Perangkat Asesmen dan materi uji kompetensi (MUK) c) Tempat Uji Kompetensi (TUK), d) Asesor Kompetensi e) Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi.

JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 1 Apresiasi/Sosialisasi V 2 Komitmen Manajemen 3 Gap assessment V 4 Tim QMS V 5 Pelatihan Pnrp & dok V 6 Pengembangan QMS V V 7 Pelatihan Asesor V 8 Pra-validasi V 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 9 Pelatihan karyawan V V V 10 Penerapan QMS V V V V V V 11 Validasi V 12 Pengajuan lisensi V

4.7. Kerangka Program Menyiapkan Lisensi LSP Apresiasi Komitmen manajemen Uji Coba Penerapan QMS-LSP Pelatihan karyawan Gap Assessment Pelatihan QMS-LSP dan dokumentasi Pembentukan Tim QMS Verifikasi/ Validasi Pelatihan Audit QMS Pengembangan QMS-LSP Pra-validasi Permohonan Lisensi

1) Memastikan komitmen majemen LSP dalam rangka membangun sertifikasi kompetensi profesi untuk memastikan SDM yang disertifikasi memiliki kualifikasi kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk melaksanakan langkah ini maka diperlukan tahaptahap: Lakukan apresiasi/awareness terhadap manajemen (top manajemen hingga unsur pimpinan lainnya) Tetapkan komitmen manajemen untuk membangun sertifikasi kompetensi profesi dalam kerangka sistem sertifikasi kompetensi kerja nasional. Susun rencana kerja.

2) Melakukan: gap assessment terhadap sumberdaya LSP dibandingkan dengan persyaratan BNSP. tindakan koreksi untuk memenuhi persyaratan hasil gap asesmen.

3) Membentuk Tim Manajemen Mutu, untuk mempersiapkan sistem manajmen mutu LSP. Tahap-tahap yang harus dilakukan mencakupi: Lakukan pelatihan kepada tim yang mencakupi: pelatihan pengembangan sistem, penerapan dan dokumentasi sistem manajemen mutu LSP; pelatihan pengembangan skema sertifikasi; dan pelatihan asesor lisensi. Lakukan pelatihan asesor kompetensi baik bagi tim manajemen yang sesuai bidang LSP, maupun SDM yang direncanakan untuk menjadi asesor kompetensi LSP.

4) Mengembangkan sistem manajemen mutu LSP. Pada langkah ini beberapa tahap yang harus dilakukan mencakupi: Susun dokumen panduan mutu LSP. Susun dokumen SOP LSP. Susun dokumen Pendukun; Susun dokumen formulir LSP. Kembangkan perangkat asesmen dan MUK Identifikasi Tempat Uji Kompetensi (TUK Tempat Kerja TUK Sewaktu dan TUK Mandiri)

5) Melakukan pra-validasi terhadap sistem manajemen mutu. Tahap-tahap yang harus dilakukan adalah: Lakukan audit internal terhadap dokumen sistem manajemen mutu yang telah dibuat, seharusnya yang melakukan audit adalah yang tidak mempersiapkan panduan mutu dan turunannya. Lakukan identifikasi alternatif tindakan koreksi. Lakukan tindakan koreksi.

6) Melakukan uji coba penerapan sistem manajemen mutu LSP, pada tahap ini seharusnya dilakukan tahap-tahap: Pelatihan kepada karyawan LSP sesuai pada bidang pengelolaan LSP dengan SOP yangsesuai. Uji coba penerapan manajemen mutu LSP yakni SOP- SOP pelaksanaan sertifikasi, dan manajemen pendukungnya. Evaluasi dan perbaikan hasil uji coba. Lakukan uji coba pelaksanaan kembali untuk dilakukan validasi.

7) Melakukan validasi terhadap sistem manajemen mutu LSP. Lakukan audit internal terhadap sistem manajmen mutu dan pelaksaannya dalam uji coba. Identifikasi alternatif tindakan koreksi, Lakukan tindakan koreksi. Lakukan verifikasi kembali. 8) Mengajukan lisensi kepada BNSP. Lakukan pengisian permohonan lisensi, Persiapkan untuk mendapatkan apresiasi dan pemjelasan dari BNSP, Persiapkan untuk dilakukan asesmen oleh BNSP.

MEMBENTUK 5 REKOMENDASI KOMITE TEKNIK* 6 MENUNJUK ASSESSOR 2 LAPORAN ASSESSMEN 4 7 1 TIM ASSESSOR LISENSI MENGAJUKAN PERMOHONAN ASSESSMEN/ RE-ASSESSMEN SURVAILEN 8 3 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PROSES GENERIK UJI KOMPETENSI MEMBENTUK 6 LSP REKOMENDASI KOMITE TEKNIK 7 MENUNJUK ASSESSOR 3 LAPORAN ASSESSMEN TIM ASSESSOR KOMPETENSI 5 8 1 MENGAJUKAN PERMOHONAN ASSESSMEN 4 PESERTA di TUK SURVAILEN 9 Memilih TUK 2 PESERTA UJI KOMPETENSI

Terima Kasih