BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POHUWATO, M enim bang : a. bahw a dalam rangka pelestarian lingkungan hidup guna m enunjang pem bangunan berkelanjutan yang berw aw asan lingkungan sebagai upaya sa d ar dan berencana m engelola sum ber daya alam u n tu k m eningkatkan k esejahteraan d an m u tu hidup, dipandang perlu m elakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terh adap setiap ren cana u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang potensial akan m enim bulkan dam pak terhadap kom ponen lingkungan; b. bahw a dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di d aerah K abupaten Pohuw ato, perlu m elakukan pereneanaan, pem anfaatan, pengendalian, pem eliharaan, pengaw asan dan penanggulangan serta pem ulihan terh adap kom ponen lingkungan yang ru sa k akibat p elak san aan su a tu u s a h a d a n /a ta u kegiatan; c. bahw a b erd asark an pertim bangan sebagaim ana dim aksud pada h u ru f a dan h u ru f b, perlu m enetapkan P eratu ran D aerah ten tan g Perlindungan dan P engelolaan L ingkungan H idup.
M engingat : 1. Pasal 18 ayat (6) U ndang-u ndang D asar Negara Republik Indonesia T ahun 1945; 2. U ndang-u ndang Nomor 8 T ahun 1981 ten tang H ukum A cara P idana (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 1981 Nomor 76, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. U ndang-u ndang Nomor 5 T ahun 1990 ten tan g Konservasi S um ber Daya Alam H ayati dan E kosistem nya (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 1990 Nomor 49, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 4. U ndang-u ndang Nomor 38 T ahun 2000 tentang P em bentukan Provinsi G orontalo (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2000 Nomor 258, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 4060); 5. U ndang-u ndang Nomor 6 T ahun 2003 tentang P em bentukan K abupaten Bone Bolango dan K abupaten Pohuw ato di Provinsi Gorontalo (Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 26 T ahun 2003, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4269); 6. U ndang-u ndang Nomor 24 T ahun 2007 tentang Penanggulangan Bericana (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2007 Nomor 66, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 7. U ndang-u ndang Nomor 26 T ahun 2007 ten tan g P enataan R uang (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2007 Nomor 33, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nom or 4700); 8. U ndang-u ndang Nomor 32 T ahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan H idup (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2009 Nomor 140, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 5069); -2-
9. U ndang-u ndang Nomor 12 T ahun 2011 tentang P em bentukan P eratu ran Perundang-U ndangan (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2011 Nomor 82, T am bahan Lem baran Negara R epublik Indonesia Nomor 5234); 10. U ndang-u ndang Nomor 23 T ah u n 2014 ten tan g P em erintahan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2014 Nomor 244, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5844), sebagaim ana telah d iu b ah dengan U ndang-u ndang Nomor 9 T ahun 2015; 11. P eratu ran Pem erintah Nomor 82 T ah u n 2001 tentang Pengelolaan K ualitas Air dan Pengendalian Pencem aran Air (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2001 Nomor 153, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4161); 12. P eratu ran Pem erintah Nomor 27 T ahun 2012 ten tan g Izin L ingkungan (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2012 Nomor 48, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); 13. P eratu ran Pem erintah Nomor 101 T ahun 2014 tentang ten tan g Pengelolaan Lim bah B ahan B erbahaya d an B eracun (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2014 Nomor, T am bahan L em baran Negara Republik Indonesia Nomor); 14. P eratu ran D aerah K abupaten Pohuw ato Nomor 8 T ahun 2012 ten tan g R encana T ata R uang W ilayah K abupaten Pohuw ato T ahun 2012-2032 (Lem baran D aerah K abupaten Pohuw ato T ahun 2012 Nomor 145, T am bahan L em baran D aerah K abupaten Pohuw ato Nomor 134); D engan P ersetujuan bersam a DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN POHUWATO dan BUPATI POHUWATO MEMUTUSKAN : M enetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP -3-
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D alam P eratu ran D aerah ini, yang dim aksud dengan : 1. D aerah adalah K abupaten Pohuw ato. 2. P em erintahan D aerah adalah penyelenggara u ru sa n p em erintahan oleh Pem erintah D aerah d an Dewan Perw akilan R akyat D aerah (DPRD) m en u ru t a sa s otonom i dan tugas p em b an tu an dengan prinsip otonom i selu as-lu asn y a dalam sistem dan prinsip Negara K esatuan Republik Indonesia sebagaim ana dim aksud dalm U ndang-u ndang D asar Negara Republik Indonesia T ahun 1945. 3. Pem erintah D aerah adalah B upati dan perangkat d aerah sebagai u n s u r penyelenggara pem erintahan daerah. 4. Dewan Perw akilan R akyat D aerah yang selanjutnya d isebut DPRD adalah lem baga perw akilan rak y at d aerah sebagai u n s u r penyelenggara pem erintahan daerah. 5. B upati adalah B upati Pohuw ato. 6. BLH adalah Badan L ingkungan H idup K abupaten Pohuw ato. 7. Lingkungan H idup adalah k esatu an ruang dengan sem ua benda, daya, keadaan d an m ahluk hidup, term asu k m an u sia dan perilakunya, yang m em pengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan m an u sia serta m ahluk hidup lain. 8. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistem atis d an terp adu yang d ilakukan u n tu k m elestarikan fungsi lingkungan hidup dan m encegah terjadinya pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan hidup yang m eliputi perencanaan, pem anfaatan, pengendalian, pem eliharaan, pengaw asan d an penegakan hukum. 9. P em bangunan b erkelanjutan adalah upay a sadar d an terencana, yang m em adukan aspek lingkungan hidup, sosial d an ekonom i ke dalam strategi pem bangunan u n tu k m enjam in k e u tu h a n lingkungan hidup serta keselam atan, kem am puan, k esejah teraan d an m u tu hidup generasi m asa kini dan generasi m asa depan. 10. R encana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat. RPPLH adalah perencanaan tertulis yang m em uat potensi, m asalah lingkungan hidup, serta u p ay a perlindungan d an pengelolaannya dalam k u ru n w aktu terten tu.
11. E kosistem adalah ta ta n a n u n s u r lingkungan hidup yang m erupakan k esatu a n u tu h m enyeluruh d an saling m em pengaruhi dalam m em bentuk keseim bangan, stabilitas d an produktivitas lingkungan hidup. 12. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upay a u n tu k m em elihara kelangsungan daya d u kung dan daya tam pung lingkungan hidup. 13. Daya d u k u n g lingkungan hidup adalah kem am puan lingkungan hidup u n tu k m endukung perikehidupan m anusia, m akhluk hidup lain dan keseim bangan a n ta r keduanya. 14. Daya tam pung lingkungan hidup ad alah kem am puan lingkungan hidup u n tu k m enyerap zat, energi d a n /a ta u kom ponen lain yang m asu k a ta u dim asu k k an kedalam nya. 15. Sum ber daya alam adalah u n s u r lingkungan hidup yang terdiri a ta s sum ber daya hayati yang secara k eselu ru h an m em bentuk k esatu an ekosistem. 16. Kajian lingkungan hidup strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistem atis, m enyeluruh dan parsitipatif u n tu k m em astikan bahw a prinsip pem bangunan berkelanjutan telah m enjadi d a sa r d an terintegrasi dalam p em bangunan su a tu wilayah d a n /a ta u kebijakan, ren can a d a n /a ta u program. 17. Analisis m engenai dam pak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah kajian m engenai dam pak penting su a tu u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang d irencanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengam bilan k e p u tu san tentang penyelenggaraan u sa h a d a n /a ta u kegiatan. 18. Analisis D am pak Lingkungan, yang selanjutnya d ap at disingkat ANDAL, adalah telaah an secara cerm at dan m endalam tentang dam pak penting terh adap lingkungan hidup yang ditim bulkan akibat dari ren can a u sa h a d a n /a ta u kegiatan. 19. R encana Pengelolaan Lingkungan, yang selanjutnya d a p at disingkat RKL, adalah upay a pengelolaan terh adap u s a h a d a n /a ta u kegiatan yang berdam pak penting terh ad ap lingkungan hidup yang ditim bulkan akibat dari ren cana u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang wajib AMDAL. 20. R encana P em an tau an Lingkungan, yang selanjutnya disingkat RPL, adalah u p ay a p e m antau an terh adap u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang berdam pak penting terh adap lingkungan hidup yang ditim bulkan akibat dari ren cana u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang wajib AMDAL.
21. U paya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya p e m antau an lingkungan hidup yang selanjutnya d isebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan p e m an tau an terh ad ap u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang tidak berdam pak penting terh ad ap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengam bilan k e p u tu san ten tan g penyelenggaraan u sa h a d a n /a ta u kegiatan. 22. D okum en E valuasi L ingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH, adalah dokum en yang m em uat pengelolaan d an p e m antau an lingkungan hidup yang m eru p akan bagian dari proses au d it lingkungan hidup yang dikenakan bagi u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang su d a h memiliki izin u sa h a d a n /a ta u kegiatan tetapi belum m em iliki dokum en AMDAL. 23. D okum en Pengelolaan Lingkungan H idup yang selanjutnya disingkat DPLH, adalah dokum en yang m em uat pengelolaan dan p em an tau an lingkungan hidup yang dikenakan bagi u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang su d a h mem iliki izin u sa h a d a n /a ta u kegiatan tetapi belum memiliki dokum en UKL/UPL. 24. S u ra t P ernyataan K esanggupan Pengelolaan d an P em antauan Lingkungan H idup yang selanjutnya d isebut SPPL adalah pern y ataan kesanggupan dari penanggung jaw ab u s a h a d a n /a ta u kegiatan u n tu k m elakukan pengelolaan d an p e m an tau an lingkungan hidup a ta s dam pak lingkungan hidup dari u sa h a d a n /a ta u kegiatan di lu ar u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang wajib UKL-UPL. 25. B aku m u tu lingkungan hidup adalah u k u ra n b a ta s a ta u k adar m akhluk hidup, zat, energi a ta u kom ponen yang ad a a ta u h a ru s a d a d a n /a ta u u n s u r pencem ar yang ditenggang keberadaannya dalam su a tu sum ber daya terten tu sebagai u n s u r lingkungan hidup. 26. Pencem aran lingkungan hidup adalah m asu k a ta u d im asukkannya m akhluk hidup, zat, energi, d a n /a ta u kom ponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan m an u sia sehingga m elam paui b aku m u tu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. 27. Konservasi sum ber daya alam adalah pengelolaan sum ber daya alam u n tu k m enjam in pem anfaatannya secara bijaksana se rta k esin am b u n g an k etersed iaan n y a dengan tetap m em elihara d an m eningkatkan k u alitas nilai serta kean ekaragam annya.
28. P eru b ah an iklim ad alah b eru b ahnya iklim yang d iak ib atk an langsung a ta u tidak langsung oleh aktivitas m anusia sehingga m enyebabkan p eru b ah an kom posisi atm osfir secara global d an selain itu ju g a b e ru p a p e ru b a h a n variabilitas iklim alam iah yang teram ati pada k u ru n w aktu yang d ap at dibandingkan. 29. Lim bah adalah sisa su a tu u sa h a /k e g ia ta n. 30. B ahan berbahaya d an b eracu n yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energy d a n /a ta u kom ponen lain yang k arena sifat, konsen trasi d a n /a ta u jum lahnya, baik secara langsung m au p u n tidak langsung d ap at m encem arkan d a n /a ta u m eru sak lingkungan hidup d a n /a ta u m em bahayakan lingkungan hidup, k eseh atan serta kelangsungan hidup m an u sia d an m ah lu k hidup lain. 31. Lim bah b ah an berbahaya d an beracun yang selanjutnya d isebut lim bah B3 adalah sisa su a tu u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang m engandung B3. 32. Kriteria b a k u k e ru sak a n lingkungan hidup adalah u k u ra n b a ta s p eru b ah an sifat fisik, kim ia, d a n /a ta u hayati lingkungan hidup yang d a p at ditenggang oleh lingkungan h idup u n tu k d a p at m elestarikan fungsinya. 33. P erusakan lingkungan hidup adalah tm d akan yang m enim bulkan p e ru b a h a n langsung a ta u tidak langsung terh adap sifat fisik, kim ia d a n /a ta u hayati lingkungan hidup sehingga m elam paui kriteria bak u k e ru sak a n lingkungan hidup. 34. K erusakan lingkungan hidup adalah p eru b ahan langsung d a n /a ta u tidak langsung terh adap sifat fisik, kim ia d a n /a ta u hayati lingkungan hidup yang m elam paui kriteria b ak u k e ru sak a n lingkungan hidup. 35. Pengendalian pencem aran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencem aran air serta pem ulihan kualitas air u n tu k m enjam in k u alitas air agar sesuai dengan b ak u m u tu air. 36. Pencem aran air adalah m asu k a ta u d im asukannya m akhluk hidup, zat, energi, d a n /a ta u kom ponen lain ke dalam air oleh kegiatan m anusia sehingga m elam paui b aku m u tu air lim bah yang telah ditetapkan. 37. Sum ber pencem ar air adalah setiap u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang berpotensi m enghasilkan air lim bah yang m asu k ke dalam sum ber air. -7- V
38. Pencem aran u d a ra adalah m asuknya a ta u dim asukannya zat, energi, d a n /a ta u kom ponen lain ke dalam u d a ra am bien oleh kegiatan m a n u sia, sehingga m u tu u d a ra am bien tu ru n sam pai ke tingkat terten tu yang m enyebabkan u d a ra am bien tidak d ap at m em enuhi fungsinya. 39. Pengendalian pencem aran u d a ra adalah upaya pencegahan d a n /a ta u penan g g u lan g an p en cem aran u d a ra se rta p em u lih an m u tu u d a ra. 40. D am pak lingkungan hidup adalah pengaruh p eru b ah an p ada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh su a tu u sa h a d a n /a ta u kegiatan. 41. Audit L ingkungan H idup adalah evaluasi yang dilakukan u n tu k m enilai k etaatan penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan terh ad ap p ersy aratan h u k u m d an kebijakan yang ditetapkan oleh pem erintah. 42. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki k esam aan ciri iklim, tan ah, air, flora, dan fauna asli, serta pola interaksi m anusia dengan alam yang m enggam barkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. 43. Kearifan lokal adalah nilai-nilai lu h u r yang berlaku dalam ta ta kehidupan m asy arakat u n tu k a n ta ra lain m elindungi d an m engelola lingkungan hidup secara strategis. 44. Setiap orang adalah orang perseorangan a ta u b ad an u sa h a, baik yang berbadan hukum m au p u n yang tidak berbadan hukum. 45. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan oleh Pem erintah D aerah K abupaten Pohuw ato a ta s kelayakan su a tu ren can a u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang wajib AMDAL, UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai p rasy arat u n tu k m em peroleh izin u sa h a d a n /a ta u kegiatan. 46. P em rakarsa adalah penanggungjaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan. 47. Instansi yang berw enang adalah lem baga teknis d aerah yang m em bidangi u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang d irencanakan d an berw enang m enerbitkan izin u sah a. 48. Penyidikan adalah serangkaian tin d akan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pem erintah d aerah K abupaten Pohuw ato, yang selanjutnya d ap at disebut penyidik, u n tu k m encari serta m engum pulkan bukti yang dengan bukti itu m em buat terang tindak p idana di bidang pengendalian dam pak lingkungan hidup d aerah yang terjadi serta m enem ukan tersangkanya.
49. In stansi yang bertanggung jaw ab adalah lem baga teknis d aerah yang bertanggung jaw ab dalam pengendalian dam pak lingkungan. BAB II AS AS,TU JU AN, DAN RUANG LINGKUP B agian K esatu Asas Pasal 2 Perlindungan d an pengelolaan lingkungan hidup d ilak san ak an b erd asark an : a. a sa s tanggung jaw ab negara; b. a sas kelestarian dan keberlanjutan; c. a sa s keserasian dan keseim bangan; d. a sa s keterpaduan; e. a sas m anfaat; f. a sa s kehati-hatian; g. a sa s keadilan; h. a sa s ekoregion; i. a sa s keanekaragam an hayati; j. a sa s pencem ar m em bayar; k. a sa s partisipatif; l. a sa s kearifan lokal; m. a sa s ta ta kelola pem erintahan yang baik; dan n. a sa s otonom i daerah. Bagian K edua T ujuan Pasal 3 Perlindungan d an pengelolaan lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2, b e rtu ju an : a. m elindungi d aerah dari pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan hidup; b. m enjam in keselam atan, k eseh atan d an kehidupan m anusia; c. m enjam in kelangsungan kehidupan m akhluk hidup d an kelestarian ekosistem ; d. m enjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; e. m encapai keserasian, k eselarasan dan keseim bangan lingkungan hidup;
f. m enjam in terpenuhinya keadilan generasi m asa kini dan generasi m asa depan; g. m enjam in p em en u h an dan perlindungan h ak a ta s lingkungan hidup sebagai bagian dari h ak asasi m anusia; h. m engendalikan pem anfaatan sum ber daya alam secara bijaksana; i. m ew ujudkan pem bangunan berkelanjutan; dan j. m engantisipasi isu lingkungan global. Bagian Ketiga R uang Lingkup P a s a l4 Perlindungan d an pengelolaan lingkungan hidup m eliputi : a. P erencanaan; b. Pem anfaatan; c. P engendalian; d. Pem eliharaan; e. Pengaw asan; dan f. Penegakan hukum. BAB III PERENCANAAN Pasal 5 (1) P eren can aan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup d ilak san ak an m elalui ta h a p a n : a. in v en tarisasi lingkungan hidup; b. penetapan wilayah ekoregion; dan c. pen y u su n an RPPLH. Bagian K esatu Inventarisasi Lingkungan Hidup Pasal 6 (1) Inventarisasi lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5 h u ru f a, u n tu k tingkat K abupaten Pohuw ato d ilak san ak an m elalui inventarisasi tingkat wilayah ekoregion;
(2) Inventarisasi lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1), d ilaksanak an u n tu k m em peroleh d ata dan inform asi m engenai sum ber daya alam yang m eliputi : a. potensi d an ketersediaan; b. jen is yang dim anfaatkan; c. b en tu k penguasaan; d. p engetah u an pengelolaan; e. b en tu k k eru sak an ; f. konflik dan penyebab konflik yang tim bul akib at pengelolaan Pasal 7 Inventarisasi lingkungan h idup di tingkat wilayah ekoregion sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat (1), dilakukan u n tu k m en entu k an daya d u k u n g d an daya tam p u n g serta cadangan sum ber daya alam. Bagian Kedua P enetapan W ilayah Ekoregion Pasal 8 (1) Inventarisasi lingkungan hid u p sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat (1), m enjadi d a sa r dalam p enetapan wilayah ekoregion oleh Bupati; (2) p enetap an wilayah ekoregion sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d ilak san ak an dengan m em pertim bangkan k esam aan : a. k arak teristik bentang alam ; b. d aerah aliran sungai; c. iklim; d. flora d an fauna; e. sosial budaya; f. ekonom i; g. kelem bagaan m asyarakat; h. hasil inventarisasi lingkungan hidup Bagian Ketiga P enyusu n an R encana Perlindungan dan Pengelolaan L ingkungan H idup Pasal 9 (1) R encana P erlindungan d an Pengelolan L ingkungan H idup wilayah K abupaten Pohuw ato d itu an g k aa dalam dokum en RPPLH K abupaten Pohuw ato. -11-
(2) P enyusunan RPPLH K abupaten Pohuw ato sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), d isu su n b erd asak an RPPLH Provinsi Gorontalo, iventarisasi tingkat p u la u /k e p u la u a n, d an inventarisasi tingkat ekoregion. (3) P enyusu n an RPPLH sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1), d ilaksanak an dengan m em perhatikan : a. keragam an k arakter dan fungsi ekologis; b. seb aran penduduk; c. seb aran potensi sum ber daya alam ; d. k earifan lokal; e. aspirasi m asyarakat; f. p e ru b a h a n iklim. (4) RPPLH K abupaten Pohuw ato sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m em uat ren can a ten tan g : a. pem anfaatan d a n /a ta u pencadangan sum ber daya alam ; b. pem eliharaan d an perlindungan kualitas d a n /a ta u fungsi lingkungan hidup; c. pengendalian, p em an tau an, serta pendayagunaan d an pelestarian sum ber daya alam ; dan d. ad ap tasi d an m itigasi terh adap p eru b ah an iklim (5) RPPLH K abupaten Pohuw ato sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1), d iatu r dalam P eratu ran D aerah tersendiri. (6) RPPLH K abupaten Pohuw ato sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1), m enjadi d a sa r p e n y u su n an d an d im u at dalam R encana Pem bangunan Ja n g k a Panjang (RPJP) dan R encana P em bangunan Ja n g k a M enengah D aerah (RPJMD). BAB IV PEMANFAATAN Pasal 10 (1) P em anfaatan sum ber daya alam dilakukan b erd asark an RPPLH K abupaten Pohuw ato. (2) Dalam hal RPPLH K abupaten Pohuw ato sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) belum te rsu su n, pem anfaatan sum ber daya alam d ilak san ak an b erd asark an daya d u k u n g d an daya tam pung lingkungan hidup dengan m em perhatikan : a. keberlanjutan proses d an fungsi lingkungan hidup; b. keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; -12- I
c. keselam atan, m u tu hidup, d an kesejahteran m asyarakat (3) Daya d u k u n g d an daya tam pung sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) d itetapkan oleh Bupati; (4) T ata cara p enetap an daya d u k u n g d an daya tam pung lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud p ada ayat (3), berpedom an kepada p e ra tu ran perundang- u n d an g an yang berlaku. BAB V PENGENDALIAN Pasal 11 (1) Pengendalian pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup d ilak san ak an dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m eliputi : a. pencegahan; b. penanggulangan ; dan c. pem ulihan. (3) Pengendalian pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d ilak san ak an oleh pem erintah d aerah dan penanggungjaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan. (4) Pengendalian pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan terh adap : a. m edia lingkungan hidup; dan b. ekosistem (5) Pengendalian pencem aran terh adap m edia lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) h u ru f a terdiri a ta s : a. pengendalian pencem aran air; b. pengendalian pencem aran udara; c. pengendalian pencem aran laut; dan d. pengendalian pencem aran tan ah. (6) Pengendalian k eru sak an lingkungan hidup terh adap ekosistem sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) h u ru f b, terdiri a ta s : a. pengendalian k eru sak an ekoistem m angrove, padang lam u, dan teru m b u karang; b. pengendalian k eru sak an tanah; c. pengendalian k e ru sak a n h u ta n diluar kaw asan h u ta n ; dan d. pengendalian k eru sak an ekosistem lainnya. -13-
(7) Pengendalian pencem aran sebagaim ana dim aksud p ada ayat (5) dan Pengendalian k e ru sak a n sebagaim ana dim aksud pada ayat (6) d iatu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati. Bagian K esatu Pencegahan Pasal 12 (1) Pencegahan m eru p akan salah sa tu bagian dari pengendalian pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan hidup. (2) Pencegahan pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup dilakukan sebelum terjadinya pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup. (3) Pencegahan pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dilakukan dengan in stru m en : a. KLHS; b. ta ta ruang; c. b ak u m u tu lingkungan hidup; d. kriteria b ak u k eru sak an lingkungan hidup; e. dokum en lingkungan yang terdiri dari Amdal, UKL-UPL, d an SPPL f. perizinan; g. in stru m en ekonom i lingkungan hidup; h. anggaran berbasis lingkungan hidup; i. analisis resiko lingkungan hidup; j. au d it lingkungan hidup; dan k. in stru m en lain sesuai dengan k e b u tu h a n d a n /a ta u perkem bangan ilm u pengetahuan. Paragraf 1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pasal 13 (1) Pem erintah d aerah wajib m em buat KLHS u n tu k m em astikan bahw a prinsip p em bangunan berkelanjutan telah m enjadi d a sa r dan terintegrasi dalam p em bangunan su a tu wilayah d a n /a ta u kebijakan, rencana, d a n /a ta u program.
(2) Pem erintah d aerah wajib m elak san ak an KLHS sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ke dalam p e n y u su n an a ta u evaluasi : a. R encana T ata R uang Wilyah (RTRW) beserta ren cana rincinya, R encana P em bangunan Ja n g k a Panjang (RPJP) d an R encana P em bangunan Ja n g k a M enengah (RPJM); b. kebijakan, ren cana d a n /a ta u program yang berpotensi m enim bulkan dam pak d a n /a ta u resiko lingkungan hidup. (3) KLHS d ilaksanak an dengan m ekanism e : a. pengkajian pengaruh kebijakan, ren cana d a n /a ta u program terh ad ap kondisi lingkungan hidup di su a tu wilayah; b. p eru m u san altern atif penyem purnaan kebijakan, ren can a d a n /a ta u program ; dan c. rekom endasi perbaikan u n tu k pengam bilan k e p u tu san kebijakan, ren can a d a n /a ta u program yang m engintegrasikan prinsip pem bangunan berkelanjutan. Pasal 14 KLHS m em uat kajian a n ta ra lain : a. k ap asitas daya d u k u n g d an daya tam pung lingkungan hidup u n tu k pem bangunan; b. perkiraan m engenai dam pak dan resiko lingkungan hidup; c. kinerja la y a n a n /ja sa ekosistem ; d. efisiensi pem anfaatan sum ber daya alam ; e. tingkat k erentan an d an k ap asitas ad ap tasi terh adap p e ru b a h a n iklim; dan f. tingkat k e ta h an a n d an potensi keanekaragam an hayati. Pasal 15 (1) Hasil KLHS sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 m enjadi d a sa r bagi kebijakan, ren can a d a n /a ta u program pem bangunan dalam su a tu wilayah. (2) Apabila hasil KLHS sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m enyatakan bahw a daya d u k u n g d an daya tam pung su d ah terlam paui : a. kebijakan, ren cana d a n /a ta u program pem bangunan terseb u t wajib diperbaiki sesuai dengan rekom endasi KLHS; dan b. segala u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang telah m elam pui daya d u k u n g dan daya tam pung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
Pasal 16 (1) KLHS sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 15 ayat (1) d ilak san ak an dengan m elibatkan m asy arak at dari pem angku kepentingan. (2) K etentuan lebih lan ju t m engenai ta ta cara penyelenggaraan KLHS d iatu r dalam P eratu ran B upati. P a ra g ra f2 T ata R uang Pasal 17 (1) U ntuk m enjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup d an keselam atan m asyarakat, setiap p eren can aan dan ta ta ru an g w ilayah wajib d id asark an pada KLHS. (2) P erencanaan ta ta ru an g w ilayah sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1) ditetapkan dengan m em perhatikan daya d u k u n g d an daya tam pung lingkungan hidup. (3) D alam hal ren can a ta ta ru an g w ilayah telah ditetapkan tetapi belum dilakukan KLHS, KLHS d ap at d ilak san ak an pada tah a p evaluasi R encana T ata R uang W ilayah. Paragraf 3 B aku M utu L ingkungan H idup Pasal 18 (1) Terjadinya pencem aran lingkungan hidup d iu k u r b erd asark an sta n d a r b aku m u tu lingkungan hidup sesuai p e ra tu ra n p eru n d ang-u n d angan yang berlaku. (2) B aku m u tu lingkungan hidup yang m enjadi acu an di wilayah K abupaten Pohuw ato, m eliputi : a. b ak u m u tu air; b. b aku m u tu air lim bah; c. b ak u m u tu u d a ra am bient; d. b ak u m u tu emisi; e. b ak u m u tu gangguan; f. b ak u m u tu lain sesu ai dengan perkem bangan ilm u p engetah u an dan teknologi. -16- I
Paragraf 4 Kriteria B aku K erusakan L ingkungan H idup Pasal 19 (1) U ntuk m en entu k an terjadinya k eru sak an lingkungan hidup, Pem erintah K abupaten Pohuw ato berw enang m enetapkan kriteria b ak u k eru sak an lingkungan hidup. (2) Kriteria b a k u k eru sak an lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), m eliputi : a. kriteria b aku k e ru sak a n ekosistem ; dan b. kriteria b ak u k eru sak an akib at p eru b ah an iklim (3) Kriteria b ak u k eru sak an ekosistem sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) h u ru f a, m eliputi : a. kriteria bak u k eru sak an ta n a h u n tu k produksi biom assa; b. kriteria b ak u k e ru sak a n lingkungan hidup yang b erkaitan dengan k eb ak aran h u ta n d a n /a ta u lahan; c. kriteria b ak u k e ru sak a n ekosistem lainnya sesuai dengan perkem bangan ilm u p engetahuan dan teknologi. (4) Kriteria b ak u k e ru sak a n akibat p eru b ahan iklim sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) h u ru f b, d id asark an pada param eter a n ta ra lain : a. kenaikan tem peratur; b. badai; d a n /a ta u c. kekeringan P aragraf 5 Amdal, UKL-UPL, dan SPPL Pasal 20 (1) Setiap u s a h a d a n /a ta u kegiatan yang berdam pak penting terh ad ap lingkungan hidup wajib memiliki am dal. (2) D am pak penting d itentu k an b erd asark an kriteria: a. besarnya ju m lah p en d u d u k yang akan terk en a dam pak rencana u sa h a d a n /a ta u kegiatan; b. lu as wilayah penyebaran dam pak; c. in tensitas d an lam anya dam pak berlangsung; d. banyaknya kom ponen lingkungan hidup lain yang ak an terkena dam pak; e. sifat kum ulatif dam pak; f. berbalik a ta u tidak berbaliknya dam pak; d a n /a ta u -17-
g. kriteria lain sesuai dengan perkem bangan ilm u p engetah u an dan teknologi. (3) Kriteria u s a h a d a n /a ta u kegiatan yang berdam pak penting yang wajib dilengkapi dengan am dal terdiri ata s : a. p engubahan b en tu k lahan dan bentang alam ; b. eksploitasi sum ber daya alam, baik yang terb a ru k an m au p u n yang tidak terb aru k an ; c. proses d an kegiatan yang secara potensial d a p at m enim bulkan pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup serta pem borosan d an kem erosotan sum ber daya alam dalam pem anfaatannya; d. proses d an kegiatan yang hasilnya d ap at m em pengaruhi lingkungan alam, lingkungan b u a ta n, se rta lingkungan sosial budaya; e. proses d an kegiatan yang hasilnya akan m em pengaruhi pelestarian kaw asan konservasi sum ber daya alam d a n /a ta u perlindungan cagar budaya; f. introduksi jen is tu m b u h -tu m b u h an, hew an d an ja sad renik. g. p em b u atan dan penggunaan b ah an hayati d an non hayati; h. kegiatan yang m em pengaruhi risiko tinggi d a n /a ta u m em pengaruhi p e rta n ah a n daerah; d a n /a ta u i. p en erap an teknologi yang diperkirakan m em punyai potensi besar u n tu k m em pengaruhi lingkungan hidup. Pasal 21 (1) D okum en AMDAL sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 20 ayat (1), d isu su n oleh p erm rak arsa p ada tah ap p erencan aan su a tu u sa h a d a n /a ta u kegiatan dengan d ib an tu oleh penyusu n dokum en Amdal. (2) Sistem atika p e n y u su n an Amdal berpedom an pada p e ra tu ran perundangu n d angan yang m engatur m engenai Amdal. (3) P enyusun dokum en Amdal sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1), wajib memiliki sertifikat kom petensi penyusu n dokum en am dal. (4) Sertifikat kom petensi p enyusu n Amdal sebagaim ana dim aksud pada ayat (2), diterbitkan oleh lem baga sertifikasi kom petensi penyusu n dokum en Amdal sesuai dengan k eten tu an p erundang-undangan. -18- H
Pasal 22 (1) D okum en AMDAL dinilai oleh Komisi Penilai Amdal yang berlisensi. (2) Komisi Penilai Amdal wajib memiliki lisensi yang diterbitkan oleh Bupati. (3) D alam hal Komisi Penilai Amdal K abupaten belum memiliki lisensi, m aka penilaian Amdal d a p at dilim pahkan ke Komisi Penilai Amdal Propinsi d a n /a ta u P u sat yang memiliki lisensi. (4) T ata cara pem berian lisensi kom isi penilai am dal berpedom an p ada k e ten tu an p eru n d ang-u n d angan yang berlaku. Pasal 23 (1) D alam hal ren cana u sa h a d a n /a ta u kegiatan tidak sesuai dengan ren cana ta ta ruang, dokum en Amdal tidak d ap at dinilai d an wajib dikem balikan kepada pem rakarsa. (2) Dalam hal ren cana u sa h a d a n /a ta u kegiatan sesuai dengan ren cana ta ta ruang, tetapi b erd asark an hasil sidang Komisi Penilai Amdal, dinyatakan tidak layak, m aka sidang Komisi Penilai Amdal m enerbitkan k e p u tu san ketidaklayakan lingkungan. (3) D alam hal ren cana u sa h a d a n /a ta u kegiatan sesuai dengan ren cana ta ta ru an g dan b erd asark an hasil sidang Komisi Penilai Amdal m enerbitkan k e p u tu san kelayakan lingkungan. Pasal 24 (1) D okum en Amdal sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 20 ayat (1) d isu su n oleh pem rakarsa dengan m elibatkan m asyarakat. (2) Pelibatan m asy arak at h a ru s dilakukan b erd asark an prinsip pem berian inform asi yang tra n sp a ra n d an lengkap serta d ib eritah u k an sebelum kegiatan dilaksanakan. (3) M asyarakat sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m eliputi : yang terkena dam pak, pem erhati lingkungan hidup d a n /a ta u yang terpengaruh a ta s segala b en tu k k e p u tu san dalam proses Amdal. (4) T ata cara pelibatan m asy arakat dalam proses Amdal berpedom an pada k etentu an p eru n d an g -u n d an g an yang berlaku.
Pasal 25 (1) K eanggotaan Komisi Penilai Amdal sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 22 terdiri a ta s wakil dari u n s u r : B adan Lingkungan H idup K abupaten Pohuw ato, in stan si teknis terkait, pakar di bidang p engetah u an yang terkait dengan jen is u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang sedang dikaji, p akar di bidang p engetah u an yang terkait dengan dam pak yang tim bul dari su a tu u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang sedang dikaji, wakil dari m asy arakat yang berpotensi terk en a dam pak d an organisasi lingkungan hidup. (2) D alam m elaksanakan tugasnya, Komisi Penilai Amdal d ib an tu oleh tim teknis yang terdiri a ta s p akar independen yang m elakukan kajian teknis d an sekretariat yang dibentuk u n tu k itu. (3) Komisi Penilai Amdal, Tim Teknis, d an S ekretariat Komisi Penilai Amdal K abupaten d itetapkan oleh Bupati. (4) B erdasarkan hasil penilaian Komisi Penilai Amdal, B upati m enetapkan k e p u tu sa n kelayakan a ta u ketidaklayakan lingkungan hidup. Pasal 26 (1) S eluruh pem biayaan dalam p e n y u su n an dokum en AMDAL d an UKL-UPL dibebankan kepada pem rakarsa. (2) B esarnya pem biayaan dalam p en y u su n an dokum en AMDAL d an UKL-UPL dan penilaiannya b erd asark an sta n d a r biaya u m u m daerah. Pasal 27 (1) Setiap u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang tidak term asu k dalam kriteria wajib am dal m aka wajib mem iliki UKL-UPL. (2) B upati m enetapkan setiap jen is u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL dan setiap jenis u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib m em buat su ra t p ernyataan kesanggupan pengelolaan d an p e m an tau an lingkungan hidup (SPPL). (3) P enetapan setiap u sa h a d a n /a ta u kegiatan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) dilakukan b erd asark an kriteria : tidak term asu k dalam kategori berdam pak penting d an kegiatan u sa h a m ikro d an kecil. (4) K etentuan lebih lan ju t m engenai UKL-UPL dan su ra t pernyataan kesanggupan pengelolaan (SPPL) dan p em an tau an lingkungan hidup d iatu r dengan P eratu ran Bupati.
Pasal 28 (1) Setiap ren can a u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang tidak diw ajibkan u n tu k memiliki dokum en am dal a ta u dokum en ukl-upl, wajib m em buat SPPL. (2) T ata cara pengajuan SPPL d iatu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati. Paragraf 6 Perizinan Pasal 29 Setiap u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang wajib memiliki Amdal a ta u UKL- UPL wajib memiliki : a. Izin lingkungan b. Izin Perlindungan d an Pengelolaan Lingkungan H idup Pasal 30 (1) Setiap orang yang ak an m elakukan u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang m em anfaatkan sum ber daya alam, wajib m engajukan perm ohonan tertulis kepada B upati yang tem b u san n y a ke B adan Lingkungan H idup dengan m elam pirkan dokum en Amdal a ta u UKL-UPL. (2) Izin lingkungan sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1) diterbitkan b erd asark an k e p u tu san kelayakan lingkungan hidup d a n /a ta u rekom endasi p ersetu ju an UKL-UPL (3) T ata cara penerbitan Izin lingkungan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d iatu r lebih lan ju t dengan P eraturan Bupati. Pasal 31 (1) Izin lingkungan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 30 ayat (2) d ap at dibatalkan apabila : a. p ersy aratan yang diajukan dalam perm ohonan izin m engandung cacat hukum, kekeliruan, penyalahgunaan serta k etidakbenaran d a n /a ta u pem alsu an d a ta dokum en d a n /a ta u inform asi; b. penerbitannya ta n p a m em enuhi syarat sebagaim ana tercan tu m dalam k e p u tu sa n kom isi ten tan g kelayakan lingkungan hidup a ta u rekom endasi UKL-UPL; a ta u c. kew ajiban yang d itetap k an dalam dokum en am dal a ta u UKL-UPL tidak d ilaksanak an oleh penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan.
Pasal 32 Selain k eten tu an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 31, izin lingkungan d ap at dibatalkan m elalui k e p u tu sa n Pengadilan T ata U saha Negara. Pasal 33 (1) B upati sesuai dengan kew enangannya wajib m engum um kan setiap perm ohonan d an kep u tu san izin lingkungan. (2) P engum um an sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan m elalui m edia m assa. Pasal 34 (1) Izin lingkungan m eru p akan p ersv aratan u n tu k m em peroleh izin u sa h a d a n /a ta u kegiatan. (2) D alam hal u sa h a izin lingkungan dicabut, izin u sa h a d a n /a ta u kegiatan dibatalkan. (3) D alam hal u sa h a d a n /a ta u kegiatan m engalam i p eru b ahan, penanggungjaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan wajib m em perbarui izin lingkungan. Pasal 35 (1) Pem egang izin lingkungan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 wajib m enyediakan d a n a penjam inan u n tu k pem ulihan fungsi lingkungan hidup. (2) D ana penjam inan disim pan di b ank pem erintah yang d itu n ju k oleh B upati sesuai dengan kew enangannya. (3) B upati sesuai dengan kew enangannya d ap at m enetapkan pihak ketiga u n tu k m elakukan fungsi pem ulihan lingkungan hidup dengan m enggunakan d a n a penjam in dan berpedom an pada k eten tu an p eru n d ang-u n d angan yang berlaku. Pasal 36 (1) Izin Perlindungan d an Pengelolaan L ingkungan H idup m eliputi : a. Izin Pem buangan Air Lim bah Ke S um ber Air; b. Izin P em anfaatan Air Lim bah u n tu k Aplikasi Pada T anah; c. Izin Penyim panan S em entara Limbah B3; d. Izin P engum pulan Lim bah B3; (2) T ata cara perizinan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup d iatu r lebih lan ju t dengan P eraturan B upati
Paragraf 7 Instrum en Ekonomi Lingkungan Hidup Pasal 37 (1) D alam ran g k a m elestarikan fungsi lingkungan hidup, Pem erintah K abupaten Pohuw ato wajib m engem bangkan d an m enerapkan in stru m en ekonom i lingkungan hidup. (2) In stru m en ekonom i lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m eliputi : a. p erencan aan pem bangunan dan kegiatan ekonomi; b. p endan aan lingkungan hidup; dan c. insentif d a n /a ta u disinsentif. Pasal 38 (1) In stru m en p eren can aan pem bangunan d an kegiatan ekonom i sebagaim ana dim akasud dalam Pasal 37 ayat (2) h u ru f a, m eliputi : a. n eraca sum ber daya alam d an lingkungan hidup; b. p en y u su n an produk dom estik bruto dan produk dom estik regional bruto yang m encakup p enyusu tan sum ber daya alam d an k eru sak an lingkungan hidup; c. m ekanism e kom p en sasi/im b al ja s a lingkungan hidup daerah; dan d. internalisasi biaya lingkungan hidup. (2) Instrum en p en d an aan lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 37 ayat (2) h u ru f b, m eliputi : a. d ana jam in an pem ulihan lingkungan hidup; b. d a n a penanggulangan pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n dan pem ulihan lingkungan hidup; dan c. d a n a am anah / b a n tu a n u n tu k konservasi. (3) Insentif d a n /a ta u disinsentif sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 37 ayat (2) h u ru f c, a n ta ra lain diterapkan dalam b en tu k : a. pengadaan barang dan ja s a yang ram ah lingkungan; b. p en erap an pajak, retribusi, dam subsidi lingkungan hidup; c. pengem bangan sistem lem baga keuangan dan p a sar m odal yang ram ah lingkungan hidup; d. pengem bangan sistem perdagangan izin pem buangan lim bah d a n /a ta u em isi; e. pengem bangan sistem pem bayaran ja s a lingkungan hidup; dan f. pengem bangan a su ran si lingkungan hidup; - 23 -
g. pengem bangan sistem label ram ah lingkungan hidup; dan h. sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan d an pengelolaan lingkungan hidup. (4) K etentuan lebih lan ju t m engenai in stru m en ekonom i lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 37 berpedom an kepada p e ra tu ra n p eru n d an g -u n d an g an yang berlaku. Paragraf 8 A nggaran B erbasis L ingkungan H idup Pasal 39 (1) Pem erintah K abupaten Pohuw ato dan DPRD wajib m engalokasikan anggaran yang m em adai u n tu k m em biayai : a. kegiatan perlindungan d an pengelolaan lingkungan hidup; b. program pem bangunan yang berw aw asan lingkungan hidup; (2) Selain k etentu an sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1), dalam rangka pem ulihan kondisi lingkungan hidup yang kualitasn y a telah m engalam i pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n pada sa a t P eratu ran D aerah ini ditetapkan, Pem erintah K abupaten Pohuw ato wajib m engalokasikan anggaran u n tu k pem ulihan lingkungan hidup. P aragraf 9 Analisis Resiko L ingkungan Hidup Pasal 40 (1) Setiap u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang berpotensi m enim bulkan dam pak penting terh ad ap lingkungan hidup, ancam an terh ad ap ekosistem dan kehidupan, d a n /a ta u k eseh atan d an k eselam atan m an u sia wajib m elakukan analisis resiko lingkungan hidup. (2) Analiis resiko lingkungan hidup sebagaim ana dim kasud p ada ayat (1) m eliputi : a. pengkajian resiko; b. pengelolaan resiko; d a n /a ta u c. kom unikasi resiko (3) K etentuan lebih lan ju t m engenai analisis resiko lingkungan hidup berpedom an kepada p e ra tu ran p eru n d ang-undangan. -24- /
P a ra g ra f10 Audit Lingkungan Hidup Pasal 41 (1) Pem erintah K abupaten Pohuw ato m endorong penanggungjaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan u n tu k m elakukan audit lingkungan hidup dalam rangka m eningkatan kinerja lingkungan hidup. (2) K etentuan lebih lan ju t m engenai au d it lingkungan berpedom an kepada p e ra tu ran p erundang-undangan. Bagian Kedua Penanggulangan Pasai 42 (1) Penanggulangan m eru p ak an salah sa tu bagian dari pengendalian pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan hidup. (2) Setiap orang yang m elakukan pencem aran d a n /a ta u p eru sak an lingkungan hidup wajib m elakukan penanggulangan pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup. (3) Penanggulangan pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan dengan : a. pem berian inform asi peringatan pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup kepada m asyarakat; b. pengisolasian pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup; c. penghentian sum ber pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup; d a n /a ta u d. cara lain yang sesuai dengan perkem bangan ilm u p engetah u an dan teknologi. (4) K etentuan lebih lan ju t m engenai ta ta cara penanggulangan pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan hidup berpedom an kepada p e ra tu ran p eru ndang-undangan. Bagian Ketiga Pem ulihan Pasal 43 (1) Pem ulihan m eru p ak an salah sa tu bagian dari pengendalian pencem aran d a n /a ta u k eru sak an lingkungan hidup. -25- l
(2) Setiap orang yang m elakukan pencem aran d a n /a ta u p eru sak an lingkungan hidup wajib m elakukan pem ulihan fungsi lingkungan hidup. (3) Pem ulihan fungsi lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud p ada ayat(l) dilakukan dengan ta h a p an : a. penghentian sum ber pencem aran d an pem bersihan u n s u r pencem ar; b. rem ediasi; c. reh ab ilitasi; d. restorasi ;d a n /a ta u e. cara lain yang sesu ai dengan perkem bangan ilm u p engetah u an dan teknologi. (4) K etentuan lebih lan ju t m engenai ta ta cara pem ulihan fungsi lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) berpedom an kepada p e ra tu ra n p eru n d ang-undangan. BAB VI PEMELIHARAAN Pasal 44 (1) Pem eliharaan lingkungan hidup dilakukan m elalui upay a : a. konservasi sum ber daya alam ; b. pencadangan sum ber daya alam ; dan c. pelestarian fungsi atm osfir (2) Konservasi sum ber daya alam sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f a, m eliputi kegiatan : a. perlindungan sum b er daya alam ; b. pengaw etan sum ber daya alam ; dan c. pem anfaatan secara lestari sum ber daya alam. (3) P encadangan sum ber daya alam sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) h u ru f b m eru p akan sum b er daya alam yang tidak d ap at dikelola dalam jan g k a w aktu tertentu. (4) Pelestarian fungsi atm osfir sebagaim ana dim aksud p ada ayat (1) h u ru f c m eliputi : a. upaya m itigasi d an adap tasi p e ru b a h a iklim; b. upaya perlindungan lapisan ozon: dan c. upaya perlindungan terh ad ap h u jan asam. (5) K etentuan lebih lan ju t m engenai konservasi d an pencadangan sum ber daya alam serta pelestarian fungsi lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d iatu r dengan P eratu ran Bupati.
BAB VII PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SERTA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN Bagian K esatu Pengelolaan B ahan B erbahaya B eracun Pasal 45 Setiap orang yang m em asu k k an kedalam wilayah K abupaten Pohuw ato, m enghasilkan, m engangkut, m engedarkan, m enyim pan, m em anfaatkan, m em buang, m engolah, d a n /a ta u m enim bun B3 wajib m elakukan pengelolaan B3. Bagian K edua Pengelolaan Lim bah B ahan B erbahaya dan B eracun Pasal 46 (1) Setiap orang yang m enghasilkan lim bah B3 wajib m elakukan pengelolaan lim bah B3 wajib m elakukan pengelolaan lim bah B3 yang dihasilkannya. (2) D alam hal B3 sebagaim ana dim aksud dalam pasal 45 telah kadalu arsa, pengelolaannya m engikuti k eten tu an pengelolaan lim bah B3. (3) D alam hal setiap orang tidak m am pu m elakukan sendiri pengelolaan lim bah B3, pengelolaannya d iserah k an kepada pihak lain. (4) Pengelolaan lim bah B3 wajib m en d ap at izin dari B upati Pohuw ato berpedom an p ada p e ra tu ran p eru n d ang - u n d an g an yang berlaku. (5) B upati Pohuw ato wajib m en can tu m k an persyaratan lingkungan hidup yang h a ru s dipenuhi d an kew ajiban yang h a ru s dipatuhi pengelola lim bah B3 d alam izin. (6) K eputusan pem berian izin wajib dium um kan. (7) K etentuan lebih lan ju t m engenai pengelolaan B3 d an perizinannya d iatu r dalam P eratu ran B upati. Pasal 47 Penaggulangan d an pem ulihan fungsi lingkungan hidup akib at pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan hidup yang disebabkan lepas a ta u tu m p ahnya lim bah B3 ke m edia lingkungan hidup dilakukan oleh penghasil, pengum pul, pengangkut, pengolah, pem anfaat, d a n /a ta u penim bun.
BAB VIII SISTEM INFORMASI Pasal 48 (1) Pem erintah K abupaten m engem bangkan sistem inform asi lingkungan hidup u n tu k m endukung p elaksanaan dan pengem bangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (2) Sistem inform asi lingkungan hidup dilakukan secara terp adu dan terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada m asyarakat. (3) Sistem inform asi lingkungan hidup paling sedikit m em uat inform asi m engenai sta tu s lingkungan hidup, peta raw an lingkungan hidup, dan inorm asi lingkungan hidup lain. (4) K etentuan lebih lan ju t m engenai sistem inform asi lingkungan hidup berpedom an kepada p e ra tu ran p eru n d ang-undangan. BAB IX TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAERAH Pasal 49 Dalam penyelenggaraan lingkungan hidup skala K abupaten, Pem erintah K abupaten Pohuw ato berw enang : a. m enetapkan kebijakan di bidang lingkungan hidup; b. m enetapkan dan m elaksanakan kebijakan m engenai kajian lingkungan hidup strategis; c. m enetapkan dan m elaksanakan kebijakan m engenai RPPLH; d. m enetapkan dan m elaksanakan kebijakan m engenai Amdal, UKL-UPL, dan SPPL; e. m enyelenggarakan inventarisasi sum ber day a alam dan emisi gas rum ah kaca; f. m enyelenggarakan in v en tarisasi d an identifikasi su m b e r pencem ar; g. m engem bangkan d an m elaksanakan kerjasam a dan kem itraan di bidang lingkungan; h. m engem bangkan dan m enerapkan instrum en lingkungan hidup; i. m engkoordinasikan d an m elak san ak an pengendalian p en cem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan hidup;
j. m em fasilitasi penyelesaian sengketa lingkungan; k. m elakukan pem binaan dan pengaw asan ketaatan penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan terh ad ap k eten tu an perizinan lingkungan dan p eratu ran perundang-undangan; l. m elaksanakan standar pelayanan paling sedikit; m. m elaksanakan kebijakan m engenai tata cara pengakuan keberadaan kearifan lokal yang terk ait dengan perlindungan d an pengelolaan lingkungan hidup; n. mengelola inform asi lingkungan hidup; o. m engem bangkan dan m elaksanakan kebijakan sistem inform asi lingkungan hidup; p. m em berikan pendidikan, pelatihan, pem binaan, d an p engharg aan ; q. m enerbitkan izin lingkungan; dan r. m elakukan penegakan h u k u m lingkungan hidup. BAB X HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian K esatu Hak Pasal 50 (1) Setiap orang berhak a ta s lingkungan hidup yang baik d an seh at sebagai bagian dari h ak asasi m anusia. (2) Setiap orang berh ak m en d ap atk an pendidikan lingkungan hidup, ak ses inform asi, akses partisipasi dan akses keadilan dalam m em enuhi h ak a ta s lingkungan yang baik d an sehat. (3) Setiap orang berh ak m engajukan u su l d a n /a ta u k eb eratan terh adap ren can a u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang diperkirakan d ap at m enim bulkan dam pak terh adap lingkungan hidup. (4) Setiap orang berh ak u n tu k berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan p e ra tu ran p erundang-undangan. (5) Setiap orang b erh ak m elakukan pengaduan akibat d u gaan pencem aran d a n /a ta u p e ru sak a n lingkungan hidup.
Pasal 51 Setiap orang yang m em perjuangkan h ak a ta s lingkungan h idup yang baik dan se h at tidak d a p at d itu n tu t secara p idana m au p u n digugat secara perdata. Bagian K edua Kewajiban Pasal 52 Setiap orang berkew ajiban m em elihara kelestarian fungsi lingkungan hidup hidup. serta m engendalikan pencem aran d a n /a ta u k e ru sak a n lingkungan Pasal 53 Setiap orang yang m elakukan u s a h a d a n /a ta u kegiatan berkew ajiban: a. m em berikan inform asi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, ak u ra t, terbuka, d an tep at w aktu; b. m enjaga k eberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan c. m enaati k e ten tu an ten tan g b ak u m u tu lingkungan hid u p d a n /a ta u kriteria b ak u k e ru sak a n lingkungan hidup; (1) Setiap orang dilarang : B agian Ketiga L arangan Pasal 54 a. m elakukan p e rb u a tan yang m engakibatkan pencem aran d a n /a ta u p e ru sak a n lingkungan hidup; b. m em asu k k an B3 yang dilarang m en u ru t P eratu ran Perundang- u n d an g an ke dalam daerah; c. m em asu k k an lim bah yang berasal dari lu ar d aerah ke m edia lingkungan hidup daerah. d. m em asu k k an lim bah B3 ke dalam daerah; e. m em buang lim bah ke m edia lingkungan hidup; f. m em buang B3 d an lim bah B3 ke m edia lingkungan hidup; g. m elepaskan produk rekayasa genetik ke m edia lingkungan hidup yang bertentangan dengan P eratu ran P erundang-undangan a ta u izin lingkungan; -30-