laba yang maksimal. Dengan adanya laba yang tinggi dan didukung dengan nilai perusahaan yang baik maka perkembangan perusahaan dapat dipertahankan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan property yang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS OPERASIONAL TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT DI BURSA EFEK INDONESIA DRAF SKRIPSI

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bergerak di bisnis properti karena perusahaan golongan ini mengalami

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Indonesia Stock

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dipergunakan adalah data sekunder untuk semua variabel yaitu return

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB I PENDAHULUAN. berkembang serta mampu menghadapi persaingan. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri disebut profitabilitas (Sartono,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain peneltian menurut Hasan, I. (2009:31), Kerangka kerja dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan penentuan teknik pengujian statistik yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabelvariabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

penelitian dengan judul : Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Cash Divident Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif. Menurut (Rochaety, 2007:17), Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

III METODE PENELITIAN. ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yaitu metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

ABSTRAK. Kata-kata kunci: laba bersih, laba kotor, arus kas. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dikumpulkan ataupun diolah menjadi data untuk keperluan analisis atau

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN. operasional. Oleh karena itu, pada bagian ini diuraikan hal-hal mengenai variabel

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. teknik purposive sample. Dengan kriteria kriteria sebagai berikut : melaporkan keuangan di BEI periode

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui website resmi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. saham pada PT Bakrieland Development Tbk, dan PT. Bukit Sentul Tbk. Variable

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III METODELOGI PENELITIAN. sales growth perusahaan real estate dan property periode

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah explanatory reseach. Menurut Singarimbun (1995)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari variabel

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah perusahaan industri non barang konsumsi yang

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. independent variable yaitu profitabilitas (X1) dan struktur modal (X2).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FLOWCHART PT.AGUNG PODOMORO LAND TBK TAHUN 2011 ROI 6.32%

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI LQ-45

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian dengan mengunjungi

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang diakses melalui Penelitian dimulai pada bulan November

BAB I PENDAHULUAN. dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Dengan adanya laba yang tinggi dan didukung dengan nilai perusahaan yang baik maka perkembangan perusahaan dapat dipertahankan dan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta melakukan ekspansi dalam ruang lingkup bisnisnya. Martono dan Harjito (2001:1) menyatakan perusahaan harus bisa melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai, dimana laba yang maksimal mengandung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien. Untuk mengukur efektif atau tidaknya pemerataan sumber daya keuangan terutama pada pos aktiva adalah dengan mengunakan rasio aktivitas. Menurut Sawir (2005:133), maksud dari efektivitas yaitu efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva yang berupa aktiva lancar dan aktiva tetap serta efektivitas stuktur pendanaan aktiva tersebut sehingga tingkat penegmbalian investasi lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut. Salah satu alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur keefektifan operasional manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki dalam melaksanakan kegiatannya adalah dengan menggunakan rasio aktivitas. Menurut Ross, Westerfield dan Jordan (2009:86), analisis efektivitas operasional perusahaan dapat diukur dengan menggunakan berbagai rasio aktivitas, yaitu: rasio perputaran total aktiva (Total Asset Turnover Ratio), rasio perputaran piutang dagang (receivable turnover 1

ratio), perputaran aktiva tetap (Fixed Asset Turnover), perputaran persediaan (Inventory Turnover) dan perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Rasio-rasio ini akan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui apakah perusahaannya telah beroperasi dengan efektif, dimana apabila perusahaan telah beroperasi dengan efektif maka kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba semakin besar. Kebijakan-kebijakan keuangan dan management performance yang baik dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam perusahaan. efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi operasional. Efisiensi operasional merupakan efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya dalam menghasilkan penjualan, sehingga biaya dapat diminimalkan dan akan tercapai laba yang maksimum. Semakin efisien perusahaan menggunakan total assetnya, maka total cost akan semakin kecil dan net profit semakin besar. Sedangkan efektivitas perusahaan yang dimaksud adalah efektivitas perusahaan dalam manajemen aktiva baik lancar maupun tetap, dan juga efektivitas struktur pendanaan aktiva-aktiva tersebut, sehingga tingkat pengembalian lebih besar dari dari biaya modal yang digunakan untuk menbiayai aktiva-aktiva tersebut (Sawir, 2005:133). Semakin efektif perusahaan melakukan manajemen aktiva lancar dan aktiva tetap, maka tingkat pengembalian investasi akan semakin besar karena total cost semakin kecil. Perusahaan harus memperhatikan masalah efektivitas operasional dan juga masalah profitabilitas perusahaan sebagai dasar penilaian terhadap keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Profitabilitas perusahaan perlu dilakukan untuk mengukur kinerja perusahaan menyangkut tentang keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta dalam hal pengambilan keputusan dan menetapkan kebijakan keuangan. Salah satu ukuran profitabilitas adalah Return on Investment. Menurut Sawir (2005:19) Return on Investment adalah rasio yang menunjukkan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian atas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

tinggi rendahnya Return on Investement dan menjadi unsur dasar dalam perhitungan Return on Investment yaitu laba bersih perusahaan dan total aktiva yang dimiliki dan digunakan perusahaan. Properti dan real estat merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor. Industri properti dan real estat merupakan industri dengan prospek yang cukup baik mengingat semakin pesatnya pertambahan produk dan pertambahan pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan permintaan dan penawaran tempat tinggal. Oleh karena itu sektor properti merupakan lahan yang paling strategis untuk berinvestasi yang akan memberikan keuntungan yang tinggi. Investasi pada sektor properti dan real estat merupakan investasi jangka panjang dan sebagai aktiva multiguna yang dapat digunakan perusahaan sebagai jaminan, oleh karena itu perusahaan properti dan real estat mempunyai struktur modal yang tinggi. Harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun yang dikarenakan jumlah tanah terbatas sedangkan permintaan akan semakin tinggi karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Penjualan properti di Indonesia pada semester pertama tahun 2010 mengalami perkembangan yang cukup baik. Penjualan properti di Indonesia naik 12% dibandingkan dengan periode sebelumya. Selama semester pertama tahun 2010 penjualan properti di Indonesia secara keseluruhan mencapai angka Rp. 45 Triliun. Permintaan produk perkantoran dan apartemen terbilang cukup banyak sehingga mendorong peningkatan penjualan properti di Indonesia. Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) memperkirakan di tahun 2010 keseluruhan penjualan properti Indonesia akan mengalami peningkatan hingga 15%. Menurut PSPI Executive Director, Panangian Simanungkalit, harga properti di Indonesia masih relatif rendah bila dibandingkan dengan negara lain, namun pergerakan kenaikan harga properti masih terus terjadi sehingga nantinya masih akan memberikan imbal hasil yang cukup tinggi bagi investor. Kontributor utama dalam

menumbuhkan sektor properti adalah kondisi perekonomian yang baik dan rendahnya tingkat suku bunga. (Vibiznews-Property, 02 Spetember 2010) Tabel 1.1 Kapitalisasi Bisnis Properti Tahun 2005 sampai dengan Kuartal I 2009 No Nama proyek Tahun Kapitalisasi 2005 2006 2007 2008 2009P (Rp.Miliar) 1 Proyek Pusat Perbelanjaan Jabotabek 31.984 23.130 14.300 3.945 6.907 80.266 2 Proyek Pusat Perbelanjaan Daerah 18.358 10.155 7.225 4.308 3.645 43.691 3 Proyek Apartemen Jabotabek 7.945 8.445 9.786 10.372 7.289 43.837 4 Proyek Apartemen Daerah 1.412 3.509 3.326 4.769 4.259 17.275 5 Proyek Hotel (Nasional) 3.108 3.043 3.536 3.740 4.127 17.554 6 Proyek Perumahan (Nasional) 17.730 17.561 22.977 29.371 25.931 113.570 Kapitalisasi Proyek Properti Nasional (Rp. Miliar) 80.537 65.843 61.150 56.505 52.158 316.193 Sumber : PT Pananginan Simanungkalit & Associates, April 2009 Berdasarkan data di atas, kapitalisasi segmen proyek pusat perbelanjaan Jabotabek dan proyek pusat perbelanjaan daerah pada tahun 2005 cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar Rp. 31.984 miliar dan Rp. 18.358 miliar, namun pada tahun 2006 sampai kuartal pertama tahun 2009 kapitalisasi secara terus menerus mengalami penurunan. Pada segmen proyek apartemen daerah lebih rendah dibangdingkan dengan segmen lain, rendahnya perkembangan apartemen di daerah disebabkan dengan gaya hidup yang berbeda dari masyarakat daerah dibandingkan dengan masyarakat kota khususnya Jakarta. Selain itu pekerja asing yang biasanya merupakan penyewa apartemen juga masih terkonsentrasi di wilayah Jakarta. Sementara itu masih lesunya sektor pariwisata akibat faktor keamanan telah berimbas pada usaha perhotelan dan kurang menariknya pengembangan dalam properti perhotelan. Proyek apartemen Jabotabek dan proyek perumahan (nasional) mengalami peningkatan kapitalisasi, hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat pada periode tersebut semakin meningkat. Kecenderungan

menurunnya tingkat inflasi residensial sejak tahun 2004 serta meningkatnya kredit konsumsi perbankan merupakan faktor penunjang meningkatnya kegiatan properti di segmen ini. Tabel 1.2 Perkembangan Total Aktiva, Piutang, Penjualan dan Laba Bersih pada beberapa perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 dan 2009 Kode Perusahaan Tahun total aktiva (Rp.) Piutang usaha (Rp.) Penjualan (Rp.) laba (rugi) bersih (Rp.) BKSL 2008 2.543.182.987.219 59.664.915.666 80.110.391.344 (15.714.827.355) 2009 2.784.021.782.133 142.710.367.969 162.658.608.611 2.457.166.164 CTRS 2008 2.159.220.314.884 73.281.784.230 581.174.900.313 144.326.623.408 2009 2.268.629.009.246 49.983.301.228 391.451.881.878 57.118.544.162 DART 2008 2.774.514.489.772 7.620.374.691 371.712.663.749 100.850.567.924 2009 3.213.315.053.678 11.050.590.822 314.355.357.529 30.186.439.156 GMTD 2008 287.040.432.423 13.746.789.458 60.084.104.695 8.022.795.695 2009 305.635.686.223 26.547.707.487 63.013.041.199 13.485.473.435 LPCK 2008 1.401.408.806.528 53.680.477.670 276.557.519.426 14.173.441.150 2009 1.551.020.489.441 67.433.324.857 323.158.797.330 25.681.106.177 LPKR 2008 11.787.777.210.609 798.246.501.351 2553.306.718.090 370.872.333.757 2009 12.127.644.010.796 530.422.288.809 2.565.101.010.425 388.053.495.627 Sumber : www.idx.co.id Keterangan : BKSL = PT Sentul City Tbk CTRS = PT Ciputra Surya Tbk DART = PT Duta Anggada Realty Tbk GMTD = PT Gowa Makasar Tourism Tbk LPCK = PT Lippo Cikarang Tbk LPKR = PT lippo Karawaci Tbk Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan kondisi keuangan pada beberapa perusahaan properti dan Real Estat selama tahun 2008 dan 2009. Tabel diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktiva dan penjualan pada tahun 2008 dan 2009

di beberapa perusahaan properti dan real estate yang diikuti dengan peningkatan laba bersih. Pendapatan yang maksimal dapat diperoleh dari penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Aktiva memiki hubungan erat dengan tingkat laba yang diperoleh dari perusahaan melalui kegiatan penjualan. Tingat penjualan yang tinggi mendukung pencapaian laba yang maksimum. Berdasarkan fenomena dan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return on Investment Pada Perusahaan Properti dan Real Estat Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalh penelitian ini adalah: apakah efektivitas operasional yang terdiri dari Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap Return on Investment pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?. C. Kerangka Konseptual Return on Investment mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan seluruh aktiva perusahaan yang dimiliki. Maka besarnnya laba perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang tertanam. Dana yang cepat berputar menunjukkan semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula atas dana yang tertanam. Efektivitas operasional adalah efektivitas perusahaan dalam mengelola manajemen aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga efektivitas sturktur

pendanaan aktiva tersebut sehingga tingkat penegmbalian investasi lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut Alat untuk mengukur Efektivitas operasional adalah dengan rasio aktivitas. Rasio aktivitas menggambarkan tingkat pendayagunaan harta atau sarana modal yang dimilki perusahaan. Atau dengan kata lain rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana (Ross, Westerfield dan Jordan 2009:86). Fixed Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan. Fixed Asset Turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjulan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Semakin cepat perputaran aktiva tetap maka Return on Investment akan semakin besar. Inventory Turnover menunjukkan barapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, semakin cepat dana yang tertanam dalam persediaan berputar kembali menjadi uang kas. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar. Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberi kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal. Receivable Turnover menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar dalam satu tahun. Perputaran piutang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Perputaran piutang yang semakin cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, karena semakin besar piutang perusahaan yang terkumpul.

Semakin besar Receivable Turnover maka Return on Investment akan semakin meningkat. Total Assets Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset atau investasi untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva yang semakin besar mengidentifikasikan semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya. Semakin cepat perputaran aset maka Return on Investment akan semakin meningkat. Working Capital Turnover menunjukkan kemampuan modal kerja yang berputar dalam suatu siklus kas dari perusahaan. Apabila penjualan meningkat yang pada umumnya disertai oleh peningkatan kebutuhan modal kerja yang seiring dengan meningkatnya nilai persediaan dan piutang, maka rasio ini dapat pula menunjukkan jumlah rupiah dari penjualan bersih yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan oleh rendahnya modal kerja yang tertanam dalam persediaan dan piutang. Hal ini dapat disebabkan pula oleh banyaknya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum piutang berubah menjadi uang. Semakin cepat perputaran modal kerja maka Return on Investment semakin meningkat. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Fixed asset turnover (X 1 ) Inventory turnover (X 2 ) Receivable turnover (X 3 ) Return on investment (Y) Total assets turnover (X 4 ) working capital turnover (X 5 )

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual (diolah) Sumber : Ross, Westerfield dan Jordan(2009:86), Kasmir (2008:180) D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah : Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working Capital Turnover berpengaruh terhadap return on investment pada perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia. E. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Total Asset Turnover dan Working Capital Turnover terhadap Return on Investment pada perusahaan properti dan Real Estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perusahaan properti dan real estate dalam penetapan kebijakan terutama menyangkut keuangan dan kebijakan lain berdasarkan analisis rasio profitabilitas. b. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang aspek-aspek yang terdapat dalam aktivitas operasional perusahaan. c. Bagi pihak lain Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topiktopik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam mambahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Batasan operasional variabel dalam penelitian ini antara lain: a. Variabel independen (X) adalah Fixed Asset Turnover (X 1 ), Inventory Turnover (X 2 ), Receivable Turnover (X 3 ), Total Asset Turnover (X 4 ) dan Working Capital Turnover (X 5 ). b. Variabel dependen (Y) adalah Return on Investment perusahaan properti dan real estat. c. Data laporan keuangan perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2009 setiap tahun. 2. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel-variabel yang akan diteliti adalah : a. Variabel Independen (X) 1) Fixed Asset Turnover (X 1 )

Fixed Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelolah seluruh aktiva tetap bersih untuk menghasilkan penjualan. Rasio Fixed Asset Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89): Fixed Asset Turnover = 2) Inventory Turnover (X 2 ) Inventory Turnover menunjukkan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun. Rasio Inventory Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Kasmir, 2008:180) : Inventory Turnover = 3) Receivable Turnover (X 3 ) Receivable Turnover menunjukkan berapa kali piutang usaha dapat berputar dalam satu tahun. Rasio Receivable Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:87) : Receivable Turnover = 4) Total Assets Turnover (X 4 ) Total Asset Turnover menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelolah seluruh asset untuk menghasilkan penjualan. Rasio Total Asset Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:89) : Total Asset Turnover = 5) Working Capital Turnover (X 5 )

Working Capital Turnover menunjukkan kemampuan modal kerja yang berputar dalam suatu siklus kas dari perusahaan. Rasio Working Capital Turnover dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:88) Working Capital Turnover = b. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Investment perusahaan properti dan real estat. Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Rasio Return on Investment dapat dihitung sebagai berikut (Ross, Westerfield & Jordan, 2009:90): Return on Investment = 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai 2009 yang berjumlah 39 perusahaan. b. Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Kuncoro, 2003:119). Adapun pertimbangan yang digunakan dalam sampel ini adalah sebagai berikut : 1) perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. 2) perusahaan properti dan real estat yang mempublikasikan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. 3) perusahaan properti dan real estat memilki laba bersih pada tahun 2009. Hasil seleksi dari sampel penelitian ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.3 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel No Kriteria Sampel Jumlah 1 Perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di BEI 39 2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 (15) 3 Perusahaan yang tidak memiliki laba bersih (rugi) mulai tahun 2009 (5) Jumlah sampel penelitian 19 Berdasarkan kriteria seleksi sampel pada tabel maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut : Tabel 1.4 Sampel penelitian No Kode Nama Perusahaan 1 BKSL PT Sentul City Tbk 2 CTRS PT Ciputra Surya Tbk 3 DART PT Duta Anggada Realty Tbk 4 DILD PT Intiland Development Tbk 5 GMTD PT Gowa Makasar Tourism Tbk 6 JIHD PT Jakarta Internasional hotels & Development Tbk 7 JRPT PT Jaya Real Properti Tbk 8 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 9 KPIG PT Global Land development Tbk

10 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk 11 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk 12 LPKR PT lippo Karawaci Tbk 13 MDLN PT Modernland Realty Tbk 14 MORE PT Indonesia Prima properti Tbk 15 PTRA PT New Century Development Tbk 16 PWON PT Pakuwon Jati Tbk 17 SIIP PT Suryainti permata Tbk 18 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk 19 SMRA PT Summarecon Permata Tbk Sumber : www.idx.co.id 4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan melalui pemanfaatan media internet dengan situs b. Waktu penelitian Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan November sampai dengan Januari tahun 2010. 5. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang www.idx.co.id. Laporan keuangan, buku-buku, jurnal referensi, surat kabar dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 6. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi yakni pengumpulan data pendukung literatur, penelitian terdahulu, laporanlaporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan gambaran dari masalah yang akan

diteliti serta melalui pengumpulan data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. 7. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis dekriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. b. Metode Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu Fixed Asset Turnover (X 1 ), Inventory Turnover (X 2 ), Receivable Turnover (X 3 ), Total Asset Turnover (X 4 ) dan Working Capital Turnover (X 5 ) terhadap variabel dependen yaitu Return on investment (Y) perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia, dengan rumus : Y = α+β 1 X 2 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 4 +β 5 X +e Keterangan : Y α = Return on Investment = Konstanta β 1,2,3,4,5,6 = Koefisien masing-masing variabel independen X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 e = Fixed Asset Turnover = Inventory Turnover = Receivable Turnover = Total Asset Turnover = Working Capital Turnover = standar eror

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas. a. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah : a. Jika data menyebar diantara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdisitribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dilakukan melalui analisis grafik dan analisi kolmogorov-smirnov (K-S). Hipotesisnya sebagai berikut : H 0 : data residual berdistribusi normal H 1 : data residual tidak berdistribusi normal Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti data normal dan H 0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti data tidak normal dan H 1 diterima.

2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2001:69). Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan uji Glejser dan melihat pola diagram pencar dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika diagram pencar ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur pada suatu sudut atau bagian maka model regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. b. Jika diagram pencar tidak membentuk suatu pola atau telihat acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. 3) Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatum model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < DW < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl DW du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl < DW < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du DW 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif dan negatif Tidak ditolak du < DW <4 - dl Smber : Situmorang, dkk (2010:120) Keterangan : du = batas atas dl = batas bawah 4) Uji multikolineritas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabelvariabel independen. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF > 5 dan untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolinieritas dapat dilihat jika variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90. b. Pengujian Hipotesis 1) Uji Signifikan Simultan (uji-f) Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah : H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = β 5 = β 6 = 0, artinya Fixed Asset Turnover (X 1 ), Inventory Turnover (X 2 ), Receivable Turnover (X 3 ), Total Asset Turnover (X 4 ) dan Working

Capital Turnover (X 5 ) secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment (Y). H 1 : β 1, β 2, β 3, β4, β 5, β 6 # 0 artinya Fixed Asset Turnover (X 1 ), Inventory Turnover (X 2 ), Receivable Turnover (X 3 ), Total Asset Turnover (X 4 ) dan Working Capital Turnover (X 5 ) secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap Return on Investment (Y). Kriteria pengambilan keputusan : H 0 diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% H 1 diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5% 2) Uji signifikan parsial (uji-t) Uji statistik t disenut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya : H 0 : β 1 = 0, artinya Fixed Asset Turnover (X 1 ), Inventory Turnover (X 2 ), Receivable Turnover (X 3 ), Total Asset Turnover (X 4 ) dan Working Capital Turnover (X 5 ) secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment (Y). H 1 : β 1 # 0, artinya Fixed Asset Turnover (X 1 ), Inventory Turnover (X 2 ), Receivable Turnover (X 3 ), Total Asset Turnover (X 4 ) dan Working Capital Turnover (X 5 ) secara parsial terdapat pengaruh signifikan terhadap Return on Investment (Y). Kriteria pengambilan keputusan : H 0 diterima jika -t tabel < t hitung t tabel pada α = 5% H 1 diterima jika - t tabel > t hitung > t tabel pada α = 5%