I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

dokumen-dokumen yang mirip
VI. PERBANDINGAN HARGA LAHAN. bandara berasal dari transaksi lahan yang terjadi pada tahun 2005 sampai 2007.

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN. harga lahan di sekitar Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kepulauan Riau adalah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN DI SEKITAR BANDARA RAJA HAJI FISABILILLAH KEPULAUAN RIAU

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Harga lahan secara nyata merupakan keseimbangan antara permintaan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal, tempat pendidikan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi dari

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

RGS Mitra 1 of 5 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kawasan yang pesat di perkotaan memberikan tantangan dan

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

EVALUASI ALTERNATIF LOKASI PASAR INDUK SAYUR DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR. Oleh: YANUAR RISTANTYO L2D

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia. Hal ini setara dengan kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia kegiatan pertanian masih bertumpu pada lahan (Land Based

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosio-ekonomi dan budaya serta interaksi dengan kota kota lain di sekitarnya. Secara

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, dengan senantiasa harus sebagai bentuk perwujudan wawasan

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

Transportasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) prasarana atau infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara dan pelabuhan laut; serta (2)

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia, karena tanah dan kandungannya bisa

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYIAPAN DOKUMEN PROYEK INVESTASI PENYELENGGARAAN MONOREL DI PULAU BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk sebagai salah satu komponen dalam sistem wilayah atau kawasan.

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Biro Sensus dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

STUDI PENINGKATAN PELAYANAN OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDA ACEH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sjafrizal (2009), perencanaan pembangunan merupakan cara atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

V. HASIL ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan seperti untuk perumahan, perdagangan,

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur yang sangat berperan besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia akan timah terus meningkat seiring dengan pengurangan

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi dan jumlahnya yang tetap, namun kebutuhan akan lahan terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

GEOGRAFI. Sesi DESA - KOTA : 2. A. PENGERTIAN KOTA a. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun b. R. Bintarto B.

BAB I PENDAHULUAN. Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa

PENDAHULUAN Latar Belakang

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

berkembang seperti Indonesia dewasa ini adalah tingginya pertumbuhan penduduk terutama pada pusat-pusat perkotaan, dimana terpusatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun 2000-2010. Badan Pusat Statistik (BPS, 2010) mempublikasikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, permintaan terhadap lahan juga meningkat untuk berbagai aktivitas seperti permukiman, perkantoran, dan sebagainya. Lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input yang diperlukan untuk setiap bentuk aktivitas manusia. Secara fisik, lahan merupakan aset yang mempunyai keterbatasan dan tidak dapat bertambah besar, misalnya melalui usaha reklamasi. Walaupun fungsi dan penggunaan lahan (land function and use) dapat berubah, namun lahan tidak dapat dipindahkan karena bersifat tetap. Lahan merupakan aset ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh penurunan nilai dan harga. Harga lahan akan semakin meningkat seiring dengan pemanfaatan yang semakin meningkat pula. Dengan demikian, harga lahan di suatu wilayah akan ditentukan oleh permintaan dan penawaran atau persediaan lahan itu sendiri. Dilihat dari jenis penggunaan lahan (land use), maka permintaan terhadap lahan akan berbeda untuk perkotaan maupun perdesaan. Pada umumnya, kebutuhan lahan di perkotaan akan semakin meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi yang menyertainya. Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan jauh lebih cepat dibandingkan di perdesaan. Fungsi 1

lahan di perdesaan biasanya lebih dipengaruhi oleh daya dukung ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pertanian. Sementara itu, permintaan lahan di perkotaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor fungsi dan penggunaan lahan untuk tujuan ekonomi, sosial budaya dan faktor ketersediaan sarana umum. Selain faktor pertumbuhan jumlah penduduk, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kebutuhan lahan suatu wilayah. Kebijakan yang dikeluarkan akan mempengaruhi penggunaan dan permintaan lahan itu sendiri. Sebagai contoh, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan pelayanan terhadap masyarakat, maka dilakukan pembangunan di daerah tersebut, seperti pembangunan terhadap sarana umum. Pembangunan sarana umum tersebut secara langsung akan membutuhkan lahan yang luas, dan secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan terhadap lahan di sekitarnya. Dalam kondisi seperti ini, perubahan terhadap harga lahan pun tidak dapat dihindari. Kepuluan Riau merupakan salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai provinsi baru di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 dengan ibukota berkedudukan di Kota Tanjungpinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut dan udara yang strategis. Setelah diresmikan menjadi provinsi baru di Indonesia, dalam rangka mendukung kemajuan penyelenggaraan kegiatan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan, maka Pemerintah Daerah Kepulauan Riau melakukan pembangunan yang pesat di Kota Tanjungpinang. Salah satu pembangunan yang dilakukan adalah pengembangan 2

terhadap Bandara Kijang, dan sejak tahun 2008 bernama Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Proyek pengembangan bandara ini mulai berjalan pada bulan Juni 2007. Pengembangan yang dilakukan meliputi penambahan fasilitas seperti radar dan pemanjangan landasan pacu sekitar 400 meter sehingga menjadi 2.256 meter. Selain itu, juga dilakukan perluasan gedung terminal bandara dari 1.250 m 2 menjadi 1.400 m 2. Pembangunan maupun pengembangan suatu sarana umum akan mendorong terjadinya peningkatan pembangunan di sekitarnya. Hal ini dapat didorong oleh keinginan masyarakat untuk mendapatkan akses yang lebih mudah dan dekat ke sarana umum tersebut maupun karena insentif ekonomi. Bandara merupakan salah satu sarana umum yang membutuhkan angkasa bebas yang luas serta lahan bebas yang luas pula. Keberadaan bandara sebagai sarana umum pada gilirannya dapat memicu perkembangan ruang sepanjang koridor akses menuju bandara. Keberadaan bandara juga dapat menjadikan daerah di sekitar akses menuju bandara menjadi kota satelit dalam waktu yang relatif singkat. Kota satelit merupakan kota yang terletak di pinggir atau berdekatan dengan kota besar, yang secara ekonomis, sosial, administratif dan politis tergantung pada kota besar tersebut. Sama halnya pada pengembangan yang dilakukan pada Bandara Raja Haji Fisabilillah, pembangunan di sekitarnya tidak dapat dihindari dan wilayah di sepanjang akses menuju bandara menjadi berkembang. Pengembangan yang dilakukan terhadap Bandara Raja Haji Fisabilillah mendorong permintaan terhadap lahan yang berada di sekitarnya. Peningkatan permintaan tersebut mendorong terjadinya peningkatan terhadap harga lahan, terutama lahan permukiman. Penetapan harga lahan dipengaruhi oleh kondisi 3

permintaan dan penawaran terhadap suatu lahan. Penetapan harga suatu lahan juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penelitian yang menganalisis perubahan harga lahan permukiman sebelum dan setelah dilakukannya pengembangan bandara. Dengan demikian dapat dilihat seberapa besar perubahan harga lahan yang terjadi sebelum dan setelah pengembangan bandara dilakukan. Adapun fokus penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan di sekitar bandara sebelum dan setelah pengembangan bandara dilakukan. Faktor-faktor tersebut merupakan karakteristik lingkungan di sekitar suatu lahan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi penetapan harga lahan. Dengan demikian dapat dilakukan analisis terhadap hubungan antara harga lahan dengan kondisi lingkungan lahan itu sendiri. 1.2 Perumusan Masalah Bandara Raja Haji Fisabilillah merupakan salah satu sarana umum yang dapat mempermudah transportasi antar wilayah dan dapat memperlancar kegiatan bisnis dan ekonomi daerah. Bandara ini terletak di Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur. Sebelum pengembangan terhadap Bandara Raja Haji Fisabilillah dilakukan, Kecamatan Tanjungpinang Timur merupakan kawasan yang masih sepi. Lahan yang ada biasanya hanya digunakan untuk usaha pertanian skala kecil atau bahkan dibiarkan begitu saja tanpa ditanami atau dibangun apapun. Jumlah penduduk yang bermukim di Kecamatan Tanjungpinang Timur masih rendah karena kurangnya insentif untuk tinggal di sana. Kecamatan Tanjungpinang Timur berada jauh dari pusat kota dan memiliki sarana transportasi yang kurang memadai. Alat transportasi berupa taksi yang 4

berjumlah terbatas dan biaya yang relatif tinggi. Pemilik lahan pada umumnya hanya menjadikan lahan tersebut sebagai investasi untuk jangka panjang. Kondisi ini berbeda setelah Kepulauan Riau ditetapkan sebagai provinsi dan dilakukannya pengembangan pada Bandara Raja Haji Fisabilillah. Kecamatan Tanjungpinang Timur berubah menjadi kawasan yang ramai. Lahan yang dulunya hijau, dalam waktu singkat berubah menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini mulai meningkat. Kondisi seperti ini dapat meningkatkan permintaan terhadap lahan sementara persediaan lahan bersifat tetap. Peningkatan permintaan tersebut mendorong terjadinya peningkatan terhadap harga lahan yang ada di Kecamatan Tanjungpinang Timur. Penetapan harga lahan dipengaruhi oleh permintaan dan karakteristik lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang muncul adalah seberapa besar perbedaan harga lahan di Kecamatan Tanjungpinang Timur sebelum dan setelah dilakukan pengembangan Bandara Raja Haji Fisabilillah. Hal ini penting untuk mengetahui laju peningkatan harga lahan di sekitar lokasi pengembangan bandara tersebut. Selain itu, faktor apa saja yang mempengaruhi harga lahan di sekitar Bandara Raja Haji Fisabilillah sebelum dan setelah dilakukan pengembangan sehingga teridentifikasi faktor-faktor yang paling menentukan tinggi rendahnya nilai perubahan harga lahan yang terjadi. Dengan diperolehnya penilaian harga lahan berdasarkan market price, diharapkan dapat menghindari terjadinya spekulasi harga lahan terutama dalam masalah pembangunan publik. Selain itu, juga diharapakan dapat menjadi masukan dalam perumusan kebijakan pemerintah. 5

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis perbandingan harga lahan di Kecamatan Tanjungpinang Timur sebelum dan setelah adanya pengembangan Bandara Raja Haji Fisabilillah. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan di sekitar Bandara Raja Haji Fisabilillah, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau sebelum dan setelah dilakukan pengembangan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, sebagai media pembelajaran dan penerapan ilmu ekonomi sumberdaya dan lingkungan. 2. Bagi akademisi, sebagai salah satu sumber rujukan pustaka dalam kajian ilmiah terkait perubahan harga lahan dan faktor yang mempengaruhinya. 3. Bagi pemerintah, sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan pemanfaatan lahan di daerah setempat. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dan batasan-batasan dari peneltian ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian adalah daerah yang berada di sekitar gerbang masuk Bandara Raja Haji Fisabilillah, yaitu di Kelurahan Pinang Kencana dan Kelurahan Batu Sembilan di Kecamatan Tanjungpinang Timur. Diasumsikan 6

bahwa wilayah yang berada di sekitar gerbang masuk bandara memiliki tipologi lahan yang sama. 2. Harga lahan yang dimaksud adalah harga pasar yang diperoleh dari harga transaksi jual beli atau harga penawaran. 3. Lahan yang dinilai adalah lahan yang berada di kawasan permukiman. 4. Harga transaksi diperoleh dari responden yang melakukan transaksi jual beli lahan untuk menghindari bias terhadap harga pasar yang sebenarnya terjadi. 5. Harga lahan sebelum pengembangan bandara dihitung dari transaksi jual beli tahun 2005 sampai tahun 2007, sedangkan harga lahan setelah pengembangan bandara dihitung dari transaksi jual beli dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Pengembangan bandara ini dimulai pada tahun 2007. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi yang dihitung adalah luas lahan, jarak bidang tanah ke bandara, jarak bidang tanah ke jalan raya terdekat, status jalan, bentuk lahan dan topografi lahan. 7