PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) Amanita Novi Yushita

dokumen-dokumen yang mirip
Pjk Elearning-Modul #10

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG

*39332 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 7 TAHUN 2002 (7/2002) TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2002 TANGGAL 23 MARET 2002 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 145/2000, KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2000 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL PERKULIAHAN PERPAJAKAN 2

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 47/PJ/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR KENDARAAN BERMOTOR YANG ATAS PENYERAHAN ATAU IMPORNYA DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DENGAN TARIF SEBESAR 10% (SEPULUH PERSEN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 569/KMK.04/2000 TENTANG JENIS KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2001 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, M E M U T U S K A N :

DAFTAR KENDARAAN BERMOTOR YANG ATAS PENYERAHANNYA ATAU IMPORNYA DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No.97 2 Mengingat b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Undang-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR KENDARAAN BERMOTOR YANG ATAS PENYERAHAN ATAU IMPORNYA DIKENAI PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DENGAN TARIF SEBESAR 10% (SEPULUH PERSEN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR KENDARAAN BERMOTOR YANG ATAS PENYERAHAN ATAU IMPORNYA DIKENAI PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH DENGAN TARIF SEBESAR 10% (SEPULUH PERSEN)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 460/KMK.03/2001 TANGGAL 28 AGUSTUS 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH. (PPn BM)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64/PMK.011/2014 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp ,00;

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH. Disusun untuk memenuhi tugas: Mata Kuliah: Perpajakan


Bab 10. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN R A L A T KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 141/KMK.03/2002 TANGGAL : 15 APRIL 2002

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPn BM)

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 33 /PMK.010/2017 TENTANG

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Dyah Ayuningtyas Tria Hapsari

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NO URAIAN BARANG NOMOR HS a.

MENTERI KEUANGAN NO URAIAN BARANG NO. HS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103/PMK.03/2009 TENTANG

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

2017, No perlu mengganti Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

NO URAIAN BARANG NOMOR HS a.

T G JENIS KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK PEMBERIAN PEMBEBASAN DAR! PENGENAAN PAJ AK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 1984

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 290/MPP/Kp/6/1999

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK. 11 April 2005 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 246/PJ.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-586/PJ

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB VI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

S-754/PJ.52/2005 PERMOHONAN PENEGASAN PERLAKUAN PPN UNTUK KAWASAN BERIKAT BATAM


Pajak Penghasilan Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI JILID 2

PENGANTAR. Dasar Hukum : UU Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 Tahun Presented by M.

Perpajakan 2 PPN & PPnBM

AKUNTANSI PPN & PPnBM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-DAG/PER/3/2006

NO URAIAN BARANG NOMOR HS a.

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1996 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

NO. NOMOR HS URAIAN BARANG BM NOMOR HS URAIAN BARANG BM Rantai dan bagiannya, dari besi atau Rantai dan bagiannya, dari besi atau

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 129/MPP/Kep/4/2000

BAB I PENDAHULUAN. Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali

BAB II LANDASAN TEORI

253/PMK.03/2008 WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DARI PEMBELI ATAS PENJ

Pengertian. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kelebihan PPN 30/04/2011

2015, No Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Definisi PPh Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Perbedaan Antara Pemungutan dan Pemotongan

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH MEI 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM) 1

Karakteristik dalam PPnBM: PENDAHULUAN 1. Pengenaan terhadap PPnBM hanya satu kali yaitu pada saat penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan atau pada saat impor. 2. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan PPN (apabila eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah, maka PPnBM yang telah dibayar pada saat perolehan dapat direstitusi) 2

Batasan suatu barang termasuk BKP yang tergolong mewah adalah: 1. Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok 2. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu 3. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi 4. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status 5. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta menggangu ketertiban masyarakat, seperti minuman alkohol 3

PPn BM dikenakan atas: 1. Penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh PKP yg menghasilkan BKP yang tergolong mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha/pekerjaannya 2. Impor BKP yang tergolong mewah oleh siapapun PPnBM merupakan pungutan tambahan disamping PPN. PPnBM hanya dikenakan 1 kali pada waktu penyerhan BKP yang tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan atau pada waktu impor. Pengertian umum dari Pajak Masukan tidak dikenal pada PPnBM, sehingga PPnBM yang telah dibayar tidak dapat dikreditkan dengan PPnBM yng terutang. 4

TARIF PAJAK PPn BM 1. Tarif PPnBM adalah serendah-rendahnya 10% dan paling tinggi 75%. Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan pada pengelompokan BKP yang tergolong mewah yang atas penyerahannya dikenakan juga PPnBM. Pengelompokan PPnBM ini ditetapkan dengan PP. 2. Atas ekspor BKP yang tergolong mewah dikenakan pajak dengan tarif 0%. PPnBM adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi BKP yang tergolong mewah di dalam Daerah Pabean. BKP yang tergolong mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar Daerah Pabean, dikenakan PPnBM 0%. PPnBM yang telah dibayar atas perolehan BKP yang tergolong mewah yang diekspor tersebut dapat diminta kembali. 5

Kelompok BKP yang tergolong mewah yang berupa kendaraan bermotor yang dikenakan PPnBM dengan tarif sebesar: 1. 10% a. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10-15 orang termasuk pengemudi dengan motor bakar cetus api atau diesel dengan semua kapasitas isi silinder b. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi selain sedan&station wagon, dengan motor bakar cetus api/diesel dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2),dengan kapasitas isi silinder tidak lebih dari 1500 cc. 6

2. 20% a. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi selain sedan/station wagon,dengan motor bakar nyala api/nyala kompresi (diesel), dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder 1500 cc 2500 cc. b. Kendaraan bermotor dengan kabin ganda dalam bentuk kendaraan bak terbuka/bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api/nyala kompresi (diesel), dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau 2 gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas silinder, dengan massa total tidak lebh dari 5 ton. 7

3. 30%, adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi berupa: a. Kendaraan bermotor sedan/station wagon dengan motor bakar cetus api atau diesel dengan semua kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc b. Kendaraan bermotor selaain sedan/station wagon dengan motor bakar cetus api atau diesel dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc 8

4. 40% adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi berupa: a. Kendaraan bermotor selain sedan/station wagon dengan motor bakar cetus api, dengan sistem 1 gardar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc 3000 cc b. Kendaraan bermotor dengan motor bakar cetus api berupa sedan/station wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 2 gardar (4x4) dengan kapasitas silinder 1500 cc 3000 cc c. Kendaraan bermotor dg motor bakar nyala diesel, berpa sedan/station wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder 1500 cc 2500 cc 9

5. 50%, adalah semua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf 6. 60%: 7. 75%: a. Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder 250 cc 500 cc b. Kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung a. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, dengan motor cetus api, berupa sedan/station wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc 10

b. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel), berupa sedan/station wagon dan selain sedan/station wagon dengan sistem 1 gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc c. Kendaraan bermotor roda 2 dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc d. Trailer, semi trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah 11

Kelompok BKP yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor yang dikenakan PPn BM dengan tarif : 1. 10%: a. Kelompok kepala susu yang diasamkan b. Kelompok air buah dan air sayuran c. Kelompok minuman yang tidak mengandung alkohol d. Kelompok produk kecantikan untuk pemeliharaan kulit, tangan, kaki, rambut yang dikemas e. Kalompok alat rumah tangga, ac, pesawat pemanas, pesawat penerima televisi f. Kelompok peralatan olahraga g. Kelompok mesin pengatur suhu udara h. Kelompok alat perekam, pesawat penerima siaran radio i. Kelompok alat fotografi, sinematografi 12

2. 20%: a. Kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain dalam kelompok 1 (10%) b. Kelompok hunian mewah (rumah mewah,apartemen, kondominium, town house) c. Kelompok pesawat penerima siaran televisi, antena serta reflektor antena, selain dalam kelompok 1 (10%) d. Kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering, pesawat elektromagnetik, instrumen musik e. Kelompok wangi-wangian f. Kelompok permadani tertentu selain yang terbuat dari serabut kelapa (coir), sutera, wool, bulu hewan halus 13

3. 30%: a. Kelompok kapal / kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara/angkutan umum b. Kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga,selain yang disebut dalam kelompok 1 (10%) 4. 40% a. Kelompok minuman tertentu yang mengandung alkohol b. Kelompok barang yang sebagian/seluruhnya terbuat dari kulit/kulit tiruan c. Kelompok permadani tertentu yang terbuat dari sutera/wool d. Kelompok barang kaca dari kristal timah hitam dan jenis yang digunakan untuk meja(dapur,rias,kantor,dekorasi) dalam ruangan 14

e. Kelompok barang-barang yang sebagian/seluruhnya terbuat dari logam mulia f. Kelompok kapal/kendaraan air lainnya,sampan,kano, selain yang disebut dalam kelompok 3 (30%), kecuali untuk keperluan negara/angkutan umum g. Kelompok balon udara, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak h. Kelompok peluru senjata api, kecuali untuk keperluan negara i. Kelompok jenis alas kaki j. Kelompok alat makan,alat dapur,barang rumah tangga lainnya dan barang rias k. Kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor l. Kelompok barang yang terbuat dari porselen, keramik m. Kelompok barang yang sebagian/seluruhnya terbuat dari batu, selain batu jalan dan batu tepi jalan 15

5. 50%: a. Kelompok permadani tertentu yang terbuat dari wool atau bulu hewan halus b. Kelompok pesawat udara selain dalam kelompok 4 (40%) kecuali yang digunakan untuk keperluan negara/angkutan udara niaga c. Kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga selain dalam kelompok 1 (10%) dan kelompok 3 (30%) d. Kelompok senjata api kecuali untuk keperluan negara 6. 75%: a. Kelompok minuman yang mengandung alkohol selain dalam kelompok 4 (40%) b. Kelompok barang yang sebagian/seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/ mutiara c. Kelompok kapal pesiar mewah kecuali untuk keperluan negara/angkutan umum 16

Pengecualian pengenaan PPnBM atas Kendaraan Bermotor 1. Impor atau penyerahan kendaraan bermotor berupa kendaraan (ambulan,jenazah,pemadam kebakaran, tahanan,angkutan umum) 2. Impor atau penyerahan kendaraan yang Protokoler Kenegaraan; kendaraan dinas atau kendaraan patroli TNI/Polri Apabila kendaraan diatas dalam jangka waktu 5 th sejak impor/perolehannya dipindahtangankan, maka PPnBM yang terutang yang dibebaskan wajib dibayar ke kas negara dalam jangka waktu 1 bulan sejak kendaraan tersebut dipindahtangankan. Apabila dilanggar, maka Dirjen Pajak akan menerbitkan SKBKB + sanksi sesuai ketentuan yang berlaku 17

CARA MENGHITUNG PAJAK Cara Menghitung PPnBM PPnBM Terutang = Tarif PPnBM x DPP PPnBM Bukan Kredit Pajak PPnBM yang sudah dibayar pada waktu perolehan/ impor BKP yang tergolong mewah, tidak dapat dikreditkan dengan PPN maupun dengan PPnBM. PPnBM hanya dipungut pada tingkat penyerahan oleh PKP yang menghasilkan BKP yang tergolong mewah. Sehingga PPnBM bukan merupakan Pajak Masukan sehingga tidak dapat dikreditkan. 18