BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

Perkembangan Individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

Pengaruh Pembiasaan Belajar terhadap Tingkat Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa SMA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhibbu Abivian, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurlela, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta di dalamnya;

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Umi Rahayu Fitriyanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana peserta didik bergaul, belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja menurut Elizabeth B Hurlock, (1980:25) merupakan salah

2016 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkuliahan. Selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melakukan kegiatan sehari-hari sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, dimana proses kehidupan manusia terus berjalan dimulai sejak lahir (bayi), anak-anak, usia remaja, hingga dewasa dan lanjut usia. Pada fase usia produktif biasanya individu akan mengeluarkan segala kemampuan dan potensinya untuk mendapatkan hal yang diinginkannya. Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dari kehidupan individu. Pada fase ini, terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dikuasai, seperti fisik, moral, kognitif, bahasa, sosial, emosi, religi dan karier. Supriatna (2004) berpendapat bahwa dalam proses pemenuhan tugas perkembangan banyak remaja yang berhasil dalam perkembangannya, tetapi tidak sedikit yang mengalami frustasi dan tekanan karena harus tergantung pada orang tua dan otoritas sekolah, masyarakat serta aturan yang berhubungan dengan kebutuhan akan otonomi atau kemandirian, yang diartikan sebagai kebebasan. Remaja memiliki karakteristik suka bergaul dan masih mudah dipengaruhi oleh teman, orang tua dan budaya. Hurlock (1994) menyebutkan bahwa masa remaja sebagai masa yang tidak realistis, remaja cenderung melihat diri sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terutama dalam hal cita-cita. Bagi remaja yang sedang mengenyam pendidikan (sekolah), idealnya remaja mendapatkan bantuan dari pihak sekolah khususnya konselor,

2 serta dukungan dari keluarga dalam menghadapi permasalahanpermasalahan yang dihadapinya. Remaja dianggap memiliki pemahaman yang kurang tentang dirinya, diantara penyebabnya adalah karena kurangnya informasi yang diterima khususnya informasi tentang karier, sehingga remaja akan mengalami hambatan dalam pengambilan 1 keputusan kariernya, atau bahkan tidak tepat dalam mengambil keputusan karier. Dalam penelitiannya Ilfiandra (1997) menyebutkan bahwa akurasi penilaian diri dan penguasaan informasi masih rendah sehingga kemampuan siswa untuk memadukan faktor pribadi dengan realitas karier masih rendah. Dalam pengambilan keputusan karier, masih banyak remaja yang membuat keputusan hanya berdasarkan sikap like or dislike saja terhadap salah satu pilihan. Berkenaan dengan tugas perkembangan karier, Ginzberg (Manrihu, 1992) berpendapat bahwa pada usia 11-17 tahun, perkembangan karier remaja berada pada fase tentatif. Selama masa tentatif remaja mengalami masa transisi dari sekedar berperan sambil bermain sampai menunjukkan kesadaran tentang tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam suatu pekerjaan. Super (Osipow, 1983) berpendapat bahwa proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu : 1. Tahap Pengembangan (Growth) mulai dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun. Anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure).

3 2. Tahap Eksplorasi (Exploration) dari umur l5 sampai 24 tahun. Orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. 3. Tahap Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun. Bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu. 4. Tahap Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun. Orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya. 5. Tahap Kemunduran (Decline). Orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya. Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikapsikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan, yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karier (vocational developmental tasks). Pada masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan karier tertentu, yaitu : 1. Perencanaan garis besar masa depan (Crystalization) antara 14-18 tahun yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya. 2. Penentuan (Specification) antara umur 18-24 tahun yang bercirikan mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memegang jabatan itu. 3. Pemantapan (Establishment) antara 24-35 tahun yang bercirikan membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih. 4. Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.

4 Menurut teori super, siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) termasuk kedalam tahap/ fase eksplorasi (exploration), yang mana pada fase tersebut individu memikirkan berbagai alternatif pilihan karier, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. Super juga mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan seseorang menyelesaikan semua tugas perkembangan vokasional yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan vokasional, diantaranya adalah kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan karier atau memantapkan diri dalam pilihan karier tersebut. Menurut Munadir (1996) pilihan karier merupakan fungsi tahap perkembangan individu dan prosesnya berlangsung dalam rangka penguasaan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang dinamakan Super sebagai tugas-tugas perkembangan karier. Tugas perkembangan karier bagi remaja bukan merupakan suatu hal yang mudah atau selalu berakhir dengan baik. Bagaimanapun, pilihan karier seorang remaja akan berpengaruh terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan diri, keluarga, dan lingkungan masyarakat remaja berada. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2004) terhadap 155 santri tingkat Muallimin Persatuan Islam I Bandung tahun ajaran 2003/2004 menunjukkan pencapaian tugas-tugas perkembangan karier remaja 49,7% termasuk kategori rata-rata; 49,7% berkategori kurang dan 0,6% berkategori baik. Adapun Muslihuddin (1999) dalam hasil penelitiannya menunjukkan secara keseluruhan tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa SMA 12 Bandung

5 belum optimal, berkenaan dengan aspek pengetahuan karier (34,4%), mencari informasi (51,5%), perencanaan karier (54,5%), dan ngambilan keputusan karier (53,3%). Selain itu penelitian Kardinah (2005) menunjukkan tingkat pencapain tugas-tugas perkembangan remaja dalam aspek pengetahuan, pencarian informasi, perencanaan, pengambilan keputusan dan keterampilan karier kurang dari 50% menyatakan kurang tercapai dan 35,04% belum tercapai sama sekali. Data-data tersebut menunjukkan gejala siswa sekolah menengah atas/ setara memiliki kemampuan yang rendah dalam hal merencanakan karier masa depan secara jelas dan terarah. Hal tersebut merupakan salah satu indikator bahwa tugas perkembangan karier belum dikuasai sepenuhnya oleh siswa/ remaja. B. Rumusan Masalah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara rentang usia termasuk dalam fase remaja dimana remaja dituntut untuk menyelesaikan beragai tugas-tugas perkembangannya, diantaranya tugas-tugas perkembangan karier. Dalam hal ini peran bimbingan dan konseling perlu memfasilitasi remaja dengan memberikan berbagai alternatif bantuan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka. Bimbingan karier sebagai salah satu bidang layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan untuk membantu mengoptimalkan pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa SMK. Dengan kata lain jika tugas-tugas perkembangan karier pada siswa SMK banyak yang belum tercapai secara optimal, maka hal tersebut dipandang sebagai persoalan yang harus segera ditangani.

6 Dengan demikian diperoleh sebuah pertanyaan umum sebagai arahan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana rumusan program bimbingan karier siswa SMK berdasarkan profil tugastugas perkembangan karier?. Untuk menjawab pertanyaan umum tersebut ditempuh langkah-langkah berdasarkan urutan rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Seperti apa gambaran umum pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana rumusan program hipotetik bimbingan karier berdasarkan profil tugas-tugas perkembangan karier siswa kelas XII SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 C. Batasan Masalah Untuk menjawab masalah penelitian di atas, tentang tugas-tugas perkembangan karier diperlukan pembahasan mengenai batasan masalah baik secara konseptual maupun operasional. 1. Batasan Konseptual adalah: Tugas Perkembangan menurut Havighurst (Syamsu Yusuf, 2002) A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to

7 unhappiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with later task. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Tugas perkembangan adalah sejumlah kemampuan, keterampilan dan pola perilaku yang harus dikuasai individu pada berbagai tahapan usia sepanjang rentang kehidupan, agar pertumbuhannya sehat, merasa puas dan bahagia, sehingga dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik. Tugas perkembangan menurut J. P. Chaplin (2006) merupakan keterampilan, tingkat prestasi dan kemampuan menyesuaikan diri yang dianggap penting pada usia tertentu bagi penyesuaian diri dengan sukses dari seseorang. Mengacu pada tahapan perkembangan karier menurut Super, tugastugas perkembangan karier yang harus dikuasai oleh individu pada tahap eksplorasi, ialah: (a) mengenal dan menerima kebutuhan untuk membuat keputusan karier dan memperoleh informasi yang relevan untuk membuat keputusan; (b) menyadari minat dan kemampuan dan menghubungkannya dengan kesempatan kerja; (c) mengidentifikasi bidang dan tingkat pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan; serta (d) mempeoleh latihan untuk mengembangkan keterampilan dan mempercepat memasuki pekerjaan atau jabatan guna memenuhi minat dan kemampuannya.

8 Cooley dan Lohnes (Nurlalelasari, 2009) mengemukakan tugastugas perkembangan karier pada masa remaja dapat dirumuskan sebagai berikut: (a) memelihara dan memperluas hubungan dengan orang tua dan orang dewasa lainnya terutama berkaitan dengan dunia kerja, dan tata cara berinteraksi dengan orang dewasa; (b) mempelajari spektrum pekerjaan dan tempat kerja serta bagaimana memperoleh pekerjaan dan atau mengikuti pelatihan yang menunjang suatu pekerjaan; (c) mencari informasi tentang pendidikan dan pekerjaan; (d) meningkatkan kompetensi, rasa tanggung jawab, pemilihan keputusan karier, perencanaan, dan pemecahan masalah karier; (e) mencoba berbagai kegiatan untuk mengembangkan kemampuan, minat dan nilai; (f) membangun kepercayaan diri; (g) meningkatkan kebiasaan bekerja yang baik, seperti manajemen waktu. Dalam pengertian lain, remaja dapat dikatakan telah menguasai tugas-tugas perkembangan karier dengan baik, apabila mereka memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a. Menyadari kebutuhan memperoleh informasi dengan indikator mengumpulkan informasi tentang pendidikan, pekerjaan, dan peluang kerja b. Memahaman diri dan pemahaman dunia kerja, pemahaman diri dengan indikator mengetahui tentang nilai, minat, dan bakat; sedangkan pemahaman dunia kerja dengan indikator mengetahui informasi tentang jenis-jenis pekerjaan, dan cara-cara memperoleh pekerjaan; c. Pembuatan keputusan karier dengan indikator memilih bidang kajian keilmuan yang sesuai dengan kemampuan, memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan; d. Pengembangan keterampilan karier dengan indikator meningkatkan

9 kompetensi akademik maupun non-akademik, membangun kepercayaan diri, mengembangkan rasa tanggung jawab, dan mengelola waktu secara efektif. Secara konseptual tugas-tugas perkembangan karier dalam penelitian ini dibatasi sebagai serangkaian tugas karier yang harus dipenuhi oleh siswa SMK yang berada pada tahap eksplorasi, yaitu meliputi aspek (a) menyadari kebutuhan memperoleh informasi; (b) pemahaman diri dan pemahaman dunia kerja; (c) pembuatan rencana keputusan karier; dan (d) pengembangan keterampilan karier. 2. Batasan Operasional Secara operasional, tugas-tugas perkembangan karier siswa SMK didefinisikan sebagai seperangkat kompetensi yang harus dipenuhi siswa SMK pada tahap eksplorasi, meliputi aspek (a) menyadari kebutuhan memperoleh informasi dengan indikator mengumpulkan informasi tentang pendidikan, pekerjaan, dan peluang kerja; (b) pemahaman diri dan pemahaman dunia kerja dengan indikator mengetahui tentang nilai, minat, dan bakat; sedangkan pemahaman dunia kerja dengan indikator mengetahui informasi tentang jenis-jenis pekerjaan dan cara-cara memperoleh pekerjaan; (c) pembuatan rencana keputusan karier dengan indikator memilih bidang kajian keilmuan yang sesuai dengan kemampuan, memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan; dan (d) pengembangan keterampilan karier dengan indikator meningkatkan kompetensi akademik maupun non-akademik, membangun kepercayaan diri, mengembangkan rasa tanggung jawab, dan mengelola waktu secara efektif yang diungkap dengan skala non-tes model Thurstone.

10 D. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh rumusan program bimbingan karier hipotetik berdasarkan profil tugastugas perkembangan karier siswa kelas XII SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Untuk mencapai tujuan umum tersebut, diperlukan tujuan-tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan profil pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa kelas XII SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 2. Mendeskripsi rumusan program bimbingan karier berdasarkan profil pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa kelas XII SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang layak menurut ahli dan praktisi bimbingan dan konseling. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi pendidikan tentang tugas-tugas perkembangan karier siswa b. Sebagai acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada pengujian empiris yang dilakukan, sehingga dapat melengkapi teori yang ada. c. Bagi peneliti lainnya, semoga dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi penelitian atau guna penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis

11 a. Sebagai dasar pengembangan alat ukur psikologis khususnya mengenai profil tugas-tugas perkembangan karier siswa b. Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan program pelayanan bimbingan konseling siswa, khususnya mengenai layanan bimbingan karier. c. Bahan masukan serta informasi pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa yang menjadi dasar pengembangan program bimbingan karier sebagai salah satu pendukung bagi peningkatan layanan bimbingan karier di SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung. F. Asumsi Penelitian 1. Pada setiap tahap kehidupan, individu dihadapkan pada sejumlah tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik, jika tugas tersebut tidak dapat dipenuhi, maka akan menghambat perkembangan tahap berikutnya (Syamsu Yusuf: 2000) 2. Super (osipow: 1983) mengatakan bahwa orientasi proses pemilihan karier seharusnya dimulai sejak awal dan diteruskan sampai pensiun dari dunia kerja. 3. Sutoyo (1996) mengatakan bahwa pengembangan program dan pelaksanaan bimbingan karier di SMK perlu memperhatikan masalah perkembangan, harapan, serta kebutuhan siswa, sehingga isi bimbingan karier dapat diadaptasikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi objektif siswa

12 G. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan ilmiah yang dirancang untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian dengan statistik. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat tentang pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung tahun ajaran 2013/ 2014. Gambaran tugas-tugas perkembangan karier siswa tersebut, selanjutnya akan menjadi dasar rujukan dalam perumusan program. Instrumen yang digunakan untuk mengungkap data dalam penelitian ini adalah angket tentang pencapaian tugas-tugas perkembangan karier siswa berbentuk kuesioner yang dikonstruksi dengan menggunakan skala Thurstone. H. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Daarut Tauhiid Boarding School Bandung yang beralamat di Komplek Pesantren Daarut Tauhiid Jalan Gegerkalong Girang Bandung. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XII yang berjumlah 33 orang/ siswa. Penelitian yang dilakukan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung bedasarkan pada berbagai pertimbangan. Setelah dilakukan pengamatan yang tidak sistematis dan interaksi dengan guru BK di sekolah tersebut, peneliti mendapatkan berbagai informasi khususnya tentang fenomena permasalahan karier yang terjadi di SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung,

13 Fenomena karier yang terjadi di sekolah tersebut diantaranya, banyak siswa yang merasa terpaksa masuk ke sekolah tersebut karena mengikuti pilihan orang tuanya, sehingga banyak siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah bahkan tidak jarang setudinya tidak selesai hingga kelas XII, dengan berbagai alasan tentunya. Selain itu banyak pula siswa yang merasa kurang percaya diri saat memilih untuk melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, karena persepsi tentang kurangnya potensi mereka dalam hal akademik. Banyak pula siswa yang merasa bingung saat dihadapkan dengan pilihan antara melanjutkan studi atau bekerja, karena kurangnya informasi yang mereka dapatkan sehingga belum memiliki perencanaan karier yang jelas dan terarah. Selain itu beberapa siswa masih mengalami kebingungan potensi diri yang mereka miliki. Selain itu, lokasi sekolah relatif dekat dengan kampus Universitas Pendidikan Indonesia, sehingga dapat mempermudah peneliti dalam melakukan proses penelitian dan bimbingan. I. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penelitian ini, dirumuskan dalam lima bab meliputi pendahuluan, kajian teoritis, metodologi penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan, serta kesimpulan dan implikasi. Secara garis besar isinya sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian, lokasi dan subyek penelitian. BAB II Berisi tentang konsep tugas-tugas perkembangan karier dan program bimbingan karier, meliputi: karakteristik siswa SMK sebagai remaja, pendekatan terhadap tugas-tugas perkembangan karier, tugas-tugas

14 perkembangan karier siswa SMK, bimbingan karier, tugas-tugas perkembangan karier sebagai dasar pengembangan program, dan penelitian terdahulu. BAB III Metodologi penelitian, meliputi: desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi opeasional, alat pengumpul data, prosedur dan tahapan penelitian, pelaksanaan dan pengolahan data. BAB IV Deskripsi Hasil Penelitian, meliputi: deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, meliputi: kesimpulan dan rekomendasi, yang akan mengungkap tentang kesimpulan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan implikasi. Serta rekomendasi bagi penelitian ini maupun bagi peneliti selanjutnya.