Ch Retnaningsih, Bayu Satria Putra, Sumardi Program Studi Teknologi Pangan, Unika Soegijapranata ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU TINGKAT KONSUMSI PADA MASYARAKAT BERBASIS POLA PANGAN JAGUNG DI DESA GETAS, KECAMATAN KALORAN, KABUPATEN TEMANGGUNG


SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh: SUSAN ANGGRAINI

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

EVALUASI KECUKUPAN GIZI PADA BALITA (UMUR 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN BUGANGAN, SEMARANG TIMUR DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN ORANG TUA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

TINJAUAN PUSTAKA. Sosial Ekonomi Keluarga

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI ELICE CHARISTA S PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PENGETAHUAN GIZI, STATUS GIZI DAN KEMAMPUAN DAYA INGAT DITINJAU DARI KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (SD) LAMPER TENGAH 01 SEMARANG

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DAN TINGKAT KONSUMSI BERAS DI DESA SENTRA PRODUKSI PADI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

Maria Kareri Hara. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA KELUARGA PETANI (Studi di Desa Jurug Kabupaten Boyolali Tahun 2017)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG PADA BALITA. di Posyandu Bulurejo Puskesmas Sampung Kabupaten Ponorogo

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI SD N GODOG I POLOKARTO SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENELITIAN. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SULIT MAKAN PADA BALITA di Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN DAN STATUS KESADARAN GIZI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON I, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

Transkripsi:

PENILAIAN STATUS GIZI BERDASARKAN KECUKUPAN ENERGI (KALORI) DAN PROTEIN PADA BALITA (USIA 3 5 TAHUN) DI DESA GOGIK KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Ch Retnaningsih, Bayu Satria Putra, Sumardi Program Studi Teknologi Pangan, Unika Soegijapranata ABSTRACT This study including evalution of nutrient status of children so called Balita (age 3-5) based on energy sufficent value (kal) and protein suficient value. At the age of the children good nutrition will support optimal growth and development. Hence infancy requires a balanced intake of nutrients such as energy and nutrient intake of protein intake and good nutrition knowledge of parents. There is the influence of balita parents work, parents' education, parental balita income, age and nutritional knowledge of parents on the nutritional status of energy and protein nutritional status in infants. The purpose of this study was to determine the nutritional status of children under five based on body weight for age (W / A) with the help of questionnaires that included self-identity of the respondents (which includes: weight, age, and income, employment, education, parents) to know the nutritional intake of energy and protein intake and a questionnaire on nutrition knowledge of respondents, and conduct direct interviews regarding "dietary recall" to parents. Taking the sample of respondents was done by random sampling in some infants in the village of Gogik in Ungaran City. Determination of sample size using the Krejcie-Morgan Formula. From these studies showed that working parents had no effect on the nutritional status of protein and energy nutritional status, parents' education affect the nutritional status of protein and energy nutritional status, parental income affect the nutritional status of protein and energy nutritional status, nutritional knowledge of parents influence the nutritional status of protein and energy nutritional status. Energy and protein nutritional status among children under five in the Gogik village, Ungaran city mostly quite good. Key words: Nutritional status of energy, protein nutritional status, Toddlers, Nutrition Knowledge, Education, Employment, Income 147

PENDAHULUAN Sumber daya manusia tidak hanya ditentukan oleh kuantitas tetapi juga kualitas. Terdapat sejumlah faktor berperan dalam terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya adalah pangan (Inggit br et al, 2006). Usia balita (bawah lima tahun) merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi (usia 0 12 bulan). Rentang usia balita umumnya dimulai dari dua sampai lima tahun atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu 24-60 bulan. Pada usia balita nutrisi yang baik akan sangat mendukung tumbuh kembang optimal. Oleh karena itulah masa balita membutuhkan asupan gizi yang seimbang seperti asupan gizi energi dan asupan protein. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam gizi balita diantaranya tingkat pengetahuan ibu, tingkat pendikan,sosial ekonomi, dan dukungan keluarga. Perkembangan anak akan menjadi baik apabila ditunjang dengan pertumbuhan yang baik pula. Pertumbuhan seseorang dapat dinilai dari keadaan gizinya, kekurangan gizi khususnya pada masa balita dapat menyebabkan berbagai keterbatasan antara lain pertumbuhan terhambat, berat badan kurang dan keterlambatan perkembangan fisik maupun mental, sehingga usia balita sering disebut golden age (Dina Rahmawati, 2006; Burtis et al., 1988). MATERI DAN METODE Responden adalah anak balita di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang terletak dilereng Gunung Ungaran atau sebelah barat Kota Ungaran yang berumur 3 sampai 5 tahun. Data yang digunakan data primer berupa berat dan tinggi badan yang diperoleh dengan cara pengukuran langsung pada responden. Selain itu data primer juga diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Cara Pengambilan Data Objek dalam penelitian ini adalah anak balita pada Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang terletak dilereng Gunung Ungaran atau sebelah Barat Kota Ungaran. Metode penelitian yang dipilih adalah metode survey dengan menggunakan kuisioner. Survei dilakukan pada 80 balita usia 3 sampai 5 tahun. Survei dilakukan selama bulan September November 2010. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data primer diperoleh dengan cara mencatat berat badan responden saat akan mengisi kuisioner yang dibagikan. Berat badan digunakan untuk menentukan status gizi dengan metode berat badan menurut umur (BB/U). Sedangkan data pribadi responden dikumpulkan melalui wawancara dengan mengggunakan kuisioner langsung terhadap ibu atau pengasuh responden. Selanjutanya dilakukakan wawancara meliputi pendapatan orang tua,pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan pengetahuan gizi orang tua. Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Ibu/pengasuh responden diminta menulis semua makanan yang dimakan disertai jumlah (berat) jumlah makanan ditulis dengan gram maupun Ukuran Rumah Tangga (URT). Rata-rata konsumsi energi dan protein sehari yang dikonsumsi responden dibandingkan dengan kecukupan yang dianjurkan dalam rangka kecukupan gizi yang dianjurkan AKG dengan memperhitungkan berat badan 148

(BB) yang dinyatakan dalam persen. Konsumsi energi diperoleh recall diet selama 8x24 jam (8 hari), 2x dalam seminggu selama 1 bulan yang dilakukan tidak secara berurutan. Rumus Perhitungan AKG Energi : (Supriasa., et al., 2001) Rumus perhitungan AKG Protein: AKG Standrat 100% (suparisa., et al.,2001) ANALISA DATA Data kosumsi energi,protein diolah secara manual berdasarkan hasil recall konsumsi yaitu deskripsi makan dari makan pagi sampai malam yg benar-benar dikonsumsi 24jam yang lalu atau 1 hari sebelum nya sacara 8 hari secara acak selama 1 bulan dan dihitung menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) kemudian dirata-rata. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) dari Widyakarya Pangan Gizi Nasional VI tahun 2004. Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Data diolah dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for The Social Science) 17.0 for Windows HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan di Desa Gogik, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dengan responden yang dipilih adalah anak-anak yang berusia 3-5 tahun. Karakteristik responden meliputi jumlah responden, tinggi badan rata-rata, dan berat badan rata-rata di Desa Gogik dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah, Tinggi Badan, dan Berat Badan Rata-Rata Balita di Desa Gogik, Ungaran. Usia (th) Jumlah (orang) Tinggi Badan (cm) Berat Badan (kg) 3 45 86,29 12,58 4 29 95,01 14,92 5 6 106,83 16,28 Deskripsi Sumber Gizi Protein dan Kalori Berdasarkan Jenis Makanan yang Dikonsumsi Secara keseluruhan, sumber protein dan kalori yang didapatkan responden dari menu makanan pagi, siang, dan malam meliputi golongan nasi, buah, sayur, daging, ikan, telur, tahu,tempe dan susu. Masing-masing jenis makanan tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pencapaian Angka Kecukupan Gizi (AKG) baik protein maupun kalori. Deskripsi sumber gizi protein dan kalori berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi responden dapat dilihat pada Tabel 2. 149

Tabel 2. Deskripsi sumber gizi protein dan kalori berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi Makanan %AKG protein %AKG kalori Nasi 27,79 62,37 Buah 0,41 0,91 Sayur 6,82 6,16 Daging 22,18 9,7 Ikan 22,2 7,23 Telur 7,2 3,42 Susu 7,97 4,7 Tahu 1,61 0,53 Tempe 3,26 2,22 Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa makanan nasi mempunyai persentase terbesar sebagai sumber protein dan kalori sehari-hari, 27,79% gizi protein responden sehari-hari didapatkan dari konsumsi nasi, sedangkan 62,37% gizi kalori responden sehari-hari didapatkan dari konsumsi nasi tersebut. Responden balita di Desa Gogik masih sangat jarang mengkonsumsi buah segar, sehingga buah merupakan menu makanan yang mempunyai persentase terkecil dalam asupan gizi protein seharihari. Buah-buahan hanya menyumbang 0,41% protein setiap harinya dari keseluruhan menu makanan yang dikonsumsi hari yang sama, sedangkan konsumsi kalori terendah didapatkan pada golongan tahu (0,53%). Gambar 1. Deskripsi Sumber Gizi Protein dan Kalori Berdasarkan Jenis Makanan yang Dikonsumsi Konsumsi Protein dan Kalori Anak- Anak Berdasarkan Variabel Usia Responden pada penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu usia 36-47 bulan (3 tahun), 48 59 bulan (4 tahun), dan 60 bulan (5 tahun). Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa rata-rata konsumsi protein dan kalori responden mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya umur responden, selain itu juga didapatkan jumlah pendapatan ayah yang semakin menurun dengan bertambahnya umur responden. 150

Tabel 3. Tingkat Konsumsi Protein dan Kalori Anak Balita Berdasarkan Usia No Usia Pendapatan AKG protein AKG kalori Status gizi Status gizi (th) ayah (Rp) (%) (%) protein kalori 1 3 1.234.444 149.97 106.39 5.00 4.02 2 4 1.051.724 128.33 90.02 4.72 3.97 3 5 958.333 126.89 80.37 4.50 3.67 Keterangan : status gizi (5 : gizi lebih; 4 : gizi baik; 3 : gizi sedang; 2 : gizi kurang; 1 : gizi buruk) Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa semakin tinggi usia responden, rata-rata pendapatan ayah semakin menurun, dengan pembagian tingkat pendapatan ayah berdasarkan dengan pendapatan UMR (Upah Minimum Regional). Persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) didapatkan dari rata-rata proporsi makanan yang dikonsumsi setiap hari dan penilaian status gizi dapat dilihat pada Tabel 3. Konsumsi protein dan kalori tertinggi didapatkan pada anak yang berumur 3 tahun yaitu sebesar 149,97% dan 106,39%, sedangkan konsumsi protein dan kalori terendah di dapatkan pada anak yang berumur 5 tahun yaitu sebesar 126,89% dan 80,37%. Status gizi protein tertinggi didapatkan pada anak yang berumur 3 tahun yaitu 5, sedangkan status gizi kalori tertinggi didapatkan pada anak yang berumur 5 tahun yaitu 4,02. Gambar 2. Tingkat Konsumsi Protein dan Kalori Anak Balita Berdasarkan Usia Gambar 3. Status Gizi protein dan Kalori Anak Balita Berdasarkan Usia 151

Hubungan Antara Konsumsi Protein dan Kalori Anak-anak Tabel 4. Hubungan Antara Konsumsi Protein dan Kalori Anak Terhadap Semua Variabel Variabel AKG kalori AKG protein Status gizi kalori pendapatan Ayah 0,282 0,232 0,246 Sig 0,001 Sig 0,004 Sig 0,010 Ibu 0,164 0,136 0,172 Sig 0,036 Sig 0,067 Sig 0,059 pekerjaan Ayah -0,063-0,141 0,125 Sig 0,235 Sig 0,052 Sig 0,117 Ibu 0,053-0,006 0,122 Sig 0,269 Sig 0,472 Sig 0,119 pendidikan Ayah 0,253 0,158 0,219 Sig 0,002 Sig 0,032 Sig 0,017 Ibu 0,215 0,151 0,154 Sig 0,006 Sig 0,04 Sig 0,07 Status gizi protein 0,171 Sig 0,053 0,018 Sig 0,434 0,003 Sig 0,490 0,087 Sig 0,2 0,057 Sig 0,288 0,008 Sig 0,468 Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian terhadap hubungan masing masing variabel penelitian dengan tingkat konsumsi protein dan kalori, variabel tersebut adalah pendapatan ayah, pendapatan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, status gizi protein, dan status gizi kalori. Hubungan konsumsi protein dan kalori terhadap semua variabel dapat dilihat pada Tabel 4. Dari hasil pengamatan, didapatkan adanya korelasi positif antara konsumsi protein dengan pendapatan ayah (nilai korelasi : 0,232), pendapatan ibu (0,136), pendidikan ayah (0,158), pendidikan ibu (0,151), yang artinya semakin tinggi pendapatan dan pendidikan ayah dan ibu, maka semakin tinggi pula konsumsi protein anak balita. Pada perlakuan pembedaan jenis pekerjaan ayah dan ibu, didapatkan nilai korelasi yang negatif, hal ini membuktikan bahwa pekerjaan orang tua tidak mempengaruhi tingkat konsumsi protein anak balita di desa tersebut. Tabel 4 menunjukkan bahwa adanya korelasi yang positif antara konsumsi kalori dengan pendapatan ayah (0,282), pendapatan ibu (0,164), pekerjaan ibu (0,053), pendidikan ayah (0,253), pendidikan ibu (0,215), dimana artinya semakin tinggi pendapatan dan pendidikan ayah dan ibu, maka semakin tinggi pula konsumsi kalori anak balita. Pada perlakuan pembedaan jenis pekerjaan ayah, didapatkan nilai korelasi yang negatif, hal ini membuktikan bahwa pekerjaan ayah tidak mempengaruhi tingkat konsumsi kalori anak balita di desa tersebut. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis, secara keseluruhan status gizi anak balita di Desa Gogik termasuk dalam golongan gizi baik, akan tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan variasi menu makanan dalam keluarga kurang bervariasi dan 152

sedikit mengesampingkan masalah gizi makanan. Secara khusus, status gizi anak balita di Desa Gogik tergolong baik, hal ini dipengaruhi paling besar oleh pengetahuan gizi ibu. Pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan ibu merupakan faktor penting dalam pembentukan pengetahuan gizi yang baik (Tabel 4), yang berpengaruh secara langsung kepada pemilihan menu makanan. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikansi pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan ibu terhadap status gizi kalori dan protein anak (sig >0,05), yang menunjukkan adanya hubungan yang erat antara pengetahuan gizi ibu dengan pemilihan menu makanan anak balita. Anak usia 3 5 tahun belum dapat secara mandiri memilih menu makanan yang bergizi baik, pemilihan makanan masih berdasarkan kesukaan dan nafsu makan anak tersebut, dan juga faktor yang menentukan lainnya adalah pemilihan menu masih sangat bergantung pada ibu, sehingga pengetahuan tentang gizi seorang ibu sangat penting. Hal ini juga dikemukakan Suhardjo, (2003), bahwa kurangnya pengetahuan dan salah satu konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum di setiap negara di dunia. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang kandungan zat gizi dalam berbagai bahan makanan, kegunaan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi. Tingkat konsumsi zat gizi seseorang dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan makanan dan sikap terhadap makanan. Tingkat ketersediaan makanan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah bahan makanan yang tersedia, kemampuan atau daya beli serta jumlah anggota keluarga. Sedangkan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan gizi dan faktor sosial budaya. Kemampuan mengolah menu makanan dan pengetahuan gizi makanan akan mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang, dan semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang, maka semakin tinggi pula variasi makanan yang dikonsumsi (Suhardjo, 2003). KESIMPULAN 1. Secara keseluruhan kecukupan gizi energi (kalori) dan kecukupan gizi protein anak usia 3-5 tahun di Desa Gogik tergolong gizi baik. 2. Sumber protein dan kalori dari menu makanan terbesar didapatkan dari golongan nasi yaitu 27,79% gizi protein, dan 62,37% gizi kalori dari konsumsi sehari-hari. 3. Tingkat kecukupan gizi protein dan energi (kalori) sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan ayah. Sementara itu, keragaman tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,dan tingkat pendidikan ibu tidak terdapat perbedaan yang berarti, walaupun demikian konsumsi protein berbanding lurus dengan pendidikan dan pendapatan ibu. 153

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2002. Prinisip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Apriadji. Wied Harry. 1991. Gizi Keluarga. Jakarta. Penebar Swadaya. Arisman, MB. 2003. Buku Ajar Ilmu Gizi. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. Burtis, G., Davis,J., and Martin,S. 1988. Applied Nutrition and Diet Therapy. Philadelphia. W.B.Saunders Company. Dina, Rahmawati dan C.M. Kusharto. 2006. Pola Asuh, Status Gizi & Perkembangan Anank di Taman Pendidikan Karakter Sutera Alam, Taman Sari, Kabupaten Bogor. Media Gizi & Keluarga, 30(2): 1-8. Inggit br G; Suprihatin Guhadja dan M. Latifaj. 2006. Analisa Hubungan Pengetahuan Gizi, Motivasi, Preferensi dan Kebiasaan Makan Sayur Ibu Rumah Tangga di Perkotaan dan Pedesaan Bogor. Media Gizi dan Keluarga, 30(2) : 18-32. Suhardjo HR. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor, Bumi Aksara. 154